Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan coklat: Produksi minyak inti sawit (MIS) Indo-nesia
meningkat tiap tahunnya, namun umumnya diekspor dan sebagian kecil
digunakan sebagai bahan baku industri oleokimia. Padahal, MIS memiliki
karakteristik fisikokimia yang dapat dima-nipulasi untuk menghasilkan Cocoa
Butter Substitute (CBS, pengganti le-mak kakao). CBS digunakan sebagai bahan
baku produksi cokelat compound yang umumnya memerlukan kandungan lemak
dengan sifat khusus sekitar 28-35%. CBS kompatibel dalam proses pembuatan
produk cokelat: pencampuran bahan baku, penghalusan, conching, tempe-ring,
pencetakan, pendinginan dan stabilisasi.[4] CBS dapat diproduksi dari minyak
dan lemak nabati dengan cara kimia atau fraksinasi maupun enzimatik. Teknologi
pembuatan CBS dari MIS telah dikembangkan ke skala industri besar diantaranya
adalah fraksinasi dan hidrogenasi serta kombinasinya. Namun teknologi ini dalam
skala in dustri kecil belum tersedia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah
menghasilkan teknologi proses hidrogenasi-penuh (full hydrogenation) MIS
mentah dan terafinasi skala laboratorium tanpa menghasilkan asam lemak trans
dalam kondisi temperatur moderat dan tekanan tinggi. Pembesaran skala ke 100
kg/batch perlu dilakukan dan dioptimasi kondisi prosesnya untuk mendukung
pemanfaatan MIS pada skala industri kecil menengah.
Proses hidrogenasi adalah suatu proses menggunakan hidrogen untuk
menjenuhkan asam lemak tak jenuh dengan bantuan katalis, umumnya katalis
yang digunakan adalah katalis nikel. Kandungan MIS terhidroge-nasi yang bebas
asam lemak trans penting karena sifat asam lemak ini yang meningkatkan low
densisty lipoprotein (LDL) dan menurunkan high density lipoprotein (HDL)
sehingga menjadi faktor resiko penting pada penyakit jantung koroner.
MIS terhidrogenasi yang dihasilkan pada skala laboratorium oleh
PPKS masih memiliki asam lemak bebas, bau yang tidak disukai dan residu nikel
yang tinggi. Ketiganya dapat diminimalisir dengan proses rafinasi, umumnya
digunakan secara fisika meliputi proses degumming, blea-ching dan deodorisasi.

1
Degumming menggunakan asam fosfat tara pangan sebesar 0,1% - 0,4% dan
dipanaskan pada suhu 90 ◦C-110 ◦Csekitar 15 menit. Bleaching menggunakan
tanah pemucat tergantung pada kualitas minyak sawit, umumnya sebesar 1,0%-
2,0%b/b. Deodorisasi vakum dilakukan pada suhu 240-245 ◦C.[1] Penelitian ini
bertujuan memperoleh kondisi optimum proses pembuatan CBS skala 100
Kg/batch dan optimasi kondisi proses deodorisasi produk CBS skala 5 Kg/batch.
yang telah dipucatkan.

Pembuatan lilin: Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack)


berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian ada yang mengatakan
bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak
ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan Afrika. Pada
kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya seperti
Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua New Guinea, bahkan memberikan hasil
produksi per hektare yang lebih tinggi. Salah satunya adalah Indonesia yang
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (Hakiki, 2010).
Hasil pengolahan kelapa sawit di antaranya adalah minyak sawit
mentah crude palm oil (CPO), minyak plasma dan palm kernel oil (PKO). Produk
CPO inilah yang menjadi komoditas berharga karena dapat digunakan sebagai
bahan baku berbagai macam industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi
yang cukup lengkap (Teguh, 2010). Industri yang banyak menggunakan hasil
olahan CPO sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non pangan.
Adapun kegunaan minyak sawit untuk industri pangan adalah seperti minyak
goreng, margarin butter serta bahan untuk membuat kue. Sedangkan untuk
industri non pangan seperti industri farmasi dan industri oleokimia (hasil olahan
CPO secara kimia) (Hakiki, 2010). Salah satu produk yang dihasilkan dari industri
oleokimia adalah asam lemak (fatty acid). Asam lemak ini mempuyai nilai jual
yang lebih tinggi sekaligus juga merupakan bahan dasar (bahan baku) bagi
industri oleokimia, misalnya industri sabun, cat, lilin, farmasi, kosmetik, dan lain-
lain (Teguh, 2008).

2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan fieldtrip ke galeri PPKS dan museum
PPKS di Medan agar dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi
mahasiswa mengenai tanaman kelapa sawit baik dari segi teknologi dan inovasi
pengembangan dan pengolahan tanaman kelapa sawit.

3
II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan field trip dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 Oktober
2019. Dimulai pukul 11:00 WIB s/d tempat daerah kota medan/PPKS Medan.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan coklat dan
lilin kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Coklat:
- Alat tulis - Reaktor degumming
- Kamera - Reaktor blending
- Cocoa powder - Reaktor hedrogenasi
- Crude butter substitutes dari sawit - Reaktor deodorizing
- Sugar - Cetakan coklat
- Milk powder - Mesin pendingin
- Mesin pengaduk dan mesin pembuat coklat lainnya

Lilin:
- Alat tulis - pembeku minyak - sumbu lilin
- Kamera - korek api - minyak aroma
- Minyak kelapa sawit - gunting - cetakan lilin
- Kompor digital - gelas alumunium

2.3 Prosedur Kerja


1. Mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan dari pembimbing
dilapangan.
2. Mendokumentasikan setiap kegiatan fieldtrip.
3. Melakukan tanya jawab dengan pembimbing dilapangan.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Pembuatan coklat

Gambar 1. Alat dan bahan yang Gambar 2. Proses penjelasan tentang


digunakan dalam pembuatan coklat inti kelapa sawit yang bisa digunakan
dalam pembuatan coklat

Gambar 3. Minyak goreng dan Gambar 4. Reaktor degumming


RBDPO (bleaching & neutralizing)

Gambar 5. Bahan yang digunakan Gambar 6. Reaktor deodorizing


dalam pembuatan coklat yaitu NaOH

Gambar 7. Reaktor blending(texturing) Gambar 8. Reaktor hidro

5
Gambar 9. Proses pencampuran bahan Gambar 10. Proses pengadukan bahan

Gambar 11. Mesin pengaduk Gambar 12. Alat-alat yang digunakan


dalam proses pencetakan

Gambar 13. Cetakan yang digunakan Gambar 14. Cokelat dari inti buah
kelapa sawit
Pada kunjungan ke PPKS Medan tepatnya di OPSTP ( Oil Palm
Science Techno Park ) tempat dimana pembuatan cokelat dan lilin dari kelapa
sawit dibuat. Cokelat berbasis kelapa sawit 70% nya ialah berbahan minyak
kelapa sawit, lemak cokelat hidrogennasi sebelum membuat cokelat lebih baiknya
membuat lemak cokelat terlebih dahulu sampel Minyak CPKO dituang ke dalam
alat dengan kapasitas 100 kg dengan menggunakan katalistikel dan kemudian
diaduk selama 6 jam ketika diaduk menjadi CPS atau Cocoa Butter ialah
pengganti lemak cokelat. Semua bahan dimasukkan dan diaduk selama 30 jam
setelah diaduk dihaluskan dimesin koncing selama 10 jam kemudian cetak cokelat
menggunakan cetakan dinginkan didalam kulkas lalu pengemasan dan cokelat
siap dipasarkan dan diproduksi .

6
Pembuatan lilin

Gambar 1. Proses penjelasan tentang Gambar 2. Bahan-bahan yang


pembuatan dan pencetakan lilin digunakan

Gambar 3. Proses pemanasan dengan Gambar 4. Pencampuran minyak


suhu 300 ºc aroma terapi

Gambar 5. Proses pencetakan lilin Gambar 6. Lilin yang sudah jadi


Pada pembuatan lilin berbasis kelapa sawit menggunakan bahan yang
berasal dari turunan CPO yaitu asam seterat yang dihasilkan dari pemanasan CPO
100°C. lilin dibuat dengan cara yang memasukkan asam seterat dengan sendok
yang telah disediakan ke dalam gelas aluminium, lalu campurkan asam setera
yang telah mencair dengan perwarna khusus agar terlihat lebih menarik
tambahkan aroma lavender ke dalam cairan, panaskan sekitar ± 3menit dengan
suhu 300° angkat gelas lalu masukkan cairan lilin kedalam cetakan lilin yang telah
tersedia dengan berbagai variasi bentuk tunggu sampai setengah dingin, lalu
masukkan sumbu lilinnya tunggu kembali hingga benar-benar lilin mengeras dan
dingin terakhir lilin siap dipakai untuk pengharum ruangan dan arometerapi.

7
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembuatan coklat dengan menggunakan bahan dari inti kelapa sawit
menghasilkan coklat dengan kandungan lemak tak jenuh lebih banyak dari pada
coklat dari bahan kakao.
Minyak CPO dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk
olahan pangan maupun non pangan salah satunya lilin dengan aroma terapi. Lilin
berasal dari turunan minyak CPO yaitu asam seterat keuntungan dari lilin ini
adalah ramah lingkungan, dapat digunakan sebagai lilin aroma terapi dan
digunakan berulang-ulang.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.iopri.org/sejarah-terbentuknya-ppks/

Buana, Lalang, D. Siahan, dan S. Adiputra. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa


Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan

Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian


Kelapa Sawit. Medan, 306p

Pangabean, Edy. 2012. The Secret of Barista.PT Wahyumedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai