Anda di halaman 1dari 11

KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI

DISUSUN OLEH :

EPI PARAMITA (1814401101)

NABILLA SHAFIRA (1814401102)

DAVID ANDREANSYAH (1814401123)

TINGKAT II REGULER 3

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN TJK

TA. 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi.”
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari harapan, oleh karena itu saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menghasilkan
makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua.

Bandar Lampung, 17 Juli 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


A. Air Susu Ibu (ASI) .................................................................................................... 3
B. Produksi ASI ........................................................................................................... 3
C. Volume ASI ............................................................................................................. 4
D. Keunggulan ASI Terhadap Susu Lainnya ................................................................ 5
E. Pemberian Pengganti ASI (PASI) ............................................................................ 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 6


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 6
B. Saran ...................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel-sel otak janin sudah tumbuh dan bekembang sejak bulan pertama dalam
kandungan. Lalu membelah dengan cepat mencapai 100 miliar sel, sambil berkembang
sesuai tempat dan fungsi masing-masing. Sejak kehamilan 6 bulan, sel-sel itu saling
berhubungan dan membentuk berbagai rangkaian fungsional (sirkuit) yang kompleks, ibarat
rangkaian microchip.

Proses itu berlangsung sangat cepat dan kompleks sampai umur tiga tahun,
melambat di usia sekolah dan remaja. Kualitas kecerdasan anak tergantung pada kualitas
sirkuit yang terbentuk sampai umur tiga tahun. Kualitas sirkuit juga dipengaruhi oleh
kualitas rangsangan (stimulasi) yang didapat sejak di kandungan sampai umur tiga tahun
pertama dan kualitas nutrisi. Karena itu, kebutuhan nutrisi dan stimulasi dini sangat penting,
terutama sejak di dalam kandungan sampai umur tiga tahun.

Karena tumbuh kembang otak sangat cepat, maka sampai berumur satu tahun, 60%
dari makanan bayi digunakan bagi pertumbuhan otak. Karena itu, bayi membutuhkan kalori
dan protein lebih banyak daripada orang dewasa. Juga, membutuhkan asam lemak esensial,
asam amino, vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, dan asam sialic (SA).

Air susu ibu (ASI) mengandung semua kebutuhan nutrisi tersebut, termasuk asam
lemak esensial DHA, AA, dan asamsialic (SA). DHA berpengaruh pada ketajaman penglhatan
dan kecerdasan bayi. Asam lemak omega 9 (asam oleat) penting untk membentuk
pembungkus saraf. Asam animo membentuk struktur otak dan zat pengantar rangsang pada
sambungan sel saraf. Vitamin B6 penting untuk enzim otak. Kekurangan zat besi dan
yodium akan menyebabkan rendahnya kecerdasan. Seng dibutuhkan untuk pembelahan sel-
sel otak. SA dibutuhkan dalam hubungan antar sel saraf (sinaps) dan pembentukan
gangliosida membran sel otak. Dimana gangliosida dan sinaps berperan penting dalam
proses penghantaran impuls dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Secara keseluruhan SA
berperan penting untuk proses pembelajaran dan pembentukan memori.

1
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu :
1. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan nutrisi pada bayi.
2. Untuk mengetahui apa saja kandungan nutrisi pada ASI.
3. Untuk memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-6 bulan
dan pemberian makanan pendamping ASI (PASI) pada bayi berumur 7-12 bulan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja kebutuhan nutrisi pada bayi?
2. Apa saja kandungan nutrisi dalam ASI?
3. Seberapa pentingkah ASI diberikan pada bayi?
4. Bagaimana cara memproduksi ASI?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Air Susu Ibu (ASI)

Pada awal bulan, bayi yang paling beresiko terhadap berbagai penyakit. ASI eksklusif
membantu melindungi terhadap diare dan infeksi umum lainnya. ASI diberikan minimal 6
bulan tanpa makanan pendamping ASI (PASI) inilah yang disebut dengan ASI eksklusif. ASI
terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, antibodi terhadap kuman,
virus, dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor ysng berguna diantaranya
untuk perkembangan mukosa usus. ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga
merangsang pertumbuhan bayi yang normal. Antibodi yang terkandung dalam air susu
adalah imunoglobulin (Ig A), bersama dengan berbagai sistem komplemen yang terdiri dari
makrofag, limfosit, laktofrein, laktroperisidase, lisozim, laktoglobulin, interleukin sitokin, dan
sebagainya.

Setelah enam bulan, seorang anak membutuhkan jenis makanan dan minuman
tambahan, akan tetapi proses menyusui harus terus dilakukan sampai bayi berusia dua
tahun. Jika ada bayi di bawah usia enam bulan tidak mendapatkan berat badan yang ideal
maka, bayi tersebut harus lebih sering disusui, jangan sampai berpindah ke makanan
tambahan dulu. Bayi di bawah enam bulan tidak memerlukan cairan lain selain ASI. Bayi
yang tidak mendapatkan berat badan yang cukup atau sakit disebabkan oleh pemberian ASI
yang kurang. Dimulai pada usia enam bulan, bayi memerlukan makanan lainnya yang
disebut komplementer makanan. Diet untuk bayi misalnya sayuran, biji-bijian, buah-buahan
yang dikupas, dihaluskan, dan dimasak, beberapa minyak, serta ikan, telur, ayam, daging
atau produk susu untuk memberikan vitamin dan mineral. Makin besar berbagai makanan
semakin baik, bayi berumur 6-12 bulan ASI harus sering diberikan sebelum makanan
lainnya.

B. Produksi ASI

ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. Laktasi adalah
pengeluaran susu dari kelenjar susu. Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi
sebelum dan saat kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh
perkembangan payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi pada saat kehamilan
yaitu pada trisemeter II dimana payudara mengalami pembesaran oleh karena payudara
pertumbuhan dan diferesiasi dari labulo-alveolar (kelenjar susu. Pada saat pembesaran
payudara hormon prolaktin dan laktogen plasenta aktif bekerja dalam memproduksi ASI.

3
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary
(kelenjar otak) anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang
mengendalikan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let
down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding
saluran susu dapat mengalir secara lancar. Keluarnya ASI terjadi setelah hari ketiga setelah
kelahiran dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pad minggu pertama,
meskipun terkadang tertunda sampai beberapa hari.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi produksi ASI yaitu sebagai berikut :

1. Frekuensi Penyusuan
2. Berat Lahir
3. Umur Kehamilan Saat Melahirkan
4. Usia dan Paritas
5. Stres dan Penyakit Akut
6. Konsumsi Rokok
7. Konsumsi Alkohol
8. Pil Kontrasepsi

C. Volume ASI

Volume pengeluaran ASI pada minggu pertama bayi lahir biasanya sekitar 450-600
ml. Seorang bayi membutuhkan sebanyak 600 ml susu per hari. Jumlah tersebut dapat
dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama. Karena itu selama kurun
waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume
pengeluaran ASI menjadi menurun, sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat
diperoleh adalah 15-25 menit. Bayi normal membutuhkan 160-165 ml ASI per kilogram
berat bdan per hari. Misalnya : bayi A dengan BB 3 kg. ASI yang dibutuhkan adalah 3 x 160 =
480 ml per hari. Oleh karena itu, para ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi.

4
D. Keunggulan ASI Terhadap Susu Lainnya

ASI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan susu formula. ASI murah, sehat,
dan mudah memberikannya. ASI juga mengandung imun untuk daya tahan tubuh si bayi
contohnya kolostrum yang mengandung gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Penelitian
menunjukkan ASI mengandung kandungan nutrien lebih banyak dibandingkan formula susu
sapi.

Zat Gizi ASI Formula Bayi

Protein Mengandung protein α- Kandungannya tinggi.


laktaalbumin dengan mutu yang
sangat tinggi.

Kalsium Bayi menyerap 2/3. Kandungan kalsium 1,5 kali ASI,


bayi menyerap 1/4.

Besi (Fe) Bayi menyerap 49 %. Bayi menyerap 4%.

Seng Bayi menyerap 60%. Bayi menyerap 30%.

Vitamin D Ada imunoglobulin lisozim. Tidak ada.

Faktor Imunitas

E. Pemberian Pengganti ASI (PASI)

PASI diantaranya berbagai produk formula, untuk adaptasi maupun formula komplit
yang komposisinya mendekati ASI, kecuali dalam hal komposisi mineral dan imunoglobulin.
Jika keseimbangan gizi dan cairan tidak terpenuhi maka pertumbuhan mekanisme
perlindungan terganggu dan potensi tumbuh kembang tidak optimal.

Tahapan pemberian PASI :

1. Usia 0-6 bulan : formula awal.


a. Pada diare kronik / sindrom malabsorbsi (gangguan pada saluranpencernaan
dalam menyerap nutrisi dan cairan secara memadai dari bahan makanan) : susu
progestimil.
b. Pada alergi protein susu sapi : nutrilon-soja (bahan susu kedelai).
c. Pada malabsorbsi lemak : SGM (Skim Gula Minyak nabati).
d. Pada bayi prematur : susu enfalac yang mengandung kalori 81 kkal/100 cc.

5
2. Usia 6 bulan - 1 tahun : formula lanjutan, sudah bisa menerima susu full-cream yang
dijual bebas.

Susu formula tidak dianjurkan diberikan kepada bayi karena :

1. Susu formula mudah terkontaminasi.


2. Pemberian susu formula yang terlalu encer akan membuat bayi kurang gizi.\
3. Pemberian susu formula yang terlalu kental akan membuat bayi kegemukan.

Tetapi apabila disebabkan alasan tertentu bayi harus mendapatkan atau


menggunakan susu formula, maka untuk mencegah resiko ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Hanya boleh memberi susu formula bila pemberian ASI tidak memungkinkan.
2. Membaca label susu formula harus dengan petunjuk yang jelas tentang cara
penyajian dalam bahasa yang dimengerti ibu.
3. Memperhatikan bahwa sumbangan susu formula diberikan atas persetujuan Kepala
Dinas Kesehatan setempat.
4. Memberikan pendidikan pada si ibu / pengasuh untuk menyimpan susu formula di
tempat yang baik.
5. Botol susu harus steril.
6. Pemakaian susu formula harus dikontrol dengan ketat, termasuk nilai gizi, cara
penyiapan, takaran saji, dan cara penyimpanannya.
7. SKM (Susu Kental Manis) dan UHT (Ultra High Tempetature) bukan susu formula
tidak boleh diberikan kepada bayi di bawah 12 bulan.

Kondisi yang mendukung bila ASI tidak dapat diberikan yaitu :

1. Anak piatu atau keadaan dimana ibu lain tidak dapat menyusui anak piatu tersebut.
2. Anak yang terpisah dari ibunya sementara atau selamanya.
3. Ibu yang mengalami sakit berat.
4. Ibu yang gagal melakukan relaktasi (suatu keadaan dimana si ibu menyusui kembali
setelah berhenti untuk beberapa waktu).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ASI merupakan susu terbaik untuk bayi karena mudah dicerna dan mengandung gizi
dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan si bayi. ASI membantu melindungi bayi dari
berbagai penyakit dan infeksi, membantu mencegah alergi makanan. Menyusui lebih
nyaman dan murah dibandning susu formula. ASI selalu siap dan pada suhu yang stabil
dengan temperatur suhu tubuh. Pada keadaan normal semua wanita dapat menyusui.
Dukungan dari keluarga dan teman-teman akan membantu suksesnya menyusui.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak kekurangan di dalamnya.
Maka dari itu, kami mengharapkan bimbingan dari dosen untuk membantu
menyempurnakan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Manajemen Laktasi : Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI, 2001.

Butte N. Lopez-Alarcon MG, Garza C. 2002.Nutrient adequacy of exclusive breastfeeding for


the term infant during the first six months of life. Geneva : WHO.

Mahan, LK & Escott-Stump S. 2000. Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy. USA : W.B.
Sauders.

http://aimi-asi.org/2009/04/pemberian-makanan-bayi-pada-situasi-darurat/

Anda mungkin juga menyukai