AGOAN
PARA
Ken
Sampai
Arok
Kusni Kasdut
Petrik Matanasi
PARA JAGOAN: DARI KEN AROK SAMPAI KUSNI KASDUT
Petrik Matanasi
ISBN: 978-602-99131-1-8
1. Sejarah I. Judul
DAFTAR ISI
Pengantar:
Preman dalam Sejarah Indonesia ~1
Referensi ~ 91
Ong Hok Ham, Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong, Jakarta, Kompas, 2002,
2
hlm. 101.
2 ~ PENGANTAR
Dalam masyarakat tradisional, persaingan kekuasaan ten
tu melibatkan para jagoan dari pihak-pihak yang bertikai.
Pe nguasa tradisional biasanya memilih orang terkuat da
lam masyarakat sebagai jago. Organisasi jago merupakan
Warlordism (militerisme) baik dalam skala kecil maupun be
sar. Jadi, jago intinya adalah tukang pukul dalam arti luas.3
Jika di Jawa ada istilah jago, maka di Minangkabau ada is
tilah Preman Tuluak ditahun 1920an. Arti dari preman tuluak
adalah orang yang sama sekali tidak mau bekerja dengan pe
merintah kolonial. Baik sebagai militer maupun sebagai pega
wai negeri sipil. Seperti di jago di Jawa, Preman Tuluak juga
tergolong jago pencak silat. Kemampuan yang memuat mereka
disegani oleh masyarakat umum. Karena tidak bekerja sebagai
pegawai, juga tidak bertani seperti masyarakat umum, mereka
biasa hidup dengan pungutan atas jasa perlindungan, alias
uang keamanan. Kemampuan silat mereka menjadi penyebab
masuknya uang pungutan ke kantong mereka.4
Di zaman Hindia Belanda, polisi yang bekerja dibawah
pangrehpraja, masih tetap memakai jasa para jago, yang sering
dise
but weri atau blater (mata-mata), yang sejak sebelum
diterapkannya hukum kolonial memang tukang pukul. Setiap
ke
pala desa bahkan memiliki jago, dalam hal ini tukang
rampok. Keberadaan jago rampok macam ini membuat desa
terhindar dari perampok lain.5
Di zaman sekarang, jago identik dengan Preman. Istilah ini
mungkin terkait dengan kata Vrije Man, dari bahasa Belanda
yang bisa diartikan sebagai orang bebas atau merdeka. Dan
3
Ibid., hlm. 101-102.
4
Rosihan Anwar, Perkisahan Nusa: Masa 1973-1986, Grafitipers, 1986, hlm. 48.
5
Ong Hok Ham, op.cit., hlm. 105.
PENGANTAR ~ 3
memang tidak menaat secara ketat hukum-hukum yang ber
laku.6 Preman kadang mirip Mafia juga. Preman di Indonesia
tentu memiliki gaya yang berbeda dengan di luar negeri.
Menurut kesimpulan Ong Hok Ham, para jago di Indonesia,
mirip sekali dengan Mafioso di Amerika dan di Palermo,
Sicilia, Italia. Di Amerika Serikat, para Mafioso sejatinya
ada lah keturunan atau Imigran dari Italia juga. Ketika
PerangDunia II, orang-orang Sicilia itu, termasuk anggota
Mafia, dilibatkan dalam kampanye peran melawan fasisme
Italia pimpinan Musolini. Para mafia itu membantu tentara
Amerika mengorganisir warga Sicilia melawan Musolini. Se
jak ituylah Mafia Italia mulai berjaya.7 Kelompok imigran se
lain Italia pun punya jagoan atau Mafianya sendiri-sendiri.
Termasuk orang-orang Yahudi. Dimana Mayer Lanski adalah
tokoh terkemukanya.
KNIL sebagai angkatan perang kolonial juga membutuhkan
jago berkelahi pribumi. Lebih efektif jika mengambil bibit jago
muda yang tersebar di Banyumas dan sekitar Bagelen. Kesatu
an marsose yang terbentuk dalam KNIL. Kesatuan anti gerilya
ini membutuhkan orang yang jago berkelahi dalam jarak de
kat. Dimana mereka dibiasakan menggunakan senjata tajam
tradisional dan bukan senjata api. Tentu saja para jago muda
cukup ahli memakai senjata tajam ketimbang serdadu biasa
yang bukan berlatar jagoan.
Di Hindia Belanda, Marsose adalah pasukan gerak cepat
de
ngan seragam hijau dengan tanda garis bengkok warna
merah pada lengan dan leher terdapat gari merah. Dalam
tugasnya, mereka dibekali senjata khas penduduk setempat,
4 ~ PENGANTAR
sema cam klewang. Mereka memakai bedil dengan ukuran
yang lebih pendek dari bedil biasa, karaben. Mereka tidak ter
gantung pada angkutan militer dan biasa berjalan kaki. Mere
ka tidak bergantung pada jalur suplai logistik.8
Rupanya, keberadaan Marsose dianggap kurang, maka
Kolone Macan pun lalu dibentuk. Dimana kemudian Christoffel
menghimpun anggota Marsose yang beringas, jago berkelahi.
Pasukan ini dinamakan Kolone Macan. Pasukan ini dilatih
oleh Christoffel di Garnisun Cimahi. Pakaian mereka berwar
na hijau kelabu yang kerah bajunya terdapat dua lambing jari
berdarah. Tentu saja ikat leher warna merah agar nampak le
bih lebih menyeramkan.
Mereka dikenal sebagai pasukan yang menyeramkan de
ngan julukan ‘pembunuh berdarah dingin.9Setelah beristirahat
dalam waktu yang lama, para Marsose itu merasa ingin kem
bali berperang di Aceh lagi. Dunia Marsose jelas bukan dunia
tangsi yang damai, dunia mereka adalah peperangan. Mereka
pun kemudian bertempur lagi di Tanah Batak.
Penguasaan ekonomi di Hindia Belanda oleh pemerintah
Hindia Belanda yang kurang mensejahterakan kebanyakan
orang pribumi. Hingga kemiskinan pun muncul bersama ke
senjanangan sosial ala zaman kolonial. Tekanan ekonomi itu
melahirkan banyak frustasi. Termasuk dalam kalangan dunia
hitam. Kaum dunia hitam adalah orang-orang bebas yang pu
nya nyali yang sama besar dengan jagoan—yang punya citra
positif bagi banyak orang. Kaum dunia hitam biasanya identik
denan tindak kriminal. Kadang mereka disebut bandit juga.
336.
Sibarani, Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII, Jakarta, Ever
9
PENGANTAR ~ 5
Frustasi atas kuatnya tekanan pemerintah kolonial, mem
buat dunia hitam Jakarta tertarik dengan dunia pergerakan
kaum nasionalis yang muncul diawal abad XX. Meski belum
sem p
urna program-programnya, sejak awal Sarekat Islam
Jakarta mulai membawa kaum dunia hitam untuk masuk da
lam pergerakan. Hal ini jelas memberi perlindungan pada per
gerakan Sarekat Islam dari musuhnya. Seperti misalnya kaum
Tuan Tanah dan saudagar Tionghoa yan menjadi musuh dibi
dang ekonomi.10
PKI jauh lebih mempengaruhi kesadaran para jagoan atau
dunia hitam Jakarta akan isu-isu politik yang berkembang ka
la itu. Sejak berdiri tahun 1920, PKI memang berusaha mem
bangun basis massa-nya, yakni kaum proletar. Orang-oran
dunia hitam adalah salah satu basis massa penting. Selain pe
tani dan buruh tentunya.11
Jakarta dan Jawa barat ditahun 1920an bukan kota In
dustri seperti Semarang. Juga bukan daerah yang agraris. Ka
renanya peran kaum merah Jakarta dalam pemogokan buruh
kereta-api tidak seberapa disbanding Searang. Jadi Jakarta
dan jawa barat tidak semerah Semarang. Karenanya, dunia hi
tam menjadi garapan atau binaan alternative bagi PKI selain
kaum buruh.
Bagi anggota PKI Jakarta, membina bandit memberikan
jaringan baru juga perlindungan yang tidak bisa diberikan
PKI sebagai partai pada angotanya. Orang-orang dunia hitam
itu bisa terorganisir dengan dinamis namun militan. Orang-
orang dunia hitam itu juga tidak mudah terintimidasi oleh pe
10
Robert Cribbs, Gangster and The Revolutioneries Jakarta People’s Militia and
the Indonesian Revolution 1945-1949, ab. Tim Masup Jakarta, Jakarta, Masup
Jakarta, 2010, hlm. 39.
11
Ibid.
6 ~ PENGANTAR
nguasa kolonial, maupun kaum industrialis. Muhamad Arif,
yang kelak disebut sebagai haji Darif dimasa Revolusi, adalah
segelintir tokoh jagoan yang terlibat dalam pemogokan buruh
kereta api tahun 1923.12
Alimin yang bergerak di tanjung Priuk, akhirnya jua ber
hubungan dengan jawara Banten. Karenanya, dia bersama
PKI di Jakarta, dengan sadar merekrut para jawara-jawara itu
dalam pergerakan. Sikap militansi dan solidaritas kaum jago
an dari dunia hitam itu memberi perlindungan pada PKI dari
gangguan penjahat lain yang disewa oleh penguasa Kolonial
maupun kaum kapital industri setempat.
Selain penguasa industri dan pemerintah, pemimpin gera
kan Islam juga disinyalir bisa menjadi ancaman bagi orang-
orang PKI. Mereka juga bisa mengerahkan penjahat untuk
menghancurkan PKI dan orang-orangnya. Bagi gerombolan
jagoan dunia hitam, PKI menjadi hal menarik karena dengan
jelas melawan pemerintah kolonial. Tidak perlu gerakan ratu
Adil yang berakhir konyol pada umumnya.13
Musuh besar kaum jogo di Jakarta adalah Marsose, yang
sebelum terbiasa menghadapi gerilyawan Aceh. Ketika Jakarta
rusuh oleh beberapa gerakan sosial, pada 1916, mar so
se
disiagakan mengantisipasi kelompok bersenjata. Marsose ada
lah militer yang berbeda. Gerak mereka tidak sekaku tentara
regular KNIL. Marsose lalu digabungkan dengan Veldpolitie
(polisi lapangan). Veldpolitie adalah satuan paramiliter yang
dipimpin dan beranggota orang sipil. Karena zaman Hindia
Belanda Polisi juga orang sipil non militer. Veldpolitie juga
bergerak layaknya marsose. Musuh marsose dan Veldpolitie
PENGANTAR ~ 7
tidak lain juga jagoan-jagoan dunia hitam. Ada harapan bagi
sekelompok dunia hitam jika mereka bisa melawan pemerin
tah. Akan adanya prestise yan lebih baik bagi mereka daripada
yang sebelumnya.14
Pemberontakan PKI di Jakarta lebih banyak melibatkan
kaum gerombolan bersenjata dari dunia hitam anti peme
rintah sejak awal karena tekanan pemerintah pada dunia
hitam. Sasaran besar mereka adalah penjara Cipinang dan
Glodok yang mereka anggap sebagai simbol busuk kekuasaan
Kolonial. Kata sejarawan Robert Cribb, mereka seperti ter
inspirasi denan penyerbuan pejara Bastille dalam revolusi
Perancis. Harapan dari peyerbuan dua penjara itu juga untuk
membebaskan kawan-kawan mereka yang ditahan.
Dengan kawan lama yang mereka bebaskan itu ada hara
pan untuk memmbangun kekuatan yang lebih besar lagi. Sa
yang, pengulangan heroic atas penyerbuan penjara bastille
itu tidak pernah terlaksana. Meski 500 orang telah bersiap
untuk menyerbu, namun tidak ada pemimpin pemberontak
yang mau memimpin penyerbuan. Akhirnya 300 oran ditahan
dan kaum dunia hitam kembali ke dunianya yan semula. Se
mentara kaum komunis macam Alimin dibasmi pemerintah
Kolonial dengan cepat. 15
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) adalah partai yang
diam-diam berusaha menjalin hubungan dengan dunia hitam.
Pengawasan ketat pemerintah Kolonial membuat oran gerindo
tidak bisa leluasa bergerak. Amir Syarifudin, pemimpin Gerindo,
adalah seorang pengacara sekaligus anggota PKI Ilegal.16
14
Ibid., hlm. 40-42.
15
Ibid., hlm. 42.
16
Ibid., hlm. 43.
8 ~ PENGANTAR
Depresi Dunia tahun 1929 yang berkelanjutan membuat
perekonomian Hindia Belanda kocar-kacir juga. Kondisi ini
membuat posisi dunia hitam mulai kuat. Pengurangan jumlah
pasukan Marsose dan Veldpolitie yang mengawasi mereka di
daerah Jakarta tentu membuat mereka makin leluasa. Tuan
tanah atau industrialis yang merasa terancam akan kegeli
sahan sosial kelas bawah, membuat para penjahat makin ka
yak arena menjadi pasukan sewaan.17
Dalam perkembangan berikutnya, hubungan semacam
itu bisa jadi terus terjalin dalam batas tertentu. Misal antara
Maramis dengan Preman berdarah Menado-Minahasa. Orang
Menado-Minahasa yang biasa berkelahi itu kerap berurusan
dengan aparat hukum dan mereka ditahan. Jika sudah begini,
Mr AA Maramis, seorang tokoh pergerakan yang juga seorang
advocate turun tangan. Dan orang Menado-Minahasa yang
ribut dan ditahan polisi itu pun bebas.18 Hubungan preman
Indonesia dengan kaum pergerakan pun terjalin. Meski hanya
dalam batas tertentu.
Di zaman Hindia Belanda, tentu kebanyakan penghuni
penjara adalah orang pribumi (Indonesia). Karena penjara
berisikan orang pribumi yang tidak taat pada atura pemerintah
colonial maupun pembangkang yang berontak. Kejahatan,
Nyatanya kejahatan bukan melanda kalangan bawah saja. Ada
juga anak sekolah yang berbuat criminal. Padahal sekolah di
masa Hindia Belanda identik dengan anak-anak dari golongan
yang tidak miskin. Ini adalah bagian dari kenakalan remaja.
17
Ibid., hlm. 44.
18
Bert Supit & BE Matindas, Ventje Sumual: Menatap Hanya Ke Depan (Biografi
Seorang Patriot, Gembong Pemberontak), Jakarta, Bina Insani, 1998, hlm. 40-
100.
PENGANTAR ~ 9
Kenakalan remaja yang mengarah pada tindak kriminal
pun bukan hal baru. Bukan fenomena baru di zaman Indonesia
merdeka. Di zaman colonial Hindia Belanda pun, sudah ada
anak-anak nakal. Ken Arok, adalah anak nakal di za man
nya. Yang sering mencuri dan merampok. Di zaman Hindia
Belanda, ada juga bocah usia sekolah nakal yang berani men
curi di zaman kolonial.
Surat kabar Kaoem Moeda pernah menyiarkan berita
tentang adanya kawanan pencuri yang anggotanya merupa
kan anak-anak usia remaja. Mereka menamakan per kum
pulannya sebagai “De Wrekende Hand”. Mereka kerap mela
kukan pencurian di dalam kota. Polisi segera melakukan
penangkapan atas kawanan pencuri berusia anak-anak ini ke
10 ~ PENGANTAR
Ketika perang pasifik hampir selesai, Pemerntah balatentara
Jepang juga merekrut para penjahat untuk menjadi pasukan
gerilya untuk menghadapi pasukan gerilya. Kelompok penja
hat itu denan senang hati menerimanya.20
Dimasa revolusi, para jago merubah nama mereka dengan
nama-nama berbau revolusioner. Seperti Bubar, Ribut, gembel,
dan Belah. Keberadaan Jago yang tidak memiliki organisasi
formal dan ketergantungan pada otoritas resmi, tentu menjadi
keterbatasan seorang jago. Mereka, jika mau bersatu,bisa
menjadi kekuatan besar, namun rawan perpepcahan. Di awal
kemer dekaan, sikap dan pernyataan setia pada Republik,
membuat seorang Jago makin memperkuat otoritasnya.21
Dimasa revolusi, para jago atau preman lebih mudah ter
serap dalam kelaskaran. Dalam laskar, charisma adalah yang
terpenting. Disiplin militer di laskar tidak seketat tentara. para
jago yang terbiasa hidup tanpa keteraturan lebih nyaman.
Kondisi perang yang tidak pasti dan penuh ketegangan lebih
cocok dengan mereka.
Laskar dan para jago biasanya lebih mengandalkan kebera
nian. Sementara tentara lebih pada strategi. Tentara, terutama
kalangan perwira lebih mengedepankan etika dan stra tegi
berperang untuk mencapai kemenangan. Soal etika dan str
ategi, laskar jelas tertinggal dibanding tentara. kesamaan jago
dengan militer adalah kekerasan. Disiplin adalah pembedanya.
Fenomena tentara membangkang mengingatkan kita pada
sosok Kopral Suud Rusli yang terjebak menjadi pembunuh
bayaran. sebagai prajurit Marinir, Suud tergolong prajurit
20
Robert Cribbs, op. cit.., hlm. 53: Warsa Djajakusumah, API 45 Dari Masa Ke Masa,
Aku Akan Teruskan, Jakarta, 1976, hlm. 99-126.
21
Robert Cribbs, op. cit., hlm. 66.
PENGANTAR ~ 11
berkualitas. Tidak heran jika dirinya menjadi buronan yang
merepotkan polisi militer. Rusli berkali kabur dari rumah
tahanan militer yang dijaga petugas militer bersenjata.
Premanisme dalam politik Indonesia bukan hal baru. Su
dah pasti preman bisa dijadikan alat untuk naik ke puncak
kekuasaan. Ketika orde lama akan runtuh. preman-preman
digunakan oleh para penguasa untuk menghambat demon
stran. ini bukan hal sulit karena dunia hitam Jakarta dikenda
likan oleh seorang perwira menengah bernama Imam Syafii.
Preman terus dipakai untuk memenangkan pemilu. Se
perti dialami Bathi, mantan preman dari Semarang. Dalam
Pemilu 1971, Bathi direkrut Golongan Karya (Golkar) un
tuk mengerahkan massa. Baik preman maupun rakyat jelata
lainnya. Bathi pernah dijadikan kader Golkar 1976. Sebelum
nya, sejak tahun 1975, Bathi adalah ketua serikat buruh ter
minal dan parkir Semarang.
Bathi pernah juga memimpin organisasi Fajar Menyingsing,
yang membawahi ribuan bekas Narapidana dan Preman di Jawa
Tengah dan Yogyakarta. Organisasi ini pernah dipakai Golkar
untuk mengacaukan kampanye PPP di Jakarta. Karena di Jakarta
PPP selalu memang. Dan Golkar ingin PPP menang di Jakarta.
Pasukan Bathi bergerak menyamar sebagai pendukung
PPP dan membuat kerusuhan pada kampanye emilu 1982.
Maksudnya, agar citra PPP jatuh di Jakarta. Akhirnya, Golkar
pun menang di Jakarta. Setelah itu, preman-preman pasukan
Bathi dihabisi lewat penembakan misterius (petrus) yang ma
rak di tahun 1983. Bathi juga menjadi sasaran tembak namun
berhasil menghilang dan masih hidup hingga dia bisa memberi
kesaksian pada TEMPO.22 Betapa bergunanya preman.
Kidung Gugat Sasaran Tembak, TEMPO 31 Maret 2008.
22
12 ~ PENGANTAR
KENSi PREMAN
JADI RAJA
A RO K
Ken Arok adalah contoh tertua Preman
Indonesia. Dia dikenal sebagai salah satu
raja penting di Jawa.
14 ~ PAR A JAGOAN
Di Tumapel, ketika mengabdi pada Tunggul Ametung, ‘Ken
Arok jatuh cinta pada istri sang akuwu, Ken Dedes, yang ter
kenal cantik. Ken Arok lalu mendapatkan petuah gaib, barang
siapa yang mengawini Ken Dedes, maka dia dan keturunannya
akan menjadi penguasa tanah Jawa. Segera Ken Arok pesan
keris pada Mpu Gandring. Ken Arok rupanya bukan orang pe
nyabar. Pesanan Ken Arok yang tak kunjung rampung, mem
buat Arok naik darah. Mpu Gandring pun dibunuh dengan
keris yang belum selesai itu. Ketika ajal hampir menjemput,
Mpu Gandring mengutuk Ken Arok bahwa dia dan ketu
runannya akan mati dengan keris yang belum jadi itu. Meski
belum selesai, Ken Arok cukup senang dengan keris itu.
Ken Arok kemudian meminjamkan keris Mpu Gandring itu
pada Kebo Ijo yang suka pamer. Kebo Ijo selalu menyandang
keris itu kemana dia pergi, apalagi ditengah keramaian. Hing
ga orang-orang seluruh Tumapel pun menganggap itu keris
Kebo Ijo, dan bukan milik Ken Arok.
Suatu malam, Ken Arok berhasil membunuh sang akuwu,
Tunggul Ametung, dengan keris yang dipinjamkannya pada
Kebo Ijo. Segera, Tumapel pun geger dan Kebo Ijo pun jadi
‘kambing hitam’ oleh akal bulus Ken Arok itu. Kebo Ijo pun
bernasib malang dan Ken Arok tampil sebagai pahlawan yang
kemudian jadi akuwu Tumapel yang baru. Begitulah cerita
tentang Ken Arok seperti tertulis dalam kitab Pararaton.1
Dimana kemudian Ken Arok menjadi legenda penguasa ta
nah Jawa yang cukup berpengaruh. Dimana Ken arok juga di
anggap sebagai turunan dewa yang dilahirkan dari rahim Ken
Endok.
R. Pitono Hardjowardojo, Pararaton, Jakarta, Bharata, 1965, hlm. 1-40: Marwati
1
blog.malangkota.go.id
16 ~ PAR A JAGOAN
Perselisihan bermula dari kehendak Kertajaya untuk di
sembah sebagai Bhatara Guru oleh para brahmana itu. Ken
Arok pun memberikan suaka itu pada para brahmana yang
kecewa dengan tindakan raja Daha saat itu. Segera Arok pun
memperoleh simpati dari para brahmana itu. Para brahmana
itu mendatangi Ken Arok untuk minta perlindungan juga atas
saran dari pendeta Lohgawe. Bagi Ken Arok, Lohgawe bukan
orang asing. Lohgawe juga orangtua yang telah mem bim
bingnya dan membawanya sebagai abdi di Tumapel. 2
2
Parakitri T. Simbolon, Menjadi Indonesia, Jakarta, Kompas, 2006, hlm.21.
3
Marwati Djuned Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, op. cit., hlm. 399.
18 ~ PAR A JAGOAN
sekaligus menuntut kuasa atas tanah ayah kandungnya
Tunggul Ametung. Dimana tanah yang direbut dan dikuasai
Ken Arok itu bukan lagi sebuah akuwu, namun sudah berupa
kera
jaan yang cukup disegani bernama Singasari. Meski
begitu, atas dasar Ken Arok pernah merebut tanah Tumapel
dari Tunggul Ametung, maka Anusapati pun merasa paling
berhak atas tahta Singasari.
Setelah Ken Arok terbunuh, Anusapati menjadi raja
Singasari kedua menggantikan Ken Arok, ayah tiri yang mem
bunuh ayah kandungnya itu. Konon, Ken Arok dibunuh dengan
keris yang sama untuk membunuh Tunggul Ametung dulu,
keris buatan tangan Mpu Gandring. Belakangan, Anusapati
pun dibunuh oleh Tohjaya, anak Ken Arok dari Ken Umang—
seorang selir. Tohjaya, yang berhasil membunuh Anusapati
dalam sebuah acara sabung ayam, lalu menjadi menjadi raja
Singasari. Meski hanya dua bulan saja.5
Berdasar kitab Pararaton, banyak sejarawan berpendapat
bahwa Ken Arok berasal dari kalangan petani, atau rakyat
jelata. Beberapa spekulasi tentang asal-usul Ken Arok pun
bermunculan. Ada yang mengatakan bahwa Ken Arok anak
tidak sah dari Tunggul Ametung hingga tanpa kesulitan Ken
Arok diakui sebagai penguasa Tumapel. Siapapun ayahnya,
ibu Ken Arok tetaplah Ken Endok, wanita petani dari desa
yang membuangnya. Layak sekali bila kerajaan agraris seperti
Singasari dipimpin oleh Ken Arok yang keturunan Petani. Se
mentara, keterkaitan Ken Arok dengan para dewa, banyak
pendapat mengatakan itu hanya mitos untuk melegitimasi ke
kuasaannya atas Singasari.6
Parakitri Simbolon, op. cit., hlm. 21-22.
5
Marwati Djuned Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, op. cit., hlm. 402.
6
22 ~ PAR A JAGOAN
Untung dan kawan-kawan-nya, VOC menawarkan menjadi
serdadu bayaran saja. Tawaran itu diterima Untung dan pe
ngikutnya. Untung dijadikan Letnan dalam militer VOC—
sementara kawan-kawannya menjadi serdadu bawahannya.
Kekurangan jumlah orang Eropa di Batavia untuk menjadi
tentara tentu rawan. Sehingga kehadiran Untung dan kawan-
kawannya sebagai militer VOC sangat menguntungkan.
Di Militer VOC, Untung tidak lama setelah ia berseteru
dengan Kefler, Pembantu Letnan-nya ketika menangkap
Pangeran Purbaya. Seorang Pangeran Banten yang menentang
VOC. Ketika Purbaya kalah, Untung membiarkan Pangeran
Mataram itu tetap menyandang kerisnya. Kefler tidak bisa me
nerima tindakan Untung itu. Kefler bersikeras merampas keris
Purbaya yang berstatus sebagai tawanan perang. Terjadilah
keributan antara Kefler dengan Untung.
Kesal dengan militer VOC yang tidak bisa menghargai tra
disi lokal masyarakat Banten. Serta keangkuhan orang-orang
Eropa yang terlalu memaksakan tradisinya pada orang pri
bumi tentu agak membuat Untungg kesal.
Untung mulai berkelana pasca insidennya dengan Kefler.
Untung keluar dari dinas militer VOC dan memimpin seke
lompok orang Bali berkelana sampai ke Timur pulau Jawa dan
mendirikan kerajaan yang berpusat di Bangil. 2 Sebuah daerah
di Pasuruan, jawa Timur yang letaknya tidak jauh dari bandar
niaga Surabaya yang ramai.
Dekatnya Bangil dengan daerah ramai macam Surabaya
tentu membuatnya terus bermusuhan dengan VOC. Karena
VOC adalah kapitalis yang ingin menguasai bandar niaga
macam Surabaya. Sudah pasti VOC juga tidak suka dengan
Ibid.
2
forumsejarah.blogspot.com
24 ~ PAR A JAGOAN
Di Jawa Timur, keturunana Untung juga seperti Untung,
tapi bukan sebagai budak, melainkan sebagai orang-orang be
rani yang melawan hegemoni dan doinasi VOC di Jawa timur.
Kerajaan Untung di Jawa Timur itu bukan kerajaan besar
se
perti Mataram yang sudah dilumpuhkan VOC. Sebagai
kerajaan kecil, kerajaan yang dimiliki Untung tentu bernyali
besar.
Berdasar pengalaman kelamnya menjadi perampok dan pe
ngacau di Batavia, Untung Suropati bisa digolongkan sebagai
sosok preman. Dimana dirinya pernah menjadi orang bebas
yang tidak mempedulikan kekuasaan pemerintah kolonial.
Nama Untung bahkan menjadi mulia dengan perlawanannya
terhadap VOC. Dan jadilah dia pahlawan nasional
Jakarta Kota Juang, Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI
1
28 ~ PAR A JAGOAN
Suatu hari, seorang remaja yang berusia sekitar 16-17 ta
hun, oleh ayahnya, disuruh menjual kambing ke Pasar Tanah
Abang, Jakarta Pusat. Dari kediamannya di Rawa Belong,
pemuda itu membawa lima ekor kambing naik ge ro
bak.
Ketika kambing dagangannya habis terjual dan hendak pu
lang, pemuda itu dibegal oleh beberapa penjahat pasar. Mulai
saat itu, dia tidak berani pulang ke rumah. Dia tidur di lang
gar dan kadang-kadang di kediaman gurunya H Naipan. Ini
sesuai dengan tekadnya tidak akan pulang sebelum berhasil
menemukan hasil jualan kambing. Dia merasa bersalah kepada
orangtuanya. Dengan tekadnya itu, dia makin memperdalam
ilmu maen pukulan dan ilmu tarekat. Ilmu pukulannya bernama
aliran syahbandar. Pelan-pelan ilmu silatnya maju dan tibalah
hari perhitungan dengan para begal di Tanah Abang.
Suatu hari para begal itu pun didatangi dan perhitungan
dibuat. Setelah para begal itu kalah, maka timbul persahabatan
antara pemuda itu dengan para begal yang membegal uang
hasil julan kambingnya. Mereka terus bersahabat menjelang
pemuda itu akhirnya tertembus peluru polisi kolonial. Dialah
Pitung.
Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa
Belong. Rajin belajar mengaji pada Haji Naipin, seorang tokoh
agama yang berpengaruh tentunya. Selain belajar mengaji,
Pitung juga berlatih ilmu silat. Setelah latihan bertahun-ta
hun, tentu saja kemampuannya menguasai ilmu agama dan
bela diri makin meningkat saja.
Sebagai pemuda normal di zaman itu, Pitung tentu saja
meli hat betapa berkuasanya pemerintah kolonial Hindia
Belanda sedang menguasai tanah Betawi. Sehari-hari, pen
deritaan rakyat miskin adalah pemandangan yang sering dili
DARI KEN AROK SAMPAI KUSNI K ASDUT ~ 29
hatnya. Pitung pun merasa iba menyaksikan penderitaan yang
dialami oleh rakyat kecil.
Sementara itu, orang-orang Belanda—yang menjadi pega
wai pemerintah kolonial—di Betawi, sekelompok Tauke dan
para Tuan tanah hidup dalam gelimang kemewahan. Rumah
dan ladang para Tauke dan para Tuan tanah itu, tentusaja
dijaga oleh para centeng (istilah untuk tukang pukul yang juga
jago silat) yang galak.
Kemuakan Pitung, pada suatu hari, pun berubah menjadi
bibit-bibit pemberontakan. Dengan dibantu oleh teman-
temannya Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan peram
pokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya.
Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di
depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul
beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya
santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju
dan hadiah lainnya.
sipitungputrabetawi.blogspot.com
30 ~ PAR A JAGOAN
Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya itu tentusaja
dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang
tinggi serta dikabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, ti
dak seorang pun mau menceritakan dimana si Pitung berada
ketika ada polisi yang mencari. Meski demikian, orang-orang
kaya, korban perampokan Pitung dan kawan itu, bersama po
lisi kolonial di Betawi selalu berusaha membujuk orang-orang
untuk membuka mulut.
Polisi kolonial juga menggunakan jalan kekerasan untuk
memaksa penduduk memberi keterangannya tentang kebe
radaan Pitung. Pada suatu hari, polisi kolonial dan tuan-tuan
ta nah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga
Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya
dan Haji Naipin, gurunya.
Dengan siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan
informasi tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia keke
balan tubuhnya. Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni
pun menyergap Pitung. Tentu saja Pitung dan kawan-kawan
nya melawan. Namun malangnya, informasi tentang rahasia
kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-
telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.2
Menurut Alwi Shihab, tokoh budaya Jakarta, kematian
Pitung yang diperkirakan terjadi pada Oktober 1893. Pitung
tewas oleh terjangan peluru emas dari serombongan polisi ko
lonial pimpinan Schout Hinne, yang memang selalu membu
runya.3
Rahmat Ali, Cerita Rakyat Betawi 1, Jakarta: PT. Grasindo, 1993, hlm. 1-7.
2
Lihat film Si Pitung (Produksi: Dewi Film, Sutradara: Nawi Ismail, 1970) dan Ban-
3
teng Betawi (Produksi: Dewi Film, Sutradara: Nawi Ismail,1971): J.B Kristanto,
Katalog Film Indonesia (1926-2005), Jakarta, Nalar & Fakultas Film dan Televisi
IKJ, 2005, hlm. 78-80.
32 ~ PAR A JAGOAN
TOLLOPERAMPOK
PEMBERONTAK
Tidak ada kekuasaan asing yang bisa
berkuasa dengan tenang di Sulawesi
Selatan. Perlawanan Tollo adalah salah
satu masalah besar bagi Pemerintah
Kolonial di Sulawesi Selatan.
34 ~ PAR A JAGOAN
Pemerintah kolonial setempat lalu kerepotan lagi hingga mi
liter pun dikerahkan. Gerakan Tollo adalah aksi balas dendam
sekaligus aksi politis kaum bangsawan yang hanya pentingkan
kekuasaan dan prestisenya dalam masrakat agar terus terjaga.
Bulan Mei 1915, sejumlah bangsawan Gowa seperti
Karaeng Barombong dan Karaeng Batupute menjumpai Tollo,
seorang kepala perampok yang cukup disegani dan banyak
pengikutnya. Pada Tollo, para bangsawan Gowa itu bersedia
memberikan senjata beserta amunisinya kepada gerombolan
Tollo, untuk melawan.
Para bangsawan, yang dendam pada pemerintah kolonial
Belanda itu juga berusaha mendorong gerombolan Tollo un
tuk melakukan pemberontakan pada peperintah kolonial. I
Tollo juga diingatkan oleh bangsawan itu tentang kematian
Macan Daeng Brani, kawan I Tollo, yang tewas oleh peluru
pasukan pemerintah pada 19 Oktober 1914. Dimana Macan
Daeng Brani dituduh sebagai pemberontak oleh pemerintah
kolonial.
Aksi perampokan yang dipeloporiTollo semakin meningkat
sejak bulan April. Aksinya tentu semakin mengkhawatirkan
pemerintah kolonial. Takalar adalah daerah paling ramai den
gan aksi perampokan itu. Tanggal 15 Juni 1915, Tollo menga
dakan rapat untuk mengatur penyerangan terhadap kedudu
kan pemeritah kolonial. Mata-mata pemerintah kolonial yang
mengetahui rencana penyerangan itu segera melapornya pa
da Controleur (pengawas daerah) Takalar. Mengetahui hal
rencana penyerangan ini, controleur langsung mengirim pa
sukan kepolisian untuk menyelidiki hal tersebut.
Pasukan polisi itu rupanya dihadang di jalan oleh para pe
rampok dalam jumlah besar. Diantaranya, pasukan perampok
DARI KEN AROK SAMPAI KUSNI K ASDUT ~ 35
itu, bersenjata senapan. Tugas para polisi itupun tidak terlak
sana. Sementara itu, pasukan perampok semakin membuat
pejabat lokal kalang-kabut. Dimana pemerintah daerah itu lalu
berusaha mendatangkan pasukan bersenjata. Pasukan ber
senjata dari Makassar seperti pasukan infanteri dan Provost
pun lalu dierahkan untuk berjaga bila pecah pemberontakan.
Selanjutnya pemerintah kolonial dengandibantu pasukan ber
senjata terus mengawasi dan menangkapi pemimpin pembe
rontak melalui mata-mata.
Tanggal 15 Juli 1915, Karaeng Mappanyuki, Karaeng
Bontonompo, Karaeng Bontolangkasa, Karaeng Lengkese,
Karaeng Batupute, dan Karaeng Barombong datang me
nyampaikan rasa kegetiran mereka kepada H. van der Wal,
controleur (pengawas) Gowa bagian Barat. Para bangsawan
Makassar itu menyatakan kesediaan untuk membantu meng
akhiri tindakan perampokan yang tengah terjadi. Di antara
ke lompok bangsawan itu, nampak Karaeng Batupute dan
Karaeng Barombong nampak melakukan tipu muslihat. Dua
bangsawan tadi sesungguhnya telah mendalangi, mendorong,
mendukung dan memberikan bantuan kepada Tollo untuk
me lak
sanakan perlawanan kepada pemerintah kolonial di
Sulawesi Selatan.
Tanggal 23 Juli 1915 sebanyak delapan kompi pasukan mi
liter bantuan dari Jawa tiba di Makassar. Coenen langsung
memerintahkan untuk menunjukkan kekuatan militer di dae
rah-daerah yang rawan terjadi pemberontakan. Perintah ini
terkait pendapat Coenen yang mengatakan rakyat di daerah
tersebut akan patuh apabila diperintahkan dengan tangan be
si dan menunjukkan kekuatan militer. Dalam hubungan inilah
Coenen menyatakan bahwa situasi keamanan di daerah itu
36 ~ PAR A JAGOAN
baru dapat dikuasai setelah bantuan pasukan militer tiba da
ri Jawa. Pendapat Coenen ini dibantah oleh Heyting. Heyting
beranggapan bahwa gerakan perlawanan mencapai pun
caknya tanggal 19 Juni 1915, setelah berangsur-angsur reda.
Berkat kegiatan pemerintah meningkatkan pengawasan ke
amanan dan menawan para pemimpin gerakan.1
Pada 25 Juli 1915, keadaan di Makassar semakin buruk,
orang yang melakukan perlawanan semakin besar jumlahnya.
Jalan-jalan telah ditutup dengan palang kayu. Sementara itu,
di daerah Luwu serombongan patroli yang sedang mencari
seorang mandor yang hilang juga ikut hilang. Kabar terakhir
Pemerintah Daerah Sulawesi sedang mengerahkan pasukan di
Sulawesi Selatan. Wilayah Paloppo dinyatakan sebagai wila
yah paling berbahaya.2 Hal ini semakin merepotkan peme
rintah kolonial di Sulawesi Selatan. Karena focus mereka atas
gerakan Tollo terganggu.
Kondisi yang kacau itu membuat Coenen selaku Komandan
militer di Celebes dan Manado, yang juga anggota Raad van
Justitie (Pengadilan tinggi) bersama Gubernur Celebes,
Assisten Residen Makassar, dan opsir-opsir Lalitan pergi ke
Gowa.3 Tanggal 26 Juli 1915, Coenen memimpin pertemuan
yang dihadiri para pejabat dan bangsawan Sungguminasa.
Pertemuan ini diselenggarakan guna membahas gerakan
yang dilakukan di Sungguminasa maupun yang dilakukan di
Takalar. Dalam pertemuan dihadiri beberapa bangsawan tinggi
Kerajaan Gowa, antara lain Karaeng Mappanyuki, Karaeng
Bontonompo dan Karaeng Mandalle. Dalam pertemuan itu,
1
Ibid., hlm. 169-173
2
Pembrita Betawi, 30 Juli 1915
3
Oetoesan Hindia, 27 Juli 1915
38 ~ PAR A JAGOAN
hanya diperuntukan bagi yang terkuat. Coenen pun menya
lahkan pemerintah karena pengurangan pasukan militer.
Pemberontakan Tollo yang melibatkan sekelompok bang
sawan jelas membuat Coenen berpendapat bahwa gerakan
pem berontakan yang terjadi sebagai gerakan politis para
bangsawan itu., disamping sebagai gerakan balas dendam dari
I Tollo sendiri. Kaum bangsawan, menurut Coenen, jelas tidak
ingin kehilangan kehormatan dan kekuasaannya.5
Jakarta Kota Juang, Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI
1
42 ~ PAR A JAGOAN
petugas itu dianggap sebagai pembela kepentingan ka um
Eropa kaya. Karena tidak ada pemimpin dalam aksi penghala
ngan yang spontanitas itu maka kontak fisik rakyat kampung
dengan pegawai kolonial itu tidak terjadi.
Keresahan semakin meningkat. Sejak 1913, setahun sete
lah keluarnya Peraturan Hutang, keresahan sudah dimulai
melanda masyrakat kampung-kampung milik tuan ta nah.
Hingga 1916 belum ada ujud nyata dari kegelisahan masyara
kat kampung. Mereka seperti bertahan atas tekanan yang di
akibatkan peraturan pemerintah kolonial itu, meski gelisah.
Awal tahun 1916, kegelisahan mulai meningkat tajam. Bibit
perlawanan pun terorganisir dan mulai memimpin pimpinan.
Kaum jawara—istilah pendekar yang ahli beladiri—tampil
sebagai pimpinan dalam keresahan tadi. Kaum jawara ini
dipimpin oleh Entong Endut yang dibantu Maliki, Modin ber
sama delapan orang lainnya. Ahli beladiri dan pengikut lainya
total berjumlah 400 orang kerap berkumpul di rumah Entong
Endut sang pemimpin.2
Kelompok Entong Endut ini didukung banyak orang seperti
tokoh masyarakat pribumi seperti Haji Amat Awab, Said
Keramat dan Dullah. Beberapa orang pedagang Arab seperti
Said Taba bin Ahmad Al Hadat, Said Muchsin bin Ahmad
Alatas dan Umar Said bin Alaydrus ikut menjadi pendukung
gerakan. Mereka berasal dari Cililitan dan Cawang.
Dunia persilatan pribumi, dimana Entong Endut juga
menjadi orang berpengaruh, tidak menutup mata dengan ke
resahan social yang terjadi di sekitarnya. Mereka pastinya ke
rap mendengar adanya sita tanah oleh pegawai kolonial yang
kerap hanya untungkan para tuan tanah semata.
Ibid., hlm. 58.
2
44 ~ PAR A JAGOAN
menanggung malu karena pestanya tidak sempurna dihadapan
para tuan tanah lainnya. Rallinson lalu melapor pada pihak
berwajib. Dimana Asisten Wedana dan Mantri Polisi lalu me
manggil Entong Endut. Untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya pada pesta di rumah Rallinson. Tanpa diduga,
Entong Endut dan pengikutnya menyiapkan kejutan. Ketika
Asisten Wedana dan Mantri Polisi tiba ditempat Entong
Endut. Dimana banyak pengikut Entong Endut yang tunduk
pada Entong Endut membawa senjata tajam yang tentunya
membuat dua utusan pemerintah kolonial itu ketakutan.
Dua utusan itu menyampaikan bahwa Entong Endut ha
rus melapor ke kantor Wedana. Hal ini ditolak Entong Endut.,
karena dia mendengar adanya perjudian di rumah Rallinson
ketika pesta berlangsung dan dirinya merasa harus membu
barkan perjudian itu bersama pengikutnya. Dua utusan yang
kalah kuat itu lalu mudur.
Beberapa hari kemudian, sekitar tanggal 9 dan 10 April
1916, dua utusan itu datang lagi. Kali ini dengan sejumlah
opas (petugas) untuk menangkap Entong Endut—yang diang
gap berani melawan hukum kolonial. Orang-orang suruhan
pemerintah yang menunggu di luar rumah Entong Endut itu
lalu melihat Entong Endut keluar dengan membawa sebilah
keris dan bendera merah dengan gambar bintang sabit yang
dianggap keramat, serta benda panjang dibungkus kain putih.
Pada mereka, Entong Endut lalu berseru bahwa dirinya ada
lah raja yan tidak akan tunduk pada siapa pun, termasuk pe
merintah kolonial.
Setelah itu, disekitar rumah Entong endut bermuculan pe
ngikut Entong Endut. Mereka lalu menangkap Wedana yang
ada dalam rombongan orang-orang suruhan pemerintah itu.
DARI KEN AROK SAMPAI KUSNI K ASDUT ~ 45
Pada wedana itu Entong Endut menjelaskan bahwa tindakan
nya beserta pengikutnya tidak lain karena penderitaan petani
yang disita rumahnya.
Tidak lama kemudian, Asisten Wedana menyusul wadana
nya sudah ditahan Entong Endut. Dalam rombongan ini ter
dapat pasukan polisi bersenjata. Terjadilah pertempuran di
tempat itu. Dalam pertempuran itu Entong Endut tertembak
dan tewas. Selanjutnya para pengikut Entong Endut melarikan
diri begitu tahu pimpinannya, Entong Endut, tewas. Gerakan
Entong Endut ini terkesan berbau Sarekat Islam karena ben
dera merahnya. Hingga gerakan ini dianggap politis. Kemiski
nan adalah tema yang diangkat dalam perlawanan ini.4
Jakarta Kota Juang, op. cit., hlm. 59: Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
4
46 ~ PAR A JAGOAN
van SENEN PIE’I
BANG
Meski dianggap butahuruf, namun berkat
keberanian, jasa dan pengaruhnya, bang Pie’i
menjadi orang berkuasa dan jadi Menteri
dimasa Sukarno. Dia salah satu pelaku sejarah
Jakarta yang ikut mendirikan Republik.
48 ~ PAR A JAGOAN
dagang. Imam Syafei pernah menghuni LOG, sebuah penjara
khusus untuk anak-anak nakal pada masa Hindia Belanda.1
Syafei sudah anti Belanda sejak dia bermukim di Senen.
Dia pernah dipenjara oleh pemerintah kolonial karena pen
curian. Syafei semula adalah pencuri di pasar sayur Senen. Ia
beroleh kekuasaan di Senen setelah membunuh jagoan Senen,
Muhayar—yang berasal dari Bogor. Syafei yang bertubuh pen
dek harus naik lapak sayur untuk bisa menusuk pisau ke perut
Muhayar. Hingga dirinya mengendalikan pasar Senen dan se
kitarnya. Dirinya pun kesohor sebagai Preman teresar di zaman
itu. menurutHusni, bekas anak buah syafei, ”kalau orang me
nguasai Senen, dia juga menguasai sekitarnya.” Selama pendu
dukan Jepang, Syafei dan organisasinya membantu keluarga
korban romusya. Syafei sempat ditangkap, namun berhasil
melarikan diri ketika terjadi kebakaran. Kemudian tertangkap
lagi dan dipenjara ke Ambarawa, namun dia berhasil kabur
lagi.2
Seperti oran Indonesia lain, dimasa revolusi kemerdekaan
Indonesia, Imam Syafei dan kawan-kawannya pun terjebak
dalam revolusi. Dengan ikhlas mereka membela Merah Putih.
Sejak Juni 1945, dia membentuk Oesaha Pemoeda Indonesia
yang kemudian berhasil menculik serdadu-serdadu Jepang.
Syafei juga memimpin sebuah laskar yang merupakan bagian
dari Barisan bambu runcing—yang aktif dalam pertempuran
melawan sekutu-Belanda diakhir tahun 1945. Ada kisah yang
menyebutkan bahwa Syafei pernah mengejar jip tentara
Belanda dengankuda putihnya. Ia lalu meninggalkan Jakarta,
Abdul Haris Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas jlid 4 (Masa Pancaroba Kedua),
1
50 ~ PAR A JAGOAN
Dia (Imam Syafei) kembali ke Senen. teman-teman pada
datang. ”Gimana kita nggak dikerjakan.” Muncul ide: tolong
dikoordinir. Akhirnya dikordinir oleh Imam Syafei, dibuatkan
sebuah organisasi barisan keamanan atau kelompok keama
nan kampung yang namanya Cobra. teman-teman bekas se
perjuangan ini akhirnya direkrut, jadi anggota Cobra. (penga
kuan Husni)4
Cobra dianggap oleh sebagian pihak dari akronim Korps
bambu Runcing. Kelompok ini lahir untuk mengawasi suatu
wilayah, juga lahan kerja untuk kaum veteran. Seolah ada ke
wajiban bagi Imam Syafei cs. Dimana Syafei berharap agar ka
wan-kawan seperjuangannya tidak jadi penjahat. Organisasi
macam ini bukan hal baru bagi syafei, mirip dengan Kumpulan
4 Sen. Cobra berhasil menghimpun jagoan-jagoan Jakarta
di Tanah abang, pasar rebo, Jembatan Lima (barat Glodok),
Meester Cornelis (Jatinegara) sampai kebayoran lama. setiap
kecamatan terdapat anggota geng cobra. geng cobra kerap
mendapat perlawanan dari geng lain.
Anggota Cobra adalah sebagian besar adalah orang-orang
Betawi, namun ada juga orang Batak, Ambon dan Makassar dsb.
anggota kesohor adalah Mat Bendot yan kerap menunggang
kuda dan memegang cemeti ekor ikan pari. Ia mengendalikan
tanah tinggi. Ia menjadi penyedia perlengkapan preman. cek
dien, preman asalah Palembang, membuka bisnis kasino di
rumahnya. mereka adalah kepala kelompok—yang biasa mela
porkan diri ke Senen sebagai markas besar Cobra. ada hukum
an bagi anggota yang bersalah dengan cabukan ekor ikan pari.
Organisasi ini menjadi dekat dengan aparat angkatan ber
senjata, karena Imam Syafei sebagai boss besar adalah kapten
Ibid, hlm. 241.
4
52 ~ PAR A JAGOAN
Jan
Rapar
Sosoknya Preman sekali. Dia seorang
revolusioner yang punya jasa Republik, namun
belakangan dia terlihat sebagai seorang
kontrarevolusioner.
54 ~ PAR A JAGOAN
sebagai manusia bersosok tinggi besar. Dengan berat badan
100 Kg. Postur yang baik untuk seorang preman. Dia dikenal
sosok tukang berkelahi. Dan seringkali terlibat perkelahian.
Jika sudah begini, Mr AA Maramis, seorang tokoh pergerakan
yang juga seorang advocate turun tangan. Dan orang Menado-
Minahasa yang ribut dan ditahan polisi itu pun bebas.2 Hu
bungan preman Indonesia dengan kaum pergerakan pun ter
jalin. Meski hanya dalam batas tertentu.
Preman Menado Minahasa, di masa pendudukan Jepang,
biasa berhubungan dengan pemuda Menado-Minahasa di
Asrama Kaigun (Angkatan Laut Jepang) Gunung Sahari. Di
Angkatan laut Jepang, Laksamana Maeda, duduk sebagai wakil
Angkatan Laut di Jakarta. Jakarta sendiri adalah pusat Angkatan
Darat ke-16 yang menguasai Jawa.
Selama pendudukan Jepang, Maeda pernah mendirikan
Choku-eitai, semacam organisasi semi-militer dengan berba
gai macam fungsi seperti kontraintelejen, sabotase, dan peng
intaian. Guna menghadapi sekutu yang bisa mendarat kapan
saja ke Hindia Belanda. Beberapa anggota dari kelompok ini
adalah orang-orang Minahasa—yang direkrut di Jakarta kare
na tidak bisa pulang ke kampungnya ketika Jepang mendarat.
Maeda diberi tugas oleh petinggi Angkatan Laut di Makassar
untuk mengawasi orang-orang Minahasa itu. Sebagian dian
taranya adalah mantan KNIL yang kehilangan pekerjaan dan
terpisah dari keluarganya. Organisasi ini terkesan seperti pe
ngawal Maeda.
2
Bert Supit & BE Matindas, Ventje Sumual: Menatap Hanya Ke Depan (Biografi
Seorang Patriot, Gembong Pemberontak), Jakarta, Bina Insani, 1998, hlm. 40-100.
1946, ab. Revolusi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-
1946 , Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1988, hlm. 290-291.
56 ~ PAR A JAGOAN
orang Menado-Minahasa di sekitar Jakarta. Mereka menjadi
sasaran buta orang-orang Indonesia anti Belanda yang terjebak
dalam euphoria kemerdekaan Indonesia. “Masa bersiap” juga
menjadikan mereka terteror. Mereka bukan orang pro Belanda.
Karenanya, orang-orang Menado-Minahasa mendirikan or
ganisasi yang berusaha melindungi orang Menado-Minahasa
dari serangan buta orang Indonesia yang dendam pada Belanda.
Image orang Menado-Minahasa sebagai Andjing NICA dalam
pikiran orang awam yang dendam pada Belanda harus diubah.
Dengan susah payah Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi
pun terbentuk. Tidak hanya kelompok Menado-Minahasa asal
Sulawesi utara saja. Orang Sulawesi Selatan juga bergabung.
Salah satu yang kesohor adalah kahar Muzakar. KRIS terben
tuk pada 9 Oktober 1945.4
Rapar dan kawan-kawan Menado-Minahasa-nya, yang
biasa bentrok dengan orang-orang pro Belanda di sekitar
Senen, juga dihubungi oleh Willy Pesik, seorang yang kemu
dian menjadi petinggi KRIS. KRIS sebenarnya sebuah orga
nisasi sosial saja. Dalam perkembangannya, KRIS memiliki
seksi pertahanannya sendiri. Seksi pertahanan ini lalu ber
kembang menjadi sayap militer yang kekuatannya satu
Brigade. Rapar adalah salah satu pimpinannya. Bahkan yang
paling berpengaruh selama revolusi.
Rapar adalah tipikal gerilyawan nekad. Bersama Lombogia
dan Hermanus mereka sering menyerang markas batalyon X
yang terkenal ganas di Senen. Bersama preman senen pimpinan
Imam Syafei, preman Minahasa kerap melakukan pengha
dangan untuk memperoleh senjata.
Jozef Warouw, KRIS 45 Berjuang Membela Negara: Sebuah Refleksi Perjuangan
4
Revolusi KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi), Jakarta, Pustaka Sinar Hara-
pan, 1999, hlm. 37-46.
58 ~ PAR A JAGOAN
pemimpinan masih dipegang oleh orang-orang Sulawesi yang
sejak awal bergabung dengan KRIS. KRIS justru semakin be
sar. Bukan hanya orang Sulawesi tapi dari suku lain. Nama
KRIS juga mash dipakai sebagai nama brigade. Ketika peme
rintahan republik menyingkir ke Jogjakarta, pasukan Rapar
juga ikut ke Jogja dan bertemu dengan pasukan KRIS lain. 7
KRIS menjadi laskar tangguh karena banyak orang tua
mantan serdadu KNIL sebelum jepang mendarat, juga masuk
KRIS. Dimana orang tua itu akan berbagi ilmu dan penga
laman militernya.8
Belakangan, Rapar tersingkir dalam ketentaraan. Dia kehi
langan posisi penting yang biasa dia pegang dalam pasukan
KRIS. Dimana kemudian dia keluar dari ketentaraan. Bersama
beberapa pengikut setianya, Rapar kembali ke Jakarta yang
berstatus sebaga daerah pendudukan Tentara Belanda. Rapar
tetap menjadi orang berpengaruh di kalangan bekas pejuang
yang pernah bertempur di sekitar Cikampek. Disini Rapar me
miliki ratusan pengikut yang siap bertempur bersamanya.9
Rapar kemudian terlibat dalam gerakan APRA (Angkatan
Perang Ratu Adil) Westerling. Rapar nampak begitu kecewa
pada tentara republik dalam gerakan Weserling itu, rapar
bahakan tergolong begitu bersemangat. Tidak begitu jelas apa
lasan Rapar ikut Westerling? Beberapa kawan seperjuangan
Rapar semasa revolusi yakin jika Rapar hanya membayangi
Westerling alias memata-matai Westerling. Seperti juga
alasan frans Nayoan, seorang mantan polisi.
7
Ibid., hlm. 160-163, 183, 283.
8
Ibid., hlm. 68, 143 & 154.
9
Persatuan Djaksa-djaksa Seluaruh Indonesia, Peristiwa Sultan Hamid II,Jakarta,
Fasco Jakarta, 1955, hlm. 60-80: Lihat Laporan Djawatan Kepolisian Negara Ba-
gian PAM kepada Presiden RI di Yogyakarta, tanggal 21 Februari 1950.No. Polisi
278/A.R./PAM/DKN/50. (Koleksi Arsip Nasional)
10
Dominique Venner, Westerling de Eenling, Amsterdam, Uitgeverij Spoor, 1983,
hlm. 348-350.
60 ~ PAR A JAGOAN
PENGACAU
DI SEKITAR
ONDERNEMING
Kelompok penjahat terus beraksi di daerah
pendudukan tentara Belanda di Jawa Barat.
Saying korban mereka adalah orang miskin
yang sedang susah.
62 ~ PAR A JAGOAN
um militer dan polisi yang merupakan perpanjangantangan
dari pemerintah NICA maupu Kerajaan Belanda. Ketika keku
asaan pemerintah colonial hampir berakhir di Indonesia, ka
um perkebunan tergolong kaum yang gelisah. Mereka begitu
mendukung gerakan anti Republiken. Mereka siap mendanai
perang melawan Republik. Meski terselubung. Mereka juga
bagian dari pendukung APRA.1
Seorang pegawai perkebunan bernama Onselon juga terli
bat dalam gerakan Westerling. Dimana Onselon memberi pin
jaman uang pada Westerling untuyk mengerakan orang-orang
yang akan menyeran Bandung awal 1950.2 Semua mantan
penguasa perkebunan berhasrat begitu besar untuk menjadi
Tuan Kebun lagi yang punya uang dan kuasa atas kebun dan
juga orang pribuminya.
Revolusi kemerdekaan merusak banyak perekonomian
rakyat. Kondisi yang tidak berubah sejak kedatangan balaten
tara Jepang hingga berakhirnya masa pendudukan mereka.
Kacaunya perekonomian tentu memiskinkan banyak orang.
Tidak jarang kejahatan seperti perampokan muncul.
Sengketa Indonesia-Belanda jelas menjadi alasan mereka
merampok dan mengacau bagi siapa saja yang tidak ada jalan
lain untuk bertahan hidup. Hampir selalu ada pengacau yang
berhasil memperoleh senjata api. Biasanya mungkin cukup
dengan senjata tajam tradisional untuk menakuti orang sipil
tak bersenjata.
1
Daska Priyadi, Gerakan Operasi Militer II (Operasi Penumpasan APRA Westerling
Bandung), Bandung & Jakarta, Mega Bokkstore dan Pusjarah Angkatan Bersen-
jata, 1965, hlm. 3.
2
Persatuan Djaksa-djaksa Seluruh Indonesia, Peristiwa Sultan Hamid II, Jakarta,
Fasco Jakarta, 1955, hlm. 73-77: Supardi, Westerling, Jakarta, Yayasan Badan
Pelengkap Kejuangan 45, 1985, hlm. 59.
64 ~ PAR A JAGOAN
Polisi Yusuf,5Djanakum, dan Kandar dari Bandung. Di
Jakarta, Westerling berhubungan dengan Hitman dari
RVD, Houbelt Batavische Nieuw blad, can deventer dari
landbouwsyndicaat. Menurut keterangan Usmansyah
dari Landbouw Syndicaat tersebut, bahwa dewasa ini
di daerah-daerah bagian Cibarusa, Cileungsi, Jonggol,
Cicurug, dan lain-lain banyak terorisme yang merusak
rakyat kecil akan tetapi membiarkan onderneming.6
ab. Darul Islam: Sebuah Pemberontakan, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1995,
hlm. 228-229.
68 ~ PAR A JAGOAN
Ditengah kegelisahan akan adanya pengurangan jumlah
tentara itu, Ibnu Hajar lalu mendirikan sebuah organisasi
yang terdiri mantan gerilyawan yang kecewa dengan nama
Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas (KRIyT). Dari na
manya jelas merujuk pada orang-orang yang kecewa dengan
kebijakan petinggi militer pemeintah.
Orang-orang yang kecewa itu, yang dulunya gerilyawan itu,
merasa sakit hati juga dengan penerimaan mantan prajurit
Tentara Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlandsche
Indische Lager (KNIL). Padahal mantan prajurit KNIL itu du
lunya adalah musuh mereka semasa revolusi. Hal ini tidak bisa
diterima oleh banyak gerilyawan, tidak hanya di Kalimantan
Selatan tapi juga di Sulawesi Selatan. Dimana penerimaan
Ibnu Hajar
sebagai perwira militer.
bintangborneo.blogdetik.com
hlm. 140-141.
70 ~ PAR A JAGOAN
desersi, lalu bergabung dengan pemberontak. Tidak lupa, para
militer dan polisi yang desersi itu, membawa senjata mereka.
Hingga kekuatan militer pemberontak pun bertambah.
Pemerintah RI tentu tidak tinggal diam atas pemberontakan
orang-orang yang sakithati itu. Sejak 20 September 1950,
Hassan Basry, mantan komandan gerilyawan berpengaruh
se
ma sa revolusi kemerdekaan lalu diberi tugas mengatasi
pemberontakan Ibnu Hajar ini oleh pemerintah. Kesatuan-
kesatuan militer tentara pemerintah pun lalu dikerahkan me
ngatasi pemberontakan ini. Awalnya Ibnu Hajar dan beberapa
orang mau keluar. Mereka pun berunding untuk me nye
lesaikan pemberontakan bekas gerilyawan itu dengan cara
damai.
Setelah itu, Ibnu Hajar pun menghilang lagi. Dia diberi
kesempatan untuk masuk hutan lagi untuk mengajak ber
henti melawan, namun hal itu tidak dilakukan, yang terjadi,
pemberontakan bertambah parah lagi. Tuntutan pemberontak
pun bertambah. Bukan lagi soal orang-orang yang layak ma
suk militer lagi, tapi juga tuntutan untuk melakukan mutasi
beberapa pejabat sipil. Militer maupun kepolisian. Para pem
berontak merasa bahwa orang-orang itu bukanlah orang
Kalimantan asli, dalam hal ini Banjar. Pejabat yang dimaksud
umumnya orang Jawa dan dianggap pernah bekerja-sama de
ngan pemerintah kolonial Belanda.
Setelah merasa jalan damai dengan diplomasi macet,
Hassan Basry yang berusaha mendengarkan tuntutan pem
berontak punhilang kesabaran, hingga jalan militer pun di
tempuh. Pembersihan terhadap kaum gerilyawan yang be
rontak pun dilakukan. Jam malam diberlakukan dari pukul
20.00 malam hingga 05.00 subuh. Kurun waktu 10 hingga
DARI KEN AROK SAMPAI KUSNI K ASDUT ~ 71
17 Oktober, sebanyak 163 gerilyawan menyerah. Dimana, 13
ingin menjadi pegawai negeri sipil, 30 orang inginn menjadi
polisi dan 130 orang ingin masuk militer—namun hanya 10
orang saja yang memenuhi syarat.
Ibnu hajar yang berang dengan pembersihan oleh aparat
pemerintah itu pun semakin meningkatakn gerakan penga
cauannya. Dalam 10 hari, setelah pembersihan dimulai, kota
Kan dangan sudah tiga kali diserang kaum pemberontak.
Upaya Hassan Basry pun dianggap gagal hingga pemerintah
mengubah strategi. Dimana jalan damai dibuka lagi. Setelah
18 Januari 1951, operasi militer tehadap ibnu Hajar pun dila
kukan lagi. Hal ini dilakukan setelah pemerintah tidak bisa
memenuhi tuntutan Ibnu Hajar, tuntutan untuk mengganti
beberapa pejabat yang tidak disukai pemberontak. Setelah itu,
hanya sedikit gerilyawan yang mau menyerah. Jumlah senjata
yang disita pasukan pemerintah juga tidak banyak. 3
Akhirnya, Hassan Basry ditugaskan belajar ke Mesir setelah
dibebastugaskan sebagai pemimpin operasi penumpasan.
Pemerintah takut akan pengaruh Hassan Basry yang begitu
besar terhadap mantan gerilyawan yang berontak.
Tahun 1954, Ibnu Hajar dan pasukannya masuk Darul
Islam, setelah Kartosuwiryo—wali Negara Islam Indonesia
me nawarkan kursi Menteri tanpa portofolio merangkap
Panglima Tentara Islam Indonesia untuk daerah Kalimantan
tentunya. Setelah itu, Ibnu Hajar pun menyebut dirinya
Ulil Amri, yang berti sang penguasa. Sementara itu, markas
besar gerilyanya diberinama Istana Islam Merdeka atau
Istana Agama Islam Agung. Pasukannya pun lalu diberinama
Angkatan Perang Tentara Islam (APTI).4
3
Cornelis van Dijk, op. cit., hlm. 229-232.
4
Ibid., hlm. 248.
72 ~ PAR A JAGOAN
Sikap Ibnu hajar yang keras dan mudah curiga membuat
pengikutnya makin berkurang kendati sudah bekerjasama de
ngan Kartosuwiryo. Kekuatan militer pemberontak pun per
lahan melemah, setelah bertahun-tahun bergerilya melawan
pemerintah.
Bulan Juli 1963, Ibnu Hajar dan pengikutnya pun menyerah.
Ibnu Hajar dan pengikutnya yang menyerah sebenarnya ingin
terlibat dalam Konfrontasi dengan Malaysia. Rupanya Bulan
September 1962, Ibnu Hajar ditangkap. Maret 1965 diadili
oleh sebuah peradilan militer khusus. Dimana Ibnu Hajar me
ngenakan seragam militer dengan tanda dangkat Letnan Dua.
Ibnu Hajar pun dijatuhi hukuman mati.
Para gerilyawan kecewa atas kebijakan pemerintah yang mu
lai mengurangi jumlah personil militer. Mereka merasa berjasa
dalam revolusi kemerdekaan, kebijakan pemerintah rupanya
menyakitnya mereka. Merasa sakit hati juga dengan pene
rimaan mantan prajurit Tentara Hindia Belanda atau Koninklijk
Nederlandsche Indische Leger (KNIL). Padahal mantan prajurit
KNIL itu dulunya adalah musuh mereka semasa revolusi. Hal ini
tidak bisa diterima oleh banyak gerilyawan. Kasus ini terjadi di
Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Dimana penerimaan tentara dari mantan gerilyawan hanya
dilakukan secara perorangan. Seleksinya ketat, sehingga da
lam satu divisi (mantan gerilyawan) bisa jadi hanya akan di
terima sebanyak satu kompi saja. Sisanya tentu menjadi ma
salah bagi banyak perwira militer TNI.5 Mereka hanya ingin
menjadi tentara karena sulit lepas dari bedil dan seragam
militer karena terbiasa sejak zaman revolusi.
hlm. 140-141.
78 ~ PAR A JAGOAN
Rasionalisai jelas membuat bekas laskar tertekan dan me
nimbulkan antipati pada pemerintah Republik Indonesia. Rasa
kecewa terhadap Republik Indonesia itu pun membuat me
reka berusaha merongrong kewibawaan pemerintah dengan
melakukan berbagai tindak kerusuhan. MMC melakukannya
di sekitar gunung Merapi dan Merbabu di selatan provinsi
Jawa Tengah. Mereka merampok rumah-rumah penduduk
dan tidak jarang melakukan pembunuhan untuk menciptakan
teror di kalangan masyarakat sipil yang menjadi bagian dari
republik. Sasaran mereka, selain rakyat sipil biasa, adalah
kalangan keraton, orang-orang kaya, orang-orang China dan
tentu saja kalangan pamongpraja yang memiliki kedekatan
dengan pemerintah. Dalam aksinya, tentu saja para bekas pe
juang yang menjadi bandit itu menyandang senjata yang tidak
dierahkan pada pemerintah ketika Rasionalisasi berlangsung.
Eksistensi MMC di Jawa Tengah diperkirakan muncul seki
tar tahun 1948/1949. Aksi mereka berlangsung sangar antara
tahun 1950 hingga 1955. Suradi Bledeg adalah pimpinan MMC
paling legendaries dalam catatan sejarah. Suradi menjadi
pimpinan MMC antara 1949 hingga 1951. Di tahun 1951, Suradi
tewas di Klaten. Pimpinan MMC berikutnya yang menonjol
adalah Umar Junani. Meski banyak menapung orang-orang
komunis, tidak semua orang-orang komunis yang melakukan
penggedoran tergabung dalam MMC.7
Ketika MMC merajalela, ada juga mantan pejuang yang
tidak terkena raasionalisasi melakuakn tindak kejahatan se
perti MMC. Mereka kerap membawa embel-embel mantan
pejuang dalam aksinya. Rupanya aksi penggedoran ala MMC
Ibid., hlm. 229-231.
7
80 ~ PAR A JAGOAN
KUSNI
SI BEKAS
PEJUANG
YANG
TERSESAT
KASDUT
Namanya adalah salahsatu legenda Indonesia.
Namun yang terlupakan dari dirinya adalah
dia bekas pejuang yang berjasa pada negara.
Dan Kusni pun tergolong pahlawan yang sejak
awal dilupakan hingga sebagian orang hanya
kenal dia sebagai penjahat.
82 ~ PAR A JAGOAN
Dia telah menguji keberanianya sejak muda. sejak berga
bung dengan tentara republik melawan tentara Belanda yang
terlatih dan canggih. Tidak bisa disangkal, selaku pemuda
zaman revolusi, Kusni Kasdut memiliki jasa pada kemerde
kaan RI. Sebagai bagian dari milisi republik, Kasdut juga ikut
mengusir tentara Belanda pimpinan letnan Jenderal Spoor.
Dimasa revolusi, kasdut adalah bocah pendiam namun sim
patik. Dia lebih dikenal dengan sebutan Kancil. Kawan-kawan
seperjuangannya mengenalnya sebagai orang yang berani
dan banyak akal. Dia juga memiliki kharisma pemimpin.1 SI
Puradisastra menulis:
www.old.nable.com
Kusni Kasdut
yang sederhana
dan bersahaja.
84 ~ PAR A JAGOAN
pada orang susah sepertinya. Masalah Ekonomi dengan cepat
memancingnya untuk melakukan tindak kriminal. terlepas di
rinya harus terus melepas adrenalin-nya yang terus bergolak
dan harus terus hidup dalam ketegangan.
Dia pernah hampir diampuni ketika memilih menjadi
sukarelawan dalam sebuah operasi militer. Semacam program
cuci dosa bagi penjahat kelas berat macam dirinya. Tugas suci
akan memperbaiki diri Kasdut.
Jika ditanya pada orang yang pernah merasakan hidup era
1970, siapakah Kusni Kasdut, orang pasti akan tahu kejahatan
apa yang pernah dilakukannya. Orang-orang dimasa itu me
ngenalnya sebagai salah satu pejahat Legendaris, tertangkap
dan di vonis hukuman mati atas segala perbuatannya. Bisa
jadi, tidak banyak kemudian orang tahu bahwa Kusni di saat-
saat akhir hayat-nya benar-benar bertobat dan menjalani ek
sekusi matinya dengan tegar.
Penjara membuat Kusni Kasdut tersing dari dunia luar.
Ter masuk pada keluarga yang sebenarnya dia menyimpan
cinta. Dalam keterasingannya di penjara dan jauh dari orang-
orang yang dicintai, ternyata sisi agamis Kusni Kasdut tumbuh
semakin dalam. Apalagi ketika dia di penjara dan sebelum
dieksekusi mati, dia sempat berkenalan dengan seorang pe
muka agama Katolik. Setelah berkenalan dengan pemuka aga
ma tersebut, akhirnya Kusni Kasdut memutuskan menjadi pe
ngikut setia. Kusni Kasdut dibaptis sebagai pemeluk Katolik
dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.
Saat menunggu hari eksekusi, dia menuangkan rasa cinta
nya terhadap agama yang telah dia anut dalam sebuah lukisan
yang terbuat dari gedebog pohon pisang. Dalam lukisan ter
sebut, tergambar dengan rinci Gereja Katedral lengkap dengan
menara dan arsitektur bangunannya yang unik. Dan sampai
hardjambi.wordpress.com/2008/04/13/penjahat-legendaris-indonesia-kusni-
kasdut/
86 ~ PAR A JAGOAN
ayam goreng. Tapi rupanya hanya orang yang menjelang mati
itu yang dengan nikmat makan.
Pada masa jayanya, Kusni Kasdut dikenal sebagai penjahat
spesialis “barang antik” salah satunya yang paling spektakuler
ia merampok Museum Nasional Jakarta. Dengan menggunakan
jeep dan mengenakan seragam polisi (yang tentunya palsu), dia
pada tanggal 31 Mei 1961 masuk ke Museum Nasional yang
dikenal juga Gedung Gajah. ���������������������������������
Setelah melukai penjaga dia mem
bawa lari 11 permata koleksi museum tersebut.
Komplotan Kusni Kasdut juga pernah membunuh dan
merampok seorang Arab kaya raya bernama Ali Badjened pa
da 1960-an. Kusni Kasdut dalam aksinya ditemani oleh Bir
Ali. Ali Badjened dirampok sore hari ketika baru saja keluar
dari kediamannya di kawasan, Awab Alhajiri. Dia meninggal
saat itu juga akibat peluru yang ditembak dari jeep yang diba
wa oleh Kusni Kasdut. Dan Bir Ali yang menembak.4.
Saat-saat terakhir Kusni Kasdut ini dijadikan ide untuk
lagunya God Bless—band rock besar Indonesia yang melegen
da, “Selamat Pagi Indonesia” di album “Cermin”. Lirik lagu
ini ditulis oleh Theodore KS, wartawan musik Kompas yang
memang ahli menulis lirik lagu. Awalnya Kusni kasdut ada
lah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Sudarto adalah
penasehat hukum Kusni Kasdut mengatakan dalam pembe
laannya : ”Manusia tidak berhak mencabut nyawa orang,” dan
”Nafsu tidak bisa dibendung dengan ancaman”.
Kusni Kasdut pada saat sedang menunggu keputusan atas
permohonan grasinya sempat melarikan diri kemudian dapat
ditangkap kembali dan akhirnya menjalankan pidana matinya.
com/2008/02/11/kebon-sirih-dan-kusni-kasdut/
88 ~ PAR A JAGOAN
http://reinhardjambi.wordpress.com
hardjambi.wordpress.com/2008/04/13/penjahat-legendaris-indonesia-kusni-
kasdut/
legendaris-indonesia-kusni-kasdut/
Kusni Kasdut, Sebelum Mati, TEMPO, 8 Desember 1979: http://majalah.tempoin-
10
teraktif.com/id/arsip/1979/12/08/HK/mbm.19791208.HK55613.id.html
90 ~ PAR A JAGOAN
INDEKS
A Batak 5, 51
AA Maramis 9, 55 Batavia 21-23, 25, 41
Abdul Muis 21, 22, 97 Betawi 27, 28, 29, 30, 31, 32,
Agerbeek 64 37, 41, 51, 76, 99, 100, 101
Alwi Shihab 31, 87 Bir Ali 87, 88, 89
Ambon 51 Bledeg 77
Amir Syarifudin 8, 78
Angkatan Perang Ratu Adil C
(APRA) 59, 60, 63, 64, 97 Centeng 30
Angkatan Perang Tentara Islam Coenen 36, 37, 38, 39
(APTI) 72 Cuke 42
Anusapati 18, 19
Asa Bafaqih 82 D
Awab Alhajiri 87 Dandang Gendis 16, 17
Darul Islam 68, 72, 97
B Dicky Zulkarnaen 27, 30, 32
Bambang 86, 90 Diponegoro 28
Bang Pie’i 48, 54 Dullah 43
F K
Fajar Menyingsing 12 Kaoem Moeda 10, 100
Karaeng Barombong 35, 36
G Karaeng Batupute 35, 36
Gerakan Rakyat Indonesia Karaeng Bontolangkasa 36
Karaeng Bontonompo 36, 37
(Gerindo) 8
Karaeng Kabalokang 38
Glodok 8, 51, 52
Karaeng Lengkese 36, 38
God Bless 87
Karaeng Mandalle 37
Golongan Karya (Golkar) 12 Karaeng Mappanyuki 36, 37
Kartosuwiryo 72, 73
H Kebo Ijo 15
Haderi 67 Kefler 23
Haji Amat Awab 43 Keibodan 10
Haji Naipin 29, 31 Ken Arok 10, 14-19
Hasanudin 34 Ken Dedes 15, 16, 18
Hassan Basry 71, 72 Ken Endok 14, 15, 19
Hayam Wuruk 18 Kertajaya 16-18
Kertanegara 18
Hitman 65
Kesatuan Rakyat Indonesia yang
H Naipan 29
Tertindas (KRIyT) 69
Houbelt Batavische Nieuw blad
Kompas 2, 17, 87, 98, 99
65 Koninklijk Nederlandsche
H. van der Wal 36 Indische Lager (KNIL) 4, 7,
54- 60, 64, 65, 68, 69, 73, 75
I Kontingenten 42
Ibnu Hajar iii, 67-73 Kusni Kasdut iii, 82- 100
Imam Syafei 48,-57
Istana Agama Islam Agung 72 L
I Tollo iii, 34- 39 Lady Rallinson 44
Iwan Tirta 88 landbouwsyndicaat 65
92 ~ PAR A JAGOAN
Landraad 41, 42 Ratu Adil Pemuda Islam (RAPI)
Lie Soen Bok 32 64
Lohgawe 17 Robert Cribb 8
M S
Makassar 36, 37, 51, 55, 97 Said Keramat 43
Marsose 4, 5, 7, 9 Said Muchsin bin Ahmad Alatas 43
Misbach Yusra Biran 52 Said Taba bin Ahmad Al Hadat 43
MMC 76, 77, 79, 80 Sarekat Islam 6, 46
Mpu Gandring 15, 19 Seinendan 10
Muhamad Arif 7 Selamat Pagi Indonesia 87
Senen 48, 49, 51, 54, 56, 57, 58
N Si Ronda Macan Betawi 32
Nawi Ismail 31, 32, 101 Slamet Riyadi 78
NICA 57, 58, 63, 65 Soekarno 52
Ninik 86 Subagio 83
Sunarti 86
O Suradi iii, 76-79
Oesaha Pemoeda Indonesia 49 Suud Rusli 11
Ong Hok Ham 2, 3, 4, 98 Suzzana 22
P T
Partai Persatuan Pembangunan TEMPO 12, 83, 88, 90, 100
(PPP) 12 Tentara Keamanan Rakyat
Partai Komunis Indonesia (PKI) (TKR) 58
6, 7, 8, 50, 52 Tentara Nasional Indonesia
Pembela Tanah Air (PETA) 68 (TNI) 50, 52, 65, 68, 70, 73, 76
Pitung 27- 32, 41, 101 Theodore KS 87
Preman 1-4, 9, 12, 14, 49, 54- 56 Tohjaya 19
Preman Tuluak 3 Tunggul Ametung 14, 15, 18, 19
Purbaya 23
U
R Ulil Amri 72
Raden Wijaya 18 Umar Said bin Alaydrus 43
Rapar 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60 Untung Suropati iii, 21 -25
W
Westerling 59, 60, 63-65, 97,
99
Willy Pesik 57
94 ~ PAR A JAGOAN
REFERENSI
96 ~ PAR A JAGOAN
Marwati Djuned Poesponegoro & Nugroho Notosusanto (1993),
Sejarah Nasional Indonesia Jilid II, Jakarta, Balai Pustaka.
Marwati Djuned Poesponegoro & Nugroho Notosusanto
(1975) Sejarah Nasional Indonesia IV, Sejarah Nasional
Indonesia IV, Jakarta, Balai Pustaka.
Nugroho Notosusanto dkk (1975) Sejarah Nasional Indonesia
VI: Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia, Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ong Hok Ham (2002) Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong,
Jakarta, Kompas.
Parakirti Simbolon (1979) Kusni Kasdut, Jakarta, Gramedia.
Parakitri Simbolon (2006), Menjadi Indonesia, Jakarta, Kompas.
Persatuan Djaksa-djaksa Seluaruh Indonesia (1955)
Peristiwa Sultan Hamid II,Jakarta, Fasco Jakarta.
Pierre Heijboer (1998) De Politionele Actie: De Strijd
om “Indie” 1945/1949, ab. WS Karnera, Agresi
Militer Belanda Memperebutkan Pending Zambrut
Khatulistiwa 1945/1949, Jakarta, Grasindo-KITLV.
R. Pitono Hardjowardojo (1965) Pararaton, Jakarta, Bharata.
R.P. Suyono (2003) Peperaqngan Kerajaan di Nusantara,
Jakarta, Grasindo.
Rahmat Ali (1993) Cerita Rakyat Betawi 1, Jakarta, Grasindo.
Robert Bridson Cribbs (2010) Gangster and The Revolutioneries
Jakarta People’s Militia and the Indonesian Revolution
1945-1949, ab. Tim Masup Jakarta, Jakarta, Masup Jakarta.
Rosihan Anwar (1986) Perkisahan Nusa: Masa 1973-1986,
Grafitipers.
Website:
http://alwishahab.wordpress.com/2008/02/11/kebon-sirih-
dan-kusni-kasdut/
http://majalah.tempointeraktif.com//ip52-214.cbn.net.id/id/
arsip/1979/09/29/KRI/mbm.19790929.KRI55277.id.html
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1979/10/27/
KRI/mbm.19791027.KRI55435.id.html
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1979/12/08/
HK/mbm.19791208.HK55613.id.html
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1980/02/16/
HK/mbm.19800216.HK51744.id.html
98 ~ PAR A JAGOAN
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1980/03/08/
BK/mbm.19800308.BK51822.id.html
Reinhard Hutagaol, Penjahat legendaris Indonesia: Kusni
Kasdut http://reinhardjambi.wordpress.com/2008/04/13/
penjahat-legendaris-indonesia-kusni-kasdut/
Lain-lain:
Arsip Laporan Djawatan Kepolisian Negara Bagian PAM kepada
Presiden RI di Yogyakarta, tanggal 21 Februari 1950.No.
Polisi 278/A.R./PAM/DKN/50. (Koleksi Arsip Nasional)
Film Si Pitung (Produksi: Dewi Film, Sutradara: Nawi
Ismail, 1970) dan Banteng Betawi (Produksi: Dewi
Film, Sutradara: Nawi Ismail,1971):
TENTANG PENULIS
Petrik Matanasi (Kelahiran Balikpapan, 1983) kerap me
ngaku pemerhati sejarah militer Indonesia. Alumnus SMAN
2 Balikpapan. Pernah kuliah Sejarah di Universitas Negeri
Yogyakarta. Sudah menulis beberapa judul buku dan artikel
tentang sejarah militer Indonesia. Buku-buku yang sudah
terbit: Westerling: Kudeta Yang Gagal (Media Pressindo,
2007); KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indische Leger): Bom
Waktu Tinggalan Belanda (Media Pressindo, 2007); Pasukan
Komando: Pasukan Hantu Pengukir Sejarah Indonesia (Media
Pressindo, 2008); Peristiwa Andi Azis: Kemelut Bekas KNIL di
Sulawesi Selatan(Media Pressindo, 2009); Pemberontak Tak
Selalu Salah (Indonesia Buku, 2009). Karyanya yang berjudul
Sejarah Tentara akan segera diterbitkan oleh Penerbit Narasi
tengah tahun 2011 ini. Saat ini masih suka berkelana untuk
menulis buku. CP: 085879822184. Email: pitalawa@gmail.com.