Anda di halaman 1dari 5

Tugas Personal 02

(Minggu 7 / Sesi 11)

RISA ANJELITA
2201869316

Pengantar:
Tugas personal kedua akan mengambil bahan dari materi-materi yang dibahas pada minggu keenam
dan minggu ketujuh, baik yang berasal dari Lecturer Notes, materi ppt, buku yang menjadi bahan
referensi, dan peraturan perundangan yang terkait dengan materi minggu keenam dan ketujuh.

Jawablah tugas ini dengan dalam bentuk Essay dan cantumkanlah sumber jawaban kalian di setiap
akhir jawaban (misalnya jika dari buku, tulislah nama penulisnya, judul buku, tahun terbit dan
halaman yang dikutip. Jika dari sumber internet tulislah link sumber tersebut dan tanggal berapa kalian
mengakses sumber tersebut)

! Pada setiap halaman pertama (cover) dari lembar jawaban yang di submit harus mencantumkan nama
dan NIM mahasiswa.

Soal:
1. Hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja baru terjadi sejak disepakatinya perjanjian
kerja. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan diatur tentang 2 (dua) jenis perjanjian kerja.
Sebutkan dan jelaskan masing-masing perbedaan kedua jenis perjanjian kerja tersebut disertai
dengan contoh !

2. Saat ini PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) memberikan mekanisme berlangganan listrik atau
membeli listrik dengan menggunakan cara prabayar, melalui Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
Prabayar (SPJBTL). Kontrak pembelian listrik ini sudah disiapkan oleh pihak PLN sebelumnya,
masyarakat tinggal menandatangi saja tanpa bisa melakukan negosiasi pada syarat-syarat yang
tercantum dalam perjanjian.

Berikan penjelasan dan analisa kalian apakah perjanjian semacam ini diperbolehkan oleh undang-
undang ?

== Selamat Mengerjakan ==

https://www.coursehero.com/file/50431446/TP-2-LEGAL-ASPECT-IN-ECONOMICS-21-OKT-2019pdf/
LAWS6095 – Legal Aspect in Economic
1. Hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja baru terjadi sejak disepakatinya
perjanjian kerja. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan diatur tentang 2 (dua) jenis
perjanjian kerja, yaitu perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) dan perjanjian
kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT). Kedua perjanjian memiliki perbedaan
yang terletak pada jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan. Dalam Undang-
Undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003) ditentukan ada 2 jenis perjanjian
kerja, yaitu sebagai berikut.
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
Berdasarkan Pasal 57 Ayat (1) sampai dengan Ayat (3) Undang-Undang
tentang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, bahwa disebutkan beberapa syarat
dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), yaitu:
 Dibuat secara tertulis dan harus menggunakan bahasa Indonesia & huruf
latin
 Mempunyai jangka waktu tertentu
 Adanya suatu pekerjaan yang akan selesai pada waktu tertentu
 Tidak mempunyai syarat masa percobaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya dapat dibuat untuk pekerja
tertentu yang menurut jenis & sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam
waktu tertentu, yaitu:
 Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
 pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama tiga tahun
 Pekerjaan yang bersifat musiman
 Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
Contoh PKWT adalah perjanjian kerja untuk proyek pembangunan renovasi
Glora Bung Karno Arena, Senayan Jakarta Selatan.
Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) yang didasarkan atas jangka waktu
tertentu dapat berlangsung paling lama 2 tahun dan boleh diperpanjang atau
diperbarui 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun. Pengusaha yang ingin

https://www.coursehero.com/file/50431446/TP-2-LEGAL-ASPECT-IN-ECONOMICS-21-OKT-2019pdf/
LAWS6095 – Legal Aspect in Economic
memperpanjang PKWT tersebut, dapat dilakukan paling lama 7 hari sebelum
PKWT itu berakhir & telah memberi informasi secara tertulis kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan. Pembaruan PKWT hanya dapat diadakan
setelah melebihi masa tenggang waktu 30 hari berakhirnya PKWT yang lama.
2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Berdasarkan Pasal 58 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang tentang
Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, bahwa disebutkan beberapa syarat dari
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), yaitu:
 Tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja.
 Tidak memiliki jangka waktu tertentu
 Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja dalam perjanjian kerja, maka
masa percobaan kerja yang disyaratkan akan batal demi hukum.
 Pihak pekerja/buruh mexmasuki usia pensiun (55 tahun)
 Pihak pekerja/buruh diputus hubungan kerjanya karena melakukan
kesalahan
 Pihak pekerja/buruh meninggal dunia
 Adanya putusan pengadilan yang menyatakan pekerja/buruh telah
melakukan tindak pidana sehingga perjanjian kerja tidak bisa dilanjutkan
Contoh PKWTT adalah perjanjian kerja bagi karyawan tetap di sebuah
peruasahaan.

2. PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) memberikan mekanisme berlangganan listrik


atau membeli listrik dengan menggunakan cara prabayar, melalui Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik Prabayar (SPJBTL). SPJBTL berisi hak dan kewajiban serta
pertanggungjawaban kontraktual kesepakatan yang terjadi antara konsumen dengan
PT PLN. Perjanjian yang ideal adalah perjanjian yang seimbang yang dibuat dan
isinya ditentukan oleh kedua belah pihak. Sementara itu, SPJBTL adalah kesepakatan
kontrak baku, dimana SPJBTL dibuat secara sepihak oleh PT PLN. Hal ini melanggar
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

https://www.coursehero.com/file/50431446/TP-2-LEGAL-ASPECT-IN-ECONOMICS-21-OKT-2019pdf/
LAWS6095 – Legal Aspect in Economic
Pada dasarnya, konsumen mempunyai hak-hak yang diatur dalam Pasal 4 huruf b UU
Perlindungan Konsumen, yaitu sebagai berikut:
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa perjanjian ini tidak sesuai dengan ketentuan undang-
undang karena perjanjian ini merupakan sebuah kontrak baku yang dibuat tanpa adanya
sosialisasi dengan warga terlebih dahulu, sedangkan menurut ketentuan Pasal 1320 KUH
Perdata bahwa terdapat empat syarat untuk menentukan sahnya perjanjian, yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang diperkenankan

https://www.coursehero.com/file/50431446/TP-2-LEGAL-ASPECT-IN-ECONOMICS-21-OKT-2019pdf/
LAWS6095 – Legal Aspect in Economic
DAFTAR PUSTAKA

1. https://artikelddk.com/jenis-jenis-perjanjian-kerja-hukum-ketenagakerjaan/
(diakses 19 Oktober 2019 pukul 08.39)

2. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43013
(diakses 19 Oktober 2019 pukul 09.05)

3. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52f391f92aaba/langkah-hukum-jika-
barang-yang-diberikan-penjual-tidak-lengkap/
(dikses 19 Oktober 2019 pukul 12.30)

4. https://www.jurnalhukum.com/syarat-syarat-sahnya-perjanjian/
(dikses 19 Oktober 2019 pukul 12.40)

https://www.coursehero.com/file/50431446/TP-2-LEGAL-ASPECT-IN-ECONOMICS-21-OKT-2019pdf/
LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai