Anda di halaman 1dari 11

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WHATSAPP (WA) MAHASISWA

TERHADAP DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Muhamad Sawal Nur, Putri Dian Afrinda, Rina Sartika


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSTKIP PGRI Sumatera Barat
Sawaltvrisumbar@gmail.com

ABSTRACT

This research is dilatore by language modesty in whatsapp (WA) student to


lecturer. The objectives of this research are: (1) to describe the type of speech acts
contained in WhatsApp (WA) students of Indonesian Language and Literature
Education Program (2) to describe the principle of language politeness contained in
WhatsApp (WA) students on lecturers of Language Education Program and
Indonesian Literature.This research type is qualitative research by using method of
content analyst and technique of data validation using triangulation technique. The
data of this research is speech in WhatsApp (WA) student to lecturer. The type of
speech acts and language politeness in WhatsApp (WA). Data source in this research
is WhatsApp (WA) student to lecturer. Number of WhatsApp (WA) Student to
lecturer there are 40 WhatsApp (WA). The instrument of this research is the
researcher himself, which is assisted with data inventory format. The data collection
techniques as follows: (1) read and understand the WA quote as a whole. (2) marks
the principle of politeness and speech acts with the object under study. (3) classify the
data obtained, (4) move the data into data inventory format.The results of this study
indicate that in the WorhatApp (WA) students on lecturers there are 30 principles of
politeness and 71 types of speech acts. The dominant principle of politeness in this
study is the maxim of agreement amounting to 17 speeches.While the type of speech
act dominant in this research is act direkti speech, amounting to 36speech.

Keywords: Modesty, Whatsapp, Student, Lecturer

PENDAHULUAN digunakan oleh manusia sebagai


Sebagai makhluk sosial, anggota masyarakat untuk berinteraksi,
manusia berbeda dengan binatang, bekerja sama, dan mengekspresikan
yang membedakannya adalah bahasa diri dalam budaya masyarakat. Dengan
yang dimiliki manusia. Bahasa bahasa diharapkan komunikasi antara
merupakan alat komunikasi yang pembicara dengan penyimak dapat
berjalan dengan baik. Itu sebabnya alat komunikasi semata, tetapi bahasa
bahasa memiliki peran penting bagi juga sebagai cermin kepribadian
manusia dalam proses komunikasi, seseorang.
satu pihak sebagai pembicara, dan Dalam berbahasa, setiap
pihak lain sebagai penyimak. tuturan hendaknya selalu
Bahasa bukanlah sosok yang memperhatikan aspek
selalu sama, tetapi terus berkembang. kesantunannya.Penutur diharapkan
Ketika lahir hingga meninggal mampu menyampaikan maksud
manusia tidak akan terlepas dengan dengan bahasa yang mudah dipahami
bahasa. Bahasa digunakan untuk karena kesantunan berbahasa
mencari informasi ataupun mempunyai peranan yang sangat
memberikan informasi kepada orang penting dalam komunikasi.Kesantunan
lain. Menurut Pranowo (2009:3) berbahasa secara umum merujuk
bahasa merupakan cermin kepribadian kepada penggunaan bahasa yang baik,
seseorang.Artinya, ketika seseorang sopan, lemah lembut, dan
sedang berkomunikasi dengan menghormati mitra
bahasanya mampu menggali potensi tuturnya.Kesantunan berbahasa
bahasanya dan mampu memiliki peran penting dalam
menggunakannya secara baik, benar, kemampuan berbahasa setiap individu.
dan santun merupakan cermin dari Seseorang akan memiliki kepribadian
sifat dan kepribadian pemakainya. yang baik jika orang itu selalu
Setiap orang memiliki menggunakan bahasa yang baik dan
keinginan untuk berusaha bersikap dan penuh kesantunan. Sebaliknya, jika
perilaku yang baik untuk menjaga seseorang itu selalu menggunakan
harkat dan martabat dirinya serta bahasa yang kasar dan tidak santun
menghargai orang lain. Semua itu akan maka dapat dikatakan orang tersebut
terlihat melalui aktualisasi diri lewat memiliki kepribadian yang tidak baik.
tindak bahasa. Dengan demikian, Kesantunan berbahasa tidak
bahasa bukan hanya dinilai sebagai hanya diterapkan dalam kegiatan
komunikasi langsung dengan bertemu Penggunaan bahasa dalam wacana
secara tatap muka dengan mitra tutur, WhatsApp (WA) juga perlu
melainkan bisa diterapkan juga melalui diperhatikan.Dalam layanan WhatsApp
media komunikasi, misalnya (WA), tentunya pengguna ponsel
menggunakan telepon seluler (ponsel). diharapkan mampu membuat pesan
Dengan adanya ponsel, setiap individu secara singkat, padat, dan jelas karena
tidak perlu repot untuk membuat surat penerima pesan berharap pesan itu
atau bertemu langsung dengan jelas, tidak bertele-tele, dan mudah
individu lain jika ingin menyampaikan dipahami.Walaupun begitu pengirim
suatu pesan yang mendesak. Cukup pesan tentu harus pula memperhatikan
dengan menelepon atau mengetik kesantunan berbahasa serta mengikuti
pesan singkat melalui WhatsApp (WA) kaidah sopan santun jika pengguna
maka komunikasi pun terjadi. WhatsApp (WA) ingin berkomunikasi
Telepon dan WhatsApp (WA) dengan orang tua, guru, dosen atau
merupakan fasilitas yang ada dalam orang yang dihormati.
ponsel.WhatsApp (WA) berarti pesan Komunikasi dengan
singkat yang dituliskan dengan menggunakan WhatsApp (WA) sudah
menggunakan media telepon selular menjadi hal yang lumrah dilakukan.
(ponsel).Ponsel bukan hanya Salah satunya adalah WhatsApp (WA)
menyediakan WhatsApp (WA) sebagai mahasiswa kepada dosennya.
sarana komunikasi, tetapi ada juga WhatsApp (WA) menjadi andalan
telepon. Namun, dalam mahasiswa ketika ingin berkomunikasi
penggunaannya WhatsApp (WA) lebih dengan dosen secara langsung dan
sering digunakan dari pada telepon cepat, seperti saat mahasiswa ingin
karena WhatsApp (WA) lebih mudah membuat janji temu dengan dosen,
dibuka (dibaca) kapan saja dan di melakukan konsultasi atau bimbingan
mana saja tanpa mengganggu kondisi skripsi, ijin tidak bisa mengikuti
dan situasi tempat serta tidak perkuliahan, mengingatkan jadwal
memakan biaya yang mahal. perkuliahan, seminar, dan ujian.Dalam
mengirimkan WhatsApp (WA) kepada Maxim) dalam WhatsApp (WA)
dosen, tentunya mahasiswa harus Mahasiswa terhadap dosen program
menerapkan kesantunan berbahasa studi pendidikan bahasa dan sastra
dalam tuturannya. Dosen sebagai mitra Indonesia STKIP PGRI Sumatera
tutur, memiliki usia lebih tua Barat.
dibanding mahasiswa dan secara status Contoh 1
sosial lebih tinggi daripada mahasiswa,
maka akan menimbulkan strategi
berkomunikasi yang berbeda apabila
dibandingkan dengan cara
berkomunikasi dengan sesama teman
sebaya.
Berdasarkan uraian tersebut,
penelitian ini akan membahas tentang
kesantunan berbahasa dalam wacana
WhatsApp (WA) mahasiswa terhadap
dosen program studi Pendidikan Gambar 1. Whatsapp Mahasiswa
Terhadap Dosen
Bahasa dan Sastra Indonesia karena
mahasiswa sering berkomunikasi WA mahasiswa terhadap dosen
dengan dosen melalui WhatsApp (WA) pada data 1, merupakan salah satu
dan tidak jarang pula mahasiswa contoh WA yang menggunakan
merasa kebingungan ketika maksim kesepakatan/kecocokan. Hal
mengirimkan pesan kepada dosen ini terlihat dari tuturan mahasiswa
melalui WhatsApp (WA), apakah yang manyatakan setuju dengan dosen
bahasa yang digunakan itu sudah baik yang meminta untuk melakukan
dan santun atau tidak. Berikut ini bimbingan besok jam 11, hal ini
salah satu contoh kesantunan ditandai dengan adanya pernyataan
berbahasa menggunakan maksim “Assalamualaiakum, Mila Syarif besok
Kesepakatan/kecocokan (Agreement bimbingan dengan Ibu jam 11 ya?.
Kemudian mahasiswa menyetujui Penggunaan penanda kesantunan
pernyataan dosen dengan menjawab “ “maaf” menunjukkan bentuk
Iya Bu terimakasih”. Pernyataan ini penghargaan dan penghormatan
sejalan dengan maksim mahasiswa terhadap dosen karena
kesepakantan/kecocokan yakni mengganggu waktu dosen tersebut
menggariskan setiap penutur dan dengan mengirimkan WA. Hal ini
lawan tutur untuk memaksimalkan sejalan dengan maksim
persetujuan di antara mereka (Chaer, kedermawanan, yakni memaksimalkan
2010:59) rasa hormat kepada orang lain dan
Contoh 2: meminimalkan rasa tidak hormat
kepada orang lain (Wijana, 2010:57).
Dapat disimpulkan bahwa,
dalam mengirimkan pesan WhatsApp
(WA) kepada dosen, mahasiswa
terkadang melalaikan prinsip sopan
santun.Selain itu, kesantunan
berbahasa juga sangat berperan
penting dalam efektivitas komunikasi
dan juga penting untuk menjaga
keharmonisan dalam hubungan sosial.
Gambar 2. Whatsapp Mahasiswa
Terhadap Dosen Dalam budaya masyarakat timur,
orang-orang akan selalu menjunjung
WA pada data 2 merupakan
tinggi etika dan kesantunan dalam
salah satu contoh WA menggunakan
berkomunikasi. Oleh karena itu, judul
maksim kebijaksanaan hal ini terlihat
penelitian ini adalah “Kesantunan
dari tuturan mahasiswa yang
Berbahasa dalam WhatsApp (WA)
mengawali pesannya dengan salam
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
pembuka dan menggunakan penanda
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
kesantunan “maaf” di awal pesan.
PGRI Sumatera Barat”.
Menurut Nadar (2013: 2) messenger menggunakan paket data
pragmatik merupakan cabang internet yang sama untuk email,
linguistik yang mempelajari bahasa browsing dll.
yang digunakan untuk berkomunikasi Berdasarkan pendapat tersebut,
dalam situasi tertentu. dapat disimpulkan bahwa WA
Dalam situasi apapun, untuk (WhatsApp) merupakan layanan pesan
saling berkomunikasi antara seseorang singkat untuk mengirim pesan-pesan
dengan lawan bicaranya menggunakan pendek yang tidak menggunakan biaya
bahasa. Bahasa yang digunakan itu karena WhatsApp menggunkan paket
memiliki berbagai macam bentuk data.Pesan-pesan pendek tersebut
disesuaikan dengan situasi yang berbentuk teks.Teks tersebut tidak
sedang berlangsung. Pragmatik terlepas dari satuan bahasa lingual.
mengkaji antara lain mengenai deiksis,
implikatur, presuposisi, tindak tutur, METODE PENELITIAN
dan aspek-aspek struktur wacana Jenis penelitian yang
(Gadzar dalam Nadar 2013: 5). digunakan dalam penelitian ini adalah
Pragmatik sebagai sebuah studi penelitian kualitatif.Menurut Bogdan
tentang penggunaan bahasa dan arti dan Taylor (dalam Moleong, 2010:04)
ungkapan berdasarkan situasi yang penelitian kualitatif adalah penelitian
melatarbelakanginya telah menjadi yang menghasilkan data deskriptif
cabang linguistik yang penting dalam berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
studi bahasa (Rusminto, 2015: 57). orang-orang dan perilaku yang dapat
WhatsApp adalah aplikasi diamati.
pesan untuk smartphone dengan basic Menurut Moleong (2010:06)
mirip Blackberry Messenger. penelitian kualitatif adalah penelitian
WhatsApp Messenger merupakan yang bermaksud untuk memahami
aplikasi pesan lintas yang fenomena tentang apa yang dialami
memungkinkan kita bertukar pesan subjek penelitian, misalnya perilaku,
tampa biaya SMS, karena WhatsApp persepsi, motivasi dengan cara
mendeskripsikan bentuk kata-kata dan penelitian ini adalah wacana WhatsApp
bahasa, pada satu konteks khusus yang (WA) mahasiswa yang dikirimkan
alamiah dengan memanfaatkan kepada dosen Program Studi
berbagai metode ilmiah. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Dalam penelitian ini, metode Indonesia.
penyediaan data yang digunakan Instrumen dalam penelitian
adalah metode yang digunakan dalam ini adalah peneliti sendiri. Penelitian
penelitian ini adalah metode analisis ini dilakukan dengan melihat
isi. Metode analisis isi ini dilakukan kesantunan berbahasa yang terdapat
dalam dokumen-dokumen yang padat dalam wacana WhatsApp(WA)
isi. Isi dalam metode analisis isi terdiri mahasiswa STKIP PGRI Sumatera
dari dua macam, yaitu isi laten dan isi Barat terhadap dosen Bahasa dan
komunikasi. Isi laten adalah isi yang sastra Indonesia. Penelitian ini
terkandung dalam naskah sedangkan menggunakan format inventarisasi
isi komunikasi adalah pesan yang data bertujuan menginventarisasi data
terkandung sebagai akibat komunikasi secara rinci.Peneliti merupakan
yang terjadi. Metode analisis isi yang perencana, pelaksana, pengumpul data
sesuai dalam penelitian ini adalah isi dan pada akhirnya menjadi pelapor
laten yang meneliti tentang variasi hasil penelitiannya (Moleong,
kalimat WA (WhatsApp) mahasiswa 2010:168).
STKIP PGRI Sumatera Barat terhadap Teknik pengumpulan data
dosen. dalam penelitian ini adalah teknik
Data dalam penelitian ini catat. Sudaryanto, (1993 :135-136)
adalah tuturan dalam wacana teknik catat dapat dilakukan dengan
WhatsApp (WA) mahasiswa pada mencatat data penelitian yang
dosen Program Studi Pendidikan dilakukan dengan mengelompokan
Bahasa dan Sastra Indonesia data sesuai dengan masalah yang akan
angmengandung kesantunan diteliti. Pertama, membaca dan
berbahasa. Sumber data dalam memahami kutipan WA secara
keseluruhan.Kedua, menandai prinsip digunakan sebagai penjamin
kesantunan dan tindak tutur dengan keabsahan data dengan tujuan
objek yang diteliti.Ketiga, memusatkan perhatian pada hal-hal
mengklasifikasikan data yang telah yang diamati. Menurut Sugiyono,
diperoleh.Keempat, memindahkan data (2008:119) “Temuan atau data dapat
tersebut ke dalam format inventarisasi dinyatakan valid apabila tidak ada
data. perbedaan antara apa yang dilaporkan
Teknik pengabsahan data yang dengan apa yang sesungguhnya terjadi
yang digunakan untuk memeriksa pada objek atau subjek yang diteliti”.
tingkat kepercayaan data sehingga data Analisis data merupakan
dapat dipertanggunag jawabkan upaya yang dilakukan untuk
kesahihannya.Pengkajian kualitatif mengklasifikasikan, mendeskripsikan
dalam menjamin keabsahan data data, menyamakan data yang sama dan
lazimnya menggunakan teknik membedakan data yang berbeda, serta
triangulasi. Metode triangulasi menyisihkan pada kelompok lain data
digunakan dalam penelitian kualitatif yang serupa, tetapi tidak sama
sebagai cara untuk meningkatkan (Mahsun, 2005:229).
pengukuran validitas dan memperkuat Teknik analisis data dalam
kredibilitas temuan penelitian dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
membandingkan yang berbeda. (1) mendeskripsikan data yang
Denzin dalam Moleong berhubungan dengan kesantunan
(2004:330) menjelaskan teknik berbahasa dan jenis tindak tutur (2)
triangulasi yang dapat digunakan menganalisis dan membahas data yang
dalam penelitian kualitatif adalah telah diklasifikasikan, (3) mencatat
triangulasi sumber, triangulasi metode, dan menyimpulkan hasil penelitian.
triangulasi penyidikan, dan triangulasi
teori. Selain teknik triangulasi, peneliti
juga menggunakan teknik ketekunan
pengamatan.Ketekunan pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN kaidah oleh Leech (1993) dan John R.
Data dalam penelitian ini Searle (1983). Peneliti menggunakan
berupa WA (WhatsApp) mahasiswa kaidah kesantunan dari Leech (1993)
terhadap dosen Program Studi karena sub maksim dari Leech sesuai
Pendidikan Bahasa dan Sastra dengan apa yang WA (WhatsApp)
Indonesia STKIP PGRI Sumatera mahasiswa terhadap dosen.
Barat.Jumlah data yang dianalisis WA (WhatsApp) yang baik
sebanyak 40 WA (WhatsApp). Data seharusnya dapat memperhatikan dan
dianalisis berdasarkan prinsip menggunakan maksim kebijaksanaan,
kesantunan dengan kaidaah maksim kedermawanan, maksim
kesantunan menurut Leech (1993) dan pujian, maksim kerendahhatian,
tindak tutur dari John R. Searle (1983). maksim kesepakatan dan maksim
Dari data tersebut digolongkan kesimpatian sesuai dengan sub maksim
menjadi dua yaitu, prinsip kesantunan dari Leech (1993).Kemudian untuk
berbahasa dan tindak tutur dalam WA mendukung analisis peneliti juga
(WhatsApp) Mahasiswa terhadap menyertakan tindak tutur dari Searle
dosen. (1983).Berikut ini temuan data yang
Mahasiswa dan dosen saling ditemukan dalam penelitian ini.
berkomunikasi melalui WA Tabel 1 Prinsip Kesantunan
Berbahasa
(WhatsApp), terutama bagi
No Jenis Maksim Jumlah
mahasiswa, dengan cara 1 Maksim 3 tuturan
berkomunikasi dengan dosen Kebijaksanaan
2 Maksim 9 tuturan
menggunakan WA (WhatsApp) Kedermawanan
merupakan cara yang sangat efektif 3 Maksim 0 tuturan
Pujian/Penghargaan
dalam hal-hal menyangkut 4 Maksim 0 tuturan
Kesederhanaan
perkuliahan, seperti menanyakan 5 Makasim Kesepakatan 17 tuturan
tugas, jadwal bimbingan dan 6 Maksim Kesimpatian 1 tuturan
hal lainnya. Peneliti mengelompokan Jumlah 30 tuturan
data yang dianalisis itu berdasarkan
Berdasarkan tabel diatas telihat KESIMPULAN
bahwa jumlah tuturan dalam prinsip Berdasarkan hasil penelitian
kesantunan berbahasa terdapat 30 terhadap penggunaan prinsip
tuturan. Maksim kebujaksanaan 3 kesantunan dan jenis tindak tutur pada
tuturan, maksim kedermawanan 9 iklan radio Purbalingga, maka
tuturan, maksim pujian 0 tuturan, diperoleh simpulan sebagai
maksim kesederhanaan 0 tuturan, berikut :
maksim kesepakatan 17 tuturan dan 1. Subjek iklan terkumpul sebanyak 40
maksim kesimpatian 1 tuturan. Jadi WA (WhatsApp) mahasiswa
jumlah keseluruhan 30 tuturan. terhadap dosen. penggunaan prinsip
Tabel 2 Jenis Tindak tutur kesantunan dalam WA (WhatsApp)
No Jenis Tindak Jumlah
Tutur mahasiswa terhadap dosen
1 Tindak Tutur 36 tuturan sebanyak 40 WA (WhatsApp),
Direktif
2 Tindak Tutur 0 tuturan meliputi (1) maksim kebijaksanaan,
Komisif
(2) maksim kedermawanan dan (3)
3 Tindak Tutur 20 tuturan
Ekspresif maksim permufakatan
4 Tindak Tutut 2 tuturan
Deklaratif 2. Jenis tindak tutur yang ditemukan
5 Tindak Tutur 13 tuturan pada WA (WhatsApp) mahasiswa
Asertif
Jumlah 71 tuturan terhadap dosen , yaitu (1) tindak
tutur asertif meliputi dua fungsi
Berdasarkan tabel di atas yaitu, asertif mengeluh, asertif
terdapat 71 tindak tutur . tindak tutur memberitahu, (2) tindak tutur
direktif 36 tuturan, tindak tutur komisif direktif meliputi dua fungsi yaitu,
0 tuturan, tindak tutur ekspresif 20 direktif
tuturan, tindak tutur deklaratif 2 Menyuruh dan direktef memohon
tuturan dan tindak tutur asertif 13 penjelasan. (3) tindak tutur
tuturan. Jika diakumulasikan ekspresif meliputi tiga fungsi, yaitu
berjumlah 71 tindak tutur. ekspresif berterimakasih, ekspresif
mengucapkan salam dan ekspresif
mengucapkan selamat. (4) tindak
tutur deklaratif meliputi satu fungsi,
yaitu deklaratif membatalkan.

DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy: 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Nadar.F.X. 2009.Pragmatik dan


Penelitian Pragmatik.
Yogyakarta. Graha Ilmu.

Rusminto, Nurlaksana Eko.2015.


Analisis Wacana: Kajian
Teoari dan Pragmatik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto.1988. Metode Linguistik;


Metode dan Aneka Teknik
Pengumpulan Data.
Yogyakarta: Gadjah Mada
Iniversity Press.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-


Prinsip
Pragmatik(Terjemahan
M.D.D Oka). Jakarta: UI
Press.

Anda mungkin juga menyukai