Anda di halaman 1dari 7

J. Tek. Ling Vol.11 No.3 Hal.

381 - 387 Jakarta, September 2010 ISSN 1441-318X

PENGARUH KOMPOSISI BIODIESEL TERHADAP


KINERJA MESIN DAN EMISI GAS BUANG

Martin Djamin1 dan Soni S.Wirawan2

Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerpan Teknologi Konversi dan Konservasi Energi1)
Peneliti di Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi2
Badan Pengkajian dan Penerpan Teknologi

Abstract

Renewable energy sources make a distinction as a promising solution towards


sustainable and environmentally friendly energy production. Developing biodiesel is
very important for Indonesia due to various reasons including the abundance
availability of the raw materials; an alternative renewable fuel to strengthen the
country energy security and it is a solution to improve local air quality in several
Indonesian major cities. Biodiesel offers a realistic short-term alternative to
substitute fossil fuels, and it will also be a necessary addition to the emission
free technology for the future. This paper is intended to provide assessment and
investigation of the use of different composition of biodiesel and its impact to the
environment.

Key words: Energy security, renewable energy, Biodiesel.

1. PENDAHULUAN

Setiap jenis kendaraan bermotor dan fisika yang serupa dengan solar maka
mempunyai faktor emisi yang spesifik. Faktor biodiesel dapat digunakan langsung untuk
emisi tersebut tergantung dari teknologi mesin diesel atau dicampur dengan solar
dan kapasitas mesin serta jenis bahan tanpa perlu memodifikasi mesin.
bakar yang dipakai. Sampai saat ini hampir Biodiesel mempunyai flash point lebih
semua data faktor emisi didapat berdasarkan tinggi dari pada solar, sehingga tidak mudah
pengukuran kendaraan yang berbasis bahan terbakar. Disamping itu biodiesel tidak
bakar fosil (solar dan bensin), sedangkan mengandung sulfur1] dan senyawa benzene
data yang berbasis bahan bakar biodiesel yang karsinogenik sehingga biodiesel
masih sangat terbatas. merupakan bahan bakar yang lebih bersih
Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan dan lebih mudah ditangani dibandingkan
ramah lingkungan, yang terbuat dari minyak dengan solar. Sifat lain dari biodiesel adalah
nabati. Secara kimia biodiesel termasuk mempunyai Cetane number dan Viskositas
dalam golongan mono alkyl ester atau metyl lebih tinggi, serta sifat pelumasan yang lebih
ester dengan panjang rantai karbon antara baik dibandingkan solar.
12 sampai 20, sedangkan petroleum diesel Makalah ini akan membahas kinerja
(solar) mempunyai komponen utama adalah mesin diesel dan pengaruhnya terhadap
hidrokarbon. Karena mempunyai sifat kimia lingkungan (emisi gas buang) dengan

Pengaruh Komposisi Biodiesel,... J.Tek. Ling. 11 (3): 381-387 381


menggunakan berbagai komposisi campuran biodiesel murni digunakan biodiesel hasil
biodiesel. produksi proses pengolahan biodiesel Balai
Campuran biodiesel yang akan Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi
dipergunakan pada penelitian ini adalah B0 (BRDST–BPPT) yang berlokasi di kawasan
(minyak diesel murni), B10, B20, B30, B50 PUSPIPTEK Serpong. Spesifikasi dari kedua
dan B100 (biodiesel murni). sampel tersebut telah memenuhi standard
Kinerja mesin akan dievaluasi dengan yang ditentukan (SNI) seperti ditampilkan
pengukuran torsi daya dan konsumsi bahan dalam tabel 1.
bakar. Sedangkan evaluasi terhadap emisi
dilakukan dengan pengukuran karbon Tabel 1. Spesifikasi B0 dan B100
monoksida (CO), hydrocarbon (HC), partikel
(PM), karbon dioksida (CO2) dan polutan No Parameter Unit B(0) B100
NOX 2].
851
1 Density at 40°C kg/m3 859,0
2. METODOLOGI (15
°C)
Tahapan penelitian dimulai dengan Kinematic
2 viscosity (40 Mm2/s (cSt) 5,733 4,448
penyiapan sampel bahan bakar solar
°C)
murni (B0) dan Biodiesel murni (100) yang
3 Cetane number
kemudian dibuat campuran B10, B20, B30,
4 Flash point °C 101 185
dan B50 untuk dijadikan obyek pengujian (uji
5 Cloud point °C 18 16
properties, kinerja mesin dan emisi), seperti
Rating
ditampilkan dalam gambar 1 Copper strip
6 (3 hours at No. 1 No. 1
corrosion
50°C)
Carbon residue
Sampel B0 (Solar Murni) Sampel B0, B100, B10, B20, B30, B50
- in undistilled
% (m/m) 0,02
7 sample, or - in
0,02
10 % distillation
% (m/m) 0,30
residue
Sampel
B100 (Biodiesel murni) Uji Propeties Water and
8 %-vol. 0.05 0,020
sediment
90% (v/v)
recovered 379
9
at distillation °C 344
Uji Kinerja Mesin Uji Emisi temperature
Ash content <
10 % (m/m) nil
(sulfated ash) 0,01
Gambar 1. Metodologi pengujian ppm-m
11 Sulfur content 222 <3
(mg/kg)
2.1. Sampel Bahan Bakar Phosphorous ppm-m
12 - 4,960
content (mg/kg)
Sampel bahan bakar solar murni 13 Acid number mg-KOH/g 0,18 0,504
ditentukan yaitu solar yang dambil langsung 14 Free glycerol % (m/m) - 0,0052
dari kilang minyak balongan milik Pertamina. 15 Total glycerol % (m/m) - 0,23967
Alasan penentuan solar dari Pertamina ini 16 Ester content % (m/m) - 99,158
adalah solar masih murni dan diasumsikan % (m/m)
17 Iodine number - 58,550
belum terjadi perubahan spesifikasi dalam (g-I2/100g)
tahap distribusi. Sedangkan sampel 18 Halphen test - negative

382 Djamin. M dan Wirawan. S. S, 2010


2.2. Pengujian Mesin l Total Hydrocarbon Analyzer
Detector: heated flame ionization
Pengujian kinerja dan emisi gas buang Accuracy and repeatability:+/- 1%
dari mesin dilakukan dengan menggunakan Measurement range: 0-4, 0-10,
chassis dynamometer di Laboratorium Balai 0-100,0-400, 0-1000, 0-4000, 0-10000
Termodinamika, Mesin dan Propulsi (BTMP- ppm
BPPT). Response time: 2s at 2 L/min flow
rate
Spesifikasi kendaraan yang diiuji: Ambient temperature: 5-400C
l Kendaraan penumpang tahun 2004; Relative humidity: maximum 95%
l Direct injection;

l Transmisi otomatis; l NOX analyzer


l Kapasitas mesin diesel 2500 cc Detector: Chemiluminescent
Accuracy and repeatability:+/- 1%
Chassis dynamometer terdiri dari Measurement range: 0-4, 0-10, 0-100,
sepasang drum dengan diameter 48 inchi. 0-400, 0-1000, 0-4000, 0-10000 ppm
Roda bagian belakang dari kendaraan Respond time: 1.5 s at 2 L/min flow
ditempatkan pada drum tersebut (seperti rate
terlihat pada gambar 2). Drum ini dihubungkan
dengan sebuah motor arus searah dengan l CO analyzer
spesifikasi sebagai berikut: Detector : non dispersive infra-red
l Kecepatan maksimum 200 km/jam Accuracy and repeatability: +/- 1%
l Daya maksimum 150 kW Measurement range: 0-100, 500,1000
l Inertia dapat diuji: 454-2722 kg ppm, 1%, 5%, 10%
l Suhu ruangan pengujian: 5 -40 C Respond time: 15 s at 1 L /min flow
o o

rate
2.3. Analisa Emisi Ambient temperature: 5-300C

Sistem analisa dari emisi CVS (Constant l Particulate weighing


Volume Sampling) terdiri dari lima bagian Maximum load: 5000 mg
utama yaitu handling unit (sistem pengelola), Readability: 0.001 mg
bag (kantong), partikel dan hydrocarbon Time for stabilization: 10 s
sampling system dan penganalisa emisi. Filter used: PALLFLEX-70mm
Fungsi dari sistem pengelola adalah
untuk mengontrol sirkulasi gas keluaran Tata letak dari peralatan uji ditampilkan
dalam gambar 2.
(exhaust gas) dari kendaraan. Emisi dari
CVS dikumpulkan dalam kantong. Sistem
penyampelan partikel dan hydrocarbon hanya
digunakan untuk pengujian kendaraaan
bermesin diesel. Sistem analisa emisi terdiri
dari penganalisa gas (gas analyzer) yang
berfungsi untuk menganalisa emisi gas
buang dari kantong atau kondisi transient
dan menimbang partikel.
Spesifikasi alat penganalisa gas adalah
sebagai berikut:

Gambar2. Tata letak peralatan uji

Pengaruh Komposisi Biodiesel,... J.Tek. Ling. 11 (3): 381-387 383


3. HASIL DAN DISKUSI memperlihatkan torsi dan daya mesin versus
kecepatan mesin sebagai fungsi dari beberapa
Pengujian emisi untuk semua sampel komposisi campuran biodiesel (B0, B10, B20,
diuji dengan standar pengukuran ECE R83 B30, B50 dan B100).
(EURO 2) seperti terlihat pada gambar 3. Pada gambar 4 terlihat bahwa daya
Penggunaan bahan bakar diukur dengan puncak dicapai pada kecepatan yang sama
metoda pengujian ECE No.84 dan kinerja yaitu 70 km/jam. Daya paling kecil dihasilkan
mesin diuji dengan metoda 80/1269 EEC. oleh mesin yang menggunakan B100 (56
kW).
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa
daya yang dibangkitkan oleh B100 lebih
rendah dari pada daya yang dihasilkan oleh
B0. Hal ini disebabkan oleh nilai kalori dari
biodiesel murni lebih rendah sekitar 10% dari
minyak solar murni (B0).
Gambar 5 memperlihatkan bahwa torsi
maksimum tercapai pada kecepatan 30-40
km/jam untuk semua jenis bahan bakar. Torsi
yang paling rendah adalah untuk biodiesel
3.1. Kinerja Mesin murni (B100).
Dari gambar 4 dan 5 terlihat bahwa
Hasil pengukuran kinerja mesin campuran terbaik adalah untuk 20% biodiesel
digambarkan dalam bentuk grafis seperti (B20) dimana pada kecepatan 70 km/jam
terlihat pada gambar 4 dan 5. Gambar tersebut didapat daya dan torsi tertinggi.

Gambar 4. Daya vs kecepatan mesin

3.2. Pengaruh Biodiesel Terhadap Emisi gas buang turun secara linier dengan
dan Konsumsi Bahan Bakar penambahan campuran biodiesel. Emisi
partikel berkurang dengan tajam untuk B10,
Pengaruh komposisi biodiesel untuk sedangkan emisi HC mulai berkurang pada
pengurangan emisi gas buang ditunjukkan campuran biodiesel 20% (B20).
pada gambar 6. Dimana terlihat emisi Pengaruh dari sulphur didalam solar

384 Djamin. M dan Wirawan. S. S, 2010


pada emisi partikel telah diteliti oleh Merkisz hasil penelitian yang telah dilakukan untuk
3]
dimana hasilnya adalah partikel tertinggi biodiesel berbahan baku bukan sawit.
terjadi untuk bahan bakar yang mengandung Hal ini disebabkan karena
sulphur tertinggi. Untuk bahan bakar yang pembentukan NOX tergantung dari suhu
mengandung sulphur rendah (350-50 ppm) pembakaran dan kandungan oksigen
menghasilkan partikel (PM) yang sama. didalam campuran pembakaran. Karena
Tetapi untuk bahan bakar yang mengandung bahan bakar campuran biodiesel mempunyai
sulphur lebih tinggi (2000 ppm) akan kemampuan pembakaran yang lebih cepat,
menghasilkan PM 20% lebih tinggi dari pada akan menaikkan suhu ruang bakar dan
solar yang mengandung sulphur rendah. tekanan, yang kemudian meningkatkan
Emisi CO dan NOX juga berkurang pembentukan NOX.
walaupun tidak setajam penurunan emisi Hampir pada semua rujukan menyatakan
partikel dan HC. Hasil pengukuran Emisi bahwa mesin yang menggunakan bahan
NOX untuk campuran biodiesel yang tinggi bakar biodiesel menghasilkan peningkatan
terlihat rendah, hasil ini berlawanan dengan sedikit emisi NOX 4].

Gambar 5. Torsi vs kecepatan mesin

Gambar 7 memperlihatkan hasil pengurangan konsumsi bahan bakar


pengukuran konsumsi bahan bakar terhadap tergantung dari komposisi campuran
komposisi campuran biodiesel. biodiesel. B10, B20, B30, B50 dan B100
Konsumsi bahan bakar untuk B100 yaitu 6%, 9%, 16%, 22% dan 33%.
(0,69 L/10 km) adalah lebih tinggi dari pada Hasil ini menunjukkan hubungan yang
konsumsi bahan bakar B0 yaitu sebesar jelas antara viskositas bahan bakar dengan
1,03 L/10 km. atomisasi bahan bakar. Viskositas bahan
Walaupun emisi CO dan HC dari B0 bakar yang tinggi cenderung mengurangi
lebih tinggi dari pada B100, B0 melepaskan kualitas dari atomisasi bahan bakar yang
emisi CO2 lebih rendah dari pada B100 yang berakibat kepada emisi dan konsumsi bahan
mengakibatkan efek yang signifikan dalam bakar.
mengurangi konsumsi bahan bakar. Sifat kimiawi dan fisika dari bahan
Dari kurva gambar 7 terlihat bahwa bakar seperti angka cetane akan menentukan

Pengaruh Komposisi Biodiesel,... J.Tek. Ling. 11 (3): 381-387 385


Gambar 6. Pengaruh campuran biodiesel terhadap emisi

Gambar 7. Konsumsi bahan bakar terhadap komposisi biodisel

kandungan emisi gas buang NOX5,6]. Secara kinerja mesin. Daya dan torsi tertinggi
umum dapat dikatakan bahwa pembentukan dihasilkan pada kecepatan 70 km/jam,
emisi NO X sangat kompleks karena akan tetapi penambahan komposisi
tergantung kepada bahan bakar, teknologi bidiesel lebih tinggi mengakibatkan
mesin dan faktor siklus pengujian penurunan kinerja mesin.
Emisi SO 2, partikel, CO dan NO X.
4. Kesimpulan dan Saran menurun secara konsisten dengan
peningkatan kandungan biodiesel dalam
4.1. Kesimpulan campuran bahan bakar. Akan tetapi
karakteristiknya bervariasi tergantung dari
Hasil pengujian membuktikan bahwa jenis emisinya. Penurunan kadar emisi paling
penambahan biodiesel sampai dengan signifikan dengan digunakannya biodiesel
20% kedalam solar dapat meningkatkan terjadi pada emisi SO2 dan PM.

386 Djamin. M dan Wirawan. S. S, 2010


4.2. Saran
3. Merkisz, J., M. Kozak, P. Bielaczyc, A.
Dalam mensukseskan penerapan Szczotka. An Investigation of Influence
biodiesel sebagai bahan bakar untuk of Diesel Fuel Sulphur Content on
mensubtitusi minyak, perlu juga dilakukan Particulates Emissions From Direct
penelitian tentang faktor-faktor sosial Injection Common Rail Diesel Vehicle.
ekonomi, seperti penerimaan masyarakat, Journal of KONES Internal Combustion
efek terhadap pertumbuhan ekonomi, Engines, No. 3 – 4 ISSN 1231 – 4005.
penurunan angka kemiskinan dan pembukaan 2002.
kesempatan kerja sesuai dengan strategi
pembangunan nasional yang dicanangkan 4. Mittelbach M, Remschmidt C. Biodiesel,
oleh Bapak Presiden RI dan dikenal dengan The Comprehensive Handbook. 1 st
istilah ”Triple Track Strategy” ed. Graz Austria: Martin Mittelbach
(Publisher); 2004.
DAFTAR PUSTAKA
5. Sharp, C. Emission with ethyl and methyl
1. Moreno, F., M. Munoz and J. Morea- esters of biodiesel. In Commercialization
Roy. Sunflower Methyl Ester as a of Bodies: Environmental and Health
Fuel for Automobile Diesel Engines. In Benefits. Moscow. Idaho: National
Transaction of the ASAE 42(5):1181- Institute for Advanced Transp. Tech.
1185. 1999. University of Idaho. 1996.

2. Wirawan, S.S. Tambunan, A.H. Djamin, 6. Peterson, C. L., J. S. Taberski, J.C.


M. and Nabetani, H. The Effect of Palm Thompson and C.L. Chase. 2000.
Biodiesel Fuel on the Performance The Effect of Biodiesel Feedstock
and Emission of the Automotive Diesel on Regulated Emission in Chassis
Engine. Agricultural Engineering Dynamometer Test of a Pickup Truck.
International: the CIGR Ejournal. In Transaction of the ASAE 43(6):1371-
Manuscript EE 07 005. Vol. X. April. 1381
2008.

Pengaruh Komposisi Biodiesel,... J.Tek. Ling. 11 (3): 381-387 387

Anda mungkin juga menyukai