Anda di halaman 1dari 4

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember2016

Halaman 76-83
1Felisa E. K. Bagaray
2Vonny N. S. Wowor
2Christy N. Mintjelungan
Perbedaan efektivitas DHE dengan media booklet dan media flip chart terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
siswa SDN 126 Manado
Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013 mencatat bahwa 25,9% penduduk
Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut. Sumber masalah kesehatan gigi
umumnya berkaitan erat dengan perilaku pemeliharan kebersihan gigi dan mulut. Perilaku
pemeliharan kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik akan meningkatkan risiko
pembentukan plak pada permukaan gigi yang dapat menyebabkan terjadinya karies dan penyakit
periodontal.2,5 Untuk merubah perilaku yang buruk salah satunya dengan melakukan intervensi
melalui pendidikan.
Pendidikan kesehatan kepada masya-rakat termasuk biasanya dilakukan lewat berbagai upaya
preventif dan promotif. Salah satunya yaitu dengan memberikan DHE (Dental Health Education)
sebagai bentuk pendidikan kesehatan. DHE merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan
konsep sehat yang bertujuan untuk mengubah perilaku dari yang tidak sehat ke arah perilaku
sehat guna mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya. Pemberian DHE biasanya
membutuh-kan alat bantu atau alat peraga agar dapat memudahkan sasaran pendidikan menerima
pesan yang disampaikan. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memaksimalkan indera yang
ada dalam menangkap pesan. Menurut Dale, penangkapan pengetahuan yang diberikan melalui
indera penglihatan ialah 75% sampai 87%, melalui indera pendengaran ialah 13%, dan 12% dari
indera yang lain. Semakin banyak indera dilibatkan dalam penangkapan pesan, maka semakin
mudah pesan dapat diterima oleh sasaran pendidikan.7 Media memiliki peran penting dalam
memaksimalkan penyam-paian psan sehingga bisa diterima dengan baik oleh sasaran
pendidikan. Terdapat berbagai macam alat bantu yang dapat digunakan dalam pendidikan
kesehatan gigi untuk memaksimalkan penyampaian pesan, yaitu media cetak, media elektronik,
media papan, dan media hiburan.
Dental Health Education
1. Definisi DHE (Dental Health Education)
Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar yang
ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang
setinggi-tingginya.
a. Menurut Prof. Soeria Soemantri
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang
untuk bertingkah laku sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan gigi dan mulut pribadi
maupun masyarakat.
b. Menurut Bastian
Semua aktivitas yang membantu menghasilkan penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan
memberikan pengertian akan cara-cara bagaimana memelihara mulut.
2. Tahapan DHE
a. Plak Kontrol
- Pengertian :
Tindakan untuk memeriksa kebersihan gigi dari plak menggunakan bahan pewarna
(
disclosing agent
), hal ini bertujuan:
1. Untuk menunjukkan gigi sudah bersih atau masih kotor.
2. Untuk melihat apakah cara menyikat gigi sudah baik dan benar
-Pelaksanaan:
1. Bila bahan pewarna berupa cairan atau
gel
, teteskan pada kapas atau
cotton bud
pada
seluruh permukaan gigi hingga merata
2. Bila bahan pewarna berupa tablet, kunyahlah dan ratakan dengan lidah keseluruh
pemukaan gigi.
-Penilaian
Melalui cermin dapat dilihat keadaan gigi yang masih kotor :
Bagian gigi yang masih berwarna merah menunjukkan adanya plak, apabila hal tersebut
terjadi maka pasien harus diberikan instruksi cara menyikat gigi yang benar karena
menggosok gigi tiap hari dengan cara yang salah tidaklah membantu dalam mengurangi
akumulasi plak pada gigi. Metode penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua
permukaan gigi, khsususnya daerah leher gingiva dan daerah interdental. Gerakan sikat
gigi tidak boleh melukai jaringan lukank maupun jaringan keras. Metode harus tersusun dengan
baik sehingga setiap bagian gigi geligi dapat disikat bergantian dan tidak ada daerah yang
terlewatkan.
Beberapa metode penyikatan gigi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1.Tekhnik Horizontal
Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti menggosok lantai. Teknik
ini biasanya dianjurkan pada anak-anak.
2.Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan melingkar
selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal, lingual digosok dengan gerakan maju
mundur. Teknik ini baik untuk gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.
3.Teknik Charter
Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut 45º, sikat ditekan
sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara kedua gigi
kemudian dengan gerakan memutar pada gagangnya, ujung sikat dipertahankan pada
posisi ini. Tehnik ini dianjurkan untuk pendertia dengan daerah interdental yang terbuka.
4.Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang sensitive. Bagian
samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat
mengarah ke apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar perlahan-
lahan ke bawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat
menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat dengan gerakan rotasi.
5.Teknik Stillman
Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota gigi, digerakan
maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan kali tiap daerah interproksimal,
membersihkan dan memijat.
6.Teknik Fisiologik
Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke oklusal dengan
gerakan untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
penurunan gusi.
7.Teknik Bass
Tehnik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik digunakan bila
gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila
digunakan pada jaringan yang terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung sikat harus
dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat terhadap sumbu gigi,
dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher ginggiva. Sikat kemudian ditekan kearah
ginggiva dan digerakkan dengan gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk
ke daerah leher ginggiva dan juga terdorong masuk diantara gigi.
3. Tujuan DHE
a. Edukasi:
- Menjelaskan apa itu kalkulus (karang gigi)
- Menjelaskan apa itu penyakit periodontal
- Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut
- Menjelaskan bahaya akibat penyakit periodontal
- Menjelaskan pada pasien pentingnya kontrol enam bulan sekali ke dokter gigi
b. Motivasi
- Memberi penjelasan agar pasien dapat mengontrol plak dan kesehatan rongga
mulutnya
- Memberi penjelasan pada pasien agar meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat
menyebabkan terakumulasinya plak seperti mengunyah pada satu sisi
- Memberi penjelasan tentang bahay merokok bagi kesehatan rongga mulut
khususnya jaringan periodontal
c. Instruksi
- Mengajarkan cara mengontrol plak pada pasien dengan memperagakan
bagaimana cara menyikat gigi yang benar, penggunaan dental floss dan obat
kumur.
- Mengajarkan pada pasien pentingnya menyikat gigi secara rutin minimal dua
kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Mengajarkan pada pasien bagaimana cara memilih makanan yang sehat dan
bergizi

HUBUNGAN
FREKUENSI MENYIKAT GIGI DENGAN TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
PADA
SISWA SD
INPRES BTN IKIP I KOTA MAKASSAR
Jumria
Vol. 17 No. 2 Tahun 2018 hal 46-55

Anda mungkin juga menyukai