Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

MINI PROJECT

“PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA


BAHAYA KEHAMILAN PADA TRIMESTER III DI
PUSKESMAS DLINGO 1”

Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo 1, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.


Yogyakarta

Disusun oleh :
dr. Amelia Lucky Ragil Lupita

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DLINGO I
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MINI PROJECT

“PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA


BAHAYA KEHAMILAN PADA TRIMESTER III DI
PUSKESMAS DLINGO 1”

Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo 1, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.


Yogyakarta
13 Oktober 2016

Peneeliti :
dr. Amelia Lucky Ragil Lupita

Mengetahui,
Dokter Pembimbing
Puskesmas Dlingo 1

dr. Nur Ahsani


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006).

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan


kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2002).

Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan resiko tinggi


dapat meningkatkan kejadian resiko tinggi pada kehamilan. Keterlambatan
dalam mengenali secara dini tanda bahaya kehamilan dapat meningkatkan
kejadian resiko tinggi kehamilan karena dalam keadaan kehamilan normal pun
dapat secara tiba-tiba menjadi resiko tinggi (Depkes, 2003).

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan yang terjadi pada seorang ibu hamil
merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu
atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal
kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan
(hamil tua) (Depkes RI, 2002).

Adapun macam-macam tanda bahaya kehamilan pada trimester tiga antara


lain: Perdarahan pervaginam, keluar air ketuban sebelum waktunya, demam
tinggi, bengkak dikaki, muka dan tangan, sakit kepala yang hebat, gerakan
janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam) (Saifuddin, 2002).

Pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dapat


memberikan landasan yang kuat agar terwujudnya perilaku sehat dalam
menekankan upaya kesehatan promotif selama kehamilan. Di mana
pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia, termasuk di dalamnya adalah perilaku ibu
hamil dalam memanfaatkan secara optimal fasilitas pelayanan kesehatan
(Notoatmodjo, 2003).

Angka kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan yakni kematian yang di sebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh.

Angka Kematian Ibu Kota Yogyakarta Tahun 2009-2014

Dari grafik diatas menggambarkan adanya peningkatan angka kematian ibu


dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 dan terjadi penurunan yang signifikan
pada tahun 2014, yaitu 204 per 100.000 kelahiran hidup turun menjadi 46 per
100.000 kelahiran hidup. angka kematian ibu pada tahun 2014 di bandingkan dengan
target MDGS sebesar < 102 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, maka
Kota Yogyakarta sudah dapat mencapainya. Hal ini menggambarkan hasil dari upaya
percepatan penurunan kematian ibu yang sudah dilakukan dalam 3 tahun terakhir ,
namun demikian upaya tersebut masih tetap harus dilanjutkan untuk dapat
meningkatkan status kesehatan ibu.

Dari data Puskesmas Dlingo 1, terdapat satu kematian ibu saat masa nifas
pada bulan Januari 2016, sebelum itu tidak didapatkan kematian ibu dalam kurun
waktu 10 tahun kebelakang.

Untuk mengurangi risiko-risiko kematian ibu saat kehamilan, persalinan,


maupun masa nifas, dengan demikitan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda–Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester III di Puskesmas Dlingo 1“.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester III“.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh


gambaran mengenai “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Pada Trimester III”.

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan pada
kehamilan trimester III.
2) Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang bengkak di
kaki,tangan dan muka serta pusing kadang disertai kejang pada
kehamilan trimester III.
3) Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang demam tinggi
pada kehamilan trimester III.
4) Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang keluar air ketuban
sebelum waktunya pada kehamilan trimester III.
5) Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang bayi dalam
kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak pada kehamilan
trimester III.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Dlingo 1
Sebagai masukan dalam rangka menyusun kebijakan untuk
menurunkan AKI dan AKB.

1.4.2 Bagi Peneliti


Agar dapat menerapkan ilmu yang didapat serta mengembangkan ide,
dan kreatifitas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1.Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang


melakukan penginderaan terhadap manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003:127-
130).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau yang


berkenaan dengan suatu kepandaian yang dimiliki terhadap suatu bidang
(Dikbud RI, 1999).

Berdasarkan kedua pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa


pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan
melalui objek penginderaan terhadap objek atau subjek tertentu.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting


dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
badan yang dipelejari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh dapat
menyebutkan tanda–tanda kekurangan kalori dan protein pada anak
balita.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh:
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan
makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum–
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan–perhitungan hasil penelitian dapat menggunakan
prinsip–prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di
dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen–komponen, tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata–kata
kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan dan
menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada,
misalnya: dapat menyusun, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan–rumusan yang
telah ada.
2.2 Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial di dalam keluarga (Saifuddin dkk, 2002 :89).

Proses kehamilan merupakan masa rantai yang berkesinambungan dan


terdiri dari: Ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
dan pembentukan plasenta (Manuaba, 1998)

2.3 Tanda–Tanda Bahaya Kehamilan


2.3.1 Pengertian
Tanda–tanda bahaya kehamilan adalah tanda–tanda yang
mengidentifikasi adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Masdanang, 2008).

2.3.2 Macam-macam tanda bahaya kehamilan trimester III adalah :


a. Perdarahan
1) Pengertian
Perdarahan pada kehamilan menurut waktu terjadinya di
bedakan menjadi 2 yaitu: Perdarahan hamil muda dan
perdarahan hamil tua atau lanjut atau disebut perdarahan
antepartum. Batasan teoritis antara kehamilan perdarahan
sebelum, sewaktu dan sesudah bersalin adalah kelainan yang
tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu. Sedangkan
perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi
setelah kehamilan 22 minggu sampai sebelum bayi lahir
(Saifuddin, 2002:M-18).
Perdarahan yang sering terjadi pada kehamilan lanjut atau
kehamilan trimester III meliputi :

a) Plasenta previa
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada
bagian rahim bawah. Luas plasenta yang ditutup lubang
serviks internal menentukan klasifikasi plasenta previa.
Plasenta previa sering digambarkan sebagai komplit,
total, atau sentral. Plasenta previa sebagian menunjukan
bahwa plasenta menutupi lubang servik internal
sebagian. Plasenta previa marginal menunjukan bahwa
hanya pinggir plasenta yang mendekati lubang internal.
Istilah implantasi rendah dipakai jika plasenta berada di
segmen rahim bawah tetapi tidak menutupi ostium
internum (Bobak, 2005).

Gejala dan tata utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri


dengan usia gestasi diatas 22 minggu, darah segar atau
kehitaman dengan bekuan, perdarahan dapat terjadi
setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi
Braxton hicks,trauma atau koitus (Saifuddin, 2002).

b) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi sebagian atau seluruh
plasenta tanggal dari tempat implantasinya (Bobak,
2005:659).

Gejala dan tanda utamanya adalah perdarahan dengan


nyeri imtermiten atau menetap, warna darah kehitaman
dan cair tetapi mungkin terdapat bekuan bila solusio
relative baru, bila ostium terbuka maka terjadi
perdarahan dengan warna merah segar (Saifuddin, 2002).

2) Penyebab
Koagulopati (kegagalan pembekuan darah), Koagulopati
dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan yang hebat.
Kondisi dapat dipicu oleh solusio plasenta, kematian janin
dalam uterus, eklampsia, emboli air ketuban dan banyak
penyebab lain (Saifuddin, 2002).
b. Pre eklampsi dan eklampsi.
1) Pengertian
Bengkak kaki dan tumit merupakan hal yang hal biasa terjadi
selama kehamilan. Tapi pembengkakan ditangan dan muka
merupakan tanda pre-eklampsia. Pre-eklamsia adalah
merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi
(peningkatan tekanan darah), edema (pembengkakan),
proteinuria (adanya protein dalam urin) yang umumnya terjadi
pada trimester ketiga tetapi dapat juga terjadi sebelumya
(Bobak, 2005).

2) Penyebab
Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan
dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita
yang sebelumnya memiliki tekanan daerah normal. Diagnosis
preeklampsia secara tradisional didasarkan pada adanya
hipertensi disertai proteinuria dan edema.

Eklampsia (kejang) akibat efek serebral berat preeklampsia-


eklampsia merupakan bahaya maternal yang utama. Sebagai
patokan, jumlah morbiditas dan mortalitas maternal dan
perinatal tertinggi adalah pada kasus dimana eklampsi timbul
pada awal kehamilan (sebelum minggu ke-28), usia ibu lebih
dari 25 tahun, dan ibu multigravida, dan ibu yang menderita
hipertensi kronis atau penyakit ginjal.

Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar


0,1 g/l (> 2+) atau lebih dalam sekurang–kurangnya dua kali
spesiman urine yang dikumpulkan sekurang–kurangnya
dengan jarak enam jam. Pada specimen urine 24 jam
proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3
per 24 jam.

Edema tidak lagi perlu menjadi dasar diagnosa preeklampsia.


Jika ada, edema merupakan suatu akumulasi cairan interstisial
umum setelah 24 jam tirah baring atau peningkatan berat lebih
dari 2 kg perminggu (Bobak, 2004)
Eklampsia harus di Diagnosa Diferensial dengan epilepsy,
malaria serebral, trauma kepala, penyakit serebrovaskuler,
intoksikasi (alkohol, obat, racun), kelainan metabolisme,
meningitis, ensefalitis, ensefalopati, intoksikasi air, hysteria
dan lain–lain.

Penanganan kejang adalah beri obat antikonvulsan,


perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan,
masker oksigen, dan oksigen), lindingi pasien dari
kemungkinan trauma, aspirasi mulut dan tenggorokan,
baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi risiko aspirasi dan beri o2 4-6 liter/menit
(Saifuddin, 2002).

c. Demam tinggi
Biasanya karena infeksi atau malaria. Demam tinggi bisa
membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan
keguguran atau kelahiran kurang bulan. Demam tinggi dalam
kehamilan biasanya karena infeksi atau virus. Demam tinggi
apabila pada pemeriksaan temperatur >38C
(Prawirohardjo,2005).

Demam pada akhir kehamilan dinamakan amnionitis yang


ditandai dengan keluarnya cairan berbau dari vagina, nyeri
abdomen, demam tinggi, uterus mengeras, dan frekuensi
denyut jantung bayi yang meningkat dan dapat juga
menyebabkan kelahiran kurang bulan (Saifuddin, 2002).

d. Keluar air ketuban sebelum waktunya


1) Pengertian
Merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan
dapat membahayakan bayi dalam kandungan. Ketuban pecah
dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu.
Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan
aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan kurang dari 36
minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2009).
2) Penyebab
Penyebab air ketuban pecah dini mempunyai dimensi multi
faktor yaitu: serviks inkompeten, ketegangan rahim yang
berlebihan, kelainan letak anak, kemungkinan kesempitan
panggul, kelainan bawaan dari selaput ketuban dan adanya
infeksi. Gejala ketuban pecah dini adalah keluarnya air
ketuban dari jalan lahir tanpa disertai rasa mules. Bila sudah
terjadi infeksi bila disertai demam atau keluar bau yang tidak
sedap dari jalan lahir (Manuaba, 1998).

e. Janin dalam kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak.


Janin dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak. Gerakan janin pertama kali dapat dirasakan oleh ibu
pada kehamilan 18 minggu pada primigravida, sedangkan 16
minggu pada multigravida.

Apabila sudah terjdi kematian janin maka bunyi jantung janin tidak
terdengar dengan fetoskop dan dipastikan dengan Doppler.
Pertumbuhan janin berkurang, bahkan mengecil sehingga tinggi fundus
uteri menurun. Keluhan yang ibu rasakan menghilangnya gerakan
janin, berat badan ibu menurun, dan ulang kepala kolaps serta
pemeriksaan Human Corionic Gonadotropin (HCG) urin menjadi
negative (Saifuddin, 2002).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitan


Desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yang
dilakukan dengan pendekatan survey yaitu dengan cara pengumpulan data dari jumlah
responden tujuannya untuk mengetahui “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester III” di Puskesmas Dlingo 1, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul, Yogyakarta.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Dlingo 1 dengan waktu pelaksanaan pada
tanggal 1-30 September 2016.

3.3. Subyek Penelitian


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan
di wilayah Puskesmas Dlingo 1.

b. Sampel
Sampel dalam Penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan diri ke
Puskesmas Dlingo 1 sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling yaitu dengan pengambilan sampel
dengan cara menunjuk kelompok yang dapat mewakili populasi, dengan
memperhatikan indikator tertentu.

Dengan kriteria:

1) Ibu hamil berada dalam wilayah binaan dan datang berkunjung ke puskesmas
untuk memeriksakan kehamilannya pada saat dilakukan penelitian.
2) Ibu hamil Trimester ke III dengan usia kehamilan 7 sampai 9 bulan.
3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
3.4. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu: pengetahuan ibu hamil tentang
tanda bahaya kehamilan trimester III.

3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kategori

Pengetahuan ibu Kekemampuan ibu untuk Kuesioner Ordinal 76-100% = Baik.


hamil tentang menjawab kuisioner tentang
56-75% = Cukup.
Tanda-tanda Tanda-tanda Bahaya
Bahaya Kehamilan Kehamilan Trimester III <55% = Kurang.
Trimester III yang meliputi :

1. Perdarahan
2. Preeklampsi/Eklampsi
3. Ketuban Pecah Dini
4. Demam Tinggi
5. Bayi dalam kandungan
gerakannya kurang atau
tidak bergerak

3.6. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data


a. Jenis Data
Jenis data dari variabel yang akan diteliti memakai data primer untuk
menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan trimester III

a. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data yang akan dipakai yaitu kuesioner yang diisi oleh ibu hamil.
Ibu hamil diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti,
kemudian jawaban setiap ibu hamil direkap pada master tabel yang telah disiapkan
untuk selanjutnya dilakukan analisis data.

3.7. Instrumen Penelitian


Instrumen atau alat ukur data yang digunakan adalah formulir isian/kuesioner.
Lembar kuesioner berisi sejumlah pertanyaan tertutup tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan pada trimester III. Alternatif jawaban disusun, dengan pilihan jawaban benar
diberi nilai 1 (satu) dan untuk jawaban salah diberi nilai 0 (nol) sebanyak 20 soal.

3.8. Rencana Pengolahan dan Analisis Data


a. Teknik Pengolahan Data
1)Seleksi Data
Dilakukan dengan memeriksa kembali kelengkapan dan kebenaran
data hasil kuisioner.
2) Klasifikasi Data
Setelah dilakukan seleksi data maka selanjutnya penulis
mengklasifikasikan data tersebut menurut aspek yang diteliti.
3)Tabulasi data
Dilakukan dengan cara memasukkan data yang diperoleh dalam
suatu tabel yang berisi hasil-hasil penelitian.
b. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui
pengecekan kelengkapan data kemudian dihitung dengan distribusi
frekuensi selanjutnya dianalisa dengan teknik perhitungan sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2005)
X
P x100%
N
Keterangan :
P :Persentase
X :Jumlah jawaban responden yang benar
N :Jumlah seluruh pertanyaan

Data yang telah ditabulasi selanjutnya diinterprestasikan untuk memudahkan


pelaporan dengan menggunakan skala sebagai berikut (Arikunto, 2002):

0% : Tidak seorangpun dari responden


1-19% : Sangat sedikit dari responden
20-39% : Sebagian kecil dari responden
40-59% : Sebagian dari responden
60-79% : Sebagian besar dari responden
80-99% : Hampir seluruh responden
100% : Seluruh responden
Pada bagian akhir disimpulkan hasil penelitian pengukuran pengetahuan
responden tersebut dipresentasikan sesuai dengan jawaban yang benar (Arikunto,
2002)

Jawaban Baik : 76-100%

Jawaban Cukup : 56-75%

Jawaban Kurang: < 55%

3.9. Jalannya Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 sampai 30 September 2016 di wilayah
Puskesmas Dlingo 1. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada setiap responden yang
memenuhi kriteria. Jalannya penelitian dilakukan dari mulai pelaksanaan penelitian
sampai dengan penyusunan laporan. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini meliputi:

1. Tahap persiapan
a. Perijinan penelitian dari Pembimbing Internsip Puskesmas Dlingo 1
b. Pencarian data dan contoh kuisioner

2. Tahap pelaksanaan penelitian


Penelitian dilaksanakan pada 1 sampai 30 September 2016. Adapun tahapnya
adalah:

a. Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data primer melalui pembagian kuesioner kepada 30
responden, adapun tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Meminta ijin pada responden untuk membagikan kuesioner.


2) Pembukaan dan menjelaskan identitas peneliti.
3) Memberitahu tujuan peneliti.
4) Proses pengambilan sampel dilakukan di kelas ibu hamil bulan September
dan kunjungan ANC perorangan bulan September di ruangan KIA
Puskesmas Dlingo 1
5) Pembagian kuesioner pada responden
b. Setelah data diperoleh dilakukan analisis data dengan melakukan klasifikasi
sesuai karakteristik responden dan pengkatagorian.
3. Tahap penulisan laporan atau penyusunan hasil.
3.10. Kesulitan dan Keterbatasan Penelitian
Adapun hambatan-hambatan yang peneliti hadapi dari mulai pelaksanaan penelitian
sampai dengan penyusunan laporan yaitu:

1. Kesulitan Penelitian
Keterbatasan waktu, dan pemahaman responden sehingga dalam pelaksanaan
peneliti di bantu oleh tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan penjelasan
mengenai kuesioner.

2. Keterbatasan Penelitian
Terbatasnya pengalaman peneliti di bidang penelitian sehingga banyak kekurangan
pada pengambilan data dan penyusunan laporan.

Anda mungkin juga menyukai