Anda di halaman 1dari 3

KANKER Sinus Paranasal (ICD 10.

C31)

1. Pengertian (Definisi)
 Kanker sinus paranasal merupakan penyakit keganasan primer dari sinus
paranasal

2. Etiologi / Patofisiologi / Patomekanisme


Jenis histopatologi terbanyak adalah jenis squamous cell ca

3. Anamnesis
 Riwayat penyakit adanya keluhan hidung buntu, sakit kepala dan pilek
berulang bisa disartai mimisan.
 Penurunan berat badan

4. Pemeriksaan Fisik
 Didapatkan tumor pada daerah hidung dan sinus para nasal
 Didapakan tumor pada cavum nasi
 Didapatkan pembesaran kelenjar leher atau tumor di tempat lain akibat
penyebaran
5. Kriteria Diagnosis
 Riwayat penyakit adanya keluhan hidung buntu, sakit kepala dan pilek
berulang bisa disertai mimisan.
 Penurunan berat badan
 Pemeriksaan histopatologi tumor sesuai dengan keganasan sinus paranasal.

6. Diagnosis Kerja
Kanker sinus paranasal

7. Diagnosis Banding
Polip
Sinusitis

8. Pemeriksaan Penunjang

Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSSA/disepakati)


1.Rontgen posisi waters 1.Rontgen posisi waters
2.Nasoendoscopy 2.Nasoendoscopy
3.Pemeriksaan Histopatologi tumor biopsi 3.Pemeriksaan Histopatologi tumor
atau FNAB biopsi atau FNAB
4.CT scan kepala untuk melihat masa tumor 4.CT scan kepala untuk melihat masa
dan pendesakan organ sekitar. tumor dan pendesakan organ sekitar.
5.Laboratorium:darah tepi lengkap, gula 5.Laboratorium:darah tepi lengkap, gula
darah fungsi hati, fungsi ginjal darah fungsi hati, fungsi ginjal
6.Imuno histokimia EGFR reseptor 6.CT scan atau USG abdomen untuk
mengetahui adanya penyebaran kelenjar
7.CT scan atau USG abdomen untuk
getah bening (KGB) atau penyebaran
mengetahui adanya penyebaran kelenjar
getah bening (KGB) atau penyebaran organ organ lain.
lain.
7.Foto toraks untuk mengetahui adanya
8.Foto toraks untuk mengetahui adanya penyebaran ke paru-paru.
penyebaran ke paru-paru.
8.Bone scan atau foto bone survey bila
9.Bone scan atau foto bone survey bila perlu perlu untuk melihat adanya penyebaran
untuk melihat adanya penyebaran tulang tulang (atas indikasi)
(atas indikasi)

9. Terapi

Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSSA/disepakati)


 Pembedahan (I-IIA)  Pembedahan (I-IIA)
 Radioterapi (I-IIA)  Radioterapi (I-IIA)
 Kemoterapi ajuvan : (I-IIA)  Kemoterapi ajuvan : (I-IIA)
Untuk stadium I, II dan III Untuk stadium I, II dan III
 Kemoterapi paliatif (IIA)  Kemoterapi paliatif (IIA)
 Untuk stadium IV, kanker sinus  Untuk stadium IV, kanker sinus
paranasal saat diagnosis telah paranasal saat diagnosis telah
didapatkan penyebaran luas di didapatkan penyebaran luas di
organ lain. organ lain.
 Kanker sinus paranasal yang  Kanker sinus paranasal yang
berulang setelah pengobatan berulang setelah pengobatan
(rekuren) (rekuren)

10. Edukasi
Diagnosis, prognosis dan komplikasi
Rencana pengobatan
Efek samping pengobatan
Kemoterapi sesuai jadwal

11. Prognosis
Tergantung pada saat stadium terdiagnosis

12. Kontributor
Dr. Budi D Machsoos, Sp.PD-KHOM, FINASIM
Dr. Djoko H Hermanto, Sp.PD-KHOM, FINASIM
Dr. Shinta O Wardhani, Sp.PD

13. Indikator Medis


 Remisi Komplete : Tidak didapatkan Tumor (Massa) pada sinus paranasal
ataupun kelenjar dan organ lain
 Remisi partial : Tumor (Massa) pada sinus paranasal mengecil > dari 50%
dan tidak di dapatkan benjolan (mass) baru
 Stable Disease : Tumor (Massa) pada sinus paranasal menetap atau
mengecil < 25% dan tidak didapatkan benjolan (mass) baru.
 Progressive disease : Tumor (Massa) pada sinus paranasal bertambah atau
makin besar atau di dapatkan benjolan (mass) baru
14. Kompetensi
Dokter Umum : 2
Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 3A - 4B

15. Kepustakaan
1. Choong N, Cohen EE. Epidermal growth factor directed therapy in head and neck
cancer, Crit Rev Hematol/Oncol 2006;57:25
2. Pfister DG, Spencer S, Adelstein D, Adkin S, Brizel DM, et al. NCCN Guidelines
Version 2.2016 Head and Neck Cancers. National Comprehensive Cancer
Network. Washington. P56-63

Anda mungkin juga menyukai