Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KOTA MATARAM UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Bung Karno Raya Pagutan Jalan Unizar No. 20 Turida, Cakranegara
Telp. (0370) 640774 Mataram Telp/Fax. (0370) 6175146

PENGESAHAN
BUKU PANDUAN SMF INTERNA

Buku Panduan SMF Interna RSUD Kota Mataram telah sesuai dengan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) 2012
dan diterima untuk pelaksanaan proses Kepaniteraan Klinik Dokter Muda
di SMF Interna RSUD Kota Mataram

Maret 2013
Mengesahkan,

Diperiksa oleh Dibuat oleh


Wa.Ka BAKORDIK Ka. SMF Interna
RSUD Kota Mataram RSUD Kota Mataram

dr. IING, M.Erg dr. Amanukarti R. Oetomo, Sp.PD


NIDN 0816028502 NIP

Direktur Dekan
RSUD Kota Mataram Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar

dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes dr. H. Fanani Sp.Rad


Pembina Tk. I – IV/b NIDN. 0820044501
NIP. 19681110 200112 1 003

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 1


PEMERINTAH KOTA MATARAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
Jalan Bung Karno Raya Pagutan
Telp. (0370) 640774 Mataram

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
Nomor :

TENTANG
PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN KEPANITERAAN KLINIK SMF
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penatalaksanaan pendidikan klinik mahasiswa yang


memanfaatkan RSUD Kota Mataram maka perlu pengelolaan secara
terpadu terwujudnya rumah sakit pendidikan yang dapat memberikan
pelayanan unggulan yang prima sekaligus merupakan wahana
pembelajaran dalam upaya membentuk profesional yang handal, dipandang
perlu adanya buku Panduan Kepaniteraan Klinik SMF Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Mataram

b. bahwa untuk memberlakukan buku panduan tersebut di RSUD Kota


Mataram diperlukan SK Direktur
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
jo.Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1974
2. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Nomor : 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
8. Peraturan Pemerintah Nomor : 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
badan Layanan Umum

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 2


9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan Minimal
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By laws)
11. Peraturan menteri Kesehatan Nomor : 512 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Praktik Kedokteran.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang
Pedoman dan Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
13. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2013 tentang Susunan
Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Mataram.
14. Keputusan Walikota Mataram Nomor : 565/XII/2010 tanggal 1 Desember 2010
tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Sebagai Layanan
Umum Daerah

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN
PERTAMA : memberlakukan Log Book Sebagai Mana terlampir dalam lampiran keputusan
ini sebagai standarisasi pelaksanaan kepaniteraan klinik di SMF RSUD Kota
Mataram;
KEDUA : Dosen Pendidik Klinik di RSUD Kota Mataram harus mengaplikasikan Log
Book Dokter Muda yang mengikuti proses kepaniteraan klinik di Bagiannya;
KETIGA : Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan pemberlakuan Log Book SMF ini menjadi
tanggungjawab BAKORDIK RSUD Kota Mataram;
KEEMPAT : Penanggungjawab proses kepaniteraan klinik di SMF bertanggungjawab atas
pelaporan hasil ayat ketiga terhadap Direktur RSUD Kota Mataram
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam keputusan ini, akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : MATARAM
PADA TANGGAL :

DIREKTUR
RSUD KOTA MATARAM

dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes.


Pembina Tk. I – IV/b
NIP. 19681110 200112 1 003

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 3


Salinan, surat keputusan ini disampaikan kepada :
Yth : 1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
2. Wadir Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram
3. Wadir Penunjang Medik, Pendidikan dan Penelitian RSUD Kota Mataram
4. Wadir Umum dan Keuangan RSUD Kota Mataram
5. Ketua Komite Medik, Ketua Komite Keperawatan RSUD Kota Mataram
6. Ketua Satuan Pengawasan Intern RSUD Kota Mataram
7. Kepala Bagian, Bidang, Sub Bagian, Seksi dan Instalasi RSUD Kota Mataram
9. Ketua SMF RSUD Kota Mataram
10. Masing-masing yang bersangkutan

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 4


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala Puji Bagi Allah yang dengan karunia dan rahmatNYA, Buku Panduan Kepaniteraan
Klinik Bagian Interna edisi pertama ini dapat diselesaikan.
Buku ini kami susun berdasarkan Standar Kompetensi Dokter indonesia (SKDI) yang harus
didapat oleh Dokter muda saat menjalani kepaniteraan klinik di SMF Interna dan berdasarkan
penyakit terbanyak yang didapat di SMF Interna RSUD Kota Mataram.
Kami menyadari, masih sangat banyak kekurangan dalam penulisan buku ajar ini, yang
dalam waktu mendatang akan kami revisi agar menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan
maksud dan tujuan penulisan buku ini. Saran dan kritikan yang membangun sangat kami
harapkan dan penghargaan bagi kami.
Kepada kontributor yang telah meluangkan waktu dan aktif dalam penulisan buku ajar ini,
semoga Tuhan memberikan balasan berupa kebaikan bertambahnya ilmu kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Mataram, Maret 2014


Ketua SMF Interna
RSUD Kota Mataram

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 5


DAFTAR KONTRIBUTOR

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 6


SAMBUTAN DIREKTUR

Assalamualaikum Wr.Wb
Salah satu strategi pembangunan kesehatan dalam visi Indonesia sehat 2010 adalah
Profesionalisme. Profesionalisme didapat antara lain melalui proses pendidikan yang
menghasilkan perubahan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan perilaku
(attitude) serta seni (art) yang akan menjadi lebih baik.
RSUD Kota Mataram adalah Rumah Sakit yang salah satu misinya adalah menyediakan
layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas melalui SDM yang profesional. Untuk
mencapai misi tersebut, RSUD Kota Mataram melaksanakan program kepaniteraann klinik
Dokter Muda bekerjasama dengan institusi pendidikan. Agar Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Mataram dapat melaksanakan fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka perlu
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik masing-masing SMF yang dapat digunakan sebagai
acuann oleh semua komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, baik di Rumah Sakit
maupun institusi pendidikan.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada SMF Interna di RSUD Kota Mataram yang
telah menyusun “Buku Panduan Kepaniteraan Klinik Bagian Interna”
Demikian, semoga Buku Panduan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
Wassalamualaikum Wr.Wb

Mataram, Maret 2014


DIREKTUR
RSUD KOTA MATARAM

dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes.


Pembina Tk. I – IV/b
NIP. 19681110 200112 1 003

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 7


DAFTAR ISI

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 8


PENDAHULUAN

A. TUJUAN KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


LEARNING OUTCOME
Target kompetensi minimal Bagian Ilmu Penyakit Dalam untuk dokter umum:
1. Mengembangkan keterampilan melakukan komunikasi untuk memperoleh data
melalui wawancara terarah, interaksi klinik dengan penderita, keluarga serta
teman sejawat
2. Mengembangkan keterampilan kemampuan pemeriksaan fisik
3. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk menentukan masalah dan
melakukan penanganan awal penyakit-penyakit Bagian Ilmu Penyakit Dalam
yang sering dijumpai
4. Mampu membedakan keadaan darurat dan bukan darurat pada kasus-kasus
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
5. Mengembangkan keterampilan dalam menentukan masalah, interpretasi
pemeriksaan fisik dan penunjang, rencana pengelolaan yang tepat dengan pola
pendekatan yang komprehensif dan terpadu
6. Melakukan penanganan pendahuluan, menstabilkan keadaan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri dan melakukan rujukan
7. Menetapkan bentuk dan melakanakan kerjasama yang serasi dan efektif antara
dokter dan berbagai unsur masyarakat dalam menanggulangi masalah
kesehatan
8. Mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip Evidence Based Medicine
dalam setiap pengambilan keputusan klinik
9. Mengembangkan dan menerapkan aspek etika dan medikolegal dalam setiap
sikap dan tindakan.

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 9


PEDOMAN KEPANITERAAN

KETENTUAN KHUSUS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT


DALAM
1. Lama Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam adalah 10 minggu. Minggu
pertama dipergunakan untuk orientasi dan pengenalan, sedangkan minggu terakhir
dipergunakan untuk ujian sumatif
2. Jumlah Dokter muda yang diterima di Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
mengikuti rasio yang berlaku yaitu maksimal 1 (satu) banding 5 (lima) artinya satu dosen
pembimbing klinik bagian Ilmu Penyakit Dalam maksimal dapat membimbing lima
Dokter muda di Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
3. Pada hari pertama Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam semua Dokter muda
diberikan pengarahan di tempat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam di RS
masing-masing
4. Minggu ke 10 (Senin – Jumat) semua Dokter muda menjalani ujian lisan kepaniteraan
klinik di RS masing-masing.
5. Minggu ke 10 (Sabtu) kembali ke FK UNIZAR untuk menjalani ujian tertulis MCQ
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Adapun bentuk ujian Objective
Structured Clinical Examination (OSCE) disepakati bersama
6. Setiap kelompok memilih ketua dan wakil ketua yang membantu koordinator kepaniteraan
klinik untuk lancarnya proses pendidikan
7. Dokter muda dipimpin ketua kelompok wajib melapor kepada kepala bagian Ilmu
Penyakit Dalam dimana kepaniteraan klinik berlangsung
8. Setiap Dokter muda diwajibkan mengikuti jadwal kepaniteraan yang telah ditentukan
9. Setiap Dokter muda selama Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam wajib
mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mini Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX) minimal 2 kali per orang
b. Direct Observation Of Procedural Skills (DOPS) minimal 2 kali per orang
c. Case Based Discussion (CBD) minimal 2 kali per orang
d. Journal Reading minimal 1 kali per kelompok
e. Penyuluhan dan Edukasi minimal 1 kali per kelompok
10. Dokter muda yang tidak hadir harus menyerahkan surat izin beserta keterangan sebab
ketidakhadiran untuk dijadikan pertimbangan koordinator klinik. Dokter muda yang tidak
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 10
hadir 3 hari berturut-turut tanpa keterangan yang jelas dianggap mengundurkan diri dari
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Dalam.
11. Dokter muda yang tidak hadir selama 7 hari baik berturut-turut maupun tidak berurutan
dengan atau tanpa keterangan yang jelas, tidak diperkenankan mengikuti ujian akhir dan
wajib mengulang Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam.

JENIS TINDAKAN INDISIPLINER


a. Terlambat masuk lebih dari 30menit
b. Absen lebih dari 2 hari berturut-turut atau total 2 hari dalam masa kepaniteraan
c. Absen dari tugas jaga
d. Absen karena sakit/ijin dan tidak dapat menunjukan surat keterangan sakit dari dokter
/tanpa surat kepada Koordinator Pendidikan SMF
e. Melakukan tindakan pemalsuan tandatangan Pembimbing, Penguji, Dokter Ruangan,
Dokter Jaga
f. Melakukan tindakan pemalsuan lain sehubungan dengan ketentuan persyaratan yang
wajib dipenuhi DM selama menjalani kepaniteraan klinik
g. Melakukan hal-hal asusila dilingkungan RS Pendidikan selama dalam masa
kepaniteraan yang bersangkutan

JENIS SANKSI YANG DIBERIKAN


a. Untuk tindakan indisipliner poin a-d dilakukan teguran secara lisan, kemudian yang
bersangkutan diwajibkan mengganti jumlah hari absen, agar dapat mengikuti ujian
akhir kepaniteraann klinik
b. Bila tindakan indisipliner diulang kembali akan dilakukan teguran tertulis dari
koordinator kepaniteraan klinik ke Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-
Azhar
c. Tindakan indisipliner e-g langsung dilakukan tegura tertulis dari Koordinator
Kepaniteraan Klinik Ke Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 11


KOMPETENSI

TINGKAT KEMAMPUAN YANG DIHARAPKAN (Level of Competence)


1) BERDASARKAN JENIS PENYAKIT
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat
bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan
merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan
nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.
Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 12
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A

2) BERDASARKAN KETERAMPILAN KLINIK


Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik
dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada
pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip,
indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai
mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri,
sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan
untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi
atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan
tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau
penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan
di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan
untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi
atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan
tersebut pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan
tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills
(OSATS).
Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan
menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,
komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah
supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan
Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi
tertinggi adalah 4A.
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 13
PELAKSANAAN TUGAS
1. Untuk mendapatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup, maka Dokter
Muda menjalani kepaniteraan di Bagian Bedah selama 10 minggu yang terbagi dalam
masa kerja:
a. Ruangan selama 2 minggu
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 14
b. Poliklinik selama 5 minggu
c. IGD selama 2 minggu
d. Ujian Pasien 1 minggu
2. Dokter Muda diwajibkan tugas jaga bergilir, meliputi:
a. Tugas jaga ruangan
b. Tugas jaga poliklinik
c. Tugas jaga IGD

Pelaksanaan Tugas
1. Di Ruangan
Membuat Dokumen Medik Kesehatan (DMK) Dokter Muda lengkap dari setiap pasien baru
berdasarkan pemeriksaan fisik yang teliti. DMK harus selesai dalam waktu 1x24 jam. DMK
ini diteliti, dikoreksi, dan didiskusikan dengan Dosen Pendidik Klinik. Tiap DMK dianggap
telah diteliti apabila ada tandatangan/paraf Dosen pendidik Klinik
a. Dokter Muda wajib melakukan SOAP pasien rawat inap, dimulai jam 06.00 pagi.
SOAP adalah kegiatan belajar mendiagnosa pasien, merencanakan pengobatan,
pemeriksaan penunjang yang perlu, edukasi pasien dan keluarga, serta evaluasi
perkembangan pasien selama dalam perawatan.
b. Dokter Muda yang bertugas di Ruangan harus menguasai permasalahan tiap-tiap
pasien yang di SOAP, seperti; daftar masalah, pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan atau yang akan diusulkan, pengobatan, riwayat alergi obat dan lain
sebagainya
c. Menyertai visite Dosen Pendidik Klinik dan aktif diskusi dengan Dosen pendidik
Klinik
d. Mempelajari dan melakukan tindakan sesuai dengan daftar kompetensi
e. Menyerahkan sebanyak 1 sampai 2 DMK legkap yang telah dibuat dan
ditandatangani/paraf Dokter muda dan Dosen Pendidik Klinik kepada
BAKORDIK
f. Melakukan Bed Side Teaching dan DOPS atas pengawasan dan penilaian Dosen
Pendidik Klinik

2. Di Poliklinik
a. Membuat DMK poliklinik singkat tentang hal-hal yang penting dari pasien serta
mengusulkan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosis
b. Menyusun rencana pengobatan pasien
c. Mengusulkan rencana tindak lanjut
d. Melakukan BED SIDE Teaching atas pengawasan dan bimbingan Dosen Pendidik
Klinik serta mendiskusikan dengan Dosen Pendidik Klinik
e. Menyerahkan lembar penilaian BED SIDE Teaching yang sudah ditandatangani
dan diberikan nilai oleh Dosen Pendidik Klinik kepada BAKORDIK

3. Tugas jaga
a. Tugas jaga Instalasi Gawat darurat
Diatur secara bergilir untuk mendampingi dokter jaga IGD yang bertugas diluar
jam kerja. Hasil pemeriksaan pasien ditulis di lembar DMK dan dicatat di buku
jaga Dokter Muda.
b. Tugas jaga ruangan
Dilakukan secara bergiliran diluar jam kerja. Tugas utamanya ialah mengawasi
keadaan gawat yang timbul diruangan dibawah pengawasan dokter jaga dan dosen
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 15
pendidik klinik. Semua kegiatan selama tugas jaga diruangan dilaporkan dalam
buku jaga dokter muda ruangan.
c. Semua tugas jaga dilaporkan dalam laporan pagi yang diatur oleh masing-masing
d. Semua tindakan di ruangan terdokumentasi dalam lembaran laporan khusus per
pasien dan ditandatangani oleh dokter jaga/ Dosen Pendidikk Klinik serta Dokter
Muda yang bertanggungjawab
e. Membuat status semua pasien baru pada lembar DMK dann buku jaga serta
melaporkan pada morning report
f. Apabila ada Dokter Muda yang berhalangan jaga, ketua kelompok mengatur
pengganti
g. Jadwal jaga diatur oleh kesepakatan kelompok

TUGAS AKADEMIK

1. BEDSIDE TEACHING

Briefing, Expectation, Demonstrations, Spesific feedback, Inclution


microskill, Debriefing and Education
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 16
a. Metode pembelajaran:
Bedside teaching merupakan komponen essensial dari clinical training sudah
dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis pasien merupakan guru, seperti yang
diungkapkan oleh Wiliam Osler 1903: “no teaching without the patient for a text, and
the best teaching is often that taught by the patient himself” (Bliss, 1999). Keuntungan
dari bedside teaching adalah memberikan kesempatan kepada Dokter Muda untuk
menggunakan semua pancaindera mereka (pendengaran, penglihatan, penghidu
dan peraba) untuk mempelajari pasien dan permasalahannya. Karakteristik inilah
yang akan membantu Dokter Muda untuk mengingat situasi klinik dalam
pembelajaran.
Rangkaian kegiatan bedside teaching merupakan siklus pembelajaran di klinik yang
mengacu pada Clinical learning cycle :
1) Tahap Preparation:
Tahap preparation (persiapan) merupakan area yang sangat membutuhkan
perhatian serius sebelum peserta didik berhadapan langsung dengan pasien. Di
program pendidikan profesi dokter (undergraduate programe) tahap persiapan ini
dapat diisi dengan pemberian bekal ketrampilan di skills lab.
2) Tahap Briefing:
Tahap briefing perlu dilakukan sebelum melihat pasien langsung (clinical
interaction), tahap ini merupakan pengorganisasian kegiatan lebih lanjut. Pada
tahap ini dibuat perencanaan mengenai apa yang dapat mereka pelajari selama
berinteraksi dengan pasien beserta karakteristik penyakitnya.
3) Tahap Clinical Encounter:
Pada tahap ini, peserta didik akan berinteraksi langsung dengan pasien. Fase
ini memiliki pengaruh paling kuat terhadap pembelajaran karena mereka akan
mendapatkan pengalaman yang jelas tentang penyakit dan karakteristiknya.
4) Tahap Debriefing:
Tidak semua peserta didik memahami apa yang terjadi pada fase clinical exposure.
Debriefing berfungsi untuk mereview apa yang terjadi selama berinteraksi
dengan pasien: apa yang dilihat, didengar dan dirasakan? bagaimana data
ini diintepretasikan? apa yang dapat dipelajari dari pasien ini? Oleh karenanya
peran dari pembimbing klinik sangat diperlukan untuk menyadarkan mereka
tentang apa yang sebenarnya terjadi pada pasien berdasarkan hasil temuan
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 17
pemeriksaan fisik, laboratorium, ekspresi wajah pasien, dan lain lain. Tempat
pelaksanaan tahap debriefing dapat dilakukan jauh dari pasien, terutama untuk
mendiskusikan permasalahan pasien lebih rinci.

Pada bedside teaching, dianjurkan untuk menggunakan “five-step micro skills


model”. Urutan langkah-langkah tersebut adalah :
1) Get commitment
Pada tahap ini pembimbing klinik berusaha membuat dokter muda mawas diri
terhadap informasi/data pasien yang sudah mereka dapatkan serta bagaimana
mengintepretasikan data/informasi tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah
meminta dokter muda untuk membacakan status pasien yaitu hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang yang terdapat dalam medical record. Kemudian
pembimbing klinik mengajukan pertanyaan misalnya : “Menurut anda apa yang
terjadi pada pasien ini? Dari hasil foto CT- Scan ini kira-kira penyulit apa yang akan
muncul?”. “Apa rencana yang akan anda lakukan kepada pasien ini?”
2) Probe for supporting evidence
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman
terhadap pengetahuan yang sudah mereka peroleh. Cara untuk mengetahui tingkat
pemahaman adalah dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat klarifikasi
terkait dengan pernyataan yang dikemukakan oleh dokter muda. Dalam hal ini
pembimbing klinik menanyakan data-data apa saja yang mendukung pernyataan
dokter muda.

3) Reinforce what was done right


Pemberian feedback positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dokter muda
dalam menangani pasien maupun dalam mengemukakan pendapat.
4) Help Learner identify and give guidance about omissions and errors
Pada langkah ini, pembimbing klinik membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi
kesalahan yang telah dilakukan oleh dokter muda yaitu dengan menunjukkan
kesalahan yang dilakukan oleh dokter muda. Tujuannya adalah supaya kesalahan
yang sama tidak terulang kembali. Namun demikian dalam menyampaikan feed
back (komentar) sebaiknya tidak terkesan menyalahkan.
5) Teach general rules
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 18
Memberitahu dokter muda mengenai apa yang biasanya terjadi terkait dengan
kasus (penyakit) yang dialami oleh pasien dapat memberi masukan kepada dokter
muda yang masih sedikit memiliki pengalaman klinik. Masukan/informasi tersebut
dapat dijadikan pertimbangan oleh peserta didik dalam mengelola pasien

2. DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS


Keterampilan klinik dalam kurikulum berbasis kompetensi sangat penting dan telah
diajarkan dilaboratorium keterampilan klinik/skills lab selama Dokter Muda menjalani
perkuliahan sebagai mahasiswa ditahap pembelajaran akademik dikampus.
Pada kepaniteraan klinik, Dokter Muda mengaplikasikan apa yangg sudah didapat
dilaboratorium keterampilan klinik/skills lab kepada pasien nyata dibawah pengawasan
dari dosen pembimbing klinik atau Dokter Muda dapat melihat terlebih dahulu
prosedural skills yang dilakukan oleh pembimbing klinik kemudian melakukannya baik
dibawah pengawasan maupun secara mandiri atas sepengetahuan pembimbing klinik.

3. TUTORIAL KLINIK
Tutorial atau diskusi kelompok kecil memerlukan peran aktif dari Dokter Muda.
Dosen pembimbing klinik berperan sebagai tutor yang bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan diskusi. Sedangkan Kasus pasien nyata yang dijumpai di klinik
merupakan topik pemicu diskusi. Langkah-langkah dalam tutorial klinik :
 Langkah 1.
Dokter Muda Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pasien, dengan jalan
melakukan dan mencatat hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (pasien lama) atau pada pasien baru; anamnesa, pemeriksaan fisik dan
rencana pengelolaan pasien selanjutnya. Dibuat dalam bentuk makalah dan
dipresentasikan. Dokter Muda yang mempresentasikan bertindak sebagai ketua
kelompok, sementara anggota kelompo lain sebagai peserta diskusi atas
permasalahan yang dipresentasikan. Peserta diskusi mengajukan pertanyaan klinis
terkait. Pembimbing klinik bertindak sebagai fasilitator dan menilai presentan
berdasarkan formulir CBD (Case Based Discussion), sementara peserta diskusi
akan dinilai keaktifan dan inisiatif dalam diskusi.
 Langkah 2.
Melakukan brainstorming untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi
pasien dengan menggunakan prior knowledge.
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 19
 Langkah 3.
Menyusun penjelasan secara skematis dan menentukan learning issues
 Langkah 4.
Belajar Mandiri untuk memperoleh jawaban learning issue yang telah ditetapkan
bersama. Diutamakan menggunakan prinsip evidence based medicine.
 Langkah 5.
Jabarkan temuan informasi yang diperoleh saat melakukan belajar mandiri.
Sintesakan dan diskusikan dengan sesama anggota kelompok untuk menyusun
penjelasan secara menyeluruh dan pemecahan permasalahan.
Kegiatan tutorial klinik ini dilakukan dalam dua sesi; langkah 1-3 dilakukan pada sesi
pertama dan langkah 5 dilakukan pada sesi ke 2.

4. PENYULUHAN
Kegiatan ini dapat diadakan di bangsal maupun di public area rumah sakit maupun sarana
kesehatan lain yang sifatnya melibatkan banyak orang. Adapun komponen yang dinilai
adalah penguasaan materi penyuluhan/edukasi, tehnik komunikasi, kemampuan memberi
edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat, media penyuluhan yang digunakan,
profesional behaviour. Penyuluhan/edukasi dilakukan berkelompok, untuk stase besar
dilakukan minimal 2 kali/kelompok sedangkan stase kecil/mikro minimal 1kali/kelompok

5. JOURNAL READING
Jurnal ilmiah yang dipakai dapat berbahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
Jurnal yang diambil adalah jurnal terbaru atau maksimal 10 (sepuluh) tahun terakhir.
Journal Reading dilakukan berkelompok, untuk stase besar dilakukan minimal 2
FORMULIRsedangkan
kali/kelompok Mini-CEX stase(Mini Clinical
kecil/mikro Evaluation
minimal Exercise)
1kali/kelompok
BAKORDIK FK UNIZAR – RSU KOTA MATARAM

LEMBAR PENILAIAN FORMATIF


Dokter Muda : .......................................................................
NIM : ....................................................................... Evaluasi ke : E1 E2 E3
Situasi Ruangan : Rawat Jalan IGD Rawat Inap Lain-lain
Problem Pasien : ...............................................................................................................
Pasien : ...................... Umur .................. Jenis Kelamin : L P

Harap dinilai area kompetensi dibawah ini menggunakan angka 10-100

KOMPONEN KOMPETENSI NILAI KETERANGAN


Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 20
1. Kemapuan Anamnesis
( tidak diobservasi) 0 – 44 : Jauh di bawah
2. Kemapuan Pemeriksaan Fisik kompetensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan.
3. Keputusan klinis/ Diagnosis 45-65 : mendekati
( tidak diobservasi) kompetensi yang
4. Kemapuan merencanakan diharapkan.
pengelolaan pasien. 66-75 : sesuai dengan
( tidak diobservasi) komptensi yang
5. Kemapuan Konseling diharapkan
( tidak diobservasi) 76-100 :Melampaui
6. Organisasi/efisiensi waktu kompetensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan
7. Kualitas Humanistik/
Profesionalisme
( tidak diobservasi) Nilai Rata-rata:
8. Kompetensi klinis keseluruhan
( tidak diobservasi)

UMPAN BALIK TERHADAP PERFORMANCE DOKTER MUDA


Positif feedback Aspek yang perlu diperbaiki

Tanggal , ................................................

Dosen Pembimbing Klinik Dokter Muda

(............................................)
FORMULIR DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS)
(...............................................)
BAKORDIK FK UNIZAR – RSU KOTA MATARAM

LEMBAR PENILAIAN FORMATIF


Dokter Muda : .......................................................................
NIM : ....................................................................... Evaluasi ke : E1 E2 E3
Situasi Ruangan : Rawat Jalan IGD Rawat Inap Lain-lain
Problem Pasien : ...............................................................................................................
Pasien : ...................... Umur .................. Jenis Kelamin : L P

Harap dinilai area kompetensi dibawah ini menggunakan angka 10-100

KOMPONEN KOMPETENSI NILAI KETERANGAN

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 21


1. Memahami indikasi, anatomi dan teknik 0 – 44 : Jauh di bawah
prosedur tindakan medik kompetensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan.
2. Mendapatkan informed consent 45-65 : mendekati
( tidak diobservasi) kompetensi yang
3. Melakukan persiapan pre-procedural
diharapkan.
( tidak diobservasi)
4. Teknik Aseptik dan Antiseptik 66-75 : sesuai dengan
( tidak diobservasi) komptensi yang
5. Memberikan analgesik dan anestesi yang diharapkan
aman. 76-100 :Melampaui
( tidak diobservasi) kompetensi yang
6. Teknik prosedur tindakan medik diharapkan
( tidak diobservasi)
7. Pengelolaan pasca tindakan medik
( tidak diobservasi)
8. Kemampuan berkomunikasi
( tidak diobservasi)
9. Profesionalisme
Nilai Rata-rata:
( tidak diobservasi)
10. Kemampuan melakukan tindakan medik
secara keseluruhan
( tidak diobservasi)

UMPAN BALIK TERHADAP PERFORMANCE DOKTER MUDA


Positif feedback Aspek yang perlu diperbaiki

Tanggal , ................................................
Dosen Pembimbing Klinik Dokter Muda

(............................................)
(...............................................)
FORMULIR CASE BASED DISCUSSION (CBD)
BAKORDIK FK UNIZAR – RSU KOTA MATARAM
LEMBAR PENILAIAN FORMATIF
Dokter Muda : .......................................................................
NIM : ....................................................................... Evaluasi ke : E1 E2 E3
Situasi Ruangan : Rawat Jalan IGD Rawat Inap Lain-lain
Problem Pasien : ...............................................................................................................
Pasien : ...................... Umur .................. Jenis Kelamin : L P

Harap dinilai area kompetensi dibawah ini menggunakan angka 10-100

KOMPONEN KOMPETENSI NILAI KETERANGAN

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 22


1. Kemampuan membuat catatan medis
( tidak diobservasi) 0 - 44 : Jauh di bawah
2. Clinical assessment kompetensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan.
3. Investigasi dan rujukan 45-65 : mendekati
( tidak diobservasi)
kompetensi yang
4. Terapi
( tidak diobservasi) diharapkan.
5. Follow-up dan rencana pengelolaan 66-75 : sesuai dengan
selanjutnya komptensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan
6. Kemampuan dalam memimpin diskusi 76-100:Melampaui
kelompok kompetensi yang
( tidak diobservasi) diharapkan
7. Professionalisme
( tidak diobservasi)
8. Penilaian klinik & Diskusi secara
Nilai Rata-rata:
keseluruhan (overall clinical judgement)
( tidak diobservasi

UMPAN BALIK TERHADAP PERFORMANCE DOKTER MUDA


Positif feedback Aspek yang perlu diperbaiki

Tanggal , ................................................

Dosen Pembimbing Klinik Dokter Muda

(............................................)
(...............................................)

FORMULIR PENYULUHAN/EDUKASI
BAKORDIK FK UNIZAR – RSU KOTA MATARAM

LEMBAR PENILAIAN FORMATIF


Nama : .............................................................................................................

: ............................................................................................................

: .............................................................................................................

Judul : .............................................................................................................
Bagian/tempat : .............................................................................................................

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 23


Komponen yang dinilai Nilai Keterangan

Penguasaan materi
0 - 44 : Jauh di bawah kompetensi
Teknik komunikasi/ bahasa jelas dan yang diharapkan
mudah di mengerti 45-65 : Mendekati kompetensi yang
Kemampuan memberi edukasi dan diharapkan
promosi kesehatan kepada 66-75 : Sesuai dengan kompetensi
masyarakat yang diharapkan
Media penyuluhan yang digunakan 76-100 : Melampaui kompetensi
yang diharapkan
Profesional Behaviour

Nilai Rata-rata = Jumlah nilai : 5

UMPAN BALIK TERHADAP PERFORMANCE DOKTER MUDA


Positif feedback Aspek yang perlu diperbaiki

Tanggal , ................................................
Dosen Pembimbing Klinik Dokter Muda

(............................................)
(...............................................)

FORMULIR JOURNAL READING


BAKORDIK FK UNIZAR – RSU KOTA MATARAM

LEMBAR PENILAIAN FORMATIF


Nama : .............................................................................................................

: ............................................................................................................

: .............................................................................................................

Judul Jurnal : .............................................................................................................


Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 24
Bagian/tempat : .............................................................................................................

Komponen yang dinilai Nilai Keterangan

Memahami dan penguasaan isi


jurnal 0 - 44 : Jauh di bawah kompetensi
Penguasaan Metodologi Penelitian yang diharapkan
45-65 : Mendekati kompetensi yang
Kemampuan mengkritis jurnal diharapkan
66-75 : Sesuai dengan kompetensi
Tampilan presentasi/media yang diharapkan
76-100 : Melampaui kompetensi
Profesional Behaviour yang diharapkan

Nilai Rata-rata = Jumlah nilai : 5

UMPAN BALIK TERHADAP PERFORMANCE DOKTER MUDA


Positif feedback Aspek yang perlu diperbaiki

Tanggal , ................................................
Dosen Pembimbing Klinik Dokter Muda

(............................................)
(...............................................)

B. METODE PENILAIAN (ASSESSMENT)


Metode pembelajaran dan penilaian yang dilakukan di Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Dalam adalah sebagai berikut:
Penilaian Formatif:
1. Mini Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX)
2. Direct Observation Of Procedural Skills (DOPS)
3. Case Based Discussion (CBD)
4. Journal Reading
5. Penyuluhan dan Edukasi
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 25
Penilaian Sumatif:
1. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
2. Ujian tertulis
3. Ujian lisan
Tabel Assessment Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam:
JENIS METODE FREKUENSI BOBOT
PENILAIAN
Mini CEX 2 kali
DOPS 2 kali
Penilaian Formatif CBD 2 kali 60%
Journal Reading 1 kali (kelompok)
Penyuluhan dan edukasi 1 kali (kelompok)
OSCE dan atau ujian 1 kali
Penilaian Sumatif tertulis dan atau ujian 40%
lisan
Penilaian Sufficient / un sufficient
Profesional
Behaviour

C. HASIL PENILAIAN BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


PETUNJUK PENGISIAN:
1. Diisi oleh Dosen Pembimbing Klinik atau Staf Administrasi dan ditandatangani
oleh Dosen Pembimbing Klinik
2. Lembar Hasil Penilaian ini merupakan RESUME dari Penilaian yang telah didapat
Dokter Muda selama menempuh Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
3. Adapun Lembar Penilaian harian (Sumatif, Formatif, Kondite) terpisah dari Buku
Petunjuk ini dan masing-masing terdiri dari 3 rangkap;
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 26
1) Untuk FK UNIZAR
2) Untuk RS Pendidikan
3) Untuk Arsip Dokter Muda
Lembar Penilaian dapat diambil di Sekretariat Bersama RS Pendidikan Utama atau
Kepala Bagian RS Jejaring masing-masing
4. KONVERSI NILAI:
a. Bobot Nilai:
 FORMATIF 60%
 SUMATIF 40%
b. Konversi nilai angka ke nilai huruf:
Nilai Huruf Nilai Angka

A >76

B 66-75

C 56-65

D 45-55

E <45

JADUAL KEGIATAN

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 27


A. DAFTAR KOMPETENSI BERDASARKAN PENYAKIT
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RESPIRASI
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
1 Influenza 4A
2 Pertusis 4A
3 Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) 3B
4 SARS 3B
5 Flu burung 3B
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 28
Paru
6 Asma bronchial 4A
7 Status asmatikus (asma akut berat) 3B
8 Bronkitis akut 4A
9 Bronkiolitis akut 3B
10 Bronkiektasis 3A
11 Displasia bronkopulmonar 1
12 Karsinoma paru 2
13 Pneumonia, bronkopneumonia 4A
14 Pneumonia aspirasi 3B
15 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A
16 Tuberkulosis dengan HIV 3A
17 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2
18 Pneumothorax ventil 3A
19 Pneumothorax 3A
20 Efusi pleura 2
21 Efusi pleura massif 3B
22 Emfisema paru 3A

23 Atelektasis 2
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) eksaserbasi
24 3B
akut
25 Edema paru 3B
26 Infark paru 1
27 Abses paru 3A
28 Emboli paru 1
29 Kistik fibrosis 1
30 Haematothorax 3B
31 Tumor mediastinum 2
32 Pnemokoniasis 2
33 Penyakit paru intersisial 1
34 Obstructive Sleep Apnea (OSA) 1

KARDIOVASKULAR
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Gangguan dan Kelainan pada Jantung
35 Kelainan jantung congenital (Ventricular Septal
Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, 2
Tetralogy of Fallot)
Radang pada dinding jantung (Endokarditis,
36 2
Miokarditis, Perikarditis)
37 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) 3B
38 Buku Panduan
Angina Kepaniteraan Klinik INTERNA
pektoris 3B 29
39 Infark miokard 3B
40 Gagal jantung akut 3B
41 Gagal jantung kronik 3A
42 Cardiorespiratory arrest 3b
43 Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral
regurgitation, Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan 2
Vena dan Pembuluh Limfe
68 Tromboflebitis 3A
69 Limfangitis 3A
70 Varises (primer, sekunder) 2
71 Obstructed venous return 2
72 Trombosis vena dalam 2
73 Emboli vena 2
74 Limfedema (primer, sekunder) 3A
75 Insufisiensi vena kronik 3A
GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER, PANKREAS
76 Demam Tifoid 4A

77 Malabsorbsi 3A
78 Intoleransi makanan 4A
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 30
79 Alergi makanan 4A
80 Keracunan makanan 4A
81 Botulisme 3B
Infestasi Cacing dan Lainnya
82 Penyakit cacing tambang 4A
83 Strongiloidiasis 4A
84 Askariasis 4A
85 Skistosomiasis 4A
86 Taeniasis 4A
87 Pes 1
Hepar
88 Hepatitis A 4A
89 Hepatitis B 3A
90 Hepatitis C 2
91 Abses hepar amoeba 3A
92 Perlemakan hepar 3A
93 Sirosis hepatis 2
94 Gagal hepar 2

ENDOKRIN, METABOLIK DAN NUTRISI


Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Kelenjar Endokrin
95 Diabetes melitus tipe 1 4A
96 Diabetes melitus tipe 2 4A
97 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat 3A
penyakit lain atau obat-obatan)
98 Ketoasidosis diabetikum nonketotik 3B
99 Hiperglikemi hiperosmolar 3B
100 Hipoglikemia ringan 4A
101 Hipoglikemia berat 3B
102 Diabetes insipidus 1
103 Akromegali, gigantisme 1
104 Defisiensi hormon pertumbuhan 1
105 Hiperparatiroid 1
106 Hipoparatiroid 3A
107 Hipertiroid 3A
108 Tirotoksikosis 3B
109 Hipotiroid 2
110 Goiter 3A
111 Tiroiditis 2

112 Cushing's disease 3B


113 Krisis adrenal 3B
114 Addison's disease 1
115 Pubertas prekoks 2
116 Hipogonadisme 2
117 Prolaktinemia 1
118 Adenoma tiroid 2
119 Karsinoma tiroid 2
Gizi dan Metabollisme
120 Malnutrisi energi-protein 4A
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 31
121 Defisiensi vitamin 4A
122 Defisiensi mineral 4A
123 Dislipidemia 4A
124 Porfiria 1
125 Hiperurisemia 4A
126 Obesitas 4A
127 Sindrom metabolik 3B

HEMATOLOGI & IMUNOLOGI


Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
128 Anemia aplastik 2
129 Anemia defisiensi besi 4A
130 Anemia hemolitik 3A
131 Anemia makrositik 3A
132 Anemia megaloblastik 2
133 Hemoglobinopati 2
134 Polisitemia 2
Gangguan pembekuan darah (trombositopenia,
135 2
hemofilia, Von Willebrand's disease)
136 DIC 2
137 Agranulositosis 2
138 Inkompatibilitas golongan darah 2
Kelenjar Limfe dan Darah
139 Leukemia akut, kronik 2
140 Limfadenopati 3A
141 Limfadenitis 4A
Infeksi
142 Bakteremia 3B
143 Demam dengue, DHF 4A
144 Dengue shock syndrome 3B
145 Malaria 4A
146 Leishmaniasis dan tripanosomiasis 2
147 Toksoplasmosis 3A
148 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A
149 Sepsis 3B
Penyakit Autoimun
150 Reaksi anafilaktik 4A
151 Demam reumatik 3A

B. DAFTAR KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK


KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RESPIRASI
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1 Inspeksi leher 4A

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 32


2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A
3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A
4 Palpasi kelenjar tiroid 4A
5 Usap tenggorokan (throat swab) 4A
6 Penilaian respirasi 4A
7 Inspeksi dada 4A
8 Palpasi dada 4A
9 Perkusi dada 4A
10 Auskultasi dada 4A
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Persiapan, pemeriksaan sputum, dan interpretasinya
11 4A
(Gram dan Ziehl Nielsen [BTA])
12 Pengambilan cairan pleura (pleural tap) 3
13 Uji fungsi paru/spirometri dasar 4A
14 Tes provokasi bronkial 2
15 Ventilation Perfusion Lung Scanning 1
16 Bronkoskopi 2
17 FNAB superfisial 2
18 Trans thoracal needle aspiration (TINA) 2
TERAPEUTIK
19 Dekompresi jarum 4A
20 Pemasangan WSD 3
21 Perawatan WSD 4A
22 Pungsi pleura 3
23 Terapi inhalasi/nebulisasi 4A
24 Terapi oksigen 4A
25 Edukasi berhenti merokok 4A

KARDIOVASKULAR
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
26 Inspeksi dada 4A
27 Palpasi denyut apeks jantung 4A
Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 33
28 Palpasi arteri karotis 4A
29 Perkusi ukuran jantung 4A
30 Auskultasi jantung 4A
31 Pengukuran tekanan darah 4A
32 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A
33 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4A
34 Penilaian denyut kapiler 4A
GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER
PANKREAS
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
48 Inspeksi bibir dan kavitas oral 4A
49 Inspeksi tonsil 4A
50 Penilaian pergerakan otot-otot hipoglosus 4A
51 Inspeksi abdomen 4A
Inspeksi lipat paha/inguinal pada saat tekanan
52 4A
abdomen meningkat
Palpasi (dinding perut, kolon, hepar, lien, aorta,
53 4A
rigiditas dinding perut)
54 Palpasi hernia 4A
Pemeriksaan nyeri tekan dan nyeri lepas (Blumberg
55 4A
test)
56 Pemeriksaan psoas sign 4A
57 Pemeriksaan obturator sign 4A
58 Perkusi (pekak hati dan area traube) 4A
59 Pemeriksaan pekak beralih (shifting dullness) 4A
60 Pemeriksaan undulasi (fluid thrill) 4A
61 Pemeriksaan colok dubur (digital rectal examination) 4A
62 Palpasi sacrum 4A
63 Inspeksi sarung tangan pascacolok-dubur 4A
64 Persiapan dan pemeriksaan tinja 4A
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
65 Pemasangan pipa nasogastrik (NGT) 4A
66 Endoskopi 2
67 Nasogastric suction 4A

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 34


68 Anal swab 4A
69 Identifikasi parasit 4A
Pemeriksaan feses (termasuk darah samar, protozoa,
70 4A
parasit, cacing)
71 Endoskopi lambung 2
72 Proktoskopi 2
73 Biopsi hepar 1
74 Pengambilan cairan asites 3

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK DAN


NUTRISI
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan
75 4A
antropometri)
76 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A
77 Pengaturan diet 4A
78 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa
79 4A
komplikasi
Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test
80 4A
[POCT])
81 Pemeriksaan glukosa urine (Benedict) 4A
Anamnesis dan konseling kasus gangguan
82 4A
metabolisme dan endokrin

HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI


Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
83 Palpasi kelenjar limfe 4A
84 Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit 4A
85 Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) 4A
Pemeriksaan profil pembekuan (bleeding time, clotting
86 4A
time)
Pemeriksaan Laju endap darah/kecepatan endap
87 4A
darah (LED/KED)
Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan
88 4A
indikasi
Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan
89 4A
indikasi
90 Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas 4A
Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi,
91 4A
thalasemia, dan HIV
92 Penentuan indikasi dan jenis transfusi 4A

Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 35


Buku Panduan Kepaniteraan Klinik INTERNA 36

Anda mungkin juga menyukai