4.1 Analisis Curah Hujan Netto Akibat Perubahan Tata Guna Lahan (Rn)
Analisa “Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Banjir DAS
Miu” didasarkan pada data-data sekunder yang akan digunakan dalam perhitungan
dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dan data tersebut disesuaikan
dengan fungsinya. Data-data yang dimaksud adalah data curah hujan yang
diperoleh dari alat pengukur hujan biasa maupun otomatis, data hujan diambil
yaitu data curah hujan bulanan, Joerson dan Soewarno (1991). Data hujan yang
diambil dalam studi ini adalah data hujan stasiun Tuva karena stasiun pengukur
hujan tersebut dianggap dapat mewakili dan terdekat dengan lokasi studi dengan
data curah hujan 12 tahun periode 2005 s/d 2016.
Air hujan yang jatuh di atas permukaan vegetasi yang lebat, terutama pada
permulaan hujan, tidak langsung mengalir ke permukaan tanah. Untuk sementara,
air tersebut akan ditampung oleh tajuk, batang, dan cabang vegetasi. Setelah
tempat-tempat tersebut jenuh dengan air, maka air hujan yang datang akan
menggantikan air hujan yang tertampung tersebut untuk selanjutnya menetes ke
tajuk, batang, dan cabang vegetasi di bawahnya sebelum akhinya sampai di atas
tumbuhan bawah (rumput) dan akhirnya sampai dipermukaan tanah. Besarnya air
yang tertampung di permukaan tajuk, batang, dan cabang vegetasi dinamakan
kapasitas simpan intersepsi. Dengan demikian, intersepsi hujan adalah beda antara
curah hujan total dan hasil pertambahan antara air lolos dan aliran batang.
Dampak dari perubahan tata guna lahan di DAS Miu untuk debit akan
mempertimbangkan intersepsi tajuk tanaman, oleh karena itu langkah pertama
adalah mengevaluasi peta citra 2005 s/d 2016 dengan menggunakan ArcGIS
untuk mengetahui persentase masing-masing penggunaan lahan yang ada pada
DAS Miu. Maka akan menghitung curah hujan bersih sebagai dampak dari
vegetasi dengan mengadopsi formula I Wayan Sutapa (2014) :
IV - 1
a. Untuk lahan kebun campuran, rumus yang digunakan sebagai berikut :
Y = 0,925 x + 0,333
b. Untuk hutan rumus yang digunakan sebagai berikut :
Y = 0,886 x + 0,088
c. Untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka) Rnetto = Rbruto
Tanaman vegetasi akan mempengaruhi curah hujan yang jatuh ke
permukaan.
Tabel 4.1 Perubahan tata guna lahan DAS Miu dari tahun 2005,2010,dan 2016
2005 2010 2016
N Jenis Tata Guna
Luas Luas Luas
o Lahan % % %
(Km2) (Km2) (Km2)
Hutan lahan 54,2
1 355,66 62,63 9,55 15,03 2,29
kering primer 5
Hutan lahan 27,8 69,1 87,3
2 182,75 452,97 572,80
kering sekunder 8 0 8
3 Area Persawahan 6,53 1,00 4,40 0,67 1,24 0,19
16,1 12,6
4 Area Perkebunan 105,92 83,19 14,01 2,14
6 9
5 Semak Belukar 2,79 0,43 49,86 7,61 49,10 7,49
6 Pemukiman 0,36 0,05 0,97 0,15 1,82 0,28
7 Sungai 1,54 0,24 1,54 0,24 1,54 0,24
Total 655,55 100 655,55 100 655,55 100
IV - 2
Tabel 4.2 Perubahan tata guna lahan terhadap 3 kategori penggunaan lahan
2005 2010 2016
N Jenis Tata Guna
o Lahan Luas Luas Luas
% % %
(Km2) (Km2) (Km2)
1 Hutan 538,41 82,13 515,59 78,65 587,83 89,67
2 Area Perkebunan 105,92 16,16 83,19 12,69 14,01 2,14
3 Lahan Terbuka 11,22 1,71 56,77 8,66 53,71 8,19
100,0 100,0 100,0
Total 655,55 655,55 655,55
0 0 0
Penggunaan lahan pada tahun 2005 didominasi oleh hutan dengan luas
538,41 Km2 atau 82,13% dari luas DAS Miu. Area perkebunan memiliki luas
sebesar 105,92 Km2 atau 16,16% dari luas DAS Miu. Penggunaan lahan untuk
lahan terbuka masih kecil yaitu hanya sebesar 11,12 Km 2 atau 1,71% dari luas
DAS Miu. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 hutan pada DAS Miu
masih terjaga karena pembukaan lahan baru untuk lahan terbuka masih kecil.
Perubahan penggunaan lahan pada tahun 2010 terjadi penurunan kuantitas
luas hutan yang mendominasi pada tahun 2005 menjadi 515,59 Km 2 atau 78,65%
dari luas DAS Miu. Perubahan penggunaan lahan juga terjadi pada area
perkebunan yang turun 3,47% dari luas tahun 2005. Perubahan penggunaan lahan
ini bergeser pada meningkatnya luas area lahan terbuka seperti
(pemukiman,semak belukar,area persawahan, dan sungai). Lahan terbuka
meningkat 6,95% dari luas DAS tahun 2005.
Perubahan penggunaan lahan pada tahun 2016 terlihat terjadi peningkatan
kembali luas hutan menjadi 89,67% dari luas DAS Miu . Penurunan cukup besar
terjadi pada area perkebunan yang hanya tersisa 2,14% dari luas DAS Miu.
Penurunan kuantitas luas area perkebunan menunjukkan adanya penurunan debit
air sungai / jauhnya akses air sungai untuk menyokong keperluan bercocok tanam.
Berdasarkan data penggunaan lahan diatas, maka dapat diketahui bahwa
penggunaan lahan di lokasi penelitian masih didominasi oleh hutan. Luas hutan
cukup besar karena pada dasarnya hutanlah yang menjadi fungsi awal dari setiap
IV - 3
penggunaan lahan. Tetapi presentase untuk lahan perkebunan semakin menurun,
hal itu diakibatkan alih fungsi lahan ke lahan terbuka atau ke lahan hutan.
IV - 4
Bulan Tahun
No
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jan 87,0 60,0 183,1 70,2 42,0 104,0 135,7 41,5 81,3 129,8 67,0 163,3
2 Feb 119,0 77,0 180,6 67,3 131,0 134,0 116,3 134,4 196,9 71,4 116,7 170,8
3 Mar 297,0 107,0 263,3 268,8 139,0 197,0 137,3 95,3 63,3 150,0 226,8 141,2
4 Apr 236,0 238,0 208,1 314,5 174,0 78,0 55,2 32,8 124,4 106,1 237,2 249,8
5 Mei 285,0 156,0 371,5 152,3 68,0 434,0 142,2 52,8 181,4 381,1 95,8 151,5
6 Jun 184,0 140,9 178,7 185,0 73,0 310,0 114,9 133,3 146,6 176,2 110,3 361,1
7 Jul 253,0 186,9 71,3 289,2 120,0 342,0 99,7 162,2 231,1 98,1 70,0 148,0
8 Agt 57,0 68,3 212,6 247,0 172,0 320,0 171,6 85,3 188,7 77,0 68,5 134,8
9 Sep 147,0 236,5 114,7 64,0 34,0 186,0 160,6 135,7 163,2 109,0 71,5 171,1
10 Okt 293,0 12,0 205,7 281,0 115,0 161,0 46,5 186,8 128,1 100,5 63,6 229,2
11 Nov 187,0 115,0 80,6 97,0 85,0 153,0 146,3 199,9 227,1 89,4 192,7 168,6
12 Des 110,0 204,8 220,2 56,0 300,0 170,6 139,0 554,6 81,6 88,4 33,3 195,7
Jumlah 2255,0 1602,4 2290,4 2092,3 1453,0 2589,6 1465,3 1814,6 1813,7 1577,0 1353,4 2285,1
Rata -
187,92 133,53 190,87 174,36 121,08 215,80 122,11 151,22 151,14 131,42 112,78 190,43
Rata
IV - 5
Berdasarkan evaluasi terhadap hujan yang turun pada DAS akan
mengalami intersepsi vegetasi, maka persamaan regresi linier dibuat antara
jumlah hujan dan penurunan air hujan ke permukaan tanah dengan
menetes dan menyebarkan pada batang tanaman sebagai berikut :
A HP x Rb
RHP =
A total
355,656 x 87
=
655,547
= 47,20 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 119
=
655,55
= 64,56 mm
IV - 6
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 64,56 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 64,56) + 0,088
= 57,29 mm
3. Bulan Maret Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Primer = 355,656 Km2
Curah Hujan Bulan Maret 2005 = 297,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 297
=
655,55
= 161,13 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 236
=
655,55
= 128,04 mm
IV - 7
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 128,04 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 128,04) + 0,088
= 113,53 mm
5. Bulan Mei Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Primer = 355,656 Km2
Curah Hujan Bulan Mei 2005` = 285,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 285
=
655,55
= 154,62 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 184
=
655,55
= 99,83 mm
IV - 8
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 99,83 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 99,83) + 0,088
= 88,53 mm
7. Bulan Juli Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Primer = 355,656 Km2
Curah Hujan Bulan Juli 2005` = 253,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 253
=
655,55
= 137,26 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 57
=
655,55
= 30,92 mm
IV - 9
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 30,92 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 30,92) + 0,088
= 27,49 mm
9. Bulan September Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Primer = 355,656 Km2
Curah Hujan Bulan September 2005` = 147,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 147
=
655,55
= 79,75 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 293
=
655,55
= 158,96 mm
IV - 10
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 158,96 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 158,96) + 0,088
= 140,93 mm
11. Bulan November Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Primer = 355,656 Km2
Curah Hujan Bulan November 2005` = 187,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 187
=
655,55
= 101,45 mm
A HP x Rb
RHP =
A total
355,66 x 110
=
655,55
= 59,68 mm
IV - 11
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 59,68 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 59,68) + 0,088
= 52,96 mm
b. Hutan lahan kering sekunder :
1. Bulan Januari Tahun 2005
Luas Hutan Lahan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan Januari 2005 = 87,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 87
=
655,55
= 24,25 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 119
=
655,55
= 33,17 mm
IV - 12
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 33,17 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 33,17) + 0,088
= 29,48 mm
3. Bulan Maret Tahun 2005
Luas Hutan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan Maret 2005 = 297,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 297
=
655,55
= 82,80 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 236
=
655,55
= 65,79 mm
IV - 13
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 65,79 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 65,79) + 0,088
= 58,38 mm
5. Bulan Mei Tahun 2005
Luas Hutan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan Mei 2005 = 285,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 285
=
655,55
= 79,45 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 184
=
655,55
= 51,29 mm
IV - 14
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 51,29 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 51,29) + 0,088
= 45,53 mm
7. Bulan Juli Tahun 2005
Luas Hutan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan Juli 2005 = 253,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 253
=
655,55
= 70,53 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 57
=
655,55
= 15,89 mm
IV - 15
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 15,89 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 15,89) + 0,088
= 14,17 mm
9. Bulan September Tahun 2005
Luas Hutan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan September 2005 = 147,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 147
=
655,55
= 40,98 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 293
=
655,55
= 81,68 mm
IV - 16
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 81,68 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 81,68) + 0,088
= 72,46 mm
11. Bulan November Tahun 2005
Luas Hutan Kering Sekunder = 182,75 Km2
Curah Hujan Bulan November 2005 = 187,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 187
=
655,55
= 52,13 mm
A HS x Rb
RHS =
A total
182,75 x 110
=
655,55
= 30,67 mm
IV - 17
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 30,67 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan hutan :
y = 0,886 x + 0,088
= (0,886 x 30,67) + 0,088
= 27,26 mm
c. Area Persawahan :
1. Bulan Januari Tahun 2005
Luas Area Persawahan = 6,53 Km2
Curah Hujan Bulan Januari 2005 = 87,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 87
=
655,55
= 0,87 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 119
=
655,55
= 1,18 mm
IV - 18
y = 1,18 mm
3. Bulan Maret Tahun 2005
Luas Area Persawahan = 6,53 Km2
Curah Hujan Bulan Maret 2005 = 297,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 297
=
655,55
= 2,96 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 236
=
655,55
= 2,35 mm
IV - 19
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 285
=
655,55
= 2,84 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 184
=
655,55
= 1,83 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 253
=
655,55
= 2,52 mm
IV - 20
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 2,52 mm
8. Bulan Agustus Tahun 2005
Luas Area Persawahan = 6,53 Km2
Curah Hujan Bulan Agustus 2005 = 57,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,53 x 57
=
655,547
= 0,57 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,527 x 147
=
655,547
= 1,46 mm
IV - 21
Curah Hujan Bulan Oktober 2005 = 293,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,527 x 293
=
655,547
= 2,92 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
6,527 x 187
=
655,547
= 1,86 mm
A psw x Rb
RPSW =
A total
IV - 22
6,527 x 110
=
655,547
= 1,10 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 87
=
655,55
= 14,06 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 119
=
655,55
IV - 23
= 19,23 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 297
=
655,55
= 47,99 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 236
=
655,55
= 38,13 mm
IV - 24
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 38,13 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan kebun :
y = 0,925 x + 0,333
= (0,925 x 38,13) + 0,333
= 35,61 mm
5. Bulan Mei Tahun 2005
Luas Area Perkebunan = 105,922 Km2
Curah Hujan Bulan Mei 2005 = 285,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 285
=
655,55
= 46,05 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 184
=
655,55
= 29,73 mm
IV - 25
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 29,73 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan kebun :
y = 0,925 x + 0,333
= (0,925 x 29,73) + 0,333
= 27,83 mm
7. Bulan Juli Tahun 2005
Luas Area Perkebunan = 105,922 Km2
Curah Hujan Bulan Juli 2005 = 253,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 253
=
655,55
= 40,88 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 57
=
655,55
= 9,21 mm
IV - 26
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 9,21 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan kebun :
y = 0,925 x + 0,333
= (0,925 x 9,21 ) + 0,333
= 8,85 mm
9. Bulan September Tahun 2005
Luas Area Perkebunan = 105,922 Km2
Curah Hujan Bulan September 2005 = 147,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 147
=
655,55
= 23,75 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 293
=
655,55
= 47,34 mm
IV - 27
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 47,34 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan kebun :
y = 0,925 x + 0,333
= (0,925 x 47,34 ) + 0,333
= 44,12 mm
11. Bulan November Tahun 2005
Luas Area Perkebunan = 105,922 Km2
Curah Hujan Bulan November 2005 = 187,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 187
=
655,55
= 30,22 mm
A kbn x Rb
RKBN =
A total
105,922 x 110
=
655,55
= 17,77 mm
IV - 28
Dari perhitungan di atas, kemudian nilai 17,77 mm yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan untuk lahan kebun :
y = 0,925 x + 0,333
= (0,925 x 17,77 ) + 0,333
= 16,77 mm
e. Area Semak Belukar :
1. Bulan Januari Tahun 2005
Luas Area Semak Belukar = 2,791 Km2
Curah Hujan Bulan Januari 2005 = 87,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 87
=
655,55
= 0,37 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 119
=
655,55
= 0,51 mm
IV - 29
y = 0,51 mm
3. Bulan Maret Tahun 2005
Luas Area Semak Belukar = 2,791 Km2
Curah Hujan Bulan Maret 2005 = 297,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 297
=
655,55
= 1,26 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 236
=
655,55
= 1,00 mm
IV - 30
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 285
=
655,55
= 1,21 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 184
=
655,55
= 0,78 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 253
=
655,55
= 1,08 mm
IV - 31
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 1,08 mm
8. Bulan Agustus Tahun 2005
Luas Area Semak Belukar = 2,791 Km2
Curah Hujan Bulan Agustus 2005 = 57,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 57
=
655,55
= 0,24 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 147
=
655,55
= 0,63 mm
IV - 32
Curah Hujan Bulan Oktober 2005 = 293,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 293
=
655,55
= 1,25 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
2,791 x 187
=
655,55
= 0,80 mm
A sbl x Rb
RSBL =
A total
IV - 33
2,791 x 110
=
655,55
= 0,47 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 87
=
655,55
= 0,05 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 119
=
655,55
= 0,06 mm
IV - 34
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 0,06 mm
3. Bulan Maret Tahun 2005
Luas Area Permukiman = 0,358 Km2
Curah Hujan Bulan Maret 2005 = 297,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 297
=
655,55
= 0,16 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 236
=
655,55
= 0,13 mm
IV - 35
5. Bulan Mei Tahun 2005
Luas Area Permukiman = 0,358 Km2
Curah Hujan Bulan Mei 2005 = 285,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 285
=
655,55
= 0,16 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 184
=
655,55
= 0,10 mm
IV - 36
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 253
=
655,55
= 0,14 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 57
=
655,55
= 0,03 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 147
=
655,55
= 0,08 mm
IV - 37
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 0,08 mm
10. Bulan Oktober Tahun 2005
Luas Area Permukiman = 0,358 Km2
Curah Hujan Bulan Oktober 2005 = 293,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 147
=
655,55
= 0,16 mm
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 187
=
655,55
= 0,10 mm
IV - 38
Curah Hujan Bulan Desember 2005 = 110,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A pmk x Rb
RPMK =
A total
0,358 x 110
=
655,55
= 0,06 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 87
=
655,55
= 0,20 mm
A s x Rb
RS =
A total
IV - 39
1,543 x 119
=
655,55
= 0,28 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 297
=
655,55
= 0,70 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 236
=
655,55
= 0,56 mm
IV - 40
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 0,56 mm
5. Bulan Mei Tahun 2005
Luas Area Sungai = 1,543 Km2
Curah Hujan Bulan Mei 2005 = 285,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 285
=
655,55
= 0,67 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 184
=
655,55
= 0,43 mm
IV - 41
Curah Hujan Bulan Juli 2005 = 253,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 253
=
655,55
= 0,60 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 57
=
655,55
= 0,13 mm
A s x Rb
RS =
A total
IV - 42
1,543 x 147
=
655,55
= 0,35 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 293
=
655,55
= 0,69 mm
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 187
=
655,55
= 0,44 mm
IV - 43
Dari perhitungan di atas, untuk fungsi lahan lainnya (lahan terbuka)
Rnetto = Rbruto, maka :
y = 0,44 mm
12. Bulan Desember Tahun 2005
Luas Area Sungai = 1,543 Km2
Curah Hujan Bulan Desember 2005 = 110,00 mm
Luas Total DAS = 655,547 Km2
A s x Rb
RS =
A total
1,543 x 110
=
655,55
= 0,26 mm
IV - 44
Tabel. 4.4 Distribusi curah hujan terhadap tata guna lahan tahun 2005
Hutan lahan
1 47,20 64,56 161,13 128,04 154,62 99,83 137,26 30,92 79,75 158,96 101,45 59,68
kering primer
Hutan lahan
2 kering 24,25 33,17 82,80 65,79 79,45 51,29 70,53 15,89 40,98 81,68 52,13 30,67
sekunder
Area
3 0,87 1,18 2,96 2,35 2,84 1,83 2,52 0,57 1,46 2,92 1,86 1,10
Persawahan
Area
4 14,06 19,23 47,99 38,13 46,05 29,73 40,88 9,21 23,75 47,34 30,22 17,77
Perkebunan
Semak
5 0,37 0,51 1,26 1,00 1,21 0,78 1,08 0,24 0,63 1,25 0,80 0,47
Belukar
6 Pemukiman 0,05 0,06 0,16 0,13 0,16 0,10 0,14 0,03 0,08 0,16 0,10 0,06
7 Sungai 0,20 0,28 0,70 0,56 0,67 0,43 0,60 0,13 0,35 0,69 0,44 0,26
87,00 119,00 297,00 236,00 285,00 184,00 253,00 57,00 147,00 293,00 187,00 110,00
Σtotal/Bulan
IV - 45
Tabel. 4.5 Perubahan curah hujan akibat pengaruh intersepsi tajuk tahun 2005
Jenis Tata Tahun 2005
No
Guna Lahan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
6 Pemukiman 0,05 0,06 0,16 0,13 0,16 0,10 0,14 0,03 0,08 0,16 0,10 0,06
7 Sungai 0,20 0,28 0,70 0,56 0,67 0,43 0,60 0,13 0,35 0,69 0,44 0,26
211,5 131,9
Σtotal/Bulan 78,31 106,93 266,10 255,37 165,05 226,75 51,48 262,52 167,73 98,88
5 6
IV - 46
Tabel. 4.6 Distribusi curah hujan terhadap tata guna lahan tahun 2010
Hutan lahan
1 9,94 12,80 18,82 7,45 41,46 29,61 32,67 30,57 17,77 15,38 14,62 16,30
kering primer
Hutan lahan
136,1 299,8 214,2 236,3 221,1 128,5 111,2 105,7
2 kering 71,86 92,59 53,90 117,88
2 8 0 1 1 2 5 2
sekunder
Area
3 0,70 0,90 1,32 0,52 2,91 2,08 2,29 2,15 1,25 1,08 1,03 1,14
Persawahan
Area
4 13,20 17,00 25,00 9,90 55,07 39,34 43,40 40,61 23,60 20,43 19,42 21,65
Perkebunan
Semak
5 7,91 10,19 14,98 5,93 33,01 23,58 26,01 24,34 14,15 12,25 11,64 12,98
Belukar
6 Pemukiman 0,15 0,20 0,29 0,12 0,64 0,46 0,51 0,47 0,27 0,24 0,23 0,25
7 Sungai 0,24 0,32 0,46 0,18 1,02 0,73 0,80 0,75 0,44 0,38 0,36 0,40
134,0 197,0 434,0 310,0 342,0 320,0 186,0 161,0 153,0
Σtotal/Bulan 104,00 78,00 170,60
0 0 0 0 0 0 0 0 0
IV - 47
IV - 48
Tabel. 4.7 Perubahan curah hujan akibat pengaruh intersepsi tajuk tahun 2010
Hutan lahan
1 8,89 11,43 16,76 6,69 36,82 26,33 29,04 27,17 15,83 13,72 13,04 14,53
kering primer
Hutan lahan
265,7 195,9 104,5
2 kering 63,76 82,12 120,69 47,84 189,87 209,46 113,96 98,65 93,75
8 9 3
sekunder
Area
3 0,70 0,90 1,32 0,52 2,91 2,08 2,29 2,15 1,25 1,08 1,03 1,14
Persawahan
Area
5 12,54 16,06 23,46 9,49 51,28 36,72 40,48 37,89 22,17 19,23 18,29 20,36
Perkebunan
Semak
6 7,91 10,19 14,98 5,93 33,01 23,58 26,01 24,34 14,15 12,25 11,64 12,98
Belukar
7 Pemukiman 0,15 0,20 0,29 0,12 0,64 0,46 0,51 0,47 0,27 0,24 0,23 0,25
8 Sungai 0,24 0,32 0,46 0,18 1,02 0,73 0,80 0,75 0,44 0,38 0,36 0,40
391,4 288,7 154,1
Σtotal/Bulan 94,19 121,22 177,97 70,77 279,76 308,59 168,06 145,54 138,33
7 7 9
IV - 49
Tabel. 4.8 Distribusi curah hujan terhadap tata guna lahan tahun 2016
6 Pemukiman 0,45 0,48 0,39 0,70 0,42 1,00 0,41 0,38 0,48 0,64 0,47 0,54
7 Sungai 0,38 0,40 0,33 0,59 0,36 0,85 0,35 0,32 0,40 0,54 0,40 0,46
163,3 170,8 141,2 249,8 151,5 361,1 148,0 134,8 171,0 229,2 168,5
Σtotal/Bulan 195,71
0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 9
IV - 50
Tabel. 4.9 Perubahan curah hujan akibat pengaruh intersepsi tajuk tahun 2016
6 Pemukiman 0,45 0,48 0,39 0,70 0,42 1,00 0,41 0,38 0,48 0,64 0,47 0,54
7 Sungai 0,38 0,40 0,33 0,59 0,36 0,85 0,35 0,32 0,40 0,54 0,40 0,46
146,8 153,5 127,0 224,3 136,2 324,1 133,1 121,3 153,8 205,9 151,5
Σtotal/Bulan 175,90
5 8 5 7 8 2 4 1 1 5 9
IV - 51
Mencari Nilai Persentase dari Perbandingan Perhitungan Pengaruh Tata
Guna Lahan menggunakan Rumus kalibrasi I Wayan Sutapa (2014) dengan
Perhitungan Perubahan Curah Hujan akibat Pengaruh Tata Guna Lahan.
Contoh perhitungan Tahun 2006 :
1. Bulan Januari tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
78,31
=
87,00
= 0,900
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Januari Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Januari (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 60,00 x 0,900
= 54,006 mm
2. Bulan Februari tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
106,93
=
119,00
= 0,898
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Februari Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Februari (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 77,00 x 0,898
= 69,187 mm
IV - 52
3. Bulan Maret tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
266,10
=
297,00
= 0,896
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Maret Untuk Memperoleh Nilai Curah Hujan
Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Maret (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 107,00 x 0,896
= 95,868 mm
4. Bulan April tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
211,55
=
236,00
= 0,896
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan April Untuk Memperoleh Nilai Curah Hujan
Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan April (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 238,00 x 0,896
= 213,345 mm
5. Bulan Mei tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
255,37
=
285,00
= 0,896
IV - 53
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Mei Untuk Memperoleh Nilai Curah Hujan
Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Mei (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 156,00 x 0,896
= 139,782 mm
6. Bulan Juni tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
165,05
=
184,00
= 0,897
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Juni Untuk Memperoleh Nilai Curah Hujan
Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Juni (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 140,90 x 0,897
= 126,390 mm
7. Bulan Juli tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
226,75
=
253,00
= 0,896
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Juli Untuk Memperoleh Nilai Curah Hujan
Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Juli (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 186,90 x 0,896
= 167,512 mm
8. Bulan Agustus tahun 2006
IV - 54
Ri
Nilai Persentase =
Rb
51,48
=
57,00
= 0,903
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Agustus Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Agustus (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 68,30 x 0,903
= 61,687 mm
9. Bulan September tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
131,96
=
147,00
= 0,898
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan September Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan September (Tabel 4.3) x Nilai
Persentase
= 236,50 x 0,898
= 212,310 mm
10. Bulan Oktober tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
262,52
=
293,00
= 0,896
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Oktober Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
IV - 55
Rn = Data Curah Hujan Bulan Oktober (Tabel 4.3) x Nilai Persentase
= 12,00 x 0,896
= 10,752 mm
11. Bulan November tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
167,73
=
187,00
= 0,897
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan November Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan November (Tabel 4.3) x Nilai
Persentase
= 115,00 x 0,897
= 103,152 mm
12. Bulan Desember tahun 2006
Ri
Nilai Persentase =
Rb
98,88
=
110,00
= 0,899
Dari perhitungan di atas, nilai Persentase yang diperoleh dikalikan dengan
Data Curah Hujan Pada Bulan Desember Untuk Memperoleh Nilai Curah
Hujan Netto (Rn)
Rn = Data Curah Hujan Bulan Desember (Tabel 4.3) x Nilai
Persentase
= 204,80 x 0,899
= 184,091 mm
IV - 56
IV - 57
Tabel. 4.10 Curah hujan Netto (Rn) akibat intersepsi tanaman tahun 2005 s/d 2016
Tahun
Bula
No
n 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
164,80 122,90 117,56 146,85
1 Jan 78,309 54,006 63,187 37,804 94,194 37,587 73,635 60,683
9 6 2 4
106,92 162,27 117,70 121,21 105,20 121,58 178,12 105,56 153,57
2 Feb 69,187 60,471 64,590
5 4 7 9 7 1 0 9 5
266,10 235,90 240,83 124,53 177,97 124,03 135,51 204,89 127,04
3 Mar 95,868 86,094 57,186
2 8 6 9 1 8 1 2 9
211,55 213,34 186,54 281,92 155,97 112,87 215,22 224,37
4 Apr 70,773 50,086 29,761 96,270
3 5 3 1 5 4 3 3
255,37 139,78 332,87 136,46 391,46 128,26 163,62 343,75 136,27
5 Mei 60,931 47,625 86,411
1 2 8 7 5 4 2 0 9
165,05 126,39 160,29 165,94 279,76 103,69 120,29 132,30 159,01 324,11
6 Jun 65,482 99,542
1 0 7 8 4 3 8 1 4 7
226,75 167,51 259,20 107,55 308,59 146,35 208,52 133,14
7 Jul 63,904 89,960 88,517 63,162
5 2 0 2 0 5 4 3
192,01 223,08 155,34 288,77 154,85 170,28 121,31
8 Agt 51,481 61,687 76,976 69,486 61,815
7 6 7 2 4 5 3
131,96 212,31 102,96 168,06 145,11 122,61 147,46 153,80
9 Sep 57,454 30,522 98,488 64,604
4 0 8 2 1 3 1 8
262,52 184,30 251,77 103,03 145,54 168,86 115,80 205,94
10 Okt 10,752 42,035 90,850 57,493
5 5 3 9 1 4 0 8
167,73 103,15 138,33 132,27 180,73 205,33 174,22 151,59
11 Nov 72,296 87,007 76,243 80,831
4 2 5 7 9 2 9 5
12 Des 98,877 184,09 197,93 50,337 269,66 154,18 125,62 501,25 73,750 79,896 30,097 175,89
IV - 58
1 3 4 9 9 0 9
2022,6 1438,0 2056,1 1877,6 1304,8 2338,8 1324,0 1639,7 1638,8 1424,7 1223,7 2053,9
Jumlah 5 8 3 9 1 7 6 4 9 6 2 5
168,55 119,84 171,34 156,47 108,73 194,90 110,33 136,64 136,57 118,73 101,97 171,16
Rata - Rata 4 0 4 4 4 6 8 5 4 0 7 3
Tabel. 4.11 Curah Hujan Netto, Hari Hujan, Dan Hujan Maksimum Tahun 2005 s/d 2016
No Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Rata"
CH 78,3 106,9 266,1 211,6 255,4 165,1 226,8 51,5 132,0 262,5 167,7 98,9 168,6
1 2005 HH 7,0 8,0 10,0 12,0 16,0 10,0 10,0 8,0 11,0 17,0 11,0 10,0 10,8
Hmax 32,8 44,8 111,7 88,7 107,1 69,2 95,1 21,5 55,3 110,1 70,3 41,4 70,7
CH 54,0 69,2 95,9 213,3 139,8 126,4 167,5 61,7 212,3 10,8 103,2 184,1 119,8
2 2006 HH 7,0 6,0 6,0 9,0 9,0 10,0 9,0 10,0 12,0 3,0 10,0 12,0 8,6
Hmax 22,6 29,0 40,2 89,5 58,6 53,0 70,3 25,8 89,0 4,5 43,3 77,1 50,2
CH 164,8 162,3 235,9 186,5 332,9 160,3 63,9 192,0 103,0 184,3 72,3 197,9 171,3
3 2007 HH 8,0 16,0 13,0 17,0 14,0 19,0 10,0 18,0 12,0 13,0 7,0 13,0 13,3
Hmax 69,0 68,0 99,0 78,2 139,7 67,2 26,8 80,2 43,2 77,3 30,3 82,9 71,8
CH 63,2 60,5 240,8 281,9 136,5 165,9 259,2 223,1 57,5 251,8 87,0 50,3 156,5
4 2008 HH 9,0 5,0 16,0 22,0 6,0 11,0 14,0 21,0 6,0 15,0 7,0 8,0 11,7
Hmax 26,4 25,3 101,0 118,3 57,3 69,6 108,7 93,2 24,1 105,6 36,5 21,1 65,6
CH 37,8 117,7 124,5 156,0 60,9 65,5 107,6 155,3 30,5 103,0 76,2 269,7 108,7
5 2009 HH 7,0 8,0 8,0 13,0 7,0 9,0 12,0 9,0 2,0 9,0 11,0 10,0 8,8
Hmax 15,8 49,3 52,3 65,4 25,6 27,5 45,1 64,9 12,8 43,2 32,0 112,9 45,6
IV - 59
CH 94,2 121,2 178,0 70,8 391,5 279,8 308,6 288,8 168,1 145,5 138,3 154,2 194,9
6 2010 HH 7,0 7,0 9,0 4,0 18,0 19,0 14,0 15,0 9,0 6,0 10,0 8,0 10,5
Hmax 39,6 50,9 74,7 29,7 164,4 117,5 129,6 121,3 70,6 61,1 58,1 64,8 81,9
IV - 60
CH 122,9 105,2 124,0 50,1 128,3 103,7 90,0 154,9 145,1 42,0 132,3 125,6 110,3
7 2011 HH 8,0 8,0 8,0 5,0 9,0 6,0 6,0 8,0 11,0 5,0 9,0 10,0 7,8
Hmax 51,6 44,2 52,1 21,0 53,9 43,6 37,8 65,0 60,9 17,7 55,6 52,8 46,4
CH 37,6 121,6 86,1 29,8 47,6 120,3 146,4 77,0 122,6 168,9 180,7 501,3 136,6
8 2012 HH 3,0 8,0 8,0 6,0 5,0 12,0 14,0 8,0 10,0 9,0 12,0 16,0 9,3
Hmax 15,8 51,1 36,2 12,5 20,0 50,5 61,5 32,3 51,5 70,9 75,9 210,5 57,4
CH 73,6 178,1 57,2 112,9 163,6 132,3 208,5 170,3 147,5 115,8 205,3 73,8 136,6
9 2013 HH 9,0 8,0 3,0 8,0 8,0 6,0 13,0 8,0 7,0 7,0 10,0 5,0 7,7
Hmax 30,9 74,8 24,0 47,4 68,7 55,6 87,6 71,5 61,9 48,6 86,2 31,0 57,3
CH 117,6 64,6 135,5 96,3 343,7 159,0 88,5 69,5 98,5 90,9 80,8 79,9 118,7
10 2014 HH 8,0 5,0 4,0 3,0 15,0 9,0 7,0 6,0 3,0 4,0 7,0 8,0 6,6
Hmax 49,4 27,1 56,9 40,4 144,4 66,8 37,2 29,2 41,4 38,2 33,9 33,6 49,9
CH 60,7 105,6 204,9 215,2 86,4 99,5 63,2 61,8 64,6 57,5 174,2 30,1 102,0
11 2015 HH 7,0 8,0 10,0 8,0 5,0 4,0 1,0 3,0 4,0 3,0 10,0 3,0 5,5
Hmax 25,5 44,3 86,1 90,4 36,3 41,8 26,5 26,0 27,1 24,1 73,2 12,6 42,8
CH 146,9 153,6 127,0 224,4 136,3 324,1 133,1 121,3 153,8 205,9 151,6 175,9 171,2
12 2016 HH 9,0 5,0 7,0 12,0 9,0 10,0 7,0 8,0 9,0 11,0 9,0 12,0 9,0
Hmax 61,8 64,7 53,5 94,5 57,4 136,5 56,0 51,1 71,8 96,3 70,8 82,2 74,7
IV - 61
4.2 Analisis Curah Hujan Rencana Pada DAS Miu
Curah hujan rancangan adalah curah hujan yang terjadi pada suatu daerah
dengan periode ulang tertentu. Dalam perhitungan curah hujan rancangan
digunakan analisis frekuensi. Namun demikian sebelum menggunakan macam
analisis frekuensi perlu dikaji persyaratannya. Adapun pengujian sebaran data
untuk dapat menggunakan analisis frekuensi adalah, dihitung parameter-parameter
statistik, Cs, Cv, Ck, untuk dapat menentukan macam analisis frekuensi. Syarat
untuk EJ. Gumbell, Ck = 5,40 dan Cs = 1,14 ; Sedangkan Log Pearson III harga
Cs dan Cv nya bebas.
Rangking Data
Curah Hujan
No. Tahun No
(mm)
Curah Hujan
Tahun
Maksimum
IV - 62
Curah Hujan Maksimum DAS Miu
250
200
Curah Hujan (mm)
150
100
50
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
√∑
(Xi− Xr)
2
= 39,709
12−1
IV - 63
3. Menghitung parameter-parameter statistik, yang meliputi koefisien
skewnes/penyimpangan (Cs), koefisien varians (Cv), dan koefisien
kurtosis (Ck),
∑ 3
Cs = ( Xi− Xr)
3
(n−1)(n−2)Sx
466986,369
= 3
(12−1)(12−2) 39,709
= 0,814
n2 x ∑ 4
Ck = (Xi− Xr)
(n−1)(n−2)(n−3) Sx 3
122 x 78027907,912
= 3
(12−1)(12−2)(12−3)39,709
= 181,268
Sx
Cv =
Xr
39,709
=
122,568
= 0,324
4. Dengan melihat harga Cs, Cv, dan Ck sehingga dapat ditentukan
agihan frekuensi mana yang akan digunakan.
IV - 64
Tabel. 4.13 Parameter uji distribusi statistik
Curah hujan 2 3 4
No. (Xi-Xr) (Xi-Xr) (Xi-Xr) (Xi-Xr)
(Xi) (mm)
1 210,53 87,963 7737,40 680601,17 59867380,52
2 164,42 41,853 1751,63 73310,17 3068213,81
3 144,38 21,813 475,79 10378,06 226371,51
4 139,66 17,093 292,15 4993,63 85353,70
5 136,49 13,923 193,84 2698,68 37572,40
6 118,25 -4,318 18,64 -80,48 347,48
7 112,93 -9,637 92,88 -895,14 8626,96
8 111,65 -10,918 119,19 -1301,28 14206,69
9 90,39 -32,178 1035,39 -33316,31 1072035,57
10 89,49 -33,078 1094,12 -36190,79 1197100,78
11 87,58 -34,988 1224,13 -42829,08 1498482,40
12 65,04 -57,528 3309,41 -190382,27 10952216,10
Jumlah 1470,8 17344,57 466986,37 78027907,91
Rata-rata 122,568
IV - 65
3. Menghitung standar deviasi
n
Sd = √ ∑ ( log x i − log x o ) 2
i =1
0,213
n−1
` =
√ 12−1
= 0,1393
∑ 3
Cs = (log Xi−log Xo)
3
(n−1)(n−2)Sd
0,000
=
(12−1)(12−2) 0,13933
= -0,0039
Tabel. 4.14 Parameter uji distribusi statistic dalam Log
Curah
Log Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
No. hujan Xi Log Xo Log Xo)2 Log Xo)3 Log Xo)4
(mm)
1 210,53 2,323 0,255 0,065 0,017 0,004
2 164,42 2,216 0,148 0,022 0,003 0,000
3 144,38 2,160 0,092 0,008 0,001 0,000
4 139,66 2,145 0,077 0,006 0,000 0,000
5 136,49 2,135 0,067 0,005 0,000 0,000
6 118,25 2,073 0,005 0,000 0,000 0,000
7 112,93 2,053 -0,015 0,000 0,000 0,000
8 111,65 2,048 -0,020 0,000 0,000 0,000
9 90,39 1,956 -0,112 0,013 -0,001 0,000
10 89,49 1,952 -0,116 0,014 -0,002 0,000
11 87,58 1,942 -0,126 0,016 -0,002 0,000
12 65,04 1,813 -0,255 0,065 -0,017 0,004
Jumla 24,81
h 1470,81 6 0,000 0,213 0,000 0,001
Log
Xo 122,568 2,068
IV - 66
Dari faktor – faktor di atas dapat ditentukan metode mana yang bisa dipakai,
seperti disajikan dalam tabel berikut :
IV - 67
Untuk kala ulang 5 tahun dan Cs = -0,0039 dari tabel faktor penyimpangan
KTr untuk Log Pearson III (dapat dilihat pada Tabel 2.3) diperoleh nilai
harga KTr = 0,842 , sehingga :
Log XT = Log Xo + KTr . Sd
= 2,068 + (0,842 x 0,1393)
= 2,185
XT = 153,192 mm
IV - 68
XT = 225,945 mm
Periode Log
KTr Logaritma Hujan Rancangan Rmax (mm)
Ulang (T) Xo
0,00 2,06
2 0 8 2,068 116,948
0,84 2,06
5 2 8 2,185 153,192
1,28 2,06
10 2 8 2,247 176,403
1,75 2,06
25 1 8 2,312 205,027
2,05 2,06
50 4 8 2,354 225,945
2,32 2,06
100 6 8 2,392 246,535
IV - 69
Δmaks = |Pe−PT|
dimana :
IV - 70
Tabel. 4.17 Uji metode Smirnov – Kolmogorov Log Pearson
IV - 71
Dari table 4.17 diperoleh :
Mean
(x) = 115,5900
rata-rata (Xrt) = 122,5675
Sdev
(sd) = 39,7087
Tarif Signifikan (α) = 5%
Δ Max = 0,168
Banyak Data, (n) = 12 untuk n = 12
Δ Cr (Tabel 2.4 ) = 0,338
Dilihat dari perbandingan di atas bahwa Δ maks < Δ kritis, maka metode sebaran
yang diuji dapat diterima
Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang
dinyatakan dalam tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu.
Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.
Untuk perhitungan intensitas curah hujan digunakan rumus Mononobe :
Dimana :
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (mm)
T = Durasi hujan (jam)
R 24 24 2 /3
I = x( )
24 t
2/3
153,192 24
= x( )
24 120/60
IV - 72
= 33,456 mm/jam
R 24 24 2 /3
I = x( )
24 t
176,403 24 2/ 3
= x( )
24 120 /60
= 38,525 mm/jam
205,027 24 2 /3
= x( )
24 120/60
= 44,777 mm/jam
Curah Hujan
153,192 176,403 205,027
Rencana
No Waktu I5 I10 I25
1 2 512,760 590,448 686,259
2 5 278,369 320,545 372,559
3 10 175,361 201,931 234,697
4 15 133,826 154,102 179,108
5 30 84,305 97,078 112,831
6 60 53,109 61,155 71,079
7 90 40,530 46,670 54,243
8 100 37,780 43,505 50,564
9 120 33,456 38,525 44,777
10 140 30,189 34,763 40,404
11 160 27,618 31,802 36,963
12 180 25,532 29,400 34,171
13 200 23,800 27,406 31,853
14 220 22,335 25,719 29,892
IV - 73
15 240 21,076 24,270 28,208
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara intensitas dan waktu lama hujan
Berdasarkan hasil perhitungan Intensitas Curah hujan yang terakumulasi
pada satu titik dalam kurun waktu tertentu, dari grafik intensitas curah hujan
menunjukkan bahwa untuk durasi waktu 240 menit atau 4 jam, maka intensitas
hujan rata-rata berkisar 28,208 mm/jam, sedangkan untuk intensitas hujan dalam
durasi 2 menit menunjukkan angka yang sangat signifikan yaitu mencapai
686,259 mm/jam.
Dalam perencanaan banjir Sungai Miu dengan T25 tahun, Nilai intensitas
hujan dalam durasi 120 menit.
Banjir adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuang (kali) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang. Banjir
merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda
penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa.
Dikatakan banjir apabila terjadi luapan atau jebolan dan air banjir,
disebabkan oleh kurangnya kapasitas penampang saluran pembuang. Banjir di
bagian hulu biasanya arus banjirnya deras, daya gerusnya besar, tetapi durasinya
IV - 74
pendek. Sedangkan di bagian hilir arusnya tidak deras (karena landai), tetapi
durasi banjirnya panjang.
c. Area persawahan
Luas (A) = 6,257 Km2
Koefisien limpasan (C) = 0,25 (Tabel 2.5)
Intensitas hujan (i) = 33,456 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
IV - 75
= 0,278 x 0,25 x 33,456 x 6,257
= 14,549 m3/detik
d. Area perkebunan
Luas (A) = 105,922 Km2
Koefisien limpasan (C) = 0,30 (Tabel 2.5)
Intensitas hujan (i) = 33,456 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,30 x 33,456 x 105,922
= 295,547 m3/detik
e. Semak Belukar
Luas (A) = 2,791 Km2
Koefisien limpasan (C) = 0,20 (Tabel 2.5)
Intensitas hujan (i) = 33,456 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,20 x 33,456 x 2,791
= 5,192 m3/detik
f. Pemukiman
Luas (A) = 0,36 Km2
Koefisien limpasan (C) = 0,35 (Tabel 2.5)
Intensitas hujan (i) = 33,456 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,35 x 33,456 x 0,36
= 1,172 m3/detik
g. Tubuh Air
Luas (A) = 1,54 Km2
Koefisien limpasan (C) = 0,95 (Tabel 2.5)
Intensitas hujan (i) = 33,456 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,95 x 33,456 x 1,54
= 13,601 m3/detik
Perhitungan selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut :
IV - 76
IV - 77
Tabel. 4.19 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode rasional dengan T 5 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) C i Q 2) C i Q 2) C i Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 0,05 33,456 165,396 62,625 0,05 33,456 29,123 15,025 0,05 33,4564 6,987
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 0,10 33,456 169,974 452,965 0,10 33,456 421,298 572,801 0,10 33,4564 532,756
3 Area Persawahan 6,527 0,25 33,456 15,177 4,399 0,25 33,456 10,229 1,238 0,25 33,4564 2,879
4 Area Perkebunan 105,922 0,30 33,456 295,551 83,188 0,30 33,456 232,117 14,012 0,30 33,4564 39,097
5 Semak Belukar 2,791 0,20 33,456 5,192 49,859 0,20 33,456 92,747 49,104 0,20 33,4564 91,342
6 Pemukiman 0,358 0,35 33,456 1,165 0,968 0,35 33,456 3,151 1,824 0,35 33,4564 5,938
7 Tubuh Air 1,543 0,95 33,456 13,634 1,543 0,95 33,456 13,634 1,543 0,95 33,4564 13,634
Total 655,547 0,11 666,088 655,547 0,13 802,298 655,547 0,11 692,632
Tabel. 4.20 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode rasional dengan T 10 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) C i Q 2) C i Q 2) C i Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 0,05 38,525 190,455 62,625 0,05 38,525 33,536 15,025 0,05 38,525 8,046
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 0,10 38,525 195,727 452,965 0,10 38,525 485,129 572,801 0,10 38,525 613,474
3 Area Persawahan 6,527 0,25 38,525 17,476 4,399 0,25 38,525 11,778 1,238 0,25 38,525 3,315
4 Area Perkebunan 105,922 0,30 38,525 340,330 83,188 0,30 38,525 267,285 14,012 0,30 38,525 45,021
5 Semak Belukar 2,791 0,20 38,525 5,978 49,859 0,20 38,525 106,799 49,104 0,20 38,525 105,182
6 Pemukiman 0,358 0,35 38,525 1,342 0,968 0,35 38,525 3,629 1,824 0,35 38,525 6,837
7 Tubuh Air 1,543 0,95 38,525 15,699 1,543 0,95 38,525 15,699 1,543 0,95 38,525 15,699
Total 655,547 0,11 767,008 655,547 0,13 923,855 655,547 0,11 797,574
IV - 78
Tabel. 4.21 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode rasional dengan T 25 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) C i Q 2) C i Q 2) C i Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 0,05 44,777 221,360 62,625 0,05 44,777 38,978 15,025 0,05 44,777 9,352
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 0,10 44,777 227,487 452,965 0,10 44,777 563,850 572,801 0,10 44,777 713,022
3 Area Persawahan 6,527 0,25 44,777 20,312 4,399 0,25 44,777 13,690 1,238 0,25 44,777 3,853
4 Area Perkebunan 105,922 0,30 44,777 395,555 83,188 0,30 44,777 310,657 14,012 0,30 44,777 52,326
5 Semak Belukar 2,791 0,20 44,777 6,948 49,859 0,20 44,777 124,129 49,104 0,20 44,777 122,249
6 Pemukiman 0,358 0,35 44,777 1,560 0,968 0,35 44,777 4,217 1,824 0,35 44,777 7,947
7 Tubuh Air 1,543 0,95 44,777 18,247 1,543 0,95 44,777 18,247 1,543 0,95 44,777 18,247
Total 655,547 0,11 891,469 655,547 0,13 1073,77 655,547 0,11 926,995
IV - 79
Desain Debit Banjir DAS Miu Menggunakan Metode Rasional
2005 2010 2016
1200
1073.77
1000
923.86 927
890.85
400
200
0
T 5 tahun T 10 tahun T 25 tahun
Gambar 4.3 Grafik debit banjir metode rasional untuk T5, T10, T25
IV - 80
4.3.2 Analisa debit banjir rencana dengan metode SCS
Metode perhitungan dari Soil Conversation Service (SCS) Curve Number
(CN) beranggapan bahwa hujan yang menghasilkan limpasan merupakan fungsi
dari hujan kumulatif, tata guna lahan, jenis tanah serta kelembaban. Metode ini
yang dikembangkan oleh Dinas Konservasi Tanah Amerika atau US Soil
Conservation Service (SCS) pada tahun 1972. Besarnya nilai CN menunjukkan
potensi air yang melimpas untuk curah hujan tertentu. Sehingga semakin besar
nilai CN maka semakin besar pula potensi air hujan menjadi Run-off (USDA-SCS,
1985)
Dalam perhitungan debit limpasan menggunakan metode SCS, perlu
diketahui terlebih dahulu nilai CN masing-masing penggunaan lahan
menggunakan data jenis tanah dan penggunaan lahan, data-data tersebut telah
disajikan dalam tabel 2.9. Tahapan analisis debit puncak dengan metode SCS
dijelaskan pada contoh perhitungan sebagai berikut :
a. Menentukan nilai Curve Number (CN)
CN x A 60 x 355,656
CN DAS = = =60
A 355,656
IV - 81
Tabel. 4.22 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode SCS dengan T 5 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) CN S Q 2) CN S Q 2) CN S Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 60,00 169,333 49,327 62,625 70,00 108,857 71,881 15,025 70,00 108,857 71,881
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 65,00 136,769 60,300 452,965 70,00 108,857 71,881 572,801 60,00 169,333 49,327
3 Area Persawahan 6,527 75,00 84,667 84,040 4,399 85,00 44,824 110,032 1,238 80,00 63,500 96,759
4 Area Perkebunan 105,922 70,00 108,857 71,881 83,188 80,00 63,500 96,759 14,012 75,00 84,667 84,040
5 Semak Belukar 2,791 77,00 75,870 89,061 49,859 77,00 75,870 89,061 49,104 77,00 75,870 89,061
6 Pemukiman 0,358 85,00 44,824 110,032 0,968 85,00 44,824 110,032 1,824 85,00 44,824 110,032
7 Tubuh Air 1,543 95,00 13,368 138,241 1,543 90,00 28,222 123,857 1,543 90,00 28,222 123,857
Total 655,547 63,33 602,88 655,547 71,97 673,501 655,547 62,00 624,955
Tabel. 4.23 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode SCS dengan T 10 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) CN S Q 2) CN S Q 2) CN S Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 60,00 169,333 70,382 62,625 70,00 108,857 99,513 15,025 70,00 108,857 99,513
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 65,00 136,769 84,596 452,965 70,00 108,857 99,513 572,801 60,00 169,333 70,382
3 Area Persawahan 6,527 75,00 84,667 115,109 4,399 85,00 44,824 148,296 1,238 80,00 63,500 131,370
4 Area Perkebunan 105,922 70,00 108,857 99,513 83,188 80,00 63,500 131,370 14,012 75,00 84,667 115,109
5 Semak Belukar 2,791 77,00 75,870 121,534 49,859 77,00 75,870 121,534 49,104 77,00 75,870 121,534
6 Pemukiman 0,358 85,00 44,824 148,296 0,968 85,00 44,824 148,296 1,824 85,00 44,824 148,296
7 Tubuh Air 1,543 95,00 13,368 184,162 1,543 90,00 28,222 165,889 1,543 90,00 28,222 165,889
Total 655,547 63,33 823,591 655,547 71,97 914,411 655,547 62,00 852,093
IV - 82
Tabel. 4.24 Hasil perhitungan debit banjir rencana metode SCS dengan T 25 tahun
2005 2010 2016
No Jenis Tata Guna Lahan Luas Luas Luas
2) CN S Q 2) CN S Q 2) CN S Q
(Km (Km (Km
1 Hutan Lahan Kering Primer 355,656 60,00 169,333 101,490 62,625 70,00 108,857 139,766 15,025 70,00 108,857 139,766
2 Hutan Lahan Kering Skunder 182,75 65,00 136,769 120,209 452,965 70,00 108,857 139,766 572,801 60,00 169,333 101,490
3 Area Persawahan 6,527 75,00 84,667 160,141 4,399 85,00 44,824 203,334 1,238 80,00 63,500 181,329
4 Area Perkebunan 105,922 70,00 108,857 139,766 83,188 80,00 63,500 181,329 14,012 75,00 84,667 160,141
5 Semak Belukar 2,791 77,00 75,870 168,519 49,859 77,00 75,870 168,519 49,104 77,00 75,870 168,519
6 Pemukiman 0,358 85,00 44,824 203,334 0,968 85,00 44,824 203,334 1,824 85,00 44,824 203,334
7 Tubuh Air 1,543 95,00 13,368 249,848 1,543 90,00 28,222 226,167 1,543 90,00 28,222 226,167
Total 655,547 63,33 1143,31 655,547 71,97 1262,21 655,547 62,00 1180,75
IV - 83
Desain Debit Banjir DAS Miu Menggunakan Metode SCS-CN
2005 2010 2016
1400
1262.21
1200 1180.75
1143.31
1000
914.41
852.09
800 823.59
673.5
624.96
600 602.88
400
200
0
T 5 tahun T 10 tahun T 25 tahun
Gambar 4.4 Grafik debit banjir metode SCS-CN untuk T5, T10, T25
IV - 84
Metode Soil Conservation Service – Curve Number (SCS–CN) telah
banyak digunakan untuk menduga volume aliran permukaan akibat perubahan
penggunaan lahan, baik menggunakan data hujan bulanan maupun harian. Untuk
menganalisis perbedaan hasil pendugaan volume aliran permukaan dengan dan
tanpa mempertimbangkan kelembapan tanah awal (AMC) sebenarnya
menggunakan metode SCS–CN, serta volume aliran permukaan dari setiap
penggunaan lahan di DAS Miu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendugaan
volume aliran permukaan dengan mempertimbangkan kelembapan tanah awal,
menggunakan data curah hujan harian sedikit lebih baik dibandingkan dengan
pendugaan tanpa memperhatikan kelembapan tanah awal, menggunakan curah
hujan bulanan.
Pemukiman yang terletak di kelompok hidrologi tanah D yang sebagian
besar tersebar di bagian tengah–hilir DAS merupakan penggunaan lahan yang
berkontribusi terbesar terhadap total volume aliran permukaan yaitu sebesar
203,334 m3/det atau 17,785% dari total volume aliran permukaan (1143,31
m3/det) pada tahun 2005.
IV - 85
Evaluasi Debit Banjir Rencana Tahun 2016
Merode Rasional Metode SCS-CN
1400
1200 1180.75
1000
927
852.09
800 797.57
692.63
600 624.96
400
200
0
T 5 tahun T 10 tahun T 25 tahun
Gambar 4.5 Grafik debit banjir metode rasional & metode SCS-CN untuk T5, T10, T25
IV - 86
Banjir yang terjadi pada suatu wilayah DAS, disebabkan karena
berkurangnya luas daerah resapan air akibat perubahan tata guna lahan yang tidak
terencana dan terpola dengan baik serta tidak berwawasan lingkungan, sehingga
akibat dari perubahan tata guna lahan itu mengakibatkan bertambahnya volume
debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS tersebut.
Hasil Prediksi Debit puncak metode Rasional dan Tebal aliran metode
SCS pada DAS Miu dibandingkan hasil dari Hidrograf metode SCS bergantung
pada faktor AMC (kelembaban awal), angka CN dan nilai S (perbedaan curah
hujan dan air larian). Tebal aliran observasi dalam diperoleh melalui tahapan-
tahapan yang pemisahan aliran permukaan.
Grafik 4.5. memperlihatkan bahwa hasil perhitungan yang tidak jauh
berbeda antara metode Rasional dan SCS-CN. Dimana untuk kondisi perubahan
tata guna lahan dari tahun 2005, 2010 dan 2016 bahwa debit maksimum adalah
1180,746 m3/det. Debit ini berpotensi besar terjadi erosi dan longsor. Sehingga
diperlukan langkah penanganan khusus seperti penghijauan kembali untuk
memperkecil coeffisien run off.
Oleh sebab itu permodelan hujan-debit merupakan satuan untuk mendekati
nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran
hujan debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di
suatu wilayah DAS. Model hujan-debit dapat dijadikan sebuah alat untuk
memonitor dan mengevaluasi debit sungai melalui pendekatan potensi
sumberdaya air permukaan yang ada.
Dalam analisa debit banjir rencana DAS Miu dengan luas total 655,55
km2 dengan Hasil dari perhitungan debit akibat perubahahan tata guna lahan tahun
2005,tahun 2010 dan tahun 2016.
IV - 87
IV - 88