Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan tentang pola peledakan!

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang –lubang ledak dalam
satu baris dengan lubang ledak pada garis berikutnyaataupun antar lubang ledak satu
dengan lainnya. Pola peledakan ditentukanberdasarkan urutan waktu peledakan serta arah
runtuhan material yangdiharapkan.Berdasarkan arah runtuhan batuan , pola
peledakandiklasifikasikan sebagai berikut:

1. ü Box Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak.
2. ü “ V “ Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan.
3. ü Corner Cut , yaitu pola peledakkan yang arah runtuhan batuannya kesalahsatu sudut
dari bidang bebasnya.Berdasarkan urutan waktu peledakan, pola peledakan
diklasifikasikan sebagaiberikut :
-Pola peledakkan serentak, adalah suatu pola peledakan yang terjadi secaraserentak
untuk semua lubang ledak.
-Pola peledakkan beruntun, adalah suatu pola yang menerapkan peledakandengan
waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

2. Jelaskan macam-macam dari secondary blasting!

Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan


ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan
diisi sedikit bahan peledak.Macam-macamnya sebagai berikut:

1. Blockholing atau Pop Shooting


Umumnya digunakan untuk memecahkan bongkah batu yang besar dengan cara
membuat lubang bor ke arah pusat bongkah batu.
2. Mudcapping atau Plaster Shooting
Mudcapping adalah cara peledakan kontak , yaitu bahan peledak dinamit atau emulsi
diletakkan diatas bongkah batuang yang ditutupi oleh lumpur atau lempung dengan
ketebalan 101 mm.Bahan peledak sebaiknya ditempelkan pada bagian permukaan
bongkah rata atau sedikit cekung dan permukaan tersebut harus dibersihkan dari batu-
batu kecil dan debu agar tidak terjadi batu terbang.Metode mudcapping ini
memerlukan bahan peledak sesuai dengan besar bongkah hanya secara umum dapat
diapaki powder factor 0,7-1,0 kg/m3.Keuntungan cara ini ialah tidak perlu
pengeboran dan pekerjaan cepat selesai.
Sedangkan kelemahannya antara lain kemungkinan muncul batu terbang dan
kemudian timbul kebisingan suara serta airblast.Oleh sebab itu , peledakan
mudcapping hanya dpat diterapkan bila jauh dari pemukiman karena pengaruh
kebisingan suara serta airblast bisa ampai lebih dari jarak 1 km,walalupun ditutupi
lempung.
3. Snakeholing
Tujuan metode snakeholing adalah untuk mendorong batu yang tertanam dalam tanah
ke atas dan sekaligus memecahkannya.Caranya adalah dengan membuat lubang ledak
persis dibawah batu.Besar diameter lubang akan tergantung pada seberapa besar batu
yang akan didorong , diangkat , dan dipecahkan.Powder Factor untuk Snakeholing
antara 0,75-1,5 kg meter ketebalan bongkah dihitung dari arah lubang bor.Lihatlah
gambar dibawah ini yang kemungkinan lain untuk mengetahui kebutuhan bahan
peledak sesuai dengan diameter bongkah.

3.Bagaimana mengatur/fragmentasi peledakan?

Ada dua prinsip yang harus digunakan untuk mengontrol ukuran fragmentasi yaitu
cukupnya jumlah energi yang dihasilkan bahan peledak terpakai di dalam massa
batuan dan saat pelepasan energi juga tepat agar terjadi interaksi yang tepat. Lebih
jauh, distribusi energi di dalam massa batuan terpecah ke dalam dua tahap yang
berbeda. Pertama harus ada energi yang cukup untuk menghancurkan massa batuan
dengan menggunakan jumlah bahan peledak yang tepat. Bahan peledak juga harus
ditempatkan dalam suatu konfigurasi geometri sehingga energi optimum untuk
fragmentasi. Konfigurasi geometri ini biasanya disebut dengan pola peledakan.
Pelepasan energi pada waktu yang salah dapat mengubah hasil akhir, bahkan
meskipun sejumlah energi yang tepat ditempatkan dengan strategis diseluruh
massabatuan dalam pola yang tepat. Jika waktu inisiasi tidak tepat, maka dapat terjadi
perbedaan pada pecahan batuan, getaran, airblast, flyrock dan backbreak.Biasanya
dalam pengaplikasian secara nyata dari fragmentasi batuan hasil peledakan dapat
diketahui dan diukur dengan sebuah software berupa software split desktop. Program
Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk menganalisa ukuran fragmen
batuan yang dikembangkan oleh Universitas Arizona, Amerika Serikat. Pada
Penelitian ini program Split Desktop digunakan untuk membantu menganalisis
gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa grafik persentase-
persentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu
peledakan.Split Desktop merupakan program pemrosesan gambar (image analysis)
untuk menentukan distribusi ukuran-ukuran dari fragmen batuan pada proses
penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan. Program Split Desktop
dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan mengambil
input data berupa foto digital fragmentasi.

4.Jelaskan geometri peledakan!

Geometri peledakan, merupakan suatu hal yang sangat menentukan hasil peledakan
dari segi fragmentasi yang dihasilkan, rekahan yang diharapkan maupun dari segi
jenjang yang terbentuk. Dalam kegiatan peledakan yang termasuk geometri peledakan
adalah : burden, spasi, stemming, subdrilling, kedalaman lubang ledak, panjang
kolom isian, diameter lubang ledak dan tinggi jenjang.
1. Burden (B) ~ Merupakan jarak tegak lurus antara lubang tembak terhadap bidang
bebas yang paling dekat. Burden merupakan dimensi yang paling penting dalam
kegiatan peledakan, karena burden digunakan untuk menentukan geometri peledakan
lainya. Jarak burden yang baik adalah jarak yang memungkinkan energi secara
maksimal dapat bergerak dari kolom isian menuju bidang bebas dan dipantulkan
kembali dengan kekuatan yang cukup untuk melampaui kuat tarik batuan sehingga
akan terjadi penghancuran. Apabila peledakan dilakukan penerapan jarak burden yang
terlalu kecil maka akan mengakibatkan energi ledakan dengan mudah bergerak
menuju bidang bebas dapat menyebabkan terjadinya batuan terbang (Flying rock).
Sedangkan jarak burden yang terlalu besar akan mengakibatkan energi tidak cukup
kuat untuk mencapai bidang bebas sehingga pecahnya batuan akan terbentuk
bongkahan atau boulder
2. Spasi (S) ~ Adalah Jarak antara lubang tembak dalam suatu baris dan diukur sejajar
terhadap dinding teras (jenjang). Dalam memperkirakan panjang spasi, yang perlu
diperhatikan adalah apakah ada interaksi antara charges yang berdekatan. Apabila
masing-masing lubang bor diledakan sendiri-sendiri dengan interval waktu yang
cukup panjang dan untuk memungkinkan setiap lubang bor meledak dengan
sempurna, maka tidak akan terjadi interaksi sehingga akan menyebabkan terjadinya
efek yang kompleks.
3. Stemming (T) ~ atau collar merupakan suatu kolom untuk tempat material penutup
didalam lubang tembak yang terletak diatas kolom isian. Stemming digunakan untuk
menentukan stress balance (tegangan untuk memecah batuan agar dapat meledak
keatas secara serentak). Stemming juga berguna untuk mengurung gas-gas yang
timbul dari hasil peledakan sehingga dapat merekahkan batuan dengan energi yang
maksimal. Ada 2 hal yang berhubungan dengan stemming antara lain :

-Ukuran Panjang Stemming, Pada umumnya sama dengan burden apabila


peledakan dilakukan pada batuan kompak, untuk mendapatkan hasil peledakan yang
maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Apabila didalam proses peledakan
menggunakan panjang stemming yang terlalu pendek maka energi ledakan yang
dihasilkan cenderung lebih cepat mencapai bidang bebas sehingga menimbulkan
batuan terbang (fly rock) dan energi yang menekan batuan tidak maksimal. Stemming
yang pendek juga akan menghasilkan fragmentasi batuan yang kurang baik (begitu
juga sebaliknya).

-Ukuran material stemming, ini sangat mempengaruhi terhadap hasil peledakan,


apabila bahan stemming terdiri dari butiran-butiran halus dari pemboran (cutting),
kurang memiliki gaya gesek terhadap lubang tembak sehingga udara yang bertekanan
tinggi akan mudah mendorong material stemming tersebut. sehingga energi yang
seharusnya menghancurkan batuan, banyak hilang melalui rongga stemming. Untuk
mencegahnya banyak menggunakan bahan yang berbutir kasar dan keras.

4. Subdrilling (J) ~ Merupakan penambahan kedalaman pada lubang ledak dengan


tujuan supaya batuan dapat meledak secara full face sebagaimana yang diharapkan
dan batuan yang terbongkar hanya sebatas lantai jenjang saja. Subdrilling yang terlalu
pendek dapat mengakibatkan terjadinya tonjolan (toe) sehingga dapat menyulitkan
proses kegiatan selanjutnya.
5. Kedalaman lubang ledak (H) ~ merupakan kedalaman lobang yang akan diledakan
yang merupakan penjumlahan antara tinggi jenjang dengan subdrilling. kedalaman
lobang ledak yang dibuat tidak boleh lebih kecil dari pada burden. Hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya (everbreak) dan (flyrock) kedalam lobang ledak
biasanya ditentukan berdasarkan kapasitas produksi yang diinginkan.
6. Tinggi jejak (L) ~ Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan
lubang bor dan alat muat yang tersedia. Tinggi jenjang diambil berdasarkan
kedalaman lobang tembak dan subdrilling. Jika tinggi jenjang melebihi kedalaman
lubang tembak, maka sering terbentuknya tonjolan (toe) dibagian bawah jenjang. Hal
ini disebabkan karena energi ledak dari bahan peledak tidak mampu memcapai bagian
bawah jenjang.
7. Panjang Kolom isian (PC) ~ merupakan panjang kolom lobang tembak yang akan
diisi bahan peledak. panjang kolom ini merupakan kedalaman lobang tembak
dikurangi stemming yang digunakan. Semakin banyak bahan peledak yang digunakan
dalam proses peledakan maka akan memerlukan panjang kolom isian yang cukup
panjang sehingga juga akan berpengaruh kepada ukuran panjang stemming.
5.Bagaimana memprediksi hasil peledakan?

Pada tambang terbuka atau Quary, yang umumnya menerapkan peledakan jenjang
atau bench blasting, volume batuan yang akan diledakan tergantung pada burden, spasi,
tinggi jenjang, dan jumlah lubang.

Volume peledakan perlubang = B x S x H

Total volume peledakan = (B x S x H) x Jumlah lubang

Panjang kolom Isian = Berat handak perlubang

Loading density
TUGAS MATA KULIAH
TEKNIK PELEDAKAN
Dosen : Ir. Budiarto, MT

Oleh :
OLOAN
15310022

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI SUMBER DAYA ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai