Anda di halaman 1dari 5

Kebijakan Pengendalian Paparan Asap Rokok Bagi Kesehatan Ibu dan Anak untuk

Kabupaten/Kota
POLICY BRIEF

Pendahuluan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah provinsi yang masuk dalam 15
besar prevalensi perokok tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 31,6%. Dari jumlah
tersebut, sebagian besar (66,1%) masih merokok di dalam rumah, sehingga berpeluang
besar untuk memberi dampak buruk kepada anggota keluarga yang lain (Riskesdas,
2010). Data dari Dinas Kesehatan Kulon Progo tahun 2016, cakupan keluarga yang
terpapar asap rokok masih tinggi yaitu sebesar 45,9%. Dampak negatif akibat rokok tidak
hanya dirasakan oleh perokok aktif saja, perokok pasif juga dapat terkena dampak
tersebut. Jumlah perokok pasif anak-anak di Indonesia sebanyak 43 juta anak, yang 11,4
juta diantaranya baru berusia 0-4 tahun. Prevalensi perokok pasif di Indonesia juga sangat
besar prevalensinya. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Wanita
yang terpapar asap rokok dirumah sebesar 78,4%, remaja yang terpapar asap rokok di
dalam rumah sebesar 68,8%. Ibu hamil yang terpapar asap rokok mempunyai dampak
bagi kandungannya. Data dari Surgeon General Report menyatakan bahwa paparan asap
rokok terhadap ibu hamil menyebabkan prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan
sindrom kematian mendadak pada bayi.
Policy brief ini dimaksudkan sebagai bahan acuan pemerintah daerah untuk
melindungi kesehatan ibu dan anak dari paparan asap rokok melalui upaya pencegahan
dengan memantau perubahan tanda-tanda vital yang dapat dilakukan dengan membentuk
kader anti rokok.
Dampak Paparan Asap Rokok pada perokok Pasif
1. Pada Tekanan Darah Menurut Banderali et all (2015) paparan rokok selama
kehamilan dapat meningkatkan tekanan darah sistol dan
diastole lebih tinggi pada anak di masa kanak-kanak.
Mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya
peningkatan tekanan darah pada anak yang dilahirkan
ialah karena tembakau menyebabkan disfungsi endotel,
perubahan struktur dan fungsi ginjal, dan perubahan
dalam jaringan adipose perivaskular. Anak yang yang
terpapar rokok sejak masa kehamilan memiliki sistem
otonom hiperaktif dalam beberapa minggu setelah
kelahirannya dan control parasimpatis dan simpatis yang
berbeda pada usia 1 tahun yang akibatnya dapat
menyebabkan control tekanan darah menjadi abnormal.
2. Pernapasan Paparan asap rokok yang diterima janin diawal kehamilan
akan meningkatkan risiko asma dan mengi pada usia
kanak-kanak dan remaja hingga usia 18 tahun.
Peningkatan kejadian asma ialah pada anak usia ≤ 2
tahun. Asma pada anak adalah penyakit peradangan
kronis dari saluran udara ditandai oleh T-helper yang
tidak diregulasi. Paparan asap rokok yang diterima sejak
awal kehamilan dapat menurunkan fungsi paru-paru
(Banderali et all, 2015).
3. Pada ibu hamil Menurut Surgeon General Report menyebabkan
prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), sindrom
kematian mendadak pada bayi.
4. Pada Anak Menurut Deborah et all (2010) paparan asap rokok
menyebabkan anak-anak yang sudah menderita asma
mengalami serangan yang lebih berat. Paparan asap
rokok pasif menyebabkan gejala pernapasan terganggu,
termasuk batuk, dahak, mengi, dan sesak napas, di antara
anak-anak usia sekolah. Anak-anak yang terpapar asap
rokok memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami
infeksi telinga dan lebih mungkin membutuhkan operasi
untuk memasukkan tabung telinga untuk drainase.

Rekomendasi
Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh paparan asap rokok dapat dicegah, maka
tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota adalah dengan melindungi
kesehatan ibu dan anak dari paparan asap rokok melalui upaya pencegahan dan promosi
kesehatan, berupa:

1. Kebijakan
a. Menetapkan peraturan daerah tentang lingkungan bebas asap rokok
 Sebagai payung hukun untuk melindungi ibu dan anak dari asap rokok
 Amanah UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 115 (ayat 2):
pemerintah daerah berkewajiban untuk menetapkan kawasan tanpa rokok.
 Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, pasal 52:
Pemerintah Daerah Wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di Wilayahnya
dengan Peraturan Daerah.
 Kawasan Tanpa Rokok antara lain: (1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan; (2)
Tempat Proses Belajar Mengajar; (3) Tempat Anak Bermain; (4) Tempat Ibadah;
(5) Angkutan Umum; (6) Tempat Kerja; dan (7) Tempat Umum dan Tempat Lain
yang Ditetapkan.
b. Pelarangan merokok disekitar ibu dan anak
 Amanah UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 59 dan
pasal 67: Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak yang menjadi korban
penyalahgunaan zat adiktif.
 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok orang tua mampu
mendorong keinginan anak untuk mulai merokok, mendorong anak perokok
terus-menerus mengikuti perilaku merokok tidak berhenti merokok
 Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa paparan asap rokok
memiliki hubungan yang kuat terhadap perubahan tekanan darah pada sistol
dengan nilai p 0,513 > 0,05 dan 2,9 kali menyebabkan perubahan pada sistol.
Hubungan yang kuat juga ditunjukkan pada paparan asap rokok dengan
perubahan pernapasan dengan nilai p 0,766 > 0,05 dan 2,18 kali menyebabkan
perubahan pada pernapasan. Hubungan antara paparan asap rokok dengan
perubahan detak jantung/ nadi juga kuat dengan nilai p 0,762 > 0,05 dan 2,53 kali
menyebabkan perubahan pada nadi.
2. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberian informasi kesehatan yang benar melalui pelatihan dan
pembentukan kader anti rokok di tiap-tiap dusun
 Tiap dusun perlu adanya kader anti rokok untuk melakukan
pemantauan perilaku merokok dimasing-masing keluarga yang ada di dusun
 Pelatihan kader anti rokok berfungsi sebagai pendamping keluarga
perokok agar mampu memberikan pemahaman tentang bahaya merokok bagi
anggota keluarga serta memberikan tips untuk berhenti merokok
 Oleh karena itu, pembentukan kader anti rokok bertujuan untuk
memantau agar perokok aktif dapat merokok di luar rumah jauh dari ibu dan
anak, memantau agar tidak merokok tiap kali ada pertemuan dan memantau
agar setiap warga tidak menyediakan asbak.
 Hasil studi menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan kepada kader
dapat merubah perilaku seseorang untuk berhenti merokok.
b. Mendorong gerakan masyarakat demi terciptanya lingkungan bebas asap
rokok untuk melindungi kesehatan ibu dan anak
 Dampak yang disebabkan rokok selain penyakit jantung, perokok pasif
juga berisiko terkena penyakit kanker 30% lebih besar dibandingkan dengan
yang tidak terpapar asap rokok.
 Lingkungan bebas asap rokok dapat berhasil apabila masyarakat juga
diberikan pemahaman tentang bahaya rokok dan asap rokok bagi dirinya
sendiri maupun orang disekitarnya.

Referensi

Carson KV, Verbiest MEA, Crone MR, Brinn MP, Esterman AJ, Assendelft WJJ, Smith BJ
2012. Training health professionals in smoking cessation. Cochrane Database of
Systematic Reviews, Issue 5. Art. No.: CD000214. DOI:
10.1002/14651858.CD000214.pub2. www.cochranelibrary.com

Deborah R., Moss, M.D., Lorrie A. Lucht,., Kevin E. Kip & Steven E. Reis. 2010. Acute
physiologic effects of secondhand smoke exposure in children. Nicotine & Tobacco
Research, Volume 12, Number 7 doi: 10.1093/ntr/ntq069.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20447934. Diakses tanggal 4 Agustus 2018.

G. Banderali, A. Martelli, M. Landi, F. Moretti, F. Betti, G. Radaelli, C. Lassandro and E.


Verduci, 2015. Short and long term health effects of parental tobacco smoking
during pregnancy and lactation: a descriptive review.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4608184/. Published online 2015 Oct
15. doi: 10.1186/s12967-015-0690-y

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok.


www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/pedoman-ktr.pdf. Diakses
Tanggal 18 Juli 2018

_____________. 2013. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok.


www.depkes.go.id/resources/download/promosi.../pedoman-ktr.pdf. Diakses tanggal 20
Juli 2018.

_____________. 2013. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia.


www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/...pdf. Diakses tanggal 20 Juli
2018.

_____________. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar, 2013. Jakarta.


www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Diakses tanggal 19 Juli 2018.

____________. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta. www.depkes.go.id/.../profil-


kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf. Diakses tanggal 23 Juli 2018.

TCSC. 2014. Fakta Tembakau Indonesia. Jakarta : Tobacco Control Support Center -Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. tcsc-indonesia.org/wp-
content/uploads/2014/02/Atlas.pdf. Diakses tanggal 19 Juli 2018

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai