Anda di halaman 1dari 4

KANKER RECTUM (ICD 10, C20)

1. Pengertian (Definisi)
Kanker rectum merupakan penyakit keganasan primer dari rectum

2. Etiologi / Patofisiologi / Patomekanisme


 Resiko tinggi terjadi pada : Polip tipe Villous, diet tinggi lemak-tinggi kalori-rendah serat,
genetic (familial, delesi lengan kromosom 5, delesi lengan kromosom 17)
 Akumulasi dari kelainan epigenetik dan genetic pada epitel colon
3. Anamnesis
 Riwayat penyakit adanya perubahan pola BAB, kaliber feses berubah, konstipasi, obstruksi.
 Penurunan berat badan

4. Pemeriksaan Fisik
 Didapatkan tumor dalam rectum
 40-70% didapatkan penyebaran ke hati, rungga peritoneum, paru-paru, tulang.

5. Kriteria Diagnosis
 Riwayat penyakit adanya perubahan pola BAB, kaliber feses berubah, konstipasi, obstruksi.
 Penurunan berat badan
 Pemeriksaan kcolok dubur dan kolonoskopi didapatkan tumor pada rektum
 Pemeriksaan histopatologi tumor sesuai dengan keganasan usus besar

6. Diagnosis Kerja
Kanker rectum

7. Diagnosis Banding
 Polip recti

 Hemorrhoid interna

8. Pemeriksaan Penunjang
Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSSA/disepakati)

 Kolonoskopi  Kolonoskopi
 Pemeriksaan Histopatologi tumor  Pemeriksaan Histopatologi tumor
biopsi atau FNAB biopsi atau FNAB
 Laboratorium:darah tepi lengkap, gula  Laboratorium:darah tepi lengkap,
darah fungsi hati, fungsi ginjal gula darah fungsi hati, fungsi ginjal
 Tumor marker (CEA, Ca 19-9)  Tumor marker (CEA, Ca 19-9)
 Imuno histokimia apakah ada mutasi K-  CT scan atau USG abdomen untuk
Ras mengetahui adanya penyebaran
kelenjar getah bening (KGB) atau
 CT scan atau USG abdomen untuk
penyebaran organ lain.
mengetahui adanya penyebaran
kelenjar getah bening (KGB) atau  Foto toraks untuk mengetahui
penyebaran organ lain. adanya penyebaran ke paru-paru.
Bone scan atau foto bone survey
 Foto toraks untuk mengetahui adanya
bila perlu untuk melihat adanya
penyebaran ke paru-paru.
penyebaran tulang (atas indikasi)
 Bone scan atau foto bone survey bila
perlu untuk melihat adanya penyebaran
tulang (atas indikasi)

9. Terapi

Komprehensif (teoritis) Optimal (yang ada di RSSA/disepakati)

 Pembedahan (rekomendasi I-IIA)  Pembedahan (rekomendasi I-IIA)


 Kemoterapi ajuvan : (rekomendasi I-  Kemoterapi ajuvan : (rekomendasi I-
IIA) IIA)
 Untuk stadium II (Dukes B) tanpa  Untuk stadium II (Dukes B) tanpa
disertai pembesaran kelenjar disertai pembesaran kelenjar
getah bening getah bening
 Untuk stadium III (Dukes C)  Untuk stadium III (Dukes C)
 Kemoterapi paliatif : (rekomendasi I-  Kemoterapi paliatif : (rekomendasi I-
IIA) IIA)
 Untuk stadium IV, kanker usus  Untuk stadium IV, kanker usus
besar yang saat diagnosis telah besar yang saat diagnosis telah
didapatkan penyebaran luas di didapatkan penyebaran luas di
organ lain. organ lain.
 Kanker usus besar yang berulang  Kanker usus besar yang berulang
setelah pengobatan (rekuren) setelah pengobatan (rekuren)
10. Edukasi
 Diagnosis, stadium, prognosis, komplikasi
 Rencana pengobatan
 Efek samping pengobatan
 Kemoterapi sesuai jadwal

11. Prognosis
Prognosis ditentukan oleh :
 Stadium
 Histologi : Well differentiated Ca lebih baik daripada Poorly differentiated ca, adeno ca lebih
baik daripada mucinous ca.
 Gejala klinis : penderita dengan obstruksi atau perforasi prognosisnya lebih buruk
 Mutasi K-Ras, bila didapatkan mutasi K-Ras yang wild type prognosisnya lebih buruk.

12. Tingkat Evidens : IV

13. Tingkat Rekomendasi : C

14. Kontributor
a) dr. Budi D Machsoos, Sp.PD-KHOM, FINASIM
b) dr. Djoko H Hermanto, Sp.PD-KHOM, FINASIM
c) dr. Shinta O Wardhani, Sp.PD

15. Indikator Medis


 Remisi Komplete : Tidak didapatkan Tumor (Massa) pada rectum ataupun kelenjar dan
organ lain
 Remisi partial : Tumor (Massa) pada rektum mengecil > dari 50% dan tidak di dapatkan
benjolan (mass) baru
 Stable Disease : Tumor (Massa) pada rektum menetap atau mengecil < 25% dan tidak
didapatkan benjolan (mass) baru
 Progrsive disease : Tumor (Massa) pada rektum bertambah atau makin besar atau di
dapatkan benjolan (mass) baru

16. Kompetensi
 Dokter Umum : 2
 Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 3A - 4B
17. Kepustakaan
a) Cutsem E. Van, Cervantes A, Nordlinger B& Arnold D, on behalf of the ESMO Guidelines
Working Group, colorectal cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis,
treatment and follow-up, Annals of Oncology 25 (Supplement 3): iii1–iii9, 2014
b) Desch CE, Benson AB III, Somerfield MR, et al. Colorectal cancer surveillance. J Clin
Oncol 2005;23:8512-8519.
c) Ryan DP, Compton CC, Mayer RJ. Medical progress: carcinoma of the anal canal. N Engl
J Med 2000;342:792-800.
d) Sauer R, Becker H, Hohenberger W, et al. Preoperative versus postoperative
chemoradiation for rectal cancer. N Engl J Med 2004;351:1731-1740.
e) Benson AB, Venook AP, Bekaii-saab T, Chan E, Chen Y, Cooper HS et al. Clinical Practice
Guidelines in Oncology : Recal Cancer version 2.2016. National Comprehensive Cancer
Network. Washington. P1-136

Anda mungkin juga menyukai