Anda di halaman 1dari 1

Bakteri penyebab tuberkulosis (TB) dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadikan

dirinya resisten terhadap obat antimikroba tuberkulosis. Multidrug-resistant TB (MDR-TB) adalah


TB yang tidak bereaksi dengan setidaknya isoniazid dan rifampisin, 2 obat anti-TB yang paling
kuat.

Alasan mengapa MDR-TB terus muncul dan menyebar adalah adanya kesalahan dalam
manajemen pengobatan TB dan penularan dari satu orang ke orang lain. Sebagian besar pasien TB
disembuhkan dengan pengobatan 6 bulan yang diberikan kepada pasien dengan dukungan dan
pengawasan yang ketat. Penggunaan obat antimikroba yang tidak tepat atau salah, atau
penggunaan formulasi obat yang tidak efektif (seperti penggunaan obat tunggal, obat berkualitas
rendah atau kondisi penyimpanan obat yang buruk), dan penghentian pengobatan yang dini dapat
menimbulkan resistensi obat, yang kemudian dapat ditularkan terutama di tempat ramai seperti di
penjara dan rumah sakit.

Di beberapa negara, pengobatan MDR-TB semakin sulit. Diantaranya karena pilihan pengobatan
yang terbatas dan mahal, obat-obatan yang direkomendasikan tidak selalu tersedia, dan pasien
mengalami banyak efek samping dari obat. Dalam beberapa kasus bahkan terdapat TB yang
resisten terhadap lebih banyak obat. Extensively drug-resistant TB (XDR-TB), adalah bentuk TB
yang resisten terhadap lebih banyak obat anti-TB, yang artinya pasien hanya dapat menanggapi
lebih sedikit lagi obat yang tersedia. Kasus XDR-TB ini telah dilaporkan terjadi di 117 negara di
seluruh dunia.

Solusi untuk mengendalikan TB resisten obat adalah dengan:

a. Menyembuhkan pasien TB pertama kali


b. Memberikan akses/fasilitas untuk diagnosis
c. Memastikan kontrol infeksi yang memadai di fasilitas kesehatan tempat pasien dirawat
d. Memastikan penggunaan yang tepat dari obat lini kedua yang direkomendasikan.

World Health Organisation. 2018. What is multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) and how
do we control it? [online] https://www.who.int/features/qa/79/en/

Anda mungkin juga menyukai