BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Pasal 3 :
MOBILISASI
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek
untuk keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan
yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua
Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara
tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /
Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor /
Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor /
Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan
bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan
tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu
Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera
membongkarnyadan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan
kepada Proyek.
Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam
proyek.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja
Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan
proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor /
Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta
dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin
Proyek.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi.
9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur
dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar
kerja dan penjelasan RKS.
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.
• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS,
BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui /
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.
Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau
kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan
Pengawas.
12.4. UKURAN.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi
meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm
) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor /
Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.6. ISTILAH.
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan
penerangan.
12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Konsultan Pengawas.
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format
standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut di atas.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong.
Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud,
serta ketentuan-ketentuan dan syaratbahan-bahan lainnya yang berlaku di
Indonesia.Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai
sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau
proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan
tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga
ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai Pelaksana.Dalam hal ini, Kontraktor /
Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas,
ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di-
informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpan
sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak
boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari
kandungan air / cairan yang berlebihan.Material harus disusun sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus
ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis
demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.
Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi
bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap
dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji
dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/
Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas /
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Kontraktor /
Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub
Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar
serta dibuang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian
sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material
yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum
AASHTO T 99.
Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN
Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala
peralatan, instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material yang
mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau
untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi
dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan lain-lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor
harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa
besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah,
dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm.
dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau
sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan
lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.
21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor /
Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari
raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong
dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan
harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian
pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.5. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH
Pasal 1
UMUM
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas
pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan / urugan kembali
Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi.
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi
dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di
dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan
Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.Untuk instalasi existing tersebut di
atas, Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memeliharanya dari gangguan / cacat.
3.2. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton ∅
30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka
pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari
pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan
tersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam
galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam
Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta
disetujui Konsultan Pengawas.
4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.
4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih
dari 24 jam.
4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan
5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat
di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus
mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan
disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja
dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan
dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi.Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka
apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS
50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu
dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin
kestabilan lereng galian.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.
Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pengurugan dan pemada• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
tan.
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 5
GALIAN STRUKTUR
5.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan
batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana tampak pada gambar.
Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah
digolongkan sebagai galian struktur.
5.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur pondasi,
tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
5.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan serta
peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air
permukaan.
5.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus
diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang
pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan- bahan yang baik dan dipadatkan.
• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaan tanah existing sampai
dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekas- bekas pohon,
akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus yang didapat dari
pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
5.3. PENGGALIAN.
5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit harus selalu
ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiraan,
sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran
dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus memberitahu
Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau
penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas
menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,
maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada
RKS ini. Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena kesalahan
Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya, maka
Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas
tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah
dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan
sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka harus dibuang.
5.4. AIR TANAH.
5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor / Pemborong untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah adalah mutlak
wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan
menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan
cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus
menunjukkan gambar mengenai metoda pembuatan cofferdam yang dipakainya
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuat di bawah
dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air.
Umumnya dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan
cukup kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya serta
memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan untuk mengeringkan
galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan lapisan
tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak
pada gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus
dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk
menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan pondasi
penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh
berat palung terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat pada
muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena
naiknya muka air dan erosi. Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayu-
kayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas. Bila pekerjaan memompa air diijinkan
dilakukan dari bagian galian pondasi, maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton
yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atau selama waktu
sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang sesuai dan air
diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan cukup
keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala
kelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong segera
setelah selesai pekerjaan sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan.
Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN
• Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali
apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak
boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan
dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal + 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor / Pemborong atas biaya
sendiri.
6.3. PENGURUGAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang
dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat
diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung
bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah
dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang
disetujui Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan
di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor / Pemborong harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar
air yang benar dan dipadatkan kembali.
6.4. PEMADATAN.
6.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan
pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
6.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang
paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit
90% (modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan
dalam AASHTO T 99.
6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih
besar dari 2 % kadar air optimum.
6.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta
oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis
untuk tiap titik meliputi area 150 m2.
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
b. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-
bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
b. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-
bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas
c. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr.
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah sebagai
berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan kekuatan
tarik 2080 Kg/Cm2.
b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U-32 / besi ulir )
dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2.
1.2.1. Semen.
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris
BS 12.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA RODA
HOLCIM, dan MERAH PUTIH serta memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan
oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang
dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton,
maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar
beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap
saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm.
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar
sehingga kelambatan atau kemacetan
dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk
menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah- pisah dan menyediakan jalan yang
mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya. Semen
dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman
semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman
lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-
bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak
dapat dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
Saringan
No. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan
4
8
16
30
50
100
PAN 0 - 15
6 - 15
10 - 25
10 - 30
15 - 35
12 - 20
3 - 7
• Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat serta
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-
1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan
Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.
1.2.2. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di
Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan
sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat
antara baja tulangan dengan beton.
c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh, maka
wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL atau BRC
LYSAGHT.
1.2.8. Admixture
b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set), dimana bila
waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan
sampai dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu lebih dari
1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan adalah CONPLAST
RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di
Batching Plant.
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-
1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari,
14 hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-
benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih
besar dari yang ditentukan di dalam table, 4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14, atau 28 hari
sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang tertuang dalam risalah
rapat.
a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir, kerikil dan air
seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur
dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik / tepat.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran
yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu,
harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan
kekuatan yang dikehendaki.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang
demikian.
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat
perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari
8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-
1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-
1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-
contoh pemeriksaan yang representatif.
a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan
beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya. Batang dengan
bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang
harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh
Konsultan Pengawas atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak (
beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar
rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak tetap dan
tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
1.3.9. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari
4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk
di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus
mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu
dibawah 32o C.
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang
mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut dan menggantinya atas
bebannya sendiri.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-
cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan, dan
persiapannya betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan
yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat
yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja
tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari
50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm.
tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan
yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut
terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh dibuka, yaitu
minimum
3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan dengan air
pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus
menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang
disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa
tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan
dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran
beton.
a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang
cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan
ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal
mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal
berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-
lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan
beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (
terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada bagian
bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja
akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya,
Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding
( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm,
demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi
dari Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan (
pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk
semua komponen.
Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR
2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor
harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-
mur dan bahan penyambung lainnya.
2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-
sambungan (splices), penyatuan dan lengkungan-
lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air,
pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan
gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Perencana.2.3. Semua
penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat
dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa
agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.
Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi
joint dengan lebar minimum 20 cm.
Pasal 3
PEKERJAAN SPARING
3.2. Tempat-
tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan,
maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
Pasal 4
PEKERJAAN WATERPROOFING
4.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan. Bagian-bagian yang harus di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian
plat atap dan daerah-daerah basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat lantai.
4.2.2. Bahan.
4.3. PENGUJIAN.
4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium yang
independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya. Untuk
ini Kontraktor / Supplier harus menunjuk syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama minimal 10
(sepuluh) tahun termasuk kesanggupan mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah
jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk kualitas pemasangan.
4.4.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4.4.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Konsultan
Pengawas dengan cara-cara yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai
pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum
perbedaan tersebut diselesaikan.
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi jaminan pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan.
4.4.2. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar- gambar
atau peraturan-peraturan yang berlaku.
4.4.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan,
baik teknis mapun administratif.
4.7. CONTOH.
4.7.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh proyek.
4.7.2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
minimal sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
4.8 PENGUJIAN MUTU.
4.8.3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas
semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan.
Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai
dengan gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :
5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok ,atap baja, dan
gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh,
sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis
pelaksanaan.
5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970)
dan lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.
5.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari
AISC “Specification for Structural Joints Bolts”.
5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc
Welding in Builiding Construction Section”.
5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37 dengan
tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.
Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana serta
dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada tempat
terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut
tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.
5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan
Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar ASTM A-
36.
5.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier
/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan
Pengawas.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail
konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail /
sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum tercantum
dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.
5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada
biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk
bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di workshop sehingga
harus dikerjakan di lapangan.
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau
baut tersebut.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus
diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan
tersebut.
5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan tampak yang
rapi sekali.
5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus
segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain- lain dengan cara
yang memenuhi syarat.
5.5.1. Pengelasan.
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan dibersihkan
dengan baik.
f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas
dari las yang dikerjakan.
i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan
di-las juga harus bersih dari aspal.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan. Mesin
las tersebut harus mencapai kapasitas 24 – 40 Volt dan 200 – 400 Ampere.
k. Perbaikan las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jika
baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat
pengerat. Semua pelubangan / pengeboran untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah
bagian-bagian / profil-profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan.
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan baud itu sendiri
harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya tersebut.
5.6. PEMASANGAN.
5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang
permukaan lantai.
5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan
rusak karena perubahan cuaca.
b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-kali
tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-bekas
potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut dengan tepat dan
sebuah baud hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4
mm daripada diameter batang baud-baud.
5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan
kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat baja atau
sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metalic yang merata.
5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat kawat,
digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telah
diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan dipakai
produksi DANAPAINT.
5.7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh
pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.2.1. Semen.Mortal
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, bersih dari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan organik dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi dari
bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai jenuh,
diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan dinding
pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan
pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti yang tercantum
dalam Gambar Kerja.
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA RINGAN (HABEL)
a. Pembuatan dinding.
b. Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.3.2. Pasangan bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk MU-300,PM-100
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
3.3.3. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus
sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
3.3.5. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,PM-200 harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan
3.3.6. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau
di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300 atau
pemasangan keramik dinding.
.
3.3.7. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis Pekerjaan pemasangan harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan
horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk
perkaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
.
3.3.9. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan. Kecuali Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-
kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain
3.3.10. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan
3.3.12. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-
finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
Pasal 4
• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari ∅ 16
mm.
b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.
e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh / dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
b. Pembesian.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tulangan tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan / bekisting
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan beton (beton decking)
sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
dalam Gambar Kerja.
• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji,
potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi penguapan
terlalu cepat.
e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me- laksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap seluas 9
m2.
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar bangunan setiap
seluas 9 m2.
• Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring balok setiap
luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau seperti
terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker
∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm. kecuali ditentukan
lain.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan /
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN
5.1. LINGKUP PEKERJAAN.
5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari
permukaan lantai.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm.
dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran Semen Mortar dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering
benar.
5.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk
plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
d. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper dipakai plesteran
aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan
yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan digunakan tersebut.
e. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.
5.3.4. Pemeliharaan.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan pengotoran dengan
biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
PEKERJAAN KAYU
6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikut ini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa cacat mata kayu,
putih kayu dan retak
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
a. Balok untuk kusen, kayu Kamper Samarinda. Referensi bahan sesuai dengan SII
No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
b. Papan untuk plint kayu Kamper Banjar. Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81,
mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
c. Multiplex:
Panel : Plywood, Megateak.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja). Produk : Ex lokal mutu
terbaik.
6.2.4. kelembaban.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 3 cm. disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari 14
% terpasang.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm. diijinkan kelembaban kayu 25 %
maksimum.
• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembaban kayu
18% maksimum.
Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa dengan
alat pemeriksa kelembaban kayu.
Khusus untuk bahan sambungan / pengikat dari baja seperti angker, sengkang,
plat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pengecatan di Buku ini.
Bilamana pada sistim perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya
setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua
logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
disyaratkan.
Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan,
persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.
Pasal 7
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu besi dan Rolling Door pada
Gerbang seperti tercantum pada Gambar Kerja.
Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tiba di
lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.
Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat pelaksanaan
pekerjaan dinding termaksud.
Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.
Pasal 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (
ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )
• Pekerjaan perlengkapan pintu Besi dan Rolling Door seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap. Pemilihan
“hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang (latch bolt)
dan lidah malam (rolling dead bolt).
c. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya
(Double Cylinder).
d. Pegangan (“Handle”).
1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt)
secara mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci. Dilengkapi dengan
penutup lubang kunci.
Produk : SES, CISA atau setara. Warna : Ditentukan kemudian
2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintu masuk utama
lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (frameless).
Warna : Ditentukan kemudian.
e. Penahan Pintu (“Door Stopper”).
Pemakaian : Seluruh pintu. Spesifikasi : Bahan karet.
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe ball bearing dengan batang poros dapat dikunci,
dengan kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud ( @ 200 kg ).
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
b. Kunci.
Mekanisme : Sistim selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi pegangan yang dapat dipasang
kunci gembok.
Pada kusen dipasang ring untuk tempat mengunci pegangan batang selot dan kunci
gembok.
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai
dengan standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
10.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) dari permukaan
bawah pintu.
10.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding dengan
minimum ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang
pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu
terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat.
Pasal 9
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR
13.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam
keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan ataupun
cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas
maupun penampilan / appearance, serta keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan
Pengawas.
Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang berlaku.
13.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm. Plat stainless
steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm. Plat baja polos, bentuk dan
ukuran sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.
Khusus untuk bahan / material stainless steel, semua baut atau sekrup yang dipakai dan
kepalanya keluar dari permukaan bahan / material tersebut harus ditutup dengan penutup
yang di-verchroom.
13.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi Indonesia,
dan sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Bahan disimpan di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat karakteristik
lainnya dari elektroda las tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam
keadaan baik dan kering.
13.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish. Harus diperhatikan
pula sambungan / hubungan dengan material lain harus sesuai dengan Gambar Kerja.
13.3.3. Bahan / material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan.
13.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam yang
diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi dan halus.
13.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical
Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja. Pemotongan dengan
pembakaran memakai mesin pembakar standar.
13.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
13.3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan batu bata
dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Semua pekerjaan baut / bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for
Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Construction Section.
Kontraktor harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasang kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.
Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau seperti ditunjukkan Konsultan
Pengawas.
13.4.2. Pengelasan.
Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau dalam ruangan yang
beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti.
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,
harus dilaksanakan las perapat / pengendap guna mencegah masuknya lengas.
Terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah benda / bahan
tersebut terkena cuaca luar atau tidak, dan Kontraktor tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini
sebagai pekerjaan tambah.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk konstruksi
minimum ½ V t 2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm. Panjang las maksimum : 40 kali
tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan baja yang dipakai.
Pasal 10
PEKERJAAN PERLINDUNGAN
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup karena sealant
memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara pemasangan dan
jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis material yaitu :
• Material keramik / kaca./almunium
• Material metal.
• Material kayu.
• Material beton.
• Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.
b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang tertutup padat,
tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga udara.
Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat mempergunakan
corong atau alat lain.
b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan mengikuti
persyaratan dari pabrik pembuat.
c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan
dari terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya biaya tambahan.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)
kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3
cm. dan maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan lapisan
waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan dibiarkan selama 3
x 24 jam.
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
16.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak
(exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
16.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
16.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas
cat yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
16.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
16.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
16.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
16.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
16.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
16.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
16.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
16.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton a. Sebelum
Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi
kering.
c. Permukaan Interior.
f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
d. Permukaan Exterior.
f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical Wire Brush).
Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
b. Pelaksanaan pengecatan.
f Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan
/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
f Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
a. Partisi dalam : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produk ex lokal mutu
terbaik.
Pemakaian : Untuk dinding bagian dalam (penyekat ruangan kios).
b. Partisi luar : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produk ex lokal mutu
terbaik, ditengahnya dilapisi lembaran aluminium.
Pemakaian : Untuk dinding bagian luar.
17.2.3. Asesori.
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel plate, tebal 2 mm.
17.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
Gambar Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).
17.3.4. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit- langit.
17.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam hal tipe
dan “lay-out”.
Pasal 13
18.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant dan lain-lain
harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi
yang ditentukan pabrik.
18.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
18.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan
dimulai.
18.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang,
dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak diperkenankan
dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan
pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak
penyangga kecil.
18.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait.
Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi lembaran
harus memenuhi persyaratan pabrik.
18.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam bangunan.
Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
18.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran
kedalam bangunan.
Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut.
18.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan
terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik khusus untuk
pekerjaan tersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping) ditekuk ke bawah
dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran.
Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
18.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil
yang baik, terhindar dari kemungkinan kebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
18.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan
lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal
maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
18.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk tepat
di atas gording.
Pasal 14
19.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari
dengan seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.
19.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan
pabrik khususnya pada sambungan.
19.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai sistim
ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi
luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan
waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk
piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius piringan waterstop
adalah 3 kali radius pipa sparing.
19.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan plat
beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar
Kerja.
19.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah,
goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di- klaim sebagai
pekerjaan tambah.
19.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak ada celah.
Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur
diameter pipa sparing yang terpasang.
Pasal 15
PEKERJAAN DINDING GRC
20.2.2. Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet), sealant dan
lain-lain harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
20.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
20.2.5. Lembaran aluminium diangkut ke atas rangka baja menara hanya apabila akan
dipasang.
20.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta memastikan bahwa
permukaan atas semua bagian sudah satu bidang.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan
pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak
penyangga kecil.
20.2.10. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan
lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal
maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.
Pasal 1
1.2.1. Sub-base.
Sistem sub base dibuat menggunakan sistim Telford, yaitu terdiri dari batu belah yang
disusun secara kuat / stabil.
Batu belah dari jenis batu kali atau batu gunung yang mempunyai kekerasan
cukup kuat dan bukan dari jenis batu muda atau cadas. Batu harus berbentuk
runcing / kasar yang terbentuk karena batu dibelah. Batu bulat yang mempunyai
permukaan halus (sejenis batu kali / boulder) tidak boleh dipakai. Ukuran batu diameter 15
cm.
Dibawah batu belah harus diberi alas pasir urug dengan ketebalan seperti tercantum dalam
gambar kerja dan dipadatkan.
Ketebalan batu belah seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Bahan yang dipakai
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
1.3.1. Sub-grade.
Batu belah harus disusun sedemikian rupa hingga satu sama lain saling mengikat /
mengunci hingga dicapai kestabilan yang cukup kuat. Rongga- rongga bagian bawah
batu belah harus terisi oleh pasir urug di bawahnya.
Permukaan batu belah harus terlihat rata kemudian dipadatkan dengan
Tandem Roller minimum 8
ton.Jumlah lewatan gilasan ditentukan hingga batu belah tidak bergoyang lagi pada
saat digilas.
Rongga bagian atas harus diisi dengan batu belah ukuran 2 atau 3 cm. sampai
5 atau 7 cm. sebagai bahan pengunci dan dipadatkan hinggga stabil dan permukaan rata.
Setelah tahapan ini disetujui Konsultan Pengawas, tahapan konstruksi di atas baru boleh
dilaksanakan.
Pasal 2
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN
ƒ Pembuatan Pasangan Batu Kali / Batu Belah di atas hamparan pasir dan pasangan batu
kosong.
ƒ Dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI-1970 atau NI-3.
2.2.3. A i r.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.2.4. Batu Gunung / Batu Kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous, harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang ada di
PUBBI-1970 atau NI-3.
Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan
material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan
Arsitektur adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor didasarkan atas
Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum Bahan-Bahan (PUBB).
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang akan
digunakan untuk pembuatan saluran drainase kepada Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam lingkup
pekerjaan ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain yang akan
digunakan.
Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima / digunakan, maka
Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu)
hari.
3.2.4. A i r.
Sesuai dengan Bab III.
Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar kerja, baik ukuran maupun konstruksinya.
3.3.1. Ukuran.
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam bagian-bagian
dari konstruksi saluran drainase yang berada di bawah permukaan.
Semua galian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai panjang, dalam,
serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan Urugan.
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai
terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang didatangkan dari
luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali
sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna merah / coklat
atau pasir bercampur kerikil yang bersih.
Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan bahan-
bahan organis lainnya.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbul
akibat hujan dan lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba,
menyalurkan ke parit-parit atau lainnya dengan biaya yang dianggap sudah termasuk di
dalam kontrak.
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs diratakan
kembali sehingga sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengan gambar
rencana.
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkir dan jalan
masuk, dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arah berjarak 15 cm,
diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm, dan pada
daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada gambar
kerja.
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima, atau
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu lokasi pekerjaan
berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula. Perubahan kedalaman atau ketebalan
badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu, konstruksi
seperti pada gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah aliran air buangan,
penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus menjamin kelancaran
aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air.
Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaan
saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran tertutup.
Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana, dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhi ASTMA-36.
Untuk Grill pada saluran setengah terbuka memakai besi Kanal C dengan
ukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada gambar
kerja.
Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran harus dicat dasar satu lapis
dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat besi produk SEIV (warna ditentukan
kemudian).
3.3.11. Pengujian.
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai denga
n Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawa
b
Kontraktor.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.
2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :
2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
2.10. Kontraktor.
2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah Badan
Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untuk
penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.
2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN kelas C
untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk
pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab
di bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-hal yang kurang jelas
pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya.
2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil maupun
Arsitektur.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya
secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah
Kontraktor memperoleh SPK.
2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga
kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
Skedul dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas)
hari kalender sesudah menerima SPK.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan
bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal telah selesai dikerjakan
sesuai dengan persyaratan yang ada.
2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini, juga dalam
bahasa Indonesia.
2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya,
minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah penyerahan pertama proyek
dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan
perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan
sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta mendatangkan
seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan
peralatan selama masa pemeliharaan.
2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-
terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.
2.16. Izin.
2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau
pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas dengan semua biaya atas
beban Kontraktor.
2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang di-
paten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di
atas.
2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan
diluar jam kerja (kerja lembur).
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin
tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang
diperlukan untuk pengurusan IMB.
2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal
/ Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan
pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.
2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuai dengan gambar dokumen
tender.
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan
dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup
kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-
bekas pembobokan.
2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal 2 butir
2.10.3. pada Bab ini.
2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup
pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang
diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).
2.19.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh
seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penanda- tangan kontrak,
untuk mengambil keputusan di lapangan.
2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.
2.20. Bahan.
2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-
katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi
penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan
serta peralatan-
peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan
alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi
maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat
dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :
3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal
/ Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknis serta addendum lainnya.
3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis atau
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.
BAB VII
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
INSTALASI LISTRIK
Pasal 1
UMUM
Syarat-
syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan gedung.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
Pasal 2
Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya
terpasang sebesar 197 kVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke trafo
distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya bertegangan
rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter).
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan
gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase – empat
kawat 220 / 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu
sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi
PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan /
garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar
maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen.
3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel
daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dan
lain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu
yang dibutuhkan.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material
bantu yang dibutuhkan.
3.2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk lampu
sorot bangunan.
Pasal 4
GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang di-
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-
peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksan
ya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli,
Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
Pasal 5
KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak), saklar,
kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari
sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar
lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi
delapan.
Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan
11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk
lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum
10A / 250V.
Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain
pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian
140 cm. di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm.
(di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di
ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Saklar dan stop kontak ex MK.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam
bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel
(cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan
harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME /
KABELINDO atau setara.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai
dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel
telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan
dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold
pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-
benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik
pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal,
tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan- sambungan di
dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm. Untuk
panjang lebih dari 30 m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang
dikontrol, dengan pertimbangan- pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition
dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara
yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
g.1. Pemasangan di Permukaan.
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti
karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel
harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali diameter kabel).
Konduit ex CLIPSAL / EGA.
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan panel daya
motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang
secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan
karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau
dengan zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistim oven.
b. Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci untuk setiap kabinet
harus dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.
d. Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai
dengan fungsinya untuk mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact
heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi
daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568: part I
& II class 4.
c. Pemasangan.
c.1. Race Way yang ditanam di dinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit
harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan
warna sebagai berikut :
ƒ Pipa penerangan dan daya : Orange
ƒ Pipa telepon : Hijau
c.8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra
rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-
bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack,
tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor
pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya
hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm. dan dimasukkan ke
dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
ƒ Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.
ƒ Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.
a. Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi
lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.
Cable tray ex TRI ABADI atau setara.
b. Penggantung / Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable tray harus dibuat
dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. ujung
penggantung di-ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar menghasilkan penyangga /
penumpuan yang kokoh.
a. Bahan.
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel terdiri atas
dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm. (total lebar 190 mm.) dan tinggi 28 mm. Tebal plat
tidak kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5 mm2
(kanal selebar 120 mm.) dan kanal lainnya (kanal selebar 70 mm.) akan digunakan untuk
kabel data komputer jenis UTP-Cat6E (Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel telepon
jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs).
Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang diperlukan,
antara lain U-bracket, duct connector dan end cover serta pentanahan.
Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized steel. Cable
duct ex THREE STAR atau setara.
b. Intersection Box.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pre- galvanized steel
dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai dengan pemasangan underfloor duct
yang digunakan (lebar 2 x 70 mm. dan tinggi
28 mm.).
Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170 mm. Frame dari
intersection box harus dari bahan die-cast aluminium dengan ukuran 200 mm. x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk
pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-45 untuk saluran
data komputer dan 2(dua) buah female socket RJ-11 untuk saluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yang dilengkapi dengan
engsel. Ketebalan cover harus cukup menahan beban pada saat ditutup.
Intersection box ex THREE STAR atau setara.
b. Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba, dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan
penyesuaian dan / atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead front, terbuat dari plat baja (metal
cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang
diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan
plat-plat penutup yang bisa dilepas.
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur dan atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang
berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain- lain harus
dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)
ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus
pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan yang
tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
b.3 Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan seperti ditunjukkan dalam gambar
rencana, untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam urutan
yang tepat, untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk
dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin
daerah kontak yang baik.
b.4. Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine, untuk menjaga
benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (di-
punch).
ƒ Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih
pada salah satu fasenya.
ƒ Ampere meter harus mampu menahan pergerakan yang timbul akibat arus start
motor dan mempunyai skala overload
yang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.
ƒ Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero
adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
ƒ Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten
dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu (wiping
action).
ƒ Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama menutup
kembali tanpa sengaja.
ƒ Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama)
secara bersamaan (simultan).
ƒ Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga
kutub membuka secara bersamaan.
ƒ MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload inverse time)
secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat (overcurrent instaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
ƒ Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harus
sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
ƒ Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung singkat 3
fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik - titik beban dan menganjurkan jenis ACB,
MCCB serta MCB yang sesuai.
ƒ Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk digunakan harus
disertakan pada saat penawaran pekerjaan.
a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-
alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Armatur
ex ASAHI.
c. Jenis Armature.
c.1. Lampu-Lampu Fluorescent (TL).
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan
efek stroboskopis.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN /
SII / LMK.
d. Pemasangan.
ƒ Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
orang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
ƒ Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu
agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
ƒ Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga betul-betul
lurus.
ƒ Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak
boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan
di sebelahnya.
ƒ Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pasal 6
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistim listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi
dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commissioning.
BAB VIII
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan
sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga
termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-
syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem /
peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-
syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan
peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain,
clean out dan lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan
menuju saluran drainase dan septic tank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.
Pasal 3
TEKNIS UMUM PELAKSANAAN
3.1. Pengecatan.
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi
peralatannya dengan cat.
Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan
Pengawas.
3.2. Peralatan.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve
serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya
pengumpulan udara.
Pasal 4
INSTALASI AIR BERSIH
4.1. P i p a
Pipa dengan diameter 1” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang
menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW.
Pipa ex WAVIN.
4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed)
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk
fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air bersih,
terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan
mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press
khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini
berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens /
waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal
atau caulk.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal
15 cm. dihitung dari atas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting
tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air
dan listrik.
5.1. Material
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai
bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.
c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan
pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di dalam
gedung sampai ke saluran drainase.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk
sudut 45o dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan
pengujian adalah 15 kg/cm2.
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan
ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan
volume air.
5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung
jawab Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan Pengawas.
Pasal 6
PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR - POMPA
6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70%
pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
6.1.4. Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk air
minum.
6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang
khusus untuk air minum.
6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari
tungsteen carbide.
6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.
6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke
saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).
6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas
normal ( 50 dB A ).
6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan
kopling fleksibel.
6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.
6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang mendapat
sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir.
6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50 Hz.
6.2.3. Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis, sedangkan untuk
motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter direct- on-line (DOL).
Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan di pemipaan
header.
PEKERJAAN PONDASI
PEKERJAAN BETON
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton ( Sloof Beton, Kolom Beton, Balok Beton, Plat Lantai
dan Tangga Beton ) adalah sebagai berikut :
Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek, paku,
minyak bekesting, balok, kaso, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.
Pengukuran
• Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking area
untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok, plat lantai,
tangga dan dinding penahan tanah.
• Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur pekerjaan
struktur beton yang akan dikerjakan.
Fabrikasi besi tulangan
• Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh,
memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
• Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
gambar kerja dan RKS.
• Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
• Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
• Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
• Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan
pemasangan bekesting.
• Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah itu
dilanjutan dengan pembesian tulangan.
Fabrikasi bekesting
• Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
• Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan multiplek atau pasangan bata :
a. Sebelum bekesting bata dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan
leveling pondasi.
b. Pasangan dinding bata harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.
c. Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan dinding
bata tidak ambruk/runtuh.
d. Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai
dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat
perancah schafolding :
e. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
f. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
g. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting harus rapih,
siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
• Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk
menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
• Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
• Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
• Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
Pengecoran beton
• Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk
menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai
dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi
maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
• Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang
dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
• Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
• Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
• Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
• Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan
dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
• Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
Curring Beton
• Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure
dengan curing compound.
• Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure dengan
curing coumpound construction joint dicure dengan air.
• Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
• Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
Pasangan Bata
Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½ bata.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang, unting-unting,
profil, selang air, sendok semen, dll.
Pengukuran
• Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
• Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang batu bata
termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku ruangan dan ketebalan
dinding.
Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata
• Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 4Psr dan pasangan bata transram
menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
• Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan tidak
terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu
bata cukup kuat.
• Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
• Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
• Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan perekat
adukan.
• Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
• Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
• Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan
pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.
Plasteran
Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut
• Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di kehendaki
• Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm diatasnya
sesuai ketebalan plesteran.
• Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar kepalaan.
• Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
• Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
• Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
• Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup seluruh pori-
pori plesteran.
• Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
• Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata.
• Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note : pengaruh
garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna).
• Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin potong keramik
/cutter
• Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin potong keramik
• Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang ukurannya sesuai
dengan ukuran tali air.
• Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja
ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan.
• Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh kuda-
kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi
plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.
Pasang penutup atap genteng metal
• Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan
dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan.
• Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-
kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan
genangan air.
• Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
• Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap). Tatacara
Pelaksanaan Pekerjaan Langit-langit (Plafond).
Langkah Kerja
• Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat penggantung/pengait
rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.
• Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond yang rata
air.
• Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau
lembaran tripleks dapat dipasangkan.
• Sambungan antara lembaran tripleks yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan lat
kayu.
• Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan
cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.
Pekerjaan Kusen
Bahan
• Kusen dari kayu kls 3.
• Menyiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
Langkah Kerja
• Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan
kedudukan kusen.
• Pasang angker pada kusen secukupnya.
• Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.
• Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.
• Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
• Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.Cek kembali
kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan
dari kusen.
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN PENGECATAN
PEKERJAAN LISTRIK
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :
Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
Pemasangan sparing kabel
• Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton
pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan instalasi kabel
• Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut harus
ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat
dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
• Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung conduit
yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel
• Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
• Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
• Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan
yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan fitting dan armature
• Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak
• Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
• Pasang conduit dan inbow dos.
• Tunggu sampai plester dinding akhir.
• Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
• Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan commissioning
• Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam.