Anda di halaman 1dari 13

HIDROLIKA

BAB VIII
MAJOR LOSSES

8.1 TujuanPercobaan
Menentukan besarnya major losses pada pipa licin dan pipa kasar.
8.2 Alat – Alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan
8.2.1 Alat – Alat Percobaan
a. Satu set alat kehilangan tinggi tekan
b. Manometer H20 dan air raksa (Hg)
c. Bangku kerja hidrolik
d. Flowmetrik

e. Stopwatch

8.2.2 Gambar Alat Percobaan

M M
a a
n n
o o
m
e
m
t e
e Gambar 8.1 Satu Set Alat Kehilangan Tinggi Tekan. t
r e
( Sumber: Lab.Hidrolika Universitas Tadulako 2017 ) r
A
i A
r i
r
R
a
k H
s Major Losses 2
a o
FACHRUL HANAFI / F 111 16 037
H
g
HIDROLIKA

Pipa Licin =
Pipa Kasar =

Gambar 8.2 Sketsa Alat Kehilangan Tinggi Tekan.


( Sumber: http://www.batan.go.id/ensiklopedi/02/01/01/05/02-01-01-05.html )

Keterangan Gambar Untuk Major Losses.


bagian yang ditinjau (Mayor Losses)

arah aliran air ( Pipa Licin )

arah aliran air ( Pipa Kasar )

1 = Pipa diameter 10 mm.


2 = Pipa diameter 13 mm.
3 = Pipa diameter 18 mm.
4 = Pipa diameter 17 mm.
5 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Konstraksi.
6 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Ekspansi.
7 = Pipa percobaan Minor Losses Ball Valve.
8 = Pipa percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
9 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 45o.

 10 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Gate Valve.


 11 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Ball Gate Valve.

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
 12 = Pipa untuk percobaan Minor Losses parallel.
 14 = Pipa percobaan Minor Losses Belokan 90o.
 15 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 90o.
 16 = Colokan untuk selang penghitung kehilangan tinggi tekan.
 17 = Pipa percobaan Venturi Meter.
 18 = Pipa penghubung.
 19 = Contoh potongan kecil dari pipa – pipa yang digunakan.
 20 = Manometer Air Raksa (Hg).
21 = Manometer Air (H2O).
22 = Bak penampung air.
23 = Bangku Kerja Hidrolik.
24 = Pompa Air.
25 = Skala perhitungan maksimum flowmeter.
26 = Tombol On/Off.
29 = Kran selang Kehilangan Tinggi Tekan.
V2 – V6 = Kran pengatur bukaan debit

Gambar 8.3 Bangku Kerja Hidrolik


( Sumber: Laboratorium Hidrolika, 2017 )

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA

Gambar 8.4 Flowmetrik Gambar 8.5 Manometer


(Sumber: Lab.Hidrolika Untad 2017) ( Sumber : Lab Hidrolika Untad 2017)

Gambar 8.6 Stopwatch


(Sumber: anonim, 2017 )

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA

8.3 Teori Dasar

8.3.1 Major Losses

Untuk aliran dalam pipa, dengan menggunakan Persamaan Bernoulli, major


losses dapat diukur berdasarkan percobaan laboratorium dengan menggunakan
tabung piezometer atau manometer. Major losses adalah kehilangan tinggi tekan
akibat gesekan antara aliran air dan dinding pipa.

2 2
P V P V
h1 + 1 + 1 = h2 + 2 + 2
γ 2g γ 2g …(8.1)

Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (hf) dapat pula dihitung secara empiris
dengan menggunakan Persamaan Daroy – Weisbach :

L . v2
hf =f …(8.2)
D .2 g
Dimana :

f = Koefisien gesekan pipa

L = Panang pipa (m)

D = Diameter dalam dari pipa (m/det)

v = Kecepatan rata – rata aliran dalam pipa (m/det)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)

Harga faktor gesekan (f) berbeda untuk setiap jenis aliran, yaitu :

1. Aliran Laminer menurut Hagen – Poiseuille dan Darcy – Weisbach :

64
f=
NR …(8.3)

2. Aliran Turbulen

a) Untuk pipa permukaan licin (smooth pipe) menurut Blasius :

f = 0,316 NR-0,25
…(8.4)

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA

b) Untuk pipa permukaan kasar (roughened pipe), nilai f tergantung

pada bilangan Reynolds (NR) dan kekasaran relatif pipa ( De )


dimana e

adalah rata – rata tinggi kekasaran (roughness height) dari dinding


pipa dan D adalah diameter dalam dari pipa.

8.4 Debit Aliran dan Persamaan Kontuinitas

Untuk menghitung debit aliran (Q) dari data volume (v) air yang mengalir
selama selang waktu (t) tertentu, dinyatakan dalam hubungan :

Q=
V …(8.5)
t
Hubungan antara debit (Q) dan kecepatan rata – rata aliran (V) terhadap ukuran
penampang pipa (A) :

Q= v.A
…(8.6)

atau

Q
v= A …(8.7)

Debit air yang masuk pada penampang 1 sama dengan yang keluar pada
penampang 2. Kondisi ini dapat dinyatakan dalam Persamaan Kontuinitas
(Contuinity Equation) :

Q = A.v = A1 .v1 = A2.v2


…(8.8)

8.5 Persamaan Bernoulli

Fluida yang mengalir memiliki energi seperti energi kinetik (kinetic energy),
energi potensial (potential energy), dan energi akibat tekanan (pressure energy).
Untuk suatu aliran pipa dengan kecepatan rata – rata (v) dan luas penampang pipa

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
(A) maka total massa aliran yang melewati penampang untuk tiap satuan waktu
adalah :

m = ρ. …(8.9)
v.A
Energi kineti kadalah :

1
EK = …(8.10)
2
Tinggi energi kinetik adalah besarnya energi tiap satuan berat atau,
m.v2
1 2 1 3
…(8.11)
mv ρAv
EK
Energi akibat tekanan 2 2 v2
= adalah= =
W mg ρAvg 2g
...(8.12)
Tinggi energy akibatEP = PA
tekanan V besarnya energy tiap satuan berat atau,
adalah

EP PAv PAv P P …(8.13)


= = = =
W mg
Energi potensial adalah ρAVg ρg γ

EP = mgh …(8.14)
Tinggi energy potensial adalah besarya energi tiap satuan berat atau,

EP mgh
= =h …(8.15)
W mg
Tinggi energi total dari garis datum energi pada penampang 1 adalah

P1 v12
H 1=h1 + +
γ 2g
…(8.16)

Tinggi energi total dari garis datum energi pada penampang 2 adalah

2
P v
H 2=h2 + 2 + 2
γ 2g …(8.17)

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
Perbedaan garis energi antara penampang 1 dan 2 merupakan kehilangan tinggi
tekan (head loss), dimana persamaan energy antara kedua penampang itu dikenal
sebagai Persamaan Bernoulli (Bernoulli’s Equation) :

P 1 v2 P 2 v 22
h1 + + = h2 + + +
γ 2g γ 2g …(8.18)

Secara umum kehilangan tinggi tekan ini dapat dikelompokkan atas dua bagian,
yaitu:

a. Major losses, yaitu keilangan tinggi tekan akibat gesekan aliran air dan
dinding pipa.

b. Minor losses, yaitu kehilangan tinggi tekan akibat perubahan bentuk


geometri pipa, misalnya :

A. Penyempitan penampang pipa

B. Pembesaran enampang pipa

C. Tikungan pipa

D. Sambungan pipa

E. Valve (kran)

8.3 Prosedur Perobaan dan Prosedur Perhitungan


8.3.1 Prosedur Percobaan

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
a. Pipa Licin
1. Menutup V1, 10 dan V4 pada pipa 3.
2. Membuka V2.
3. Membuka salah satu valve (V4 di pipa 1 atau V4 di pipa 2 atau 7 di pipa
4) dan menutup dua valve lainnya. Melakukan sesuai petunjuk dari
asisten laboratorium.
4. Mengontrol debit aliran dengan V6 atau V5 (menutup V6).
5. Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan untuk
melakukan pembacaan pada manometer.
6. Mengulangi prosedur percobaan minimal 5 kali dengan selisih debit
yang hampir sama.

b. Pipa Kasar
1. Menutup V1 dan V10.
2. Menutup V4 di pipa 1, V4 di pipa 2 dan 7 di pipa 4.
3. Membuka V2.
4. Membuka V4 di pipa 3.
5. Mengontrol debit aliran dengan V6 atau V5 (menutup V6).
6. Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan manometer
dengan pipa test untuk memperoleh pembacaan pada pipa 3.
7. Mengulangi prosedur percobaan minimal 5 kali dengan debit yang
hampir sama pada percobaan pipa licin.
8. Mengukur panjang dan diameter masing – masing pipa serta mengukur
tebal butiran pasir dinding pipa.

8.3.2 Prosedur Perhitungan


a. Menghitung diameter pipa (D)

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
b. Menghitung volume air (V)

c. Menghitung waktu rata – rata (t)


t 1 +t 2+ t 3
t́=
3

Menghitung debit aliran (Q)


V
Q=

d. Menghitung luas penampang (A)


1 2
A= . π . D
4

e. Menghitung kecepatan aliran air (V)


Q
v=
A

f. Menentukan Head Loss ukur (hf ukur)


HeadLoss
hf = X 13,6
1000

g. Menentukan bilangan Reynolds (NR)

D. v
N R=
υ

h. Menghitung koefisien gesek (f)


0.316
f= 0.25
NR

i. Menentukan Head Loss ukur hitungan (hf hitung)


L v2
hf =f . .
D 2. g

8.7 Analisa Grafik

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
1. Untuk Pipa Kasar
a. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung
1. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung diperoleh dengan cara
menghubungkan titik1 ,2, dan 4 dan 5 serta meregresi titik 3
2. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung berbentuk kurva terbuka ke
atas.
3. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar pula hf hitung.

b. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur


1. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 2, 4 ,dan 5 serta meregresi titik 1 dan 3
2. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur berbentuk kurva terbuka keatas.
3. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar pula hf ukur.

2. Untuk Pipa Licin

a. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung


1. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 2, 3 dan 5 serta meregresi titik 4 dan mengabaikan
titik 1
2. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung berbentuk kurva terbuka
keatas
3. Grafik hubungan antara Q versus hf hitung adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula hf hitung

b. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
1. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 2, 3, dan 4 serta meregresi titik 5 dan mengabaikan
titik 1.
2. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur berbentuk kurva terbuka keatas.
3. Grafik hubungan antara Q versus hf ukur adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar pula hf ukur.

8.8 Kesimpulan dan Saran

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037


HIDROLIKA
8.8.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat kekasaran tiap pipa berbeda dimana tingkat kekasaran pipa kasar
lebih tinggi dari pipa licin. Harga f berbeda untuk setiap jenis aliran dan
tingkat kekasaran. Untuk pipa licin harga f berkisar antara 0,039 – 0,029
dan untuk pipa kasar harga f berkisar antara 0,08 – 0,078.
2. NR yang didapat melalui percobaan ini berkisar antara 4306,220 –
14560,338 (aliran turbulen) untuk pipa licin dan 4880,383 – 17016,676
(aliran turbulen) untuk pipa kasar.
3. Untuk pipa licin, nilai hfukur= 0,136 – 1,496 dan hfhitung = 0,0044 – 0,0373 .
Untuk pipa kasar, yaitu hfukur= 0,0816 – 0,5712 dan hfhitung = 0,0138 –
0,1638
4. Besarnya kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa disebabkan
oleh:
a) Penampang, baik pipa kasar dan pipa licin.
b) Percepatan gravitasi.
c) Panjang dan kecepatan aliran.

8.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat dikalibrasi terlebih dahulu
dengan mengeluarkan gelembung udara pada pipa.
2. Pada saat pengukuran waktu dengan stopwatch harus dilakukan dengan
secermat mungkin agar diperoleh data yang lebih akurat.

3. Alat praktek di laboratorium agar lebih dipelihara dan dirawat dengan baik
serta perlu adanya perbaikan pada alat yang sudah kurang fungsional.
4. Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam praktikum agar tidak terjadi
kekeliruan
5. Alat yang tidak berfungsi dengan baik mohon diperbaiki.

FACHRUL HANAFI / F 111 16 037

Anda mungkin juga menyukai