KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa shalawat serta salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa kami dari zaman gelap gulita menuju ke zaman yang terang
benerang.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah yang membahas tentang Akuntansi istishna dan
istishna paraler . Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan
berpikir dibidang terkait.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Pemakalah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
firdaus furywardhana, SE.,SS., MSI,(2009)” Akuntansi syariah”. Yogyakarta: Pendidikan Dan
Pelatihan Perbankan Syariah Hal.5
Islam melalui Al-Qur’an telah menggariskan bahwa konsep akuntansi
yang harus diikuti oleh para pelaku bisnis menekankan pada konsep
pertanggungjawaban atau akuntabilitas (accountability), sebagaimana telah
dijelaskan pada surah Al-Baqarah ayat 282. Disamping itu, akuntansi syariah
harus berorientasi sosial. Hal ini berarti, bahwa akuntansi tidak hanya sebagai alat
untuk menerjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi
juga sebagai metode untuk menjelaskan tentang bagaimana fenomena ekonomi itu
berjalan dalam masayrakat islam2
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pada akhir tahun 1970an telah terjadi
perubahan-perubahan besar terhadap keberadaan ilmu akuntansi menuju proses
harmonisasi penerapan akuntansi.3 Islam sebagai suatu agama yang memiliki
ajaran menyeluruh, tentu saja tidak tinggal diam dalam membangun paradigma
ilmu yang sesuai dengan nilai-nilai islam. Disamping itu, didalam unit bisnis
aspek yang cukup pennting peranannya adalah akuntansi. Mengapa? Sebab
akuntansi ini tidak saja akan mempengaruhi perilaku manajemen, pemegang
saham, karyawan, dan masyarakat sekelilingnya, tetapi juga organisasi yang
bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kita untuk mengimplementasikan produk Akuntasi
Syariah (Istishna) pada Lembaga Keuangan Syariah
2
Drs.Muhammad (2002),” Pengantar akuntansi syariah”.jakarta: Salemba Empat ha.l4
3
Iwan Triyuwono(1996) loc. Cit. hal 15
C. Tujuan
1. Agar dapat memahami produk-produk Akuntansi Syariah dan
menerapkannya didalam Lembaga Keuangan Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani
(produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Bedasarkan akad tersebut,
pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan)
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang
disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu4.
(1)Pesan
Nasabah Produsen
(pembeli)
(2)Jual (3)Bayar
Bank
(penjual)
4
Drs.muhammad pengantar(2002),”pengantar akuntansi syariah” .jakarta: Salemba Empat
hal.217
B. Istishna Pararel
Bank juga dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu
transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada
pihak lain (subkontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara
istishna maka hal ini disebut istishna pararel.
1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir; dan
2. Akaad kedua dilakukan setelah akan pertama sah.
5
Ibid hal 219
4. Pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan keuntungan
dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
D. Penyelesaian Awal
Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh
tempo dan bank memberikan potongan, maka bank menghapus sebagian
keuntungannya sebagai akibat penyelesaian awal tersebut.
Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal
piutang istihna dapat dilakukan sebagai :
1. Potongan secara langsung dan dikurangnkan dari piutang istishna
pada saat pembayaran; atau
2. Penggantian (reimbursement) kepada pembeli sebesar jumlah
keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima pembayaran
piutang istishna secara keseluruhan.
Db. Kas/rekening…
Kr. Kewajiban lainnya – Uang muka Istishna
2. Penerimaan barang dari supplier
a. Mekanisme uang muka
Pemberian uang muka
Pada saat akad ditandatangani antara bank dengan pembeli, tidak ada
jurnal yang harus dibuat untuk mengakui adanya jual beli istishna’. Tetapi adanya
kesepakatan jual beli istishna ini menyebabkan pengeluaran pengeluaran praakad
diakui sebagai biaya istishna’. Berdasarkan PSAK 104 paragraf 26, dinyatakan
bahwa biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai
biaya istishna jika akad disepakati.
Biaya perolehan istishna’ paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian
pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah
tagihan.
Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual
(pembuat barang istishna)
6
Yahya rizal, Erlangga, akuntansi perbankan syariah, hal 232
Pada metode persentase penyelesaian, pendapatan diakui sesuai persentase
penyelesaian dan menambah nilai aset istishna’ dalam penyelesaian. Dasar dari
pengakuan pendapatan adalah a;asan rasional yang terdokumentasi dimana bank
dapat menaksir persentase penyelesaian barang secara moneter untuk dijadikan
nilai harga pokok jual beli. Pengakuan pendapatan ini dapat dilakukan secara
periodik (bulanan, triwulan dll) atau pada periode tertentu sepanjang bank
memiliki dokumen persentase penyelesaian.7
7
ibid
= 20% x Rp. 130.000.000
= 26.000.000
Keuntungan istishna’ yang dimaksud adlah bagian margin keuntungan
istishna yang diakui selama periode pelaporan yang ditambahkan kepada
aset istishna dalam penyelesaian.
Keuntungan istishna’ = persentase penyelesaian x margin
keuntungan istishna
= 20% x (Rp. 150.000.000 – Rp. 130.000.000)
= 20% x Rp. 20.000.000
= Rp. 4.000.000
Dalam jurnal penyesuaian yang dibuat pengakuan keuntungan istishna
dilakukan dengan mendebit aset istishna dalam penyelesaian sebesar
4.000.000.
8
ibid, hal 235
Kr. Temin istishna 30.000.000
10/05/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Temin istishna 30.000.000
10/06/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Temin istishna 30.000.000
10/07/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Temin istishna 30.000.000
10/08/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Temin istishna 30.000.000
Menurut PAPSI 2013, pada saat barang pesanan telah diserahkan kepada
nasabah, bank melakukan jurnal balik atas rekening aktiva istishna’ dalam
penyelesaian dan termin istishna. Misalkan barang pesanan diserahkan pada
tanggal 13/08/XA, maka jurnal pada saat penyerahan barang tersebut adalah
sebagai berikut.
Selisih nilai akad dan nilai tunai yang diakui selama 3 tahun : Rp. 30.000.000
Jjj
𝑅𝑝190.000.000
Pembayaran per bulan =
36 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝40.000.000
Pendapatan per bulan =
36 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
PENUTUP
A. Kesimpulan