Disusun Oleh:
AYU NOVIANTI
P17320112011
2015
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA
REMAJA DI SDN SEJAHTERA I DAN IV
KOTA BANDUNG
Disusun Oleh:
AYU NOVIANTI
P17320112011
2015
i
GAMBARAN KETADIAN A}IEMIA PADAANAK USIA PRA REMAIA
DI SDN SE.IAIITERA I DAN TV KOTA BAhIDI.'NG
2015
KTI ini telah disetujui, diperiksa dan dpertahmkan di hadapaa Dewan pengdi
, , ?,adatanggal,30 JuIi 2015
Meqet$ui
5g[e Juusan Keperawafan Bardtrng
Kementian Kerehahn RI Bandtmg
r,\
v]\
\t)s--*-lgF-t
7
r91993031001
---'jl-i:r :'ti.'_: --
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“The best pleasure in life is doing what people say you cannot do.”
“Kenikmatan terbaik di dalam hidup adalah melakukan apa yang
orang katakan kamu tidak bisa lakukan”
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh periode pra remaja usia 10-12 tahun yang
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dua kali lipat lebih cepat dari
sebelumnya, hal ini beresiko terjadinya anemia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kejadian anemia pada anak usia pra remaja di SDN
Sejahtera I & IV Kota Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 436 orang. Teknik sampling yang
digunakan yaitu proportionale stratified random sampling sebanyak 81 orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengunakan alat Nesco
Multi Check Pemeriksaan Hemoglobin yang sudah terstandar oleh Kemenkes
tahun 2010. Proses analisa menggunakan analisa univariat distribusi frekuensi.
Hasil dari penelitian ini bahwa sebagian responden anak (80,2%) tidak mengalami
anemia dan sebagian kecil responden anak (19,8%) mengalami anemia. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
para guru dan orangtua agar memperhatikan anaknya mengenai asupan nutrisi
yang baik dan bergizi sehingga terhindar dari kejadian anemia.
berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis telah diberi kemampuan dan kekuatan
“Gambaran Kejadian Anemia pada anak usia pra remaja di SDN Sejahtera I dan
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Kemenkes RI Bandung.
Proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
Karya Tulis Ilmiah ini yang telah senantiasa meluangkan waktunya dan
iv
memberikan ilmunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan
5. Kepala Sekolah dan staf SDN Sejahtera I dan IV yang sudah membantu
6. Kedua Orang tuaku yang tercinta : Carip Hidayat S.Pd & Eulis Atikah
Serta Kakak dan kedua Adiku yang tiada henti memberikan doa, semangat
8. Sahabat terbaikku Marsha, Riry, Astri, Gusni, Ika, Rizki A, Saniy, Pertiwi,
KTI ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan secara moril, materil dan spiritual
dijadikan pahala oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal.
Manusia bukanlah makhluk sempurna, senantiasa punya salah dan khilaf. Oleh
karena itu, penulis sangat berharap para pembaca mau memberikan saran dan
Ilmiah yang akan datang. Demikian Karya Tulis Ilmiah ini penulis buat dan
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
3.3.3 Sampel Penelitian ...................................................... 24
3.3.4 Teknik Sampling ...................................................... 25
3.4 Pengumpulan Data .............................................................. 26
3.4.1 Instrumen Penelitian ................................................ 26
a. Uji Alat............................................................... 27
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 28
3.5 Analisis Data ........................................................................ 29
3.5.1 Editing ....................................................................... 29
3.5.2 Coding ....................................................................... 29
3.5.3 Entry Data ................................................................. 29
3.5.4 Cleaning .................................................................... 30
3.6 Etika Penelitian .................................................................... 31
3.6.1 Inform Consent ......................................................... 31
3.6.2 Anonimity (tanpa nama) ............................................ 31
3.6.3 Confidentiality (kerahasiaan) ..................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.4 Gambaran Kejadian Anemia berdasarkan Jenis Kelamin pada Anak
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kuantitas dan kualitas dari generasi
muda. Pemuda adalah individu yang secara fisik dan secara psikologis sedang
pembangunan saat ini dan masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan
sebagai young people dengan batas usia 10-22 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun
Menurut Papalia dan Olds (2010), masa pra remaja (adolescence) yang pada
umumnya dimulai pada usia 10 - 12 tahun ini adalah satu tahapan dalam
anak-anak ke tahap dewasa. Pada masa pra remaja terjadi peningkatan kecepatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai growth spurt. Terjadinya growth spurt ini juga
233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24
tahun. Sedangkan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah
penduduk di Jawa Barat adalah 44.548.431 jiwa atau 18,24% dengan jumlah pra
1
2
Secara keseluruhan pertumbuhan pada usia pra remaja akan memiliki sifat
yang energik yang menyebabkan akifitas fisik tubuh meningkat dan energi yang
Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang dihadapi pra remaja tersebut saling
berkaitan satu sama lain dan diperlukan penanganan yang terpadu dan
menyeluruh. Adapun masalah-masalah gizi yang biasa dialami pada fase pra
remaja salah satunya adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar
hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal, Almatsier dalam Tarwoto, dkk
(2009).
Jenis-jenis Anemia yaitu Anemia Deisiensi fe, Anemia Defisiensi asam folat,
Anemia hemolitik dan Anemia Aplastik. Salah satu kasus Anemia yang sering
kondisi dimana kandungan besi tubuh total menurun dibawah kadar normal.
remaja putri. Karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi setiap
bulannya, di mana kehilangan zat besi ±1,3 mg per hari, remaja putri biasanya
ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan lebih rendah dari
pria. Pra remaja putra dan putri lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi, lalu setiap hari manusia kehilangan
3
zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja) (Mahfudz dkk,
2009).
anemia masih cukup tinggi. Data dari Riskesdas (2009) di mana didapatkan
analisis Permaesih (2009) prvalensi anemia pra remaja usia 10-19 tahun sebesar
25,5 % dengan perincian pra remaja putra 21% dan pra remaja putri 30%.
Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2009) dampak dari
kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah karena tidak adanya gairah belajar
dan konsentrasi. Anemia juga dapat menggangu pertumbuhan di mana tinggi dan
berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun
Periode anak usia pra remaja yakni periode dimana proses pertumbuhan
cadangan nutrisi dengan optimal untuk menghadapi masa pubertas yaitu masa
menstruasi pada pra remaja putri. Selain itu masa pra remaja merupakan fase
dimana aktifitas berlangsung sangat dinamis dan aktif, terutama remaja pria yang
Hasil studi pendahuluan wawancara pada tanggal 2 April 2015 degan pihak
pemeriksaan tersebut di dapatkan hasil 15% dari seluruh anak yang di periksa
nilai Hb pada anak tersebut. Menurut hasil wawancara dengan salah satu staff
siswa kelas 4 dan 10 orang siswa kelas 5, didapatkan bahwa 2 orang siswa kelas 4
mereka juga mengatakan jarang sarapan dirumah, kadang mengeluh pusing dan
lemas.
anemia yang terjadi pada anak pra remaja di Sekolah Dasar Negeri I & IV Kota
Anemia yang terjadi pada anak pra remaja di Sekolah Dasar Negeri Sejahtera
status anemia
jenis kelamin
siswa mengenai kejadian Anemia , serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam
kesehatan atau promosi kesehatan Anemia pada kalangan anak sekolah untuk
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi atau data tambahan yang
dapat digunakan untuk penelitian-penelitian yang terkait denga Anemia pada anak
pra remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Anemia
bawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk
b. Kriteria Anemia
atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari
Batasan yang umum digunakan adalah kriteria (WHO, 2001 dalam Wiwik,
2008). Dinyatakan Anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut .
7
8
c. Derajat Anemia
Derajat anemia untuk menentukan seorang anak mengalami anemia atau tidak
dapat ditentukan oleh jumlah kadar Hb yang terdapat dalam tubuh. Klasifikasi
1) Tidak anemia : ≥ 11 gr %
2) Anemia : < 11 gr %
d. Patofisiologi Anemia
Kehilangan sel darah merah dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi karena
kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik
banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging. Kebutuhan besi
pengeluaran darah saat menstruasi pada wanita, atau akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis
sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sel retikulo endotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil simpangan dari proses tersebut,
bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila sel
dalam urine.
Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut ini :
1) Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa
sindrom anemia
10
1) Kelemahan otot
3) Kelopak mata, bibir, lidah , kulit, dan telapak tangan menjadi pucat
Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi tiga
Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom Anemia atau Anemic syndrome.
Gejala umum Anemia atau Sindrom Anemia adalah gejala yang timbul pada
semua jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian
rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan
a) Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
ekstremitas.
d) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah
sebagai berikut:
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab Anemia. Gejala ini timbul
defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan
kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas
dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti :
a) Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang
1) Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa
f. Penyebab Anemia
makanan
3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ±1,3
mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria
g. Dampak Anemia
Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010) dampak
sempurna
1) Mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti daging, dan
meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
(hemoglobin)
4) Harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang dibutuhkan
5) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah
Darah (TTD)
1) Tindakan umum :
oksigen.
(Suryoprajogo, 2009).
diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan
tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam,
kacang-kacangan).
a. Definisi
Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas dan
yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke
masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu berubahan alat kelamin dari
somatik yang merupakan bagian dari perubahan fisik pada puberitas, disebut
yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata Latin adolescere
lebih lanjut, istilah adolescence memiliki arti yang luas mencakup kematangan
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana
terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya
2010).
yang telah berumur 10-18 tahun bagi anak perempuan dan 12-20 tahun bagi
anak laki-laki.
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat
untuk tinggal.
apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 untuk anak perempuan
5) Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Dalam
6) Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun - Masa remaja
dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar
hanya pada aspek-aspek fisik individu. Pertumbuha ini meliputi perubahan yang
ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung
ukuran besarnya organ seks dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin
Pada masa pra remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa pra sekolah.
dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak ke
dewasa. Pada masa ini pula terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan
yang disebut sebagai pacu tumbuh adolsence, terjadi pertumbuhan yang pesat dari
lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat
aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga.
Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan
Energi dan protein yang dibutuhkan remaja lebih banyak dari pada orang
dewasa, begitu juga vitamin dan mineral. Seorang remaja laki-laki yang aktif
membutuhkan 3.000 kalori atau lebih perhari untuk mempertahankan berat badan
mempertahankan badan agar tidak gemuk. Vitamin B1, B2 dan B3 penting untuk
metabolism karbohidrat menjadi energi, asam folat dan vitamin B12 untuk
supaya berfungsi optimal. Dan yang amat penting adalah zat besi terutama untuk
Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua
kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan
relatif besar, hal tersebut karena pada masa remaja masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak
(Soetjiningsih, 2007)
19
dilihat dari BB-nya. Pada remaja perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan
energinya sebesar 50-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 40-
50 kkal/kg BB/hari. Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun, kebutuhan energiya
sebesar 55-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 45-55 kkal/kg
otot, fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh, menyimpan lemak tubuh),
dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan tulang disebabkan oleh karena
sakit dan cedera. Sumber energi makanan berasal dari karbohidrat, protein, lemak,
lemak 9 kkal/g didalam nutrisi ini ada yang memasukkan alkohol sebagai
tingkat pertumbuhan dan aktifitas fisik remaja yang kurang aktif dapat menjadi
tidak tercapai, diet protein, vitamin, dan mineral tidak dapat digunakan secara
perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamsi
Menurut manuaba (1998) pada Feriani (2004) jumlah darah yang dkeluarkan
saat menstruasi rata-rata 50-80 cc dan kehilangan zat besi sebesar 0-40 mg.
Menurut pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita
zat besi tiga kali lebih banyak dari pria sehingga kejadian anemia pada wanita
Salah satu faktor penyebab anemia pada wanita adalah terjadinya kehilangan
darah pada saat menstruasi. Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian
anemia karena wanita tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorpsi
Karakteristik Pra
Remaja
Tidak
- Pertumbuh Fisik
Anemia
Pra Remaja - Gizi Kebutuhan
Zat Besi Anemia
- Aktivitas
Ringan
- Pra / Menstruasi Sedang
Berat
Mengancam jiwa
Keterangan: