Oleh :
Beby Putri Maretha (1930012)
M. Ainol Yakin (1930030)
Syafrianty Ferdhita A (1930048)
Yolan Citta Arasati (1930057)
______________________ _____________________
NIP. NIP.
Kepala Ruang
______________________
NIP.
PENYULUHAN
TUMBUH KEMBANG ANAK
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya amat bergantung dari
genetic dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berkembangannya. Contoh sebagai
berikut :Pada tahun pertama, anak-anak kebanyakan telah mulai belajar berjalan. Jika
pada usia dini ini dilatih berbagai kecakapan motorik secara terus menerus maka
perkembangan kemampuan anak akan berlangsung cepat. Pada tahun kedua
perkembangannya, anak anak kebanyakan telah dapat atau setidaknya telah belajar
berjalan. Sebagian anak bahkan telah mampu berlari-lari dari halamannya sendiri
menuju ke halaman tetangganya dan menelusuri lorong-lorong di sekitarnya. Mereka
berlatih dengan berbagai kecakapan motorik, dan secara terus menerus ingin
menunjukkan keterampilannya itu kepada orang tuanya dan orang lain yang
menyaksikannya. Pada tahun ketiga, perilaku anak akan tampak sedikit perubahan yang
berbeda. Watak tantrumnya (merengek) belum sepenuhnya hilang, kemanjaan usia dua
tahunan dapat berakhir pada tahun keempat, tetapi perilaku senang rewel kebanyakan
telah ditinggalkan. Kemampuan awal ini mempersiapkan jalan untuk perkembangan
berikutnya di tengah-tengah masa kanak-kanak
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Ibu dan keluarga pasien poliklinik anak RSUD. Dr Saiful Anwar Malang
4. Materi
Ceramah
Tanya jawab
6. Media
LCD proyektor
Laptop
Leaflet
C. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Keluarga
Waktu Kegiatan Perawat Metode Media
Kegiatan Ners Pasien
Pendahuluan 5 Menit Pembukaan: Ceramah -
D. EVALUASI
Kriteria Evaluasi:
a. Struktur
- Peserta hadir diruang tunggu poliklinik anak. RSUD. Dr Saiful Anwar Malang
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan diruang tunggu poliklinik anak, RSUD.
Dr Saiful Anwar Malang
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet, LCD proyektor, Leptop, PPT
- Waktu penyuluhan 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan berlangsung
- Ibu dan keluarga aktiv dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
- Ibu dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
- Ibu dan keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
- Ibu dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
c. Evaluasi Hasil:
- Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami dan mengerti
tentang tumbuh kembang anak.
- Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta memiliki wawasan tentnang tumbuh
kembang anak sebagai acuan dalam mengikuti tumbuh kembang anak mulai kecil hingga
dewasa Ibu dan keluarga mengetahui tentang pengertian tumbuh kembang.
- Ibu dan keluarga mengerti tanda dan gejala gangguan pertumbuhan
- Ibu dan keluarga dapat menjelaskan cara penanganan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Lampiran Materi :
C, Faktor Internal
1. Kecerdasan
Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan. Anak yang dilahirkan
dengan tingkat kecerdasan yang rendah sulit mendapatkan prestasi yang
cemerlang. Sementara anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yanf
tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara
cemerlang.
2. Pengaruh hormonal
Ada tiga hormone utama yang mempengaruhi. Hormone
somatotropik, hormone tiroid, hormone gonadotropin. Hormone
somatotropik (hormone pertumbuhan) digunakan selama masa kanak-kanak
yang mempengaruhi tinggi badan. Apabila kelebihan akan menyebabkan
anak tumbuh sangat tinggi dan besar, apabila kekurangan anak akan
menjadi kerdil. Hormone tiroid menstimulasi metabolism tubuh. Sedangkan
gonadotropik menstimulasi pertumuhan sel intertisial dari testis untuk
memproduksi testosteron, dan ovarium untuk memproduksi estrogen.
3. Pengaruh Emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar
untuk bertumbuh kembang. Anak belajar dari orang tua untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan demikian apabila orang tua member
contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal, marah saat jengkel,
anak akan meniru perilaku orang tua tersbut.
.
e. Perkembangan Motorik Kasar
2. Motorik Kasar
a. Definisi
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan
pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat leher, dan
menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di stimulasi agar
anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Depkes, 2010).
Motorik kasar berkaitan dengan aktivitas fisik/jasmani dengan menggunakan
otot-otot besar, seperti otot lengan, otot tungkai, otot bahu, otot punggung dan otot
perut yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak. Motorik kasar dilakukan dalam
bentuk berjalan, berjinjit, melompat, meloncat, berlari, dan berguling (Depdiknas,
2008).
b. Urutan perkembangan motorik kasar pada anak.:
1. Menggerakkan kaki tangan saaat berbaring
Sejak lahir bayi sudah memiliki reflex untuk menggerakkan kaki dan
tangannya secara sederhana . menginjak usia 1 bulan dia mulai blajar
menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.
2. Menggangkat kepala telungkup
Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bis di lakukan bayi
berusia 2 bulan . namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2
bulan bahkan 1 bulan.
3. Memiringkan badan saat telungkup
Memiringkan badan saat telungkupumumnya sudah dapat dilakukan bayi
usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini denagn membunyikan mainan dari arah
samping / memanggil namanya.
4. Telungkup sendiri
Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan di
usia 4-5 bulan , dan membutuhkan bantuan orangtua . menstimulasi berulang
kali sampai melakukannya sendiri.
5. Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi belum bias duduk sendiri , namun orangtua sudah bias
memposisikannya duduk saat si kecil di gendong . usia 6-7 bulan mampu
duduk sendiri meski Cuma sebentar tanpa di bantu. Usia 8 bulan sudah dapat
duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk sendiri.
6. Merangkak
Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah
dapat merangkak pada usia 6-7 bulan , tapi tidak semua bayi dapat
merangkak / melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan
7. Berdiri
Di usia 4-5 bulan , bayi sangat senang bial di berdirikan di atas pangkuan
kita . berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia
10-12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan.
8. Berjalan
Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan
Stimulasi :
Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang
menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang
menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo
Dek, injak gambar gajahnya!”
Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga
bisa membantu anak belajar berjalan.
2. Lari
3. Lompat
4. Lempar
Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi
(proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif,
bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, pada
saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya
bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju.
Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas
(bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal
menulis. Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa
anak yang tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan
(tipis) atau antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang
membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama, permainan
dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu semisal pakai
kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce, main pasel, menyisir
rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi pada
perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan motorik
halus yang bermasalah.
Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor
planning yang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada
dua kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat
sementara bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap
terlebih dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap
anak sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya.
Bila ada gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya.
Sensori integrasi adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan
dasar sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi yang
mengintegrasikan sensori-sensorinya.
Stimulasi:
Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi,
besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan
sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke
belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa
dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah.
Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus
buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang
terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang
bervelcrow.