GERD
Disusun Oleh :
dr. Wilda Arfiana
Pembimbing :
dr. Lusi Lestari, MARS
dr. Fajar Wahono, SpS
2019
BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. IYF
Umur : 37 tahun
Alamat : Batang Gansal
NO Rekam Medik : 1954xx
ANAMNESIS (autoanamnesis)
Keluhan Utama
Muntah sejak 2 hari SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
a. TD :120/80 mmH
b. Nadi : 62 x/menit
c. Suhu : 36,8 0 celcius
d. Frekuensi nafas: 22 x/menit
e. Visual Analog Scale : 4 (nyeri derajat sedang)
Status gizi:
a. Tinggi badan : 165 cm
b. Berat badan : 55 kg
c. IMT :20,2 kg/m2 (Normoweight)
Kepala
Wajah : tampak simetris , eritema (-), luka (-), disformik face (-)
Mata :konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, diameter pupil
(2mm/2mm), refleks cahaya (+), udema palpebra (-)
Hidung :deviasi septum nasal (-), epistaksis(-), nafas cuping hidung (-)
Telinga :sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-)
Mulut :mukosa bibir tidak kering, bibir pucat (-) sianosis (-)
Leher
JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Diagnosis : GERD
Rencana penatalaksanaan
Non farmakologis:
- Edukasi pasien tentang penyakitnya, yaitu menjaga berat badan tetap ideal, tidak
merokok, tidak mengosumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan
alkohol. Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebi tinggi. Tidur minimal 2
sampai 4 jam setelah makan, makan denga porsi yang kecil namun sering dan
kurangi makanan yang berlemak.
Farmakologi
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Omeprazol 2 x 80 mg
- Inj. Ondansentron 3x8 mg
- Sukralfat 3x1 cth
BAB II
PEMBAHASAN
Penatalaksaan pada pasien ini adalah dengan memberikan Proton Pump Inhibitor
dosis tinggi selama 7-14 hari. PPI dosis tingi berupa omeprazol 1 x 80 mg. Bila terdapat
perbaikan gejala yang signifikan (50-75%), maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD.
Setelah ditegakkan diagnosa GERD, obat dapat diteruskan sampai 4 bulan. Pada kondisi tidak
tersedianya PPI, maka penggunaan H2 Blocker dapat diperbolehkan yaitu simetidin 400-800
mg, atau ranitidin 150 mg, atau famotidin 20 mg.
Selain dari terapi farmakologi, terapi non farmakologi pada pasien yang sangat
berperan adalah edukasi. Pasien harus mampu mengatur modifikasi gaya hidup yang benar,
dengan tetap menjaga berat badan ideal, tidak mencoba merokok, tidak lagi mengonsumsi
atau mengurangi zat yang daoat memicu refluks lambung seperti kafein dan cokelat. Tidur
minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makan, dengan posisi kepala yang lebih tinggi.
Makan dengan porsi yang kecil namun sering, dan tidak mengonsumsi makanan yang
berlemak. Mengurangi menggunakan pakaian yang ketat serta mengurangi aktivitas yang
mengangkat benda berat.
Prognosis pada pasien GERD umumnya sangat tergantung pada saat kondisi pasien
datang dan pengobatannya. Komplikasi yang dapat terjadi apabila GERD pasien tetap
berlanjut yaitu ulkus esofagus, striktur esofagus, adenokarsinoma, Barret’s esofagus, dan
aspirasi paru.