Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUMBUH KEMBANG ANAK DI RUANG POLI ANAK


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Oleh Kelompok 11:


Beby Putri Maretha (1930012)
M. Ainol Yakin (1930030)
Syafrianty Ferdhita A (1930048)
Yolan Citta Arasati (1930057)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUMBUH KEMBANG ANAK

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK


RUANG POLI ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners

Oleh :
Beby Putri Maretha (1930012)
M. Ainol Yakin (1930030)
Syafrianty Ferdhita A (1930048)
Yolan Citta Arasati (1930057)

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

______________________ _____________________
NIP. NIP.

Kepala Ruang

______________________
NIP.
PENYULUHAN
TUMBUH KEMBANG ANAK

Topik Penyuluhan : Tumbuh Kembang Anak


Sasaran : Keluarga pengunjung Poli klinik Anak RSUD Dr Saiful Anwar Malang
Tempat : Ruang Tunggu Poli klinik Anak
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Kelompok 11 Profesi Ners STIKes Kepanjen

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya amat bergantung dari
genetic dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berkembangannya. Contoh sebagai
berikut :Pada tahun pertama, anak-anak kebanyakan telah mulai belajar berjalan. Jika
pada usia dini ini dilatih berbagai kecakapan motorik secara terus menerus maka
perkembangan kemampuan anak akan berlangsung cepat. Pada tahun kedua
perkembangannya, anak anak kebanyakan telah dapat atau setidaknya telah belajar
berjalan. Sebagian anak bahkan telah mampu berlari-lari dari halamannya sendiri
menuju ke halaman tetangganya dan menelusuri lorong-lorong di sekitarnya. Mereka
berlatih dengan berbagai kecakapan motorik, dan secara terus menerus ingin
menunjukkan keterampilannya itu kepada orang tuanya dan orang lain yang
menyaksikannya. Pada tahun ketiga, perilaku anak akan tampak sedikit perubahan yang
berbeda. Watak tantrumnya (merengek) belum sepenuhnya hilang, kemanjaan usia dua
tahunan dapat berakhir pada tahun keempat, tetapi perilaku senang rewel kebanyakan
telah ditinggalkan. Kemampuan awal ini mempersiapkan jalan untuk perkembangan
berikutnya di tengah-tengah masa kanak-kanak

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu/keluarga tentang gangguan/kelainan


pertumbuhan dan perkembangan anak Balita.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyeluhan ibu/keluarga dapat :

a. Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan


b. Menyebutkan mototik kasar dalam tumbang, tanda dan gejala adanya gangguan
pertumbuhandan perkembangan pada anak Balita.
c. Menjelaskan tentang cara penanganan, bila ditemukan adanya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak Balita.
3. Sasaran

Ibu dan keluarga pasien poliklinik anak RSUD. Dr Saiful Anwar Malang

4. Materi

a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan.


b. Motorik kasar dalam tumbang, tanda dan gejala adanya gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak Balita.
c. Cara penanganan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak Balita
5. Metode

 Ceramah
 Tanya jawab
6. Media

 LCD proyektor
 Laptop
 Leaflet

C. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Keluarga
Waktu Kegiatan Perawat Metode Media
Kegiatan Ners Pasien
Pendahuluan 5 Menit Pembukaan: Ceramah -

 Memperkenalkan diri  Menyambut salam


 Menjelaskan tujuan dari dan mendengarkan
penyuluhan.  Mendengarkan
 Melakukan kontrak waktu.
 Menyebutkan materi
 Mendengarkan
penyuluh an yang akan
 Mendengarkan
diberikan
Penyajian 15 Pelaksanaan : Ceramah Leaflet,
Menit tanya LCD
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
jawab Proyektor,
pengertian pertumbuhan dan memper-hatikan
leptop,
dan perkembangan. 
ppt.
 Menjelaskan tentang,  Bertanya dan
mototik kasar dalam menjawab per-
tumbang, tanda dan tanyaan yang
gejala gang-guan diajukan
pertumbuhan dan
perkembangan pada anak
Balita
 Memberikan kesempat-an
pada ibu dan keluarga
untuk bertanya disetiap
bagian penyuluhan.
Penutup 10 Evaluasi : Power
Menit Point
Menanyakan pada ibu dan keluarga Menjawab & menjelaskan
tentang materi yang diberikan dan pertanyaan
reinforcement kepada ibu dan
keluarga bila dapat menjawab &
menjelas-kan kembali
pertanyaan/ma-teri

D. EVALUASI
Kriteria Evaluasi:
a. Struktur
- Peserta hadir diruang tunggu poliklinik anak. RSUD. Dr Saiful Anwar Malang
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan diruang tunggu poliklinik anak, RSUD.
Dr Saiful Anwar Malang
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet, LCD proyektor, Leptop, PPT
- Waktu penyuluhan 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan berlangsung
- Ibu dan keluarga aktiv dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
- Ibu dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
- Ibu dan keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
- Ibu dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
c. Evaluasi Hasil:
- Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami dan mengerti
tentang tumbuh kembang anak.
- Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta memiliki wawasan tentnang tumbuh
kembang anak sebagai acuan dalam mengikuti tumbuh kembang anak mulai kecil hingga
dewasa Ibu dan keluarga mengetahui tentang pengertian tumbuh kembang.
- Ibu dan keluarga mengerti tanda dan gejala gangguan pertumbuhan
- Ibu dan keluarga dapat menjelaskan cara penanganan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Lampiran Materi :

MATERI TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai
dengan bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh, karena adanya pertambahan
dan pembesaran sel-sel, jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks atau lebih baik dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan

2. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
ke tahap selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
d. Perkembangan berkolerasi atau berhubungan dengan pertumbuhan.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

3. Prinsip-prinsip tumbuh kembang anak


a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b. Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi kesinambungan.

4. Kebutuhan Dasar Anak


a. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar, pemukiman yang layak,
higienene perorangan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.
b. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang anak yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial.kasih sayang orang tuanya akan menciptakan ikatan yang erat
(Bounding) dan kerpercayaan (Basic trust).
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (Pendiddikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan peerkembangan
mental psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kemandirian
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak


a. Faktor Herediter
Faktor yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis kelamin, ras, dan
kebangsaan. Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan dan setelah
lahir, anak laki-laki cinderung lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan
hal ini bertahan sampai usia tertentu, karena anak perempuan biasanya lebih awal
mengalami pubertas sehingga kebanyakan pada usia tersebut, anak perempuan
cinderung lebih besar dan tinggi.
Ras atau suku bangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Beberapa suku bangsa menunjukan karakteristik yang khas, misalnya suku
asmat di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitam.
b. Faktor Lingkungan
 Lingkungan Pranatal
Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan fetus, terutama karena ada selaput yang menyelimuti dan
melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi lingkungan dalam
uterus yang dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapatkan gizi yang adekuat baik
secara kualitas maupun kuantitas. Intinya apa yang dialami oleh ibu
berdampak pada kondisi perkembangan dan pertumbuhan fetus.
 Pengaruh budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana
mereka memersepsikan dan memahami kesehatan serta perilaku hidup
sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil dipengaruhi oleh budaya yang
dianutnya, misalnya adanya larangan untuk memakan makanan yang
tertentu, padahal gizi tersebut dibutuhkan oleh janin. Setelah anak lahir dia
dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang juga dilandasi oleh nilai budaya
yang ada di masyarakat. Anak yang dibesarkan di pedesaan mempunyai
pola dan perilaku yang berbeda dengan anak yang dibesarkan di kota.
 Status Sosial ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau
kurang. Demikian juga denga status pendidikan orang tua, keluarga dengan
pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas
kesehatan dan lain – lain dibandingkan dengan keluarga dengan latar
belakang pendidikan rendah.
 Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
kelangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan
zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi
maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan
nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu
terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel /jaringan
bahkan pada pembuluh darah. Penyebab status nutrisi kurang pada anak
yaitu :
 Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
 Hiperaktivitas fisik/istirahat yang kurang
 Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
 Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan
atau absorpsi makanan tidak adekuat
 Iklim dan Cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya
musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan
sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit
menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak – anak.
Anak yang tinggal di daerah endemic misalnya endemic demam berdarah,
jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.

 Olahraga atau Latihan Fisik


Manfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan meingkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh,
meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
jaringan sel.
 Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau
anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh
dan dididik dalam keluarga.

C, Faktor Internal
1. Kecerdasan
Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan. Anak yang dilahirkan
dengan tingkat kecerdasan yang rendah sulit mendapatkan prestasi yang
cemerlang. Sementara anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yanf
tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara
cemerlang.
2. Pengaruh hormonal
Ada tiga hormone utama yang mempengaruhi. Hormone
somatotropik, hormone tiroid, hormone gonadotropin. Hormone
somatotropik (hormone pertumbuhan) digunakan selama masa kanak-kanak
yang mempengaruhi tinggi badan. Apabila kelebihan akan menyebabkan
anak tumbuh sangat tinggi dan besar, apabila kekurangan anak akan
menjadi kerdil. Hormone tiroid menstimulasi metabolism tubuh. Sedangkan
gonadotropik menstimulasi pertumuhan sel intertisial dari testis untuk
memproduksi testosteron, dan ovarium untuk memproduksi estrogen.
3. Pengaruh Emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar
untuk bertumbuh kembang. Anak belajar dari orang tua untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan demikian apabila orang tua member
contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal, marah saat jengkel,
anak akan meniru perilaku orang tua tersbut.

d. Pertumbuhan pada Anak


Pertumbuhan pada Anak (Antopometri )
1. Berat Badan
a. Berat badan BBL normal adalah 2500-4000 gr.
b. Penurunan fisiologis 5-10% selama 10 hari pertama
c. Perkiraan berat badan :
1. 5 bulan = 2 X BB lahir
2. 1 tahun = 3 X BB lahir
3. 2 tahun = 4 X BB lahir
4. pra sekolah = 2 kg / tahun
d. Growth spurt (Pacu tumbuh) :
1. Anak perempuan: 8-18 tahun
2. Anak laki-laki : 10-20 tahun
e. Kenaikan berat anak pada tahun pertama kehidupan dengan gizi yang baik :
1. Triwulan pertama : 700 - 1000 gr
2. Triwulan kedua : 500 - 600 gr
3. Triwulan ketiga : 350 - 450 gr
4. Triwulan keempat : 250 - 350 gr
f. Formula berat badan :
BB = 8 + 2n Kg
n : jumlah umur dalam tahun
2. Panjang Badan/Tinggi Badan
a. Panjang badan BBl normal 48-50 cm.
b. Kenaikan tinggi badan pada tahun 1 peratama :
1. Triwulan pertama : 10 cm
2. Triwulan kedua : 6 cm
3. Triwulan ketiga : 5 cm
4. Triwulan keempat : 4 cm
c. Perkiraan panjang badan :
1. 1 tahun = 1,5 X PB lahir
2. 4 tahun = 2 X PB lahir
3. 6 tahun = 1,5 X TB 1 tahun
4. 13 tahun = 3 X PB lahir
5. Dewasa = 3,5 X PB lahir atau 2 X TB 2 tahun
d. Fomula tinggi badan anak lebih dari 3 tahun :
TB = 80 = 5n cm
n : jumlah umur dalam tahun
3. Lingkar Kepala
a. Berhubungan dengan isi ruang tengkorak (Pertumbuhan otak).
b. Lingkar kepala BBL : 33-35 cm (Lebih dari lingkar dada)
c. Kenaikan lingkar kepala tahun pertama 44-47 cm.
d. Perkiraan lingkar kepala :
1. 6 bulan : 44 cm
2. 1 tahun : 47 cm
3. 2 tahun : 49 cm
4. 10 tahun : 53 cm
5. dewasa : 55-57 cm
e. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, begitu juga
sebaliknya.Pertumbuhan tercepat terjadi pada trimester ketiga
kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah lahir, setalah itu hanya terjadi
pembesaran sel-sel otak saja. Berat otak BBL adalah 1/4 berat otak orang
dewasa tapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak orang
dewasa.
4. Lingkar Lengan Atas
a. Lingkar lengan atas BBL adalah 9,5-13,5 cm. Mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh disbandingkan berat badan. Efektif uuntuk
mengetahui keadaan gizi atau tumbuh kembang anak pra sekolah
yaitu 1-3 tahun. Alat yang digunkan adalah pita ukur/metlin. Diukur
pada pertengahan lengan kiri bagian atas. Lengan harus dalam keadaan
tergantung bebas dan lingkar metlin tidak ketat dan tidak longgar
5, Pertumbuhan gigi
a. Fase Gigi Sulung/Susu
gigi pada bayi baru lahir meskipun tidak kelihatan tapi sudah ada
dalam rahang. Gigi mulai terlihat (tumbuh) pada usia 6 bulan dan
lengkap usia 2,5-3 tahun. Jumlah gigi susu 20 buah, terdiri dari :
- gigi seri (incivus) I dan II = 8 buag
- gigi taring (caninus) = 4 buah
- gigi geraham (molar) I dan II = 8 buah
b. fase gigi peralihan
keadaan dimana gigi tetap/permanent telah tumbuh disamping gigi
sulung. Kurang lebih pada usia 6 tahun gigi permanent yang pertama akan
tumbuh disamping gigi sulung. Tumbuhnya tetap dibelakang geraham-
geraham gigi sulung yang terakhir dan sering dianggap gigi sulung juga.
Kemudian antara umur 6-12 tahun gigi suslung berangsur-angsur lepas
dan diganti dengan gigi permanent. Umur terlepasnya gigi sulung :
- gigi seri sulung tengah kira-kira 7,5 tahun.
- Gigi seri sulung samping kira-kira 8 tahun.
- Gigi taring kira-kira 11,5 tahun.
- Gigi geraham sulung I kira-kira 10,5 tahun.
c. fase gigi tetap/permanen

.
e. Perkembangan Motorik Kasar

1. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau


a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan kordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya.
d. Sosialisai dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain), berpisah
dengan ibu (salim), besosialisai dan berinteraksi dengan anak yang lainnya

2. Motorik Kasar
a. Definisi
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan
pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat leher, dan
menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di stimulasi agar
anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Depkes, 2010).
Motorik kasar berkaitan dengan aktivitas fisik/jasmani dengan menggunakan
otot-otot besar, seperti otot lengan, otot tungkai, otot bahu, otot punggung dan otot
perut yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak. Motorik kasar dilakukan dalam
bentuk berjalan, berjinjit, melompat, meloncat, berlari, dan berguling (Depdiknas,
2008).
b. Urutan perkembangan motorik kasar pada anak.:
1. Menggerakkan kaki tangan saaat berbaring
Sejak lahir bayi sudah memiliki reflex untuk menggerakkan kaki dan
tangannya secara sederhana . menginjak usia 1 bulan dia mulai blajar
menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.
2. Menggangkat kepala telungkup
Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bis di lakukan bayi
berusia 2 bulan . namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2
bulan bahkan 1 bulan.
3. Memiringkan badan saat telungkup
Memiringkan badan saat telungkupumumnya sudah dapat dilakukan bayi
usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini denagn membunyikan mainan dari arah
samping / memanggil namanya.
4. Telungkup sendiri
Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan di
usia 4-5 bulan , dan membutuhkan bantuan orangtua . menstimulasi berulang
kali sampai melakukannya sendiri.
5. Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi belum bias duduk sendiri , namun orangtua sudah bias
memposisikannya duduk saat si kecil di gendong . usia 6-7 bulan mampu
duduk sendiri meski Cuma sebentar tanpa di bantu. Usia 8 bulan sudah dapat
duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk sendiri.
6. Merangkak
Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah
dapat merangkak pada usia 6-7 bulan , tapi tidak semua bayi dapat
merangkak / melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan
7. Berdiri
Di usia 4-5 bulan , bayi sangat senang bial di berdirikan di atas pangkuan
kita . berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia
10-12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan.
8. Berjalan
Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan

- c. Stimulasi Motorik Kasar :


1. Jalan
Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak
sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan
berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah
kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan
berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola,
dan lainnya. Berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun
sementara berdiri dengan satu kaki dikuasai saat anak 2 tahun.
Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah
keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil tak hanya dituntut
sekadar berdiri, namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama (ini
berkaitan dengan lamanya otot bekerja, dalam hal ini otot kaki).
Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak
akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang
pede dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan
seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih
memilih aktivitas pasif seperti membaca buku, main playstation, dan
sebagainya.

Stimulasi :
Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang
menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang
menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo
Dek, injak gambar gajahnya!”
Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga
bisa membantu anak belajar berjalan.

2. Lari

Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat dan


lempar serta kemampuan konsentrasi anak kelak, Pada tugas perkembangan
ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4
pola kaki-(heel strike/bertumpu pada tumit, toe off/telapak kaki mengangkat
kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki, swing/kaki berayun dan
landing/setelah mengayun kaki menapak pada alas)dan motor planning
(perencanaan gerak).
Lalu apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan
konsentrasi? Begini, pada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas
perkembangan lari) dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat
perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam bentuk gerak yang
terkoordinasi. Nah, kemampuan perencanaan gerak tingkat tinggi (seperti
lari) akan memacu otak melatih konsentrasi.
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas
yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan
mental seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan saat guru bercerita
(anak justru asyik ke mana-mana), dan lainnya.
Stimulasi :
Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, sekitar usia 12
bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda (mulai
roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik turun
tangga.

3. Lompat

Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan


yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan
gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya
rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun
satu kaki, kaki mana yang akan digunakan.
Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya
akan menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan tugas yang
terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor planning).
Stimulasi:
Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur
karena meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam arti,
mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak. Karena
seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain.
Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau gunakan
lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta anak untuk
melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan tingkat kesulitan dengan
memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu secara bergantian.

4. Lempar

Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi
(proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif,
bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, pada
saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya
bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju.
Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas
(bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal
menulis. Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa
anak yang tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan
(tipis) atau antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang
membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama, permainan
dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu semisal pakai
kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce, main pasel, menyisir
rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi pada
perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan motorik
halus yang bermasalah.
Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor
planning yang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada
dua kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat
sementara bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap
terlebih dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap
anak sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya.
Bila ada gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya.
Sensori integrasi adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan
dasar sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi yang
mengintegrasikan sensori-sensorinya.
Stimulasi:
Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi,
besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan
sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke
belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa
dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah.
Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus
buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang
terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang
bervelcrow.

- Tugas Perkembangan motorik kasar pada anak


1. Pada anak usia 1 tahun :
a. Anak bisa bergerak di tempat yang rata
b. Berdiri dan berjalan beberapa langkah
c. Bejalan lancer atau cepat
d. Bias langsung duduk saat jatuh
e. Merangkak di tangga
f. Menarik dan mendorong benda yang besar
g. Melempar bola
2. Pada usia 2 tahun :
a. Meloncat
b. Berjalan mundur
c. Menendang bola
d. Memanjat sofa
e. Berjalan jinjit
f. Berdiri sebelah kaki
g. Bangun tidur langsung duduk
h. Naik tangga
i. Duduk di sepeda
j. Mengayuh sepeda

3. Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun :


a. Berjinjit sambil berjaln tanpa jatuh ( seimbang)
b. Melompat dengan satu kaki
c. Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik
d. Berjalan menyusuri papan titian.
e. Melempar bola jarak jauh
f. Melampar bola besar
g. Mengendarai sepeda roda tiga
DAFTAR PUSTAKA

Anonym (2009). Asuhan keperawatan motorik kasar, diambil dari


http://id.scribd.com/doc/20351668/askep-motorik-kasar. pada tanggal
10/02/2013 jam 09:00.
Depdiknas RI (2008). Pengembangan kemampuan motorik kasar di taman kanak-
kanak. Dirktorat jendral manajemen pendidikan dasar: Jakarta
Depkes RI (2010). Pedoman kader seri kesehatan anak, Direktorat bina kesehatan
anak kemenkes RI : Jakarta
Nelson. 2001. Ilmu Kesehatan Anak.Vol.I.edisi 15. EGC. Jakarta.
Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. salemba medika: Jakarta
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak, EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai