Anda di halaman 1dari 34

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA

PRA REMAJA DI SDN SEJAHTERA I DAN IV


KOTA BANDUNG
2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan


Pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun Oleh:

AYU NOVIANTI
P17320112011

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

2015
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA
REMAJA DI SDN SEJAHTERA I DAN IV
KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan


Pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun Oleh:

AYU NOVIANTI
P17320112011

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

2015

i
GAMBARAN KETADIAN A}IEMIA PADAANAK USIA PRA REMAIA
DI SDN SE.IAIITERA I DAN TV KOTA BAhIDI.'NG
2015

' Di$u$m oleh :


-_---
AYU M)VIANTI
, tlIM. P173An12011

KTI ini telah disetujui, diperiksa dan dpertahmkan di hadapaa Dewan pengdi
, , ?,adatanggal,30 JuIi 2015

Kefira Peuguji Anggota Penguji

NIP- I 9730621 1 999CI31000 NIP. t 96308 13 198603200 r

Meqet$ui
5g[e Juusan Keperawafan Bardtrng
Kementian Kerehahn RI Bandtmg

r,\
v]\
\t)s--*-lgF-t
7
r91993031001
---'jl-i:r :'ti.'_: --
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

" Allahakan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu


dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(QS. Al-Mujadalah ayat:11)

“The best pleasure in life is doing what people say you cannot do.”
“Kenikmatan terbaik di dalam hidup adalah melakukan apa yang
orang katakan kamu tidak bisa lakukan”

Atas izin Allah Azza wa Jalla....

Kupersembahkan tulisan sederhana ini untuk,


Keluarga tercinta: Mamah, Papah, Kakakku
Dan adik-adikku serta Keluarga lainnya
Dukungan dan semangat serta Do’a dari mereka semua lah
hingga kini saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Tak lupa juga untuk sahabat-sahabat yang telah
menjadi penyemangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Terakhir terima kasihku untuk Dosen Pembimbing yang telah dengan
sabar membimbing dan membantu penyusunan karya ini dari awal
hingga selesai.
Terimakasih banyak untuk kelas A yang selalu mendukung
dan berjalan bersama-sama untuk mencapai kesuksesan masa depan.
Semoga kita dapat meraih kesuksesan masing-masing dan dapat
menjadi
generasi penerus bangsa yang sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
Aamiin.
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Bandung, Juli 2015
Ayu Novianti, P17320112011

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK


USIA PRA REMAJA DI SDN SEJAHTERA I & IV
KOTA BANDUNG

ABSTRAK

x, 41 hal, v bab, 1 bagan, 5 tabel, 8 lampiran

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh periode pra remaja usia 10-12 tahun yang
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dua kali lipat lebih cepat dari
sebelumnya, hal ini beresiko terjadinya anemia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kejadian anemia pada anak usia pra remaja di SDN
Sejahtera I & IV Kota Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 436 orang. Teknik sampling yang
digunakan yaitu proportionale stratified random sampling sebanyak 81 orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengunakan alat Nesco
Multi Check Pemeriksaan Hemoglobin yang sudah terstandar oleh Kemenkes
tahun 2010. Proses analisa menggunakan analisa univariat distribusi frekuensi.
Hasil dari penelitian ini bahwa sebagian responden anak (80,2%) tidak mengalami
anemia dan sebagian kecil responden anak (19,8%) mengalami anemia. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
para guru dan orangtua agar memperhatikan anaknya mengenai asupan nutrisi
yang baik dan bergizi sehingga terhindar dari kejadian anemia.

Kata Kunci: anak pra remaja, kejadian anemia


Daftar pustaka: 29 buah (1999 – 2014)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang atas

berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis telah diberi kemampuan dan kekuatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Gambaran Kejadian Anemia pada anak usia pra remaja di SDN Sejahtera I dan

IV Kota Bandung tahun 2015”

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Bandung.

Proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarief, MKM, selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Bandung.

2. Bapak H. Ali Hamzah, S.Kp. MNS, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung

3. Bapak H. Sugianto SKM Mkep, selaku pembimbing akademik di Program

Studi Keperawatan Bandung

4. Ibu Hj. Henny Cahyaningsih, S. Kp., M. Kes., AIFO., selaku pembimbing

Karya Tulis Ilmiah ini yang telah senantiasa meluangkan waktunya dan

iv
memberikan ilmunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan

memotivasi saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

5. Kepala Sekolah dan staf SDN Sejahtera I dan IV yang sudah membantu

dan mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian .

6. Kedua Orang tuaku yang tercinta : Carip Hidayat S.Pd & Eulis Atikah

Serta Kakak dan kedua Adiku yang tiada henti memberikan doa, semangat

dan kasih sayang serta materi.

7. Staf dosen, perpustakaan serta seluruh staf di Prodi Keperawatan Bandung

8. Sahabat terbaikku Marsha, Riry, Astri, Gusni, Ika, Rizki A, Saniy, Pertiwi,

Chintya yang selalu menyemangati dan mendukung untuk penyusunan

KTI ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan, khususnya tingkat III-A yang selalu

menyemangati penulis selama menyelesaikan KTI ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan secara moril, materil dan spiritual

dijadikan pahala oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal.

Manusia bukanlah makhluk sempurna, senantiasa punya salah dan khilaf. Oleh

karena itu, penulis sangat berharap para pembaca mau memberikan saran dan

kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah yang akan datang. Demikian Karya Tulis Ilmiah ini penulis buat dan

semoga ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juli 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN .................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7


2.1 Landasan Teori..................................................................... 7
2.1.1 Konsep Anemia ......................................................... 7
a. Pengertian Anemia .............................................. 7
b. Kriteria Anemia ................................................... 7
c. Derajat Anemia.................................................... 8
d. Patofisiologi Anemia ........................................... 9
e. Tanda Gejala Anemia .......................................... 10
f. Penyebab Anemia ................................................ 12
g. Dampak Anemia .................................................. 13
h. Pencegahan Anemia ............................................ 13
i. Penatalaksanaan Anemia ..................................... 14
2.1.2 Karakteristik Pra Remaja ........................................... 15
a. Pengertian ............................................................ 14
b. Pertumbuhan dan Fisiologi Pra Remaja ............... 17
c. Pemenuhan Gizi Pra Remaja................................ 18
d. Menstruasi Pra Remaja Putri................................ 20
2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 22


3.1 Desain Penelitian.................................................................. 22
3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ..................... 22
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 23
3.3.1 Lokasi dan waktu Penelitian ..................................... 23
3.3.2 Populasi Penelitian .................................................. 24

vi
3.3.3 Sampel Penelitian ...................................................... 24
3.3.4 Teknik Sampling ...................................................... 25
3.4 Pengumpulan Data .............................................................. 26
3.4.1 Instrumen Penelitian ................................................ 26
a. Uji Alat............................................................... 27
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 28
3.5 Analisis Data ........................................................................ 29
3.5.1 Editing ....................................................................... 29
3.5.2 Coding ....................................................................... 29
3.5.3 Entry Data ................................................................. 29
3.5.4 Cleaning .................................................................... 30
3.6 Etika Penelitian .................................................................... 31
3.6.1 Inform Consent ......................................................... 31
3.6.2 Anonimity (tanpa nama) ............................................ 31
3.6.3 Confidentiality (kerahasiaan) ..................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 33


4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 33
4.1.1 Karakteristik Responden .......................................... 33
4.1.2 Gambaran Prevalensi Anemia Pada Anak Usia
Pra Remaja ............................................................... 34
4.1.3 Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan
karakteristik responden ............................................. 34
4.2 Pembahasan ......................................................................... 34
4.2.1 Gambaran Kejadian Anemia pada anak usia pra
Remaja berdasarkan Status Anemia .......................... 35
4.2.2 Gambaran Kejadian Anemia pada anak usia pra
Remaja berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 37

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................. 39


5.1 Simpulan .............................................................................. 39
5.2 Rekomendasi ....................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konsep................................................................. 21

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran


………………………………………………………...… 23
Tabel 4.1 Karakteristik Anak Usia Pra Remaja di SDN Sejahtera I & IV Kota
Bandung berdasarkan jenis kelamin
………………………………………………………...… 33
Tabel 4.2 Distribusi kejadian Anemia pada Anak Usia Pra Remaja di SDN
Sejahtera I & IV Kota Bandung
……………………………….…………………………. 34
Tabel 4.3 Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan status anemia pada Anak usia

Pra Remaja di SDN Sejahtera I & IV Kota Bandung


34
……………………………….………………………….

Tabel 4.4 Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan Jenis Kelamin pada Anak

usia Pra Remaja di SDN Sejahtera I & IV Kota Bandung


35
……………………………….………………………….

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pemeriksaan Hb


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan Hb
Lampiran 6 Hasil Analisis Penelitian
Lampiran 7 Lembar Bimbingan Konsul
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kuantitas dan kualitas dari generasi

muda. Pemuda adalah individu yang secara fisik dan secara psikologis sedang

mengalami perkembangan, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia

pembangunan saat ini dan masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan

menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut

sebagai young people dengan batas usia 10-22 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun

disebut adolescence atau remaja.

Menurut Papalia dan Olds (2010), masa pra remaja (adolescence) yang pada

umumnya dimulai pada usia 10 - 12 tahun ini adalah satu tahapan dalam

pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan masa transisi dari tahap

anak-anak ke tahap dewasa. Pada masa pra remaja terjadi peningkatan kecepatan

pertumbuhan yang dikenal sebagai growth spurt. Terjadinya growth spurt ini juga

berkaitan dengan pengaruh hormon , kognitif, dan perubahan emosi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia sebanyak

233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24

tahun. Sedangkan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah

penduduk di Jawa Barat adalah 44.548.431 jiwa atau 18,24% dengan jumlah pra

remaja usia 10-14 tahun 4.117.700 jiwa.

1
2

Secara keseluruhan pertumbuhan pada usia pra remaja akan memiliki sifat

yang energik yang menyebabkan akifitas fisik tubuh meningkat dan energi yang

dikeluarkan sangat tinggi sehingga banyak persoalan yang akan dihadapi

berkaitan dengan pertumbuhan tersebut khususnya permasalahan dengan gizi.

Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang dihadapi pra remaja tersebut saling

berkaitan satu sama lain dan diperlukan penanganan yang terpadu dan

menyeluruh. Adapun masalah-masalah gizi yang biasa dialami pada fase pra

remaja salah satunya adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar

hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal, Almatsier dalam Tarwoto, dkk

(2009).

Jenis-jenis Anemia yaitu Anemia Deisiensi fe, Anemia Defisiensi asam folat,

Anemia hemolitik dan Anemia Aplastik. Salah satu kasus Anemia yang sering

terjadi di Indonesia yaitu Anemia Defisiensi fe. Anemia defisiensi fe adalah

kondisi dimana kandungan besi tubuh total menurun dibawah kadar normal.

Penyebabnya adalah kekurangan nutrisi, penyakit kronis dan kehilangan darah

yang berlebihan (lutter, 2008).

Anemia defisiensi fe merupakan Anemia yang rawan diderita oleh pra

remaja putri. Karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi setiap

bulannya, di mana kehilangan zat besi ±1,3 mg per hari, remaja putri biasanya

ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan lebih rendah dari

pria. Pra remaja putra dan putri lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang

kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga

kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi, lalu setiap hari manusia kehilangan
3

zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja) (Mahfudz dkk,

2009).

Anemia defisiensi fe sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di

seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan diperkirakan 30 persen

penduduk dunia menderita anemia (Republika, 2008). Di Indonesia, prevalensi

anemia masih cukup tinggi. Data dari Riskesdas (2009) di mana didapatkan

penderita anemia berjumlah 33,7% di Jawa Barat 14,7%. Sedangkan menurut

analisis Permaesih (2009) prvalensi anemia pra remaja usia 10-19 tahun sebesar

25,5 % dengan perincian pra remaja putra 21% dan pra remaja putri 30%.

Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2009) dampak dari

anemia pada anak pra remaja akan mengakibatkan menurunnya produktivitas

kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah karena tidak adanya gairah belajar

dan konsentrasi. Anemia juga dapat menggangu pertumbuhan di mana tinggi dan

berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun

sehingga mudah terserang penyakit. Anemia juga dapat menyebabkan

menurunnya produksi energi dan akumulasi laktat dalam otot.

Periode anak usia pra remaja yakni periode dimana proses pertumbuhan

berlanjut dari masa pertumbuhan sebelumnya. Pada fase ini, diperlukannya

cadangan nutrisi dengan optimal untuk menghadapi masa pubertas yaitu masa

menstruasi pada pra remaja putri. Selain itu masa pra remaja merupakan fase

dimana aktifitas berlangsung sangat dinamis dan aktif, terutama remaja pria yang

aktifitas motoriknya sangat menonjol sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang

memadai (Tarwoto, 2009).


4

Hasil studi pendahuluan wawancara pada tanggal 2 April 2015 degan pihak

puskesmas Sukajadi diperoleh informasi bahwa di wilayah kerja puskesmas

tersebut telah dilakukan pemeriksaan conjungtiva pada anak sekolah, dari

pemeriksaan tersebut di dapatkan hasil 15% dari seluruh anak yang di periksa

memiliki conjungtiva pucat, namun pihak puskesmas mengatakan belum

melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dengan pemeriksaan darah untuk melihat

nilai Hb pada anak tersebut. Menurut hasil wawancara dengan salah satu staff

sekolah mengatakan, siswanya belum pernah dilakukan pemeriksaan darah yang

terkait dengan masalah Anemia .

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SDN Sejahtera kepada 10 orang

siswa kelas 4 dan 10 orang siswa kelas 5, didapatkan bahwa 2 orang siswa kelas 4

dan 3 orang siswa kelas 5 mengalami conjungtiva pucat. Setelah di wawancara

mereka juga mengatakan jarang sarapan dirumah, kadang mengeluh pusing dan

lemas.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti “Gambaran kejadian

anemia yang terjadi pada anak pra remaja di Sekolah Dasar Negeri I & IV Kota

Bandung tahun 2015”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kejadian Anemia di

SD Negeri Sejahtera I dan IV tahun 2015?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian

Anemia yang terjadi pada anak pra remaja di Sekolah Dasar Negeri Sejahtera

I&IV Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Kejadian Anemia pada anak usia pra remaja berdasarkan

status anemia

b. Mengidentifikasi Kejadian Anemia pada anak usia pra remaja berdasarkan

jenis kelamin

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi SDN Sejahtera I dan IV Bandung

Dapat menyediakan sarana dan prasarana seperti bahan bacaan/leaflet bagi

siswa laki-laki dan perempuan untuk meningkatkan pengetahuan dan prilaku


6

siswa mengenai kejadian Anemia , serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam

membantu meningkatkan kepedulian siswa terhadap kesehatan tubuhnya .

1.4.2 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam peningkatan mutu

dan kualitas pelayanan kesehatan, salah satunya menyelenggarakan penyuluhan

kesehatan atau promosi kesehatan Anemia pada kalangan anak sekolah untuk

mempersiapkan anak menuju pertumbuhan dan perkembangan yang akan datang .

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi atau data tambahan yang

dapat digunakan untuk penelitian-penelitian yang terkait denga Anemia pada anak

pra remaja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan penurunan jumlah konsentrasi hemoglobin (Hb) di

bawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk

membawa oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk

jaringan mengalami penurunan (Wong, 2009).

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa

hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen

bagi jaringan tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).

b. Kriteria Anemia

Dalam memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin

atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari

permukaan laut (Wiwik, 2008).

Batasan yang umum digunakan adalah kriteria (WHO, 2001 dalam Wiwik,

2008). Dinyatakan Anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut .

7
8

1) Laki-laki dewasa : Hb < 13 gr/dl

2) Perempuan dewasa tidak hamil : Hb < 12 gr/dl

3) Perempuan hamil : Hb < 11 gr/dl

4) Anak usia 6-14 tahun : Hb < 12 gr/dl

5) Anak usia 6 bulan – 6 tahun : Hb < 11 gr/dl

c. Derajat Anemia

Derajat anemia untuk menentukan seorang anak mengalami anemia atau tidak

dapat ditentukan oleh jumlah kadar Hb yang terdapat dalam tubuh. Klasifikasi

derajat anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :

1) Tidak Anemia Hb ≥ 11 gr/dl

2) Anemia Ringan Hb 9,5 gr/dl – 10,9 gr/dl

3) Anemia Sedang Hb 8,0 gr/dl – 9,4 gr/dl

4) Anemia Berat Hb < 6,5 gr/dl – 7,9 gr/dl

5) Anemia yang dapat mengancam jiwa <6,5 gr/dl

(Sumber : WHO 2006 ).

1) Tidak anemia : ≥ 11 gr %

2) Anemia : < 11 gr %

(Sumber Depkes RI, 2000)


9

d. Patofisiologi Anemia

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kehilangan sel darah merah.

Kehilangan sel darah merah dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi karena

kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik

banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging. Kebutuhan besi

yang meningkat pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan, banyaknya

pengeluaran darah saat menstruasi pada wanita, atau akibat penyebab yang tidak

diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis

sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sel retikulo endotelial,

terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil simpangan dari proses tersebut,

bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila sel

darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan

muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas

hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke

dalam urine.

Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut ini :

1) Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa

oleh darah ke jaringan.

2) Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

Kombinasi kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yang disebut

sindrom anemia
10

e. Tanda Gejala Anemia

Menurut Wong (2009), tanda-tanda Anemia meliputi :

1) Kelemahan otot

2) Keadaan mudah letih, sering istirahat, pendek napas

3) Kelopak mata, bibir, lidah , kulit, dan telapak tangan menjadi pucat

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi tiga

golongan besar yaitu sebagai berikut:

1) Gejala Umum Anemia

Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom Anemia atau Anemic syndrome.

Gejala umum Anemia atau Sindrom Anemia adalah gejala yang timbul pada

semua jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian

rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan

mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala

tersebut apabila diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah:

a) Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat

beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.

b) Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-

kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada

ekstremitas.

c) Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.


11

d) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta

rambut tipis dan halus.

2) Gejala Khas Masing-masing Anemia

Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah

sebagai berikut:

a) Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.

b) Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)

c) Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.

d) Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tandatanda infeksi.

3) Gejala akibat penyakit dasar

Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab Anemia. Gejala ini timbul

karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya Anemia

defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan

menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan berwarna

kuning seperti jerami.

Menurut Yayan Akhyar Israr (2008) anemia pada akhirnya menyebabkan

kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas

dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti :

a) Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil

lidah menghilang

b) Glositis : iritasi lidah


12

c) Keilosis : bibir pecah-pecah

d) Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), pada dasarnya gejala anemia

timbul karena dua hal berikut ini:

1) Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa

oleh darah kejaringan.

2) Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia

f. Penyebab Anemia

Menurut Tarwoto, dkk (2010) adalah:

1) Pada umumnya masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi makanan

nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan

hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi

2) Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan

makanan

3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya

melalui feses (tinja)

4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ±1,3

mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria

g. Dampak Anemia

Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010) dampak

anemia pada remaja adalah:


13

1) Menurunnya produktivitas ataupun kemampuan akademis di sekolah, karena

tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi

2) Mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan menjadi tidak

sempurna

3) Daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang penyakit

4) Menurunnya produksi energi dan akumulasi laktat dalam otot

h. Pencegahan Pada Anemia

Menurut Tarwoto, dkk (2010), upaya-upaya untuk mencegah Anemia, antara

lain sebagai berikut:

1) Mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti daging, dan

sayuran yang berwarna hijau sesuai kebutuhan.

2) Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk

meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.

3) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kualitas sel darah merah

(hemoglobin)

4) Harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang dibutuhkan

akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan kesehatan.

5) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah

Darah (TTD)

6) Istirahat yang teratur dan menggunakan kebiasaan hidup sehat.


14

i. Penatalaksanaan Pada Anemia

1) Tindakan umum :

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang.

a) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

b) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

c) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi

d) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan

oksigen.

e) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

f) Transplantasi sel darah merah

(Suryoprajogo, 2009).

2) Penatalaksanaan pengobatan anemia defisiensi besi :

a) Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis

diberikan antelmintik yang sesuai.

b) Pemberian preparat Fe : Pemberian preparat besi (ferosulfat/ ferofumarat/

feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis,

diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan

setelah kadar hemoglobin normal.

c) Bedah : Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti

perdarahan karena diverticulum Meckel.


15

d) Suportif : Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi

tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam,

kacang-kacangan).

(Yayan Ahyar Israr, 2008)

2.1.2 Karakteristik Pra Remaja

a. Definisi
Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas dan

adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis

yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke

masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu berubahan alat kelamin dari

tahap anak ke dewasa (Soetjiningsih, 2010).

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah adolescence, dulu merupakan

sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan

psikologis yang menyertai pubertas. Walaupun begitu, akselerasi pertumbuhan

somatik yang merupakan bagian dari perubahan fisik pada puberitas, disebut

sebagai pacu tumbuh adolescence growth spurt (Soetjiningsih, 2010). Remaja

yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata Latin adolescere

yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan

lebih lanjut, istilah adolescence memiliki arti yang luas mencakup kematangan

mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007).


16

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana

terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,

2010).

Menurut Soetjiningsih (2010) berdasarkan umur kronologis dan berbagai

kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu:

1) Pada buku-buku pediatri, remaja pada umumnya didefinisikan dengan mereka

yang telah berumur 10-18 tahun bagi anak perempuan dan 12-20 tahun bagi

anak laki-laki.

2) Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 remaja adalah individu yang belum

mencapai 21 tahun dan belum menikah.

3) Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah

mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat

untuk tinggal.

4) Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja

apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 untuk anak perempuan

dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

5) Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Dalam

tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial

dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

6) Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun - Masa remaja

pertengahan (Middle adolescence): umur 14-16 tahun - Masa remaja lanjut

(Late adolescence): umur 17-20 tahun


17

b. Pertumbuhan dan Fisiologi Pra Remaja

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif

dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar

hanya pada aspek-aspek fisik individu. Pertumbuha ini meliputi perubahan yang

bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi perubahan

ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung

dan paru-paru, bertambah sempurna sistem kelenjar kelamin, dan berbagai

jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan,

bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh,

ukuran besarnya organ seks dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin

sekunder (Jafar, 2012).

Pada masa pra remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa pra sekolah.

Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja dibandingkan

dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak ke

dewasa. Pada masa ini pula terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan

yang disebut sebagai pacu tumbuh adolsence, terjadi pertumbuhan yang pesat dari

alat-alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2007)

Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang

lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat

aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga.

Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan

reproduksi (Jafar, 2012)


18

c. Pemenuhan Gizi Pra Remaja

Energi dan protein yang dibutuhkan remaja lebih banyak dari pada orang

dewasa, begitu juga vitamin dan mineral. Seorang remaja laki-laki yang aktif

membutuhkan 3.000 kalori atau lebih perhari untuk mempertahankan berat badan

normal. Seorang remaja putri membutuhkan 2.000 kalori perhari untuk

mempertahankan badan agar tidak gemuk. Vitamin B1, B2 dan B3 penting untuk

metabolism karbohidrat menjadi energi, asam folat dan vitamin B12 untuk

pembentukan sel darah merah, dan vitamin A untuk pertumbuhan jaringan.

Sebagai tambahan, untuk pertumbuhan tulang dibutuhkan kalsium dan vitamin D

yang cukup. Vitamin A, C dan E penting untuk menjaga jaringan-jaringan baru

supaya berfungsi optimal. Dan yang amat penting adalah zat besi terutama untuk

perempuan dibutuhkan dalam metabolism pembentukan sel-sel darah merah.

(Husaini, 2006 : 96)

Remaja membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan deposisi jaringan.

Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua

kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan

pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Kebutuhan gizi remaja

relatif besar, hal tersebut karena pada masa remaja masih mengalami

pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi

dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak

(Soetjiningsih, 2007)
19

Kecukupan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari dan proses

metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat

dilihat dari BB-nya. Pada remaja perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan

energinya sebesar 50-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 40-

50 kkal/kg BB/hari. Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun, kebutuhan energiya

sebesar 55-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 45-55 kkal/kg

BB/hari. (Dedeh dkk, 2010:21)

Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, aktifitas

otot, fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh, menyimpan lemak tubuh),

dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan tulang disebabkan oleh karena

sakit dan cedera. Sumber energi makanan berasal dari karbohidrat, protein, lemak,

menghasilkan kalori masing-masing, sebagai berikut : karbohidrat 4 kkal/g dan

lemak 9 kkal/g didalam nutrisi ini ada yang memasukkan alkohol sebagai

diperlukan seseorang remaja tergantung dari BMR individu masing-masing

tingkat pertumbuhan dan aktifitas fisik remaja yang kurang aktif dapat menjadi

kelebihan BB atau mungkin obesitas. Asupan energi yang rendah menyebabkan

retardasi pertumbuhan. Energi merupakan kebutuhan yang terutama ; apabila

tidak tercapai, diet protein, vitamin, dan mineral tidak dapat digunakan secara

efektif dalam berbagai fungsi metabolik.

d. Menstruasi Pra Remaja Putri

Kematangan seksual pada pra remaja putri ditandai dengan terjadinya

menstruasi, menstruasi yang pertama disebut menarche, usia menarche yang


20

normal bervariasi antara 10-16 tahun. Pengertian menstruasi (haid) adalah

perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamsi

endometrium) (Saifuddin, 1999 pada Wijiastuti, 2006).

Menurut manuaba (1998) pada Feriani (2004) jumlah darah yang dkeluarkan

saat menstruasi rata-rata 50-80 cc dan kehilangan zat besi sebesar 0-40 mg.

Menurut pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita

usia subur, pengeluaran darah saat menstruasi menyebabkan wanita membutuhkan

zat besi tiga kali lebih banyak dari pria sehingga kejadian anemia pada wanita

lebih tinggi di banding pria.

Salah satu faktor penyebab anemia pada wanita adalah terjadinya kehilangan

darah pada saat menstruasi. Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian

anemia karena wanita tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorpsi

Fe ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi.


21

2.2 Kerangka Konsep

Karakteristik Pra
Remaja

Tidak
- Pertumbuh Fisik
Anemia
Pra Remaja - Gizi Kebutuhan
Zat Besi Anemia
- Aktivitas
Ringan
- Pra / Menstruasi Sedang
Berat
Mengancam jiwa

Keterangan:

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

(Sumber : Arlinda Sari Wahyuni : 2004, dengan modifikasi dari wijiastuti )

Anda mungkin juga menyukai