Anda di halaman 1dari 20

Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)

Konsultan Individu Surveyor


Tahun Anggaran 2022

Bab 1 - 1
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai dengan arahan RPJMN 2020-2024, sinergi dalam perencanaan kebijakan


pembangunan pusat dan daerah khususnya dalam pengembangan infrastruktur di
bidang ke-Cipta Karya-an. Sinergi kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah
dan antar daerah diperlukan untuk: (1) memperkuat koordinasi antar pelaku
pembangunan di pusat dan daerah; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,
dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah; (3)
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan, baik di Pusat maupun di Daerah; (4) mengoptimalkan
partisipasi masyarakat di semua tingkatan pemerintahan; serta (5) menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.

Bab 1 - 2
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Implementasi sinergitas pusat dan daerah tersebut dilaksanakan melalui penerapan


konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi
yang berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang Cipta Karya, yang menjadi bagian dalam mewujudkan keterpaduan
pembangunan di Kabupaten/ Kota. Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya disusun
sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah. Kondisi tersebut memerlukan
koordinasi yang intensif antar unsur tersebut mengingat pembangunan infrastuktur
bidang ke-Cipta Karya-an telah menjadi bagian penting dalam pembangunan wilayah
dan terkait erat dengan tingkat kesejahteraan penduduk. Disamping itu, kompleksitas
tersebut juga memerlukan evaluasi secara berkala dan salah satunya melalui
pelaksanaan monitoring penyelenggaraan kegiatan pada tahun berjalan serta evaluasi
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan baik pada tahun berjalan maupun hasil
pembangunan pada tahun sebelumnya.

Pentingnya kegiatan Surveyor sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur di


Bidang Cipta Karya, maka Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman perlu merekrut Konsultan Individual Monev dan Evaluasi
untuk memfasilitasi Daerah dan stakeholder Provinsi dalam pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi program di bidang Cipta Karya.

Bab 1 - 3
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

a. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari Surveyor adalah untuk mendukung tugas-tugas PPK Provinsi dalam
pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi terhadap kegiatan perencanaan di lingkungan
Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat antara lain
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan
yang berbasis pada hasil (outcome) dengan melakukan pengumpulan data kinerja
(capaian output, outcome termasuk APBN Reguler, PHLN, dan Padat Karya serta
monitoring lapangan, upaya untuk mengintensifkan pengumpulan data dan
optimalisasi terhadap tools yang sudah ada).

b. Ruang Lingkup

Bab 1 - 4
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

- Melakukan pemantauan kemajuan pelaksanaan pelelangan sektor PSPAM dan


sektor PKP di Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera
Barat TA.2021 yang didanai oleh APBN;
- Melakukan pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan pelelangan dan
kegiatan pelaksanaan di lapangan di sektor PSPAM dan sektor PKP di Satuan
Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat TA.2022 di
Lingkungan Ditjen Cipta Karya yang didanai oleh APBN;
- Melakukan pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan perencanaan sektor
PSPAM dan sektor PKP di Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Barat TA.2022;
- Tersusunnya capaian kinerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Suimatera
Barat hasil pembangunan bidang Cipta Karya melalui aplikasi e-Sakip;
- Tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
- Membantu PPK Perencanaan dalam melaksanakan kegiatan perencanaan di
Lingkungan Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera
Barat.
c. Keluaran
Penyelenggaraan kegiatan ini akan menghasilkan keluaran berupa:
- Laporan Bulanan: berisi laporan progres pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu)
bulan yang berisikan progres sesuai ruang lingkup tersebut diatas.
- Laporan Akhir: berisi laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu)
periode penugasan yang memuat rangkuman hasil kegiatan sesuai yang
tercantum pada ruang lingkup tersebut diatas serta masukan terhadap
pelaksanaan kegiatan di tahun kedepan.
d. Pelaporan
o Laporan Bulanan
- Berisi laporan progres pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) bulan yang
berisikan progres sesuai ruang lingkup tersebut diatas.
- Laporan Bulanan disampaikan paling lambat 11 (sebelas) hari kalender
pada bulan selanjutnya sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
o Laporan Akhir
- Berisi laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) periode
penugasan yang memuat rangkuman hasil kegiatan sesuai yang tercantum

Bab 1 - 5
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

pada ruang lingkup tersebut diatas serta masukan terhadap pelaksanaan


kegiatan di tahun kedepan.
- Laporan Akhir disampaikan sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

1.2.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK
Dalam Rencana Anggaran Biaya tidak ada dicantumkan biaya perjalanan Surveyor ke
Kab/Kota dan keluar provinsi, hal tersebut berarti bahwa Satuan Kerja Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Sumatera Barat membantu sepenuhnya Surveyor untuk
pelaksanaan ke lapangan dan begitu juga dengan disediakannya media internet di
Kantor Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat, yang dapat
dimanfaatkan oleh Tenaga Ahli Pemantauan dan Evaluasi untuk percepatan kegiatan
bila menggunakan Website.

Penyediaan personil/fasilitas pendukung di lingkungan Satuan Kerja Balai Prasarana


Permukiman Wilayah Sumatera Barat sudah cukup memudahkan Surveyor dalam
pelaksanaan kegiatan selama masa penugasan sesuai dengan pekerjaan yang
diinginkan. Hal tersebutlah yang mendorong Satuan Kerja Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Sumatera Barat untuk menyediakan kantor bagi jasa konsultansi
untuk berkantor langsung di Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Barat, sebagai upaya pelaksanaan pekerjaan lebih efektif, efisien, tepat
sasaran dan tepat waktu dalam finishing pekerjaan.

BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

2.2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Berdasarkan pemahaman tenaga ahli terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang
diterima dan penjelasan (Aanwidjzing) pekerjaan oleh pihak pemberi kerja, pada
bagian ini mencoba merumuskan pendekatan metodologi dan program kerja yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Surveyor. Pembahasan bagian ini akan
menjelaskan pendekatan penanganan pekerjaan dan metode pelaksanaan pekerjaan.

Bab 1 - 6
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Surveyor membantu satuan kerja di tingkat propinsi dalam melakukan pemantauan


dan evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Bidang Cipta Karya Tahun
2021. Khusus untuk pemantauan kegiatan perencanaan APBN dilakukan sejak
dimulainya proses pengadaan barang dan jasa yang pada tahun 2020 yang dilakukan
pada SPSE.
Dengan bobot tugas yang harus diselesaikan oleh Surveyor maka didalam
pelaksanaannya nanti, Surveyor akan mendapat bimbingan dari Direktorat
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman.
Adapun bimbingan yang diberikan pada tingkat provinsi adalah sebagai berikut.

 Memberikan bantuan teknis berupa konsultasi cara penggunaan program Aplikasi


e-Sakip yang telah disediakan , baik melalui Video Converence maupun koordinasi
ke pusat;
 Memberikan bantuan apabila terjadinya eror terhadap instalasi program yang
bersangkutan;
 Memberikan konsultasi tentang data2 dan permasalahan dilapangan yang
diperlukan untuk penginputan ke dalam program;
 Mengumpulkan informasi2 penting yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan
penyusunan laporan.

Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan 11 ( sebelas ) bulan kelender sejak yang


ditetapkan dalam SPMK. Mekanisme penanganan kegiatan ini dilakukan dengan cara
kontraktual.

A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
5. UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. UU 17/2019 tentang Sumber Daya Air;
7. Perpres 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

Bab 1 - 7
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

8. Permen PUPR 19/2018 tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan


Gedung Dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Melalui Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
9. Permen PUPR 22/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
10. Permen PUPR 27/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
11. PP No 13 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Naisonal (RTRWN);
12. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. PP 88/2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
14. PP 14/2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
15. PP 64/2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah;
16. PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
17. PP 27/2012 tentang Izin Lingkungan;
18. Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang;
19. Permen PUPR 14/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;
20. Permen PU 12/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan;
21. Permen PU 04/2017 tentang Penyelenggaraan SPALD ;
22. Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan;
23. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
62/KPTS/M/2021 tentang Pengangkatan Atasan/ Atasan Langsung Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat pada tanggal 22 Januari 2021.

B. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja


Dalam menghasilkan pelayanan publik pemantauan dan evaluasi kinerja sangat

Bab 1 - 8
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

penting untuk menilai akuntabilitas organisasi. Akuntabilitas bukan sekedar


kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi
apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Evaluasi
kinerja disebut juga “Performance evaluation” atau “Performance appraisal”. Appraisal
berasal dari kata Latin “appratiare” yang berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi
kinerja berarti memberikan nilai atas pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok
orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai tujuan,
criteria, indikator ataupun standar kinerja yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dalam
konteks sektor public atau pemerintahan, evaluasi kinerja dapat juga berarti penilaian
secara sistimatis untuk melihat sejauh mana efisiensi suatu program masukan (input)
untuk memaksimalkan keluaran (output), evaluasi juga digunakan untuk mencapai
tujuan dari program pencapaian hasil atau efektifitas, dan kesesuaian program dengan
kebijakan dan kebutuhan masyarakat (Commonwealth of Australia Department of
Finance).

Berdasarkan pengertian diatas, terdapat dua poin penting evaluasi yaitu


penilaian/pengukuran serta standar/indikator kinerja. Whittaker (1995 dalam Tim
FE UAD, 2002), mendefinisikan pengukuran kinerja instansi pemerintah sebagai suatu
alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan akuntanbilitas dalam rangka menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan (program) sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintahan.
Pengukuran kinerja dapat juga memperbaiki pengambilan keputusan, memperbaiki
kualitas pelayanan dan memperbaiki akuntanbilitas publik.

Pengukuran kinerja dilakukan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah,


membantu pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan serta untuk
mewujudkan pertanggungjawaban public dan memperbaiki komunitas kelembagaan.
Dalam sektor public, eberhasilan organsasi tidak dilihat dari perolehan laba seperti
pada perusahaan swasta tetapi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Output
sektor public yang umumnya bersifat intangible dan indirect menjadi kendala tersediri
dalam melakukan pengukuran kinerja. Namun demikian, kinerja sektor public tetap
dapat diukur, melalui penentuan aspek-aspek kunci yang sifatnya komprehensif baik

Bab 1 - 9
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

dapat berupa financial maupun non financial.

Aspek-aspek yang harus diukur dalam sektor public adalah (1) kelompok masukan
(input); (2) kelompok proses (process); (3) kelompok keluaran (output); (4) kelompok
hasil (outcome); (5) kelompok manfaat (benefit); (6) kelompok dampak (impact).
Selain itu ruang lingkup pengukuran kinerja sangat luas dimana pengukuran kinerja
harus dapat mencakup kebijakan (policy), perencanaan dan penganggaran (planning
and budgeting), kualitas (quality), kehematan (economy), keadilan (equity) dan
pertanggungjawaban (accountability). Selanjutnya, pengukuran kinerja dilakukan
dengan mengembangkan aspek-aspek kunci sebagaimana yang sudah teridentifikasi
menjadi indikator kinerja.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini data-data dasar yang diperlukan adalah:

Bab 1 - 10
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

 RPJMN 2020-2024, Renstra Kementerian PUPR, Renstra Direktorat Jenderal Cipta


Karya;

 Pedoman Tata Kelola Perencanaan dan Pengendalian;

 Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Bidang Cipta Karya Provinsi Sumatera
Barat;

 RPIJM dan Memorandum Program Kab/Kota Bidang Cipta Karya;

 Dokumen Perencanaan Sektor Bidang Cipta Karya (SPPIP, RPKPP, RTBL, RI SPAM,
SSK, Dll);

 Profil Pembangunan Infrastruktur Permukiman Tahun Berjalan di Provinsi


Sumatera Barat.

Fungsi dari pemantauan dan evaluasi antara lain :

-Memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, program dan kegiatan,
yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dicapai.
Dengan evaluasi dapat diungkapkan mengenai pencapaian suatu tujuan, sasaran dan
target tertentu.
-Memberi sumbangan pada klarifiaksi dan kritik dan evaluasi memberi sumbangan
pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari tujuan dan target.
-Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan, termasuk perumusan
masalah dan rekomendasinya. Informasi mengenai tidak memadainya suatu kinerja
kebijakan, program dan kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang
kebijakan, program dan kegiatan.
-Evaluasi dapat pula menyumbangkan rekomendasi bagi pendefinisian alternatif
kebijakan, yang bermanfaat untuk mengganti kebijakan yang berlaku dengan
alternatif kebijakan yang lain.

C. Indikator Kinerja

Bab 1 - 11
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Penetapan indikator kinerja didasarkan pada kelompok menurut masukan (input),


keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact), serta
indikator proses jika diperlukan untuk menunjukan proses manajemen kegiatan yang
telah terjadi. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan
diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai.

Sehingga indikator tersebut dapat digunakan untuk evaluasi baik dalam tahap
perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), ataupun tahap setelah kegiatan
itu selesai dan berfungsi (ex-post).

Indikator kinerja input dan output dapat dinilai sebelum kegiatan yang dilakukan
selesai. Sedangkan untuk indikator outcome, benefit dan impact mungkin baru
diperoleh setelah beberapa waktu kegiatan berlalu.

Indikator kinerja berfungsi untuk:

 Memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan;


 Menciptakan konsesus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk
menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan
kebijaksanaan/program/kegiatan;
 Membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja organisasi/unit
kerja.

Syarat-syarat indikator kinerja yang baik adalah sebagai berikut:

 Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi.
 Dapat diukur secara objektif baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif; yaitu : dua
atau lebih yang mengukur indikator kinerja mempunnyai kesimpulan yang sama.
 Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek objektif dan relevan.
 Dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan
masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak serta proses.

Bab 1 - 12
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

 Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan


dan hasil pelaksanaan kegiatan.
 Efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang
bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan biaya yang
tersedia.

Dalam pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dilakukan untuk mencapai 3


(tiga) strategic goals yaitu:

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa melalui peningkatan peran


pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan peningkatan akses infrastruktur bagi
pertumbuhan ekonomi lokal;
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja;
 Meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengurangan luas kawasan kumuh,
peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan
peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman.

Dalam mewujudkan 3 (tiga) strategic goals tersebut, pembangunan bidang cipta karya
diwujudkan dengan dua pendekatan, yaitu:
 pendekatan skala kabupaten kota melalui tugas turbinwas bidang permukiman
 pendekatan skala kawasan melalui tugas pembangunan infrastruktur bidang
permukiman

Ketiga strategic goals tersebut diwujudkan dalam program pembinaan dan


pengembangan infrastruktur permukiman yaitu:
 Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan Pengembangan
Permukiman dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan Permukiman;
 Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan Penataan Bangunan dan
Lingkungan, pengelolaan gedung dan rumah negara dengan unit pelaksana kerja
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan;

Bab 1 - 13
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

 Pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan Pengembangan Sanitasi


dan Persampahan dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman;
 Pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan Air
Minum;
 Pelayanan manajemen dengan unit pelaksana kerja Sekretaris Direktorat Jenderal
Cipta Karya;
 Penyusunan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri, data
informasi dan evaluasi kinerja dengan unit pelaksana kerja Direktorat Bina
Program;
 Dukungan pengaturan, pembinaan, pengawasan, pengembangan sumber
pembiayaan dan pola investasi serta pengembangan sistem penyediaan air minum,
dan sanitasi.

Berdasarkan periode Renstra 2020-2024 pelaksanaan pembangunan sarana prasarana


bidang Cipta Karya, Ditjen Cipta Karya mendukung tujuan Kementerian Pekerjaan
Umum untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan
dalam kurun waktu Renstra 2015–2019. Tingkat keberhasilan pembangunan yang
telah dilaksanakan dan akan menjadi input / masukan bagi pemangku kepentingan
dalam menyusun Renstra berikutnya.

Berdasarkan Permen PU No 28 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja


Kementerian Pekerjaan Umum dapat disampaikan bahwa unit kerja yang ditugaskan
untuk melakukan evaluasi atas keberhasilan pembangunan bidang Cipta Karya adalah
Subdit Evaluasi Kinerja dengan fungsinya sebagai berikut:

 Pengumpulan dan pengolahan data kinerja pembangunan bidang Cipta Karya;


 Penyiapan pedoman dan kriteria evaluasi;
 Monitoring dan evaluasi kinerja fungsi dan manfaat program pembangunan
bidang Cipta Karya
 Evaluasi kinerja program pinjaman/hibah luar negeri dalam pembangunan bidang
Cipta Karya;
 Pelaporan kinerja pelaksanaan program pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 1 - 14
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Subdit Evaluasi Kinerja mempunyai peran penting dalam memberikan masukan/input


bagi pemangku kepentingan sebagai feedback dalam menentukan kebijakan dalam
pembangunan berikutnya.

Evaluasi manfaat pembangunan bidang Cipta Karya dapat dikategorikan sebagai


evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan kegiatan
selesai, bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan dalam hal ini manfaat yang
diterima oleh masyarakat. Pencapaian-pencapaian tersebut perlu dievaluasi terutama
untuk menganalisis seberapa jauh intervensi Ditjen Cipta Karya melalui kegiatan
pembangunan bidang Cipta Karya telah memberikan hasil ataupun dampak sesuai
dengan yang diharapkan.

Pemantauan dan evaluasi dalam pembangunan bidang Cipta Karya di bagi atas
beberaapa sektor antara lain :

o Sektor Air Minum


Pada sektor Air Minum, evaluasi manfaat ditekankan pada Analisa terhadap temuan-
temuan/identifikasi terkait keberfungsian (kapasitas produksi, SR/HU, jumlah jiwa
terlayani serta distribusi air mengalir), kesesuaian (RPIJM) dan keberlanjutan
(tersedianya dana OM dan adanya kelembagaan pengelola). Adapun sub-sub output
yang menjadi prioritas evaluasi adalah SPAM terfasilitasi, SPAM MBR, SPAM IKK dan
SPAM Perdesaan.

o Sektor Sanitasi
Pada sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman, evaluasi manfaat ditekankan pada
sub output drainase melalui analisa terhadap temuan-temuan terkait keberfungsian
(berkurangnya luas genangan), kesesuaian (RPIJM) dan keberlanjutan (tersedianya
dana OM dan adanya kelembagaan pengelola). Pada sub output persampahan, evaluasi
manfaat ditekankan melalui analisa terhadap temuan-temuan terkait keberfungsian
(kapasitas TPA, timbulan sampah tertangani), kesesuaian (RPIJM) dan keberlanjutan
(tersedianya dana OM dan adanya kelembagaan pengelola).

o Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Bab 1 - 15
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Pada sektor Pengembangan Permukiman, evaluasi manfaat ditekankan pada sub


output rusunawa melalui analisa terhadap temuan-temuan terkait keberfungsian
(ketersediaan PSD), kesesuaian (kebijakan rencana penanganan kumuh, kesesuaian
asal penghuni dengan lokasi sasaran) dan keberlanjutan (tersedianya dana OM,
keberadaan lembaga pengelola, dan dukungan peraturan daerah). Pada sub output
agropolitan/minapolitan, evaluasi ditekankan melalui analisa terhadap termuan-
temuan terkait keberfungsian (penggunaan hasil pembangunan sesuai dengan
masterplan dan adanya dana pendamping), kesesuaian (RPIJM dan RTRW) dan
keberlanjutan (adanya pokja serta tindak lanjut Pemda)

o Sektor Bina Penataan Bangunan


Pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, evaluasi manfaat ditekankan pada
analisa terhadap temuan-temuan/identifikasi terkait keberfungsian (fungsi saat ini
sesuai masterplan dan adanya dana pendamping), kesesuaian (RPIJM dan RTRW) dan
keberlanjutan (tersedianya dana OM, adanya kelembagaan pengelola dan tindak lanjut
dari Pemda). Adapun sub-sub output yang menjadi prioritas evaluasi adalah Ruang
Terbuka Hijau (RTH), Revitalisasi Kawasan dan Kawasan Tradisional/Bersejarah.

o Sektor Prasarana Strategis


Pada sektor Prasarana Strategis, evaluasi manfaat ditekankan pada analisa terhadap
temuan-temuan/identifikasi terkait keberfungsian (fungsi saat ini sesuai masterplan
dan adanya dana pendamping), kesesuaian (RPIJM dan RTRW) dan keberlanjutan
(tersedianya dana OM, adanya kelembagaan pengelola dan tindak lanjut dari Pemda).
Sektor Prasarana Strategis mencakup kegiatan Prasarana Bidang Pendidikan Dasar
dan Menengah, Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi Prasarana Bidang Pendidikan
Tinggi, dan Prasarana Pasar.

Untuk memudahkan dalam pemantauan dan evaluasi, digunakan alat ukur/indikator


yang digunakan dalam meng-evaluasi Cipta Karya secara keseluruhan, yaitu :
- Keberfungsian;
Untuk mengukur apakah sarana yang dibangun kapasitas unitnya terbangun
sesuai dengan rencana fungsinya (misalnya kegiatan pembangunan tersebut

Bab 1 - 16
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

berfungsi sesuai rencana pelayanannya) dan telah dimanfaatkan sesuai dengan


target penerima manfaat (asumsi atau kebutuhan pelayanan) yang telah
ditetapkan serta memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas sesuai NSPK yang
diberlakukan.
- Kesesuaian;
Untuk mengukur apakah usulan kegiatan dengan dokumen perencanaan RPIJM
dan kriteria sasaran awal dari kegiatan tersebut sesuai dengan kebijakan yang
berlaku saat itu.
- Keberlanjutan;
Untuk mengukur sejauh mana hasil pembangunan mendapatkan pengelolaan
secara kontinyu, sehingga dapat bermanfaat dalam jangka panjang, serta
melanjutkan replikasi pembangunan di daerah (kelembagaan dan dana O&P).
D. Pelaksanaan Pekerjaaan
Pelaksanaan pekerjaan Surveyor antara lain:

1. Melakukan pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan pelelangan dan


kegiatan pelaksanaan di lapangan di sektor PSPAM dan sektor PKP di Satuan
Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat TA.2022 di
Lingkungan Ditjen Cipta Karya yang didanai oleh APBN;
2. Melakukan pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan perencanaan sektor
PSPAM dan sektor PKP di Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Barat TA.2022;
3. Melakukan penyusunan dokumen-dokumen Akuntabilitas Instansi Pemerintah
yang nantinya di upload di aplikasi e_Sakip;
4. Menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
5. Membantu PPK Perencanaan dalam melaksanakan kegiatan perencanaan di
Lingkungan Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera
Barat

1.2.3.RENCANA KERJA

Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh Surveyor antara lain:

- Tahap Persiapan

Bab 1 - 17
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

Persiapan yang baik sangat penting artinya untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja yang pada akhirnya sangat mempengaruhi pada keberhasilan
kegiatan ini, tahap persiapan meliputi persiapan administrasi, persiapan
personil dan peralatan (komputer/Laptop)

- Persiapan Administrasi
Persiapan Administrasi meliputi diskusi strategi pelaksanaan pekerjaan,
pembagian tugas dan pembuatan instrumen pekerjaan. Pada tahapan ini
dilakukan rincian tugas dari personil, agar personil paham akan tugas dan
fungsinya dalam melaksanakan pekerjaan, sesuai dengan petunjuk dan saran -
saran dari pemilik kegiatan.

- Kegiatan yang dilaksanakan dengan tahapan berikutnya:


a. Persiapan dan koordinasi awal dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan
pada bulan 1 (pertama) penugasan dari penyedia kerja;
b. Pelaksanaan tugas Surveyor selama 11 bulan;
c. Penyusunan laporan bulanan Surveyor dilakukan setiap bulannya;
d. Penyusunan laporan akhir terkait permasalahan pelaksanaan penugasan.

Bab 1 - 18
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

BAB III

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan selesai dalam waktu 11 bulan


kelender terhitung sejak ditandatangani kontrak oleh pengguna jasa, Berdasarkan
rencana kerja tahapan pendekatan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan. Untuk melihat persentasi hasil awal
pekerjaan sampai pada tahap pelaporan /pengumpulan laporan, lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel jadwal pelaksanaan pekerjaan seperti pada tabel dibawah
ini

1.2.4 SISTIMATIKA LAPORAN

Laporan Bulanan disusun secara sistematik sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup
Kegiatan, Data dan Keluaran dari Pelaksanaan Kegiatan, Dasar Hukum,
dan Sistematika Laporan

Bab II Pelaksanaan Kegiatan Bulanan


Berisikan deskripsi pelaksanaan kegiatan serta Progres pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh konsultan individual selama kurun
waktu bulan Februari (1 Februari- 28 Februari 2022 )

BAB III Penutup


Berisikan Kesimpulan dan Rekomendasi dari pelaksanaan Kegiatan yang
dilaksanakan oleh konsultan individual selama kurun waktu bulan
Februari

Bab 1 - 19
Periode (1 Februari- 28 Februari 2022)
Konsultan Individu Surveyor
Tahun Anggaran 2022

(1 Februari- 28 Februari 2022 ).

Bab 1 - 20

Anda mungkin juga menyukai