Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

L
DENGAN TUMOR PARU RUANG GARDENIA ( PARU ) RSUD
dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 10 – 12 – 1956 ( 63 Tahun )
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat :Ds Tumbang Kalang, Kec. Antang
Kalang, Kotawaringin Timur
No. Medical Record : 33.53.09
Tanggal masuk : 21 Desember 2019
Tanggal dan jam pengkajian : 21 Desember 2019 ( 16.00 wib )
Diagnosa Medis : Tumor Paru (D) + Efusi Fleura (D)
Pneumonia Komunitas
B. Identitas penanggung jawab
Nama : Nn. R
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
Alamat : Jln. Antang I No.15 Palangka Raya
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan Sesak nafas disertai batuk berdahak,
2. Riwayat penyakit sekarang (PQRST)
Pada Tgl 21 Desember 2019 jam 14.00wib tiba- tiba pasien
mengeluh Sesak dan Nyeri dada sebelah kanan. lalu Pasien di bawa
ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus jam 14.30wib dengan keluhan
Sesak, Nyeri dada sebelah Kanan ketika batuk dan nyerinya seperti
di tusuk-tusuk sampai tembus ke belakang dengan skala 3 (sedang),
batuk berdahak, tidak nafsu makan dan badan terasa lemas.
TTV di IGD :
0
TD: 130/80 mmHg, N: 122×/menit, S : 36,4 C, R: 26 ×/menit.
Dan di berikan penanganan:
Pemasangan O2
Pemasangan IVFD D5% + Aminophilin 1 amp 20 tpm ( Tangan
sebelah kanan )
Injeksi Moxyfloxacin 1 x 400mg
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2 gr
Injeksi MP 3 x 62,5 mg
PO : Salbutamol 3 x 4 mg
OBH 3 x 1 cth
PCT 3 x 750 mg ( kalau Demam )
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium.
Pasien di sarankan untuk Rawat Inap di ruang Gardenia ( Paru )
Masuk pukul 15.45 wib.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien kurang lebih setahun (2019) ini mengalami Batuk – batuk
dan keluarga sudah membawa pasien untuk berobat ke puskesmas
tp tidak kunjung sembuh.sebelum masuk RS kurang lebih 2 bulan
sebelum nya ( Oktober 2019) Pasien Demam di sertai batuk
berdarah. Lalu pasien di bawa keluarga berobat ke puskesmas dan
ke dokter praktek untuk di berikan pengobatan.
4. Riwayat keluarga
Pasien dan keluarga mengatakan Tidak mempunyai riwayat
penyakit dalam keluarga baik itu Hipertensi, Diabetes melitus
maupun TBC.

5. Genogram

X = Meninggal
= Perempuan
= Laki- Laki
= Serumah
= Pasien
D. Riwayat aktivitas sehari-hari

No Kebutuhan Sebelum sakit Setelah sakit

1. Nutrisi TB :155 cm TB: 155 cm


a. BB dan TB BB : 55 kg BB: 45 kg

b. Diet Porsi Makan Diet Makanan lunak


Normal

c. Kemampuan
 Mengunyah Bisa Bisa
 Menelan Bisa Bisa
 Bantuan total / sebagian Tidak ada Tidak ada

c. Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari


Klien hanya mampu
menghabiskan 3-4
sendok makan dari
porsi yang di
sediakan

d. Makanan yang menimbulkan alergi Tidak ada Tidak ada


2 Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x/hari Tidak Menentu
 Warna Berwarna Berwarna
kuning,lembek dan Kuning,lembek dan
tidak ada keluar tidak ada keluar
darah. darah.

 Keluhan Tidak ada keluhan. Tidak ada keluhan.


 Bantuan total/sebagian Mandiri. Bantuan sebagian

b. BAK
 Frekuensi 6-7x/hari Tidak menentu
 Warna Kuning Kuning
 Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan.
 Bantuan total/sebagian Mandiri Dibantu sebagian

3 Istirahat Dan Tidur


a. Mulai tidur Tidak menentu Tidak menentu

b. Lama tidur 8 jam Tidak menentu

c. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada


d. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

e. Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

4 Personal hygiene
a. Mandi (frekuensi,bantuan 2x/hari dengan 1x/hari dengan di
total/sebagian mandiri. seka

b. Gosok gigi (frekuensi) 2x/hari 1x sehari


c. Gunting kuku 1x/1 minggu Kuku pasien tampak
Lumayan bersih
.
d. Ganti pakaian (frekuensi perhari) 2x/hari Pasien mengatakan
1x/hari.
5 Aktivitas
a. Mobilitas fisik Mandiri Di bantu sebagian

b. Olahraga Keluarga Pasien Tidak ada


mengatakan, Pasien
jarang olahraga

E. Data Psikologis
Pasien dan keluarga mengatakan sudah dapat menerima dengan
keadaan pasien sekarang dan sangat berharap cepat sembuh.
F. Data Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga pasien baik ditandai dengan
banyaknya sanak saudara pasien yang menjenguk ke RS, pasien juga
berhubungan baik dengan perawat dan dokter. Hubungan pasien dengan
lingkungan sekitar pasien dirawat juga baik.
G. Data Spiritual
Pasien beragama islam dan keluarga selalu berdoa agar pasien cepat
sembuh.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Pasien :
Kesadaran Pasien Composmentis, pasien tampak lemah,dan sesak,
tampak O2 terpasang 3 ltr/ menit dengan nasal canul, terpasang
infus D5% drip Aminophilin= 15 tpm di tangan sebelah kanan.
Pasien tidur dengan posisi semi fowler, pasien tampak bersih dan
rapi.
2. Tanda Vital Pasien
a. Temperature (Suhu ) : 36,8°C
b. Pulse ( Nadi) : 108 x/menit
c. Respiratory ( Pernapasan ) : 26 x/menit
d. Sphygmomanometer (Tekanan Darah ) : 140 / 90 mmHg
3. Kesadaran
a. Kualitatif : Composmentis
b. Kualitatif : GCS 15
Eye (Respon Membuka Mata) : 4 (pasien mampu
membuka mata secara spontan)

Verbal (Respon Verbal) : 5 ( pasien mampu


menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan benar dan
sadar penuh terhadap orientasi lokasi, lawan bicara, tempat dan
waktu.

Motorik (Respon Motorik ) : 6 ( pasien mampu


melakukan Gerakan ketika di perintahkan )

4. Sistem pernafasan
a. Inspeksi
tampak berkeringat, batuk, sesak, tampak gelisah, pasien
tampak terpasang O2: 3 liter/menit dengan nasal canul,bentuk
dada kiri dan kanan tidak simetris, pergerakan dada tertinggal
sebelah kanan, tidak ada lesi/ ulkus, ada penggunaan otot bantu
pernapasan dengan mengangkat bahu
b. Palpasi
nyeri pada bagian dada, taktil fremitus teraba getaran bagian
kiri, kanan tidak teraba getarannya
c. Perkusi
bunyi sonor pada bagian dada kiri, redup pada bagian dada
kanan
d. Auskultasi
bunyinya vesikuler bagian dada kiri, dan tidak terdengar suara
napas pada bagian dada kanan
5. Sistem kardiovaskuler
a. Inspeksi
Ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi
arteri carotis pasien teraba, ukuran jantung (-) , tidak terlihat
detak di apex jantung pasien
c. Perkusi
Bunyi Dulness di dada sebelah kiri dan redup di dada sebelah
kanan.
d. Auskultasi
Bunyi jantung normal S1 dan S2 tunggal.
6. Sistem persyarafan

a. Nervus I Olfactory : Fungsi penciuman pasien masih normal,


pasien bisa mencium bau-bauan.
b. Nervus II Optikus : fungsi penglihatan pasien masih baik,
pasien melihat jarak pandang dekat dan jauh tanpa gangguan.
c. Nervus III Oculomotorius : pasien dapat mengangkat kelopak
mata keatas, tidak ada penglihatan ganda
d. Nervus IV Trochlear : pasien dapat menggerakan bola mata
kebawah dan kedalam
e. Nervus V Trigeminalis : pasien dapat menggerakan rahang ke
atas dan bawah, pasien dapat merasakan sentuhan di dahi dan
pipi.
f. Nervus VI Abdusen : deviasi mata kerateral normal, pasien
dapat mengangkat kelopak mata.
g. Nervus VII Fasialis : wajah pasien ada ekspresi, pasien dapat
senyum dan mengangkat alis mata
h. Nervus VIII Vestibulokoklearis : fungsi pendengaran pasien
baik..
i. Nervus IX Glossofaringeus : Pasien dapat membedakan rasa
asin,asam dan manis
j. Nervus X Vagus : fungsi menelan pasien baik.
k. Nervus XI Assesorius Spinal : pasien dapat menggerakkan
kepala dan bahu.
l. Nervus XII Hipoglossus : pasien dapat menjulurkan lidah.
7. Sistem pencernaan
a. Inspeksi
Makan tidak habis satu porsi, klien hanya dapat 3 – 4 sendok
dari porsi yang di sediakan, tidak terlihat pembesaran di
abdomen
b. Auskultasi
Terdengar bising usus dan peristaltik usus > 15x /menit
c. Perkusi
Timpany
d. Palpasi
Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan.

8. Sistem muskuloskeletal
Struktur ekstrimitas atas dan ektrimitas bawah simetris, tidak ada
kelainan, dan pada kedua ekstremitas atas dan bawah baik dekstra
dan sinistra mampu bergerak dengan bebas dengan kekuatan otot
penuh.
Skala otot :

5555 5555
5555 5555
Keterangan :
0: Paralisis total
1: Tidak ada gerak
2: Tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerak normal melawan gravitasi
4: Gerak normal sedikit tahanan
5: Kekuatan otot penuh
9. Sistem integumen
Akral teraba Dingin, kulit tampak lembab, turgor kulit normal
kembali dalam < 3 detik, warna kulit sawo matang, tidak ada luka
pada kulit serta tidak ada alergi.
10. Sistem endokrin
Tidak terlihat ada pembesaran kelenjar tyroid
11. Sistem genitourinaria
Pasien BAB 1 x sehari dan BAK tidak menentu.

I. Data Penunjang
1. Laboratorium
KIMIA KLINIK
(21 Desember 2019):

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal


Glukosa – Sewaktu 171 Mg/dl 200
Glukosa - Puasa Mg/dl 65 – 100
Glukosa – 2 Jam PP Mg/dl < 140
Ureum Mg/dl 21 – 53
Creatinin 0,97 Mg/dl 0,7 – 1,5
Asam Urat Mg/dl L: 4.0 – 7,0 ; P:2,4 –
5,7
Kolesterol Total Mg/dl < 200
Trigliserida Mg/dl < 165
HDL Mg/dl >40
LDL Mg/dl <180
SGOT / AST U/L L < 37 ; P < 31
SGPT/ ALT U/L L < 42 ; P < 32
Albumin g/dl 3,5 – 5,5
Total Protein g/dl 6–8
HbsAg (-) Neg (-) Negatif
HbsAb (-) Negatif
ANTI-HCV (-) Negatif
Dengue IgG (-) Negatif
Dengue Igm (-) Negatif
Dengue NSI (-) Negatif
Malaria (-) Negatif
CT Menit 4-10 Menit
BT Menit 1-3 Menit

HEMATOLOGI
( Tgl 21 Desember 2019)

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal


10,4 g% L: 13,5-18,0
Hemoglobin
P: 11,5-16,0
Leukosit 11.930 / mm³ 4.500-11.000
Laju Endap Darah(LED) Mm L< 10 ; P> 15
Hitung Jenis :
 Eosinofil 0,08 % 1- 4
 Basofil 0,3 % 0-1
 Neutrofil Stab 9,18 % 2-5
 Neutrofil segmen 77,0 % 50-70
 Limfosit 12,0 % 20-40
 Monosit 9,1 % 1-5
Eritrosit 3,92 Juta/mm³ 4-6 juta/mm³
Trombosit / mm³ 150.000 - 400.000
Hematokrit 33,1 % 37 – 48
MCV 84.4 fL 80 – 100
MCH 26,5 Fg 27 – 34
MCHC 31,4 g/dL 32 – 36
Clotting Time ( CT) menit 4 – 10
Bleeding Time ( BT) menit 1–3
Malaria Negatif
Golongan Darah
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan X-Ray Foto Thorak AP ( 21 Desember 2019 )

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
- Cor membesar ke laterokaudal kiri, CTR 53%, aorta normal,
pinggang jantung mendatar
- Trakea letak sentral
- Sinus costaprenicus dan diafragma kanan tertutup lesi opak
- Sinus costaprenicus dan diafragma kiri normal
- Pulmo: - Hili kabur
- Coracan bronchovascular
- Tampak lesi opak inhomogen dengan batas tidak tegas
tipe sentral pada lapang atas-bawah paru kanan, silvet
sign (+)
- Tampak bercak infiltrat pada lapang atas-bawah paru
kanan dan lapang atas-tengah paru kiri
- Tulang dan
- Jaringan
Lesi opaklunak
homogen
tidak di
tampak
hemithorax
kelainan.
kanan bawah

Kesan: - Sugestif Massa Paru DD/Massa Mediastinum


- TB Paru Aktif Lesi Sedang dengan Efusi Pleura Kanan
- Kardiomegali (LV)

10. Therapy
(Tanggal 21 Desember 2019 )

Nama Obat Komposisi Golongan Obat Indikasi / Dosis Cara


Kontraindikasi Pemberian
Infus D5% Dextrose Glukosa - Mengatasi 15tpm Infus
Hipoglikemia Intravena
- Mengatasi
kekurangan cairan.
Drip Aminophyll Xanthine Indikasi 1 amp Drip Infus
Aminophili ine bronchodilator Untuk pengobatan intravena
n penyakit paru
obstruksi kronis.

Kontraindikasi
Hipersensitivitas
terhadap teofilin dan
ethylendiamine.

Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik Indikasi : 1x2gr Injeksi Intra


Pengobatan pada vena
infeksi yang di
sebabkan oleh
mikroorganisme.

Kontraindikasi:
Pada klien dengan
riwayat alergi terhadap
golongan
cephalosporin

Moxyfloxac Quinolone Antibiotik Digunakan untuk 1×400 Intra vena


in - Pneumonia mg
(paru – paru
basah )
- Bronchitis
- Infeksi sinus
( sinusitis )
- Infeksi kulit
- Infeksi lambung
- Radang Panggul
- Pes
- Infeksi selaput
bening mata
(Konjungtivitis )

MP Methylpred Kortikosteroid Untuk mengurangi 3x62, Injeksi


nisolone gejala 5mg Intravena
pembengkakan, rasa
nyeri,dan reaksi
alergi.
Methylprednisolone
juga memiliki fungsi
untuk mengobati
arthritis,kelainan
darah, reaksi alergi
yang parah,jenis-
jenis kanker
tertentu,penyakit
mata,penyakit
kulit,ginjal,usus,paru
-paru dan kelainan
system imun.

Salbutamol Salbutamol Beta adrenergik Indikasi : 3x4m Oral


agonis bronkospasme pada g
semua jenis asma
bronkial, bronchitis
kronik dan emfisema
Kontraindikasi :
hipersensitif
salbutamol

OBH - Succus Obat bebas Untuk meredakan 3x1Ct Oral


liquiritiae terbatas. batuk berdahak h
extract dengan cara kerja
167mg sebagai ekspetoran
- Ammoniu yang membantu
m mengeluarkan
Chloride dahak.
50mg
- Anise oil
0.99mg
- Ammon
liqduid 7
microliter
- Menthol
crystal
4.44mg
- Peppermi
nt oil
3.16mg
- Alcohol
2%
Paracetamol parasetamol Analgesik dan Indikasi: 3x750 Oral
500 mg Antipiretik Mengurangi nyeri, mg
menurunkan demam
.
Kontraindikasi:
Gangguan fungsi
hati, dan
hipersensitif/ alergi
terhadap
paracetamol

J. Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1 DS : Adanya Eksudat di Bersihan jalan nafas
 Pasien mengatakan Batuk berdahak alveolus tidak efektif.
 DO :
 Pasien tampak lemah,
Batuk (+),Dahak(+)
 Pasien tampak Berbaring di
tempat tidur.
 Pasien tampak
menggunakan Oksigen 3 ltr/
menit dengan nasal canul.
 TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C

2 DS : Penurunan Ketidakefektifan Pola


ekspansi paru ( Nafas
- Pasien mengeluh sesak disertai
Tumot paru sebelah
batuk. kanan)

DO :
- Pasien tampak lemah
- Klien tampak berbaring di
tempat Tidur dengan posisi
semi fowler.
- Klien tampak gelisah
- Bentuk dada Tidak simetris
- Pasien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan dengan
mengangkat bahu
- Taktil fremitus sebelah kanan
tidak teraba getarannya.
- Bunyi redup didada sebelah
kanan.
- Hasil Pemeriksaan Radiologi :
 Sugestif massa paru
DD/massa mediastinum.
 Tb paru aktif lesi sedang
dengan efusi Pleura kanan.
 Kardiomegali.
- Pasien tampak menggunakan
Oksigen 3 ltr/menit dengan
nasal canul.

- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C

3. DS : Agen injury Nyeri akut


- Pasien mengatakan Nyeri dada Biologis
sebelah kanan ketika batuk
sampai tembus ke belakang,
- Pasien mengeluh nyeri bagian
dada sebelah kanan seperti di
tusuk-tusuk

DO :
- Klien tampak lemah
- Skala Nyeri : 3 (sedang )

- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
4. DS : Intake tidak Ketidak seimbangan
 Pasien mengatakan Nafsu adekuat nutrisi kurang dari
makan berkurang. kebutuhan tubuh
 Pasien mengatakan hanya
dapat menghabiskan 3 – 4
sendok makan dari porsi
makan yang di sajikan.

DO :
 Pasien tampak lemah dan
hanya berbaring di tempat
tidur
 BB sebelum sakit 55kg
 BB setelah sakit 45 kg
 IMT : 17,57 ( Berat badan
kurang )
 TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C

K. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Adanya Eksudat di
alveolus, ditandai dengan :
DS :
 Pasien mengatakan Batuk berdahak
DO :
 Pasien tampak lemah,
Batuk (+),Dahak(+)
 Pasien tampak Berbaring di tempat tidur dengan posisi semi fowler.
 Pasien tampak menggunakan Oksigen 3 ltr/ menit dengan nasal canul.
 TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
2. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru (
Tumor Paru sebelah kanan),ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengeluh sesak disertai batuk.
DO :
- Pasien tampak lemah
- Klien tampak berbaring di tempat Tidur dengan posisi semi fowler.
- Klien tampak gelisah
- Bentuk dada Tidak simetris
- Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan dengan mengangkat
bahu
- Taktil fremitus sebelah kanan tidak teraba getarannya.
- Bunyi redup didada sebelah kanan.
- Hasil Pemeriksaan Radiologi :
 Sugestif massa paru DD/massa mediastinum.
 Tb paru aktif lesi sedang dengan efusi Pleura kanan.
 Kardiomegali.
- Pasien tampak menggunakan Oksigen 3 ltr/menit dengan nasal canul.
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
3. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen injury Biologis, ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan Nyeri dada sebelah kanan ketika batuk sampai tembus
ke belakang,
- Pasien mengeluh nyeri bagian dada sebelah kanan seperti di tusuk-tusuk
DO :
- Klien tampak lemah
- Skala Nyeri : 3 (sedang )
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36,8 0 C

4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake tidak adekuat, ditandai dengan :
DS :
 Pasien mengatakan Nafsu makan berkurang.
 Pasien mengatakan hanya dapat menghabiskan 3 – 4 sendok makan dari porsi
makan yang di sajikan.

DO :
 Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur dengan posisi semi
fowler.
 BB sebelum sakit 55kg
 BB setelah sakit 45 kg
 IMT = 17,57 ( Berat badan kurang)
 TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C

L. Intervensi Keperawatan

NIC
Diagnosa NOC
No
(Nursing
Keperawatan (Nursing Outcome)
Intervention
Classification)
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan 1.Observasi TTV
1
tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam, 2.Monitor status O2
berhubungan dengan diharapkan Bersihan jalan nafas 3. Identifikasi pasien
Adanya Eksudat di efektif perlunya
alveolus, ditandai Kriteria hasil : pemasangan alat
dengan : Indikator IR ER bantu tambahan.
DS : Frekuensi pernafasan 3 5 4. Berikan terapi
 Pasien sesuai dengan yang oksigen
mengatakan Batuk diharapkan 5. Letakkan kepala
berdahak Pengeluaran sputum 3 5 pada posisi agak
DO : pada jalan nafas ditinggikan dan
 Pasien tampak Bebas dari suara nafas 3 5 dalam posisi
lemah, Tambahan anatomis
Batuk (+),Dahak(+) Keterangan: 6. Posisikan pasien
 Pasien tampak 1. Keluhan ekstrim pada posisi
Berbaring di 2. Keluhan Berat semifowler
tempat tidur 3. Keluhan sedang 7. Keluarkan sekret
dengan posisi semi 4. Keluhan Ringan dengan Batuk
fowler. 5. Tidak ada Keluhan efektif.

 Pasien tampak 8. Atur intake cairan

menggunakan untuk

Oksigen 3 ltr/ mengoptimalkan


menit dengan keseimbangan.
nasal canul.
 TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor respirasi
Pola Nafas keperawatan selama 3 x 24 jam dan status O2
berhubungan dengan diharapkan pola nafas efektif. 2. Kaji frekuensi,
Penurunan ekspansi Kriteria Hasil : kedalaman
paru,ditandai dengan: Indikator IR ER pernapasan dan
DS : - Frekuensi 2 5 ekspansi dada
- Pasien mengeluh pernapasan sesuai 3. Kaji suara napas,
sesak disertai dengan yang catat adanya suara
batuk. diharapkan napas tambahan
- Irama napas 4. Atur intake untuk
DO :
sesuai yang 2 5 cairan
- Pasien tampak
diharapkan mengoptimalkan
lemah
- Tidak didapatkan keseimbangan
- Klien tampak
suara napas 2 5 5. Posisikan pasien
berbaring di tempat
tambahan untuk
Tidur dengan posisi
- Tidak didapatkan memaksimalkan
semi fowler.
otot bantu ventilasi
- Klien tampak
pernapasan. 2 5 6. Kolaborasi dalam
gelisah
pemberian oksigen
- Bentuk dada Tidak
Keterangan : tambahan
simetris
1. Keluhan ekstrim 7. Kolaborasi dalam
- Pasien tampak
2. Keluhan berat pemberian terapi
menggunakan otot
3. Keluhan sedang nebulizer
bantu pernafasan
dengan mengangkat 4. Keluhan ringan
bahu 5. Tidak ada keluhan
- Taktil fremitus
sebelah kanan
tidak teraba
getarannya.
- Bunyi redup
didada sebelah
kanan.
- Hasil Pemeriksaan
Radiologi :
 Sugestif massa
paru DD/massa
mediastinum.
 Tb paru aktif lesi
sedang dengan
efusi Pleura
kanan.
 Kardiomegali.
- Pasien tampak
menggunakan
Oksigen 3 ltr/menit
dengan nasal canul.
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, 2. Kaji secara
Agen injury Biologis, diharapkan nyeri teratasi komprehensif
ditandai dengan : Kriteria hasil : termasuk lokasi
DS : Indikator IR ER ,karakteristik,durasi,
- Pasien Melapor adanya nyeri. 3 5 frekuensi,kualitas
mengatakan Luas bagian 3 5 dan factor
Nyeri dada terpengaruh predisposisi.
sebelah kanan Frekuensi nyeri 3 5 3. Observasi reaksi
ketika batuk Ekspresi wajah 3 5 non verbal
sampai tembus Perubahan nadi 3 5 4. Kaji kultur yang
ke belakang, mempengaruhi
- Pasien mengeluh Keterangan: respon nyeri.
1. Keluhan ekstrim
nyeri bagian 5. Ajarkan tehnik
2. Keluhan Berat
dada sebelah relaksasi dan
3. Keluhan sedang
kanan seperti di distraksi.
4. Keluhan Ringan
tusuk-tusuk 6. Kolaborasi dengan
5. Tidak ada Keluhan
dokter jika ada
DO : keluhan dan
- Klien tampak tindakan nyeri tidak
lemah berhasil.
- Skala Nyeri : 3 7. Kolaborasi dengan
(sedang ) dokter dalam
- TTV pemberian analgesic
TD : 140/90 untuk mengurangi
mmHg nyeri
N : 108 x/menit 8. Evaluasi keefektifan
R : 26 x/menit control nyeri.
S : 36,8 0 C
4. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam, makanan
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan nutrisi 2.Kaji pola makan,
berhubungan dengan pasien terpenuhi secara adekuat kebiasaan makan
intake tidak adekuat, Kriteria hasil : dan makanan yang
ditandai dengan : Indikator IR ER disukai.
DS : 3. Ukur berat badan
 Pasien Masukkan peroral 3 5
pasien.
mengatakan meningkat
4. Berikan makanan
Nafsu makan Porsi makan yang 3 5
sesuai diet dan
berkurang. disediakan habis
berikan selagi
 Pasien Tidak terjadi 3 5
hangat.
mengatakan penurunan berat
5. Anjurkan pasien
hanya dapat badan
makan sedikit tapi
menghabiskan 3 Dapat 3 5
sering
– 4 sendok mengidentifikasi
6. Anjurkan pasien
makan dari porsi kebutuhan Nutrisi
untuk meningkatkan
makan yang di nutrisi yang adekuat
sajikan. Keterangan:
7. Jadwalkan
DO : 1. Keluhan ekstrim
pengobatan dan
 Pasien tampak 2. Keluhan berat
tindakan tidak
lemah dan hanya 3. Keluhan sedang
selama jam makan
berbaring di 4. Keluhan Ringan
8. Kolaborasi dengan
tempat tidur 5. Tidak ada keluhan
ahli gizi untuk
dengan posisi
pemberian diet
semi fowler.
sesuai indikasi.
 BB sebelum
sakit 55kg
 BB setelah sakit
45 kg
 IMT = 17,57
(Berat badan
kurang)
 TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C
M. Implementasi Keperawatan
Minggu ( 22 Desember 2019 )

No Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas 1.08.00 WIB S:
- Pasien mengatakan masih
tidak efektif Mengobservasi TTV batuk berdahak
berhubungan dengan 2.08.10 WIB
O:
Adanya Eksudat di Monitoring status O2 - Pasien masih tampak lemah,
alveolus, ditandai 3.08.20 WIB - Pasien tampak berbaring di
dengan : Mengidentifikasi pasien tempat tidur.
- O2 masih terpasang 3
DS : perlunya pemasangan ltr/menit dengan nasal
 Pasien alat bantu tambahan. canul.
mengatakan Batuk 4. 08.30 WIB - TTV
berdahak Memberikan terapi TD : 130/80 mmHg
DO : oksigen N : 98 x/menit
 Pasien tampak 5. 08.40 WIB R : 24 x/menit
lemah, Meletakkan kepala S : 36,2 0 C
Batuk (+),Dahak(+) pada posisi agak
 Pasien tampak A : Masalah belum teratasi
ditinggikan dan dalam
Berbaring di posisi anatomi. Indikator IR ER

tempat tidur 6.08.50 WIB Frekuensi pernafasan 3 3


dengan posisi Memposisikan pasien sesuai dengan yang
semi fowler. pada posisi semifowler diharapkan
 Pasien tampak 7.09.00 WIB Pengeluaran sputum 3 4
menggunakan Mengeluarkan sekret pada jalan nafas
Oksigen 3 ltr/ dengan Batuk efektif. Bebas dari suara nafas 3 3
menit dengan 8.09.10 WIB Tambahan
nasal canul. Mengatur intake cairan Keterangan:
untuk mengoptimalkan 1. Keluhan ekstrim
keseimbangan. 2. Keluhan Berat
 TTV 3. Keluhan sedang
TD : 140/90 mmHg 4. Keluhan Ringan
N : 108 x/menit 5. Tidak ada Keluhan
R : 26 x/menit
S : 36,8 0 C P : Lanjutkan Intervensi
1.Observasi TTV
2.Monitor status O2
3. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat bantu
tambahan.
4. Berikan terapi oksigen
5. Letakkan kepala pada posisi
agak ditinggikan dan dalam
posisi anatomis
6. Posisikan pasien pada posisi
semifowler
7. Keluarkan sekret dengan Batuk
efektif.
8. Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan.
2 Ketidakefektifan 1.08.10 WIB S:
- Pasien mengatakan sesak
Pola Nafas Monitoring respirasi dan
mulai berkurang.
berhubungan dengan status O2
O:
Penurunan ekspansi 2. 09.30 WIB
- Pasien masih tampak lemah
paru (Tumor paru Mengkaji frekuensi, - Pasien tampak berbaring di
sebelah kanan), kedalaman pernapasan tempat tidur.
- Pasien tampak tenang.
ditandai dengan: dan ekspansi dada
- Bentuk dada tidak simetris.
DS : 3. 09.40 WIB
- Pasien tampak masih
- Pasien mengeluh Mengkaji suara napas,
menggunakan otot bantu
sesak disertai catat adanya suara
pernafasan dengan mengangkat
batuk. napas tambahan
bahu
DO : 4. 09.50 - Taktil fremitus sebelah kanan
- Pasien tampak Mengatur intake untuk tidak teraba getarannya.
lemah cairan mengoptimalkan - Pasien tampak menggunakan
- Klien tampak keseimbangan Oksigen 3 ltr/menit dengan
berbaring di tempat 5. 10.00 nasal canul.
Tidur dengan Memposisikan pasien - TTV
posisi semi fowler. untuk memaksimalkan TD : 130/80 mmHg
- Klien tampak ventilasi N : 98 x/menit
gelisah 6. 10.00 WIB R : 24 x/menit
- Bentuk dada Tidak Berkolaborasi dalam S : 36,2 0 C
simetris pemberian oksigen
- Pasien tampak tambahan A : Masalah teratasi sebagian
menggunakan otot 7. 10.10 WIB
Indikator IR ER
bantu pernafasan Berkolaborasi dalam
- Frekuensi 2 3
dengan pemberian terapi
pernapasan sesuai
mengangkat bahu nebulizer
dengan yang
- Taktil fremitus
diharapkan
sebelah kanan
- Irama napas
tidak teraba
sesuai yang 2 3
getarannya.
diharapkan
- Bunyi redup
- Tidak didapatkan
didada sebelah
suara napas 2 3
kanan.
tambahan
- Hasil Pemeriksaan
- Tidak didapatkan
Radiologi :
otot bantu
 Sugestif massa
pernapasan. 2 3
paru DD/massa
mediastinum.
Keterangan :
 Tb paru aktif
1. Keluhan ekstrim
lesi sedang
2. Keluhan berat
dengan efusi 3. Keluhan sedang
Pleura kanan. 4. Keluhan ringan
 Kardiomegali. 5. Tidak ada keluhan
- Pasien tampak
menggunakan P : Lanjutkan Intervensi
1.Monitor respirasi dan status O2
Oksigen 3 ltr/menit
2.Kaji frekuensi, kedalaman
dengan nasal canul.
pernapasan dan ekspansi dada
- TTV
3.Kaji suara napas, catat adanya
TD : 140/90
suara napas tambahan
mmHg
4.Atur intake untuk cairan
N : 108 x/menit
mengoptimalkan keseimbangan
R : 26 x/menit
5.Posisikan pasien untuk
S : 36,8 0 C
memaksimalkan ventilasi
6.Kolaborasi dalam pemberian
oksigen tambahan
7.Kolaborasi dalam pemberian
terapi nebulizer

3 Nyeri Akut 1. 08.00 WIB S:


berhubungan dengan Mengobservasi TTV - Pasien masih mengeluh Nyeri
Agen injury 2. 10.20 WIB dada sebelah kanan tembus ke
Biologis, ditandai Mengkaji secara belakang jika Batuk.
dengan : komprehensif termasuk
O:
DS : lokasi
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien ,karakteristik,durasi,
- Skala Nyeri : 3 ( sedang )
mengatakan frekuensi,kualitas dan
- TTV
Nyeri dada factor predisposisi.
TD : 130/80 mmHg
sebelah kanan 3. 10.30 WIB
N : 98 x/menit
ketika batuk Mengobservasi reaksi
R : 24 x/menit
sampai tembus non verbal S : 36,2 0 C
ke belakang, 4. 10.40 WIB A : Masalah teratasi sebagian
- Pasien Mengkaji kultur yang Indikator IR ER
mengeluh nyeri mempengaruhi respon
Melapor adanya 3 3
bagian dada nyeri.
nyeri.
sebelah kanan 5. 10.50 WIB
Luas bagian 3 3
seperti di tusuk- Mengajarkan tehnik
terpengaruh
tusuk relaksasi dan distraksi.
Frekuensi nyeri 3 3
6. 11.00 WIB
Ekspresi wajah 3 4
DO : Berkolaborasi dengan
Perubahan nadi 3 4
- Klien tampak dokter jika ada keluhan
lemah dan tindakan nyeri tidak
Keterangan:
- Skala Nyeri : 3 berhasil. 1. Keluhan ekstrim
(sedang ) 7. 11.10 WIB 2. Keluhan Berat
- TTV Berkolaborasi dengan 3. Keluhan sedang
TD : 140/90 mmHg dokter dalam pemberian 4. Keluhan Ringan
N : 108 x/menit analgesic untuk 5. Tidak ada Keluhan
R : 26x/menit mengurangi nyeri
S : 36,8 0 C 8. 11.20 WIB P : Lanjutkan Intervensi

Mengevaluasi 1.Observasi TTV

keefektifan control 2.Kaji secara komprehensif

nyeri. termasuk lokasi


,karakteristik,durasi,
frekuensi,kualitas dan factor
predisposisi.
3.Observasi reaksi non verbal
4.Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri.
5.Ajarkan tehnik relaksasi dan
distraksi.
6.Kolaborasi dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
7.Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesic untuk
mengurangi nyeri
8.Evaluasi keefektifan control
nyeri.
4. Ketidak seimbangan 1. 11.30 WIB S:
nutrisi kurang dari Mengkaji adanya alergi - Pasien masih mengatakan
kebutuhan tubuh makanan Nafsu makan berkurang
berhubungan dengan 2. 11.40 WIB - Pasien mengatakan dapat
intake tidak adekuat, Mengkaji pola makan, menghabiskan 5 – 6 sendok
ditandai dengan : kebiasaan makan dan dari porsi yang di sajikan.
DS : makanan yang disukai.
 Pasien O:
3. 11.50 WIB
mengatakan - Pasien masih tampak lemah
Mengukur berat badan
Nafsu makan - TTV
pasien.
berkurang. TD : 130/80 mmHg
4. 12.00 WIB
 Pasien N : 98 x/menit
Memberikan makanan
mengatakan R : 24 x/menit
sesuai diet dan berikan
hanya dapat S : 36,2 0 C
selagi hangat.
menghabiskan 3 5. 13.00 WIB
– 4 sendok Menganjurkan pasien A : Masalah teratasi sebagian
makan dari porsi makan sedikit tapi Indikator IR ER
makan yang di sering Masukkan peroral 3 3
sajikan. 6. 13.10 WIB meningkat
DO : Menganjurkan pasien
 Pasien tampak Porsi makan yang 3 3
untuk meningkatkan
lemah dan hanya disediakan habis
nutrisi yang adekuat
berbaring di Tidak terjadi 3 4
7. 13.20 WIB
tempat tidur penurunan berat
dengan posisi Menjadwalkan badan
semi fowler. pengobatan dan Dapat 3 4
 BB sebelum tindakan tidak selama mengidentifikasi
sakit 55kg jam makan kebutuhan Nutrisi
 BB setelah sakit 8. 13.30 WIB
45 kg Berkolaborasi dengan Keterangan:
 IMT = 17,57 ahli gizi untuk 1. Keluhan ekstrim
(Berat badan pemberian diet sesuai 2. Keluhan berat
kurang) indikasi. 3. Keluhan sedang
 TTV : 4. Keluhan Ringan
TD : 140/90 mmHg 5. Tidak ada keluhan
N : 108 x/menit
R : 26 x/menit
P : Lanjutkan Intervensi
S : 36,8 0 C
1.Kaji adanya alergi makanan
2.Kaji pola makan, kebiasaan
makan dan makanan yang
disukai.
3.Ukur berat badan pasien.
4.Berikan makanan sesuai diet dan
berikan selagi hangat.
5.Anjurkan pasien makan sedikit
tapi sering
6.Anjurkan pasien untuk
meningkatkan nutrisi yang adekuat
7.Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
8.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diet sesuai indikasi.
N. Catatan Perkembangan
Minggu, 22 Desember 2019

Hari,Tangg Diagnosa Evaluasi


No Implementasi
al, Jam Keperawatan
1 Minggu, Bersihan jalan nafas 1.08.00 WIB S:
22 - Pasien mengatakan
tidak efektif Mengobservasi
Desember sesak mulai berkurang.
berhubungan dengan TTV
2019
O:
Jam Adanya Eksudat di 2.08.10 WIB
- Pasien masih tampak
08.00wib alveolus, ditandai Monitoring lemah
dengan : status O2 - Pasien tampak berbaring
di tempat tidur.
DS : 3.08.20 WIB
- Pasien tampak tenang.
 Pasien Mengidentifikasi - Bentuk dada sebelah
mengatakan pasien perlunya kanan tampak lebih lebar
Batuk berdahak pemasangan alat - Pasien tampak masih
DO : bantu tambahan. menggunakan otot bantu
 Pasien tampak 4. 08.30 WIB pernafasan dengan
lemah Memberikan mengangkat bahu
 Pasien tampak terapi oksigen - Taktil fremitus sebelah
Berbaring di 5. 08.40 WIB kanan tidak teraba
tempat tidur. Meletakkan getarannya.
 Pasien tampak kepala pada - Pasien tampak
menggunakan posisi agak menggunakan Oksigen 3
Oksigen 3 ltr/ ditinggikan dan ltr/menit
menit dalam posisi - TTV
 TTV anatomi. TD : 130/80 mmHg
TD : 140/90 6.08.50 WIB N : 98 x/menit
mmHg Memposisikan R : 24 x/menit
N : 108 x/menit pasien pada S : 36,2 0 C
R : 24 x/menit posisi semifowler

S : 36,8 0 C 7.09.00 WIB A : Masalah teratasi sebagian


Mengeluarkan
sekret dengan
Batuk efektif.
8.09.10 WIB
Mengatur intake
Indikator IR ER
cairan untuk
- Frekuensi 2 3
mengoptimalkan
pernapasan sesuai
keseimbangan.
dengan yang
diharapkan
- Irama napas
sesuai yang 2 3
diharapkan
- Tidak didapatkan
suara napas 2 3
tambahan
- Tidak didapatkan
otot bantu
pernapasan. 2 3

Keterangan :
6. Keluhan ekstrim
7. Keluhan berat
8. Keluhan sedang
9. Keluhan ringan
10. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan Intervensi
1.Observasi TTV
2.Monitor status O2
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
bantu tambahan.
4. Berikan terapi oksigen
5. Letakkan kepala pada
posisi agak ditinggikan
dan dalam posisi anatomis
6. Posisikan pasien pada
posisi semifowler
7. Keluarkan sekret dengan
Batuk efektif.
8. Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan
keseimbangan.

2 Minggu, Bersihan jalan nafas 1.08.10 WIB S:


22 - Pasien mengatakan
tidak efektif Monitoring
Desember masih batuk berdahak
berhubungan dengan respirasi dan
2019
O:
Adanya Eksudat di status O2
- Pasien masih tampak
alveolus, ditandai 8. 09.30 WIB lemah,
dengan : Mengkaji - Pasien tampak
berbaring di tempat
DS : frekuensi,
tidur.
 Pasien kedalaman - O2 masih terpasang 3
mengatakan pernapasan dan ltr/menit
ekspansi dada - TTV
Batuk berdahak
9. 09.40 WIB TD : 130/80 mmHg
DO :
N : 98 x/menit
 Pasien tampak Mengkaji suara
napas, catat R : 24 x/menit
lemah
S : 36,2 0 C
 Pasien tampak adanya suara
Berbaring di napas tambahan
A : Masalah belum teratasi
tempat tidur. 10. 09.50
 Pasien tampak Mengatur intake Indikator IR ER

menggunakan untuk cairan Frekuensi pernafasan 3 3


Oksigen 3 ltr/ mengoptimalka sesuai dengan yang
menit n keseimbangan diharapkan
 TTV 11. 10.00 Pengeluaran sputum 3 4
TD : 140/90 Memposisikan pada jalan nafas
mmHg pasien untuk Bebas dari suara nafas 3 3
N : 108 x/menit memaksimalkan Tambahan
R : 24 x/menit ventilasi Keterangan:
S : 36,8 0 C 12. 10.00 WIB 6. Keluhan ekstrim
Berkolaborasi 7. Keluhan Berat
dalam 8. Keluhan sedang
pemberian 9. Keluhan Ringan
oksigen 10. Tidak ada Keluhan
tambahan
13. 10.10 WIB P : Lanjutkan Intervensi
Berkolaborasi 1.Monitor respirasi dan status

dalam O2

pemberian 2.Kaji frekuensi, kedalaman

terapi nebulizer pernapasan dan ekspansi dada


3.Kaji suara napas, catat
adanya suara napas tambahan
4.Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
5.Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
6.Kolaborasi dalam
pemberian oksigen tambahan
7.Kolaborasi dalam
pemberian terapi nebulizer

3 Minggu, Nyeri Akut 1. 09.10 WIB S:


22 berhubungan dengan Mengobservasi - Pasien masih mengeluh
Desember
Agen injury Biologis, TTV Nyeri dada sebelah kanan
2019
ditandai dengan : 2. 10.20 WIB tembus ke belakang jika
DS : Mengkaji secara Batuk.
- Pasien komprehensif
O:
mengatakan Nyeri termasuk lokasi
- Pasien masih tampak
dada sebelah ,karakteristik,du
lemah
kanan ketika rasi,
- Skala Nyeri : 3 ( sedang )
batuk sampai frekuensi,kualit
- TTV
tembus ke as dan factor
TD : 130/80 mmHg
belakang, predisposisi.
N : 98 x/menit
- Pasien mengeluh 3. 10.30 WIB
R : 24 x/menit
nyeri bagian dada Mengobservasi
S : 36,2 0 C
sebelah kanan reaksi non
seperti di tusuk- verbal
tusuk 4. 10.40 WIB A : Masalah teratasi sebagian

Mengkaji kultur Indikator IR ER

DO : yang Melapor adanya 3 3


- Klien tampak mempengaruhi nyeri.
lemah respon nyeri. Luas bagian 3 3
- Skala Nyeri : 3 5. 10.50 WIB terpengaruh
(sedang ) Mengajarkan Frekuensi nyeri 3 3
- TTV tehnik relaksasi Ekspresi wajah 3 4
TD : 140/90 dan distraksi. Perubahan nadi 3 4
mmHg 6. 11.00 WIB
N : 108 x/menit Berkolaborasi Keterangan:
R : 24 x/menit dengan dokter 1. Keluhan ekstrim
S : 36,8 0 C jika ada keluhan 2 Keluhan Berat
dan tindakan 3 Keluhan sedang
nyeri tidak 4 Keluhan Ringan
berhasil. 5 Tidak ada Keluhan
7. 11.10 WIB
P : Lanjutkan Intervensi
Berkolaborasi
1.Observasi TTV
dengan dokter
2.Kaji secara komprehensif
dalam pemberian
termasuk lokasi
analgesic untuk
,karakteristik,durasi,
mengurangi
frekuensi,kualitas dan factor
nyeri
predisposisi.
8. 11.20 WIB
3.Observasi reaksi non verbal
Mengevaluasi
4.Kaji kultur yang
keefektifan
mempengaruhi respon nyeri.
control nyeri.
5.Ajarkan tehnik relaksasi
dan distraksi.
6.Kolaborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
7.Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgesic
untuk mengurangi nyeri
8.Evaluasi keefektifan
control nyeri.
4. Minggu, Ketidak seimbangan 1. 11.30 WIB S:
22 nutrisi kurang dari Mengkaji adanya - Pasien masih mengatakan
Desember
kebutuhan tubuh alergi makanan Nafsu makan berkurang
2019
berhubungan dengan 2. 11.40 WIB - Pasien mengatakan dapat
intake tidak adekuat, Mengkaji pola menghabiskan 5 – 6
ditandai dengan : makan, kebiasaan sendok dari porsi yang di
DS : makan dan sajikan.
 Pasien makanan yang
mengatakan O:
disukai.
Nafsu makan - Pasien masih tampak
3. 11.50 WIB
berkurang. lemah
Mengukur berat
 Pasien - TTV
badan pasien.
mengatakan TD : 130/80 mmHg
4. 12.00 WIB
hanya dapat N : 98 x/menit
Memberikan
menghabiskan 3 – R : 24 x/menit
makanan sesuai
4 sendok makan S : 36,2 0 C
diet dan berikan
dari porsi makan selagi hangat.
yang di sajikan. 5. 13.00 WIB A : Masalah teratasi sebagian
DO : Menganjurkan Indikator IR ER
 Pasien tampak
pasien makan Masukkan peroral 3 3
lemah dan hanya
sedikit tapi meningkat
berbaring di
sering
tempat tidur Porsi makan yang 3 3
6. 13.10 WIB
 BB sebelum sakit disediakan habis
Menganjurkan
55kg Tidak terjadi 3 4
pasien untuk
 BB setelah sakit penurunan berat
meningkatkan
45 kg badan
nutrisi yang
 TTV : Dapat 3 4
adekuat
TD : 140/90 mengidentifikasi
7. 13.20 WIB
mmHg kebutuhan Nutrisi
Menjadwalkan
N : 108 x/menit
pengobatan
R : 24 x/menit Keterangan:
dan tindakan
S : 36,8 0 C 1. Keluhan ekstrim
tidak selama
jam makan 2. Keluhan berat
8. 13.30 WIB 3. Keluhan sedang
Berkolaborasi 4. Keluhan Ringan
dengan ahli gizi 5. Tidak ada keluhan
untuk pemberian P : Lanjutkan Intervensi
diet sesuai 1.Kaji adanya alergi makanan
indikasi. 2.Kaji pola makan, kebiasaan
makan dan makanan yang
disukai.
3.Ukur berat badan pasien.
4.Berikan makanan sesuai
diet dan berikan selagi
hangat.
5.Anjurkan pasien makan
sedikit tapi sering
6.Anjurkan pasien untuk
meningkatkan nutrisi yang
adekuat
7.Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
8.Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian diet sesuai
indikasi.

Palangka Raya, Januari 2020


Pembimbing,

( )

Anda mungkin juga menyukai