Anda di halaman 1dari 57

Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

RENCANA KERJA SYARAT – SYARAT UMUM


DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN/ REHABILITASI/ RENOVASI
PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH NEGERI DAN
MADRASAH NEGERI DI PROVINSI SUMATERA BARAT
KEGIATAN
PENYUSUNAN PERENCANAAN DED REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH
PEKERJAAN
REHABILITASI / RENOVASI MTSN 14 TANAH DATAR
LOKASI
KOTO NAN TUO TANJUANG BARULAK KAB. TANAH DATAR

I. UMUM
I.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Perencanaan dan DED Rehabilitasi
Gedung Sekolah Mtsn 14 Tanah Datar, Koto Nan Tuo Tanjuang Barulak Kab. Tanah
Datar. Merupakan bagian dari Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Satuan
Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat Kegiatan
Rehabilitasi/ Renovasi Gedung Sekolah Dasar Negeri/ Madrasah Negeri.
Selain pekerjaan utama yang disebutkan diatas, maka Pelaksana/ Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut, seperti :
- Papan Nama Proyek.
- Foto Dokumentasi.
- Pembersihan site.
- Quality Control.
- As Built Drawing/ Shop Drawing.
- Pengurusan Ijin yang ditetapkan.
- Pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan suatu kesatuan system
yang tidak dapat dipisahkan.

1
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

I.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan yang dilaksanakan berada di Koto Nan Tuo Tanjuang Barulak Kab. Tanah
Datar.

II. TANGGUNG JAWAB PELAKSANA/ KONTRAKTOR


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor wajib memeriksa kekuatan
konstruksi, stabilitas dan keamanan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan/
Direksi.
2. Segala sesuatu kerusakan yang ditimbulkan akibat kelalaian Pelaksana/ Kontraktor
tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi, stabilitas dan keamanan
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Pelaksana/ Kontraktor.
3. Pada keadaan apapun, dimanapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Pelaksana/
Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
4. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
6. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat berakhirnya masa garansi.
8. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian Rencana
Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar- gambar atau
peraturan-peraturan yang berlaku.
9. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan, baik teknis
mapun administratif.

2
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

10. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh proyek.
11. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas minimal
sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan, kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas.
12. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut.
13. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan
yang telah diberi lapisan kedap air.
14. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat
kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan.
15. Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
16. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
17. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
18. Setiap akan melakukan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor wajib membuat
dan mengajukan Gambar Shop Drawing, Ijin Pekerjaan (Request), Material Approval,
Persiapan Lahan, dan Persiapan Material apapun jenis pekerjaannya ke Konsultan
Pengawas dan Direksi. Dan setelah semua dipenuhi dan diijinkan maka Konsultan
Pengawas akan memeriksa dan mengijinkan pekerjaan tersebut dilaksanakan.
19. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

3
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

20. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
21. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
22. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung
jawab atas segala kerusakan yang timbul.
23. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
24. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
25. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan
/ material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
26. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
27. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

III. SARANA BEKERJA DAN TATA CARA PELAKSANAAN


1. Pelaksana/ Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata
diperlukan dalam pelaksana pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada Pelaksana /
Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu
untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.

4
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam
dokumen ini. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
- Beton Molen dan Alat-alat Pengecoran Beton
- Mesin Potong Keramik
- Mesin Pemadat (Stamper Compact Equipment)
- Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki setiap tukang
- Dan alat-alat lainnya yang diperlukan
- Jenis, jumlah kondisi dan kebutuhan alat-alat harus terpenuhi demi kelancaran
pekerjaan.
3. Pelaksana/ Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan,
Pelaksana/Kontraktor melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang
baru. Kelalaian atau kekurangtelitian Konsultan Individu/ Perencana dalam hal ini tidak
dapat diajukan sebagai alas an untuk mengajukan klaim.
4. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita
Acaran Penjelasan (Aanwijzing), Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk dari
Direksi Teknis, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Pengelolaan Proyek. Bila
ternyata ada perbedaan antara Gambar Rencana, RKS dan RAB maka Pelaksana /
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi/ Pengawas dilapangan.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/ Kontraktor melakukan pendekatan dengan
masyarakat sekitas untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

IV. KEMAJUAN PEKERJAAN


1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/ cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu

5
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.

V. PERSYARATAN KHUSUS
V.1 Standar – Standar yang Berlaku
1. Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Standard Normalisasi Indonesia
(SNI) dan peraturan –peraturan setempat :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 19991), SK SNI T-15.1919.03.
c. Tata Cara Pengadukan dan Penegcoran Beton, SNI 03-3976-1995
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2006.
e. Peraturan Muatan Indonesia, NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1,2,53,1987).
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesai NI-5-2002
g. Peraturan Plumbing Indonesia
h. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi, SNI 03-2410-2002
i. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung, SNI 03-2407-2002.
j. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI -3-3976-1995.
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahyn 1972.
l. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
m. Standar Industri Indonesia (SII).
n. AV 1941/SU 41 Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van
Openbare Werken. (Khusus bagian pasal-pasal yang masih berlaku).
o. Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-2003.
p. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
q. American Society For Teting & Material (ASTM)
r. American Institute of Steel Construction (AISC).
s. American Welding Society (AWS).
t. Peraturan dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.

6
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut


diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya maka diberlakukan standar-standar
persyaratan teknis dari Negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

V.2 Pemeriksaan Dan Penyelidikan Bahan / Material


1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material/bahan,
maka hal ini dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang
digunakan dalam perencanaan dan untuk menunjukan material/bahan yang digunakan
dan untuk mempermudah Pelaksana/Kontraktor mencari material/barang tersebut.
2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu
bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas yang telah dikoordinasikan
terlebih dahulu dengan Direksi dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta Gambar
Kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Pelaksana/
Kontraktor yang harus mendapatkan persetujuan dahulu dari Direksi melalui Konsultan
Pengawas.
3. Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan ats
biaya Pelaksana/ Kontraktor. Setelah disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi, harus
dinilai bahwa material tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti
dan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis perencanaan.
4. Contoh material tersebut disimpan oleh Konsultan Pengawas, Pengelola Teknis
Pekerjaan atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar penolakan apbila ternyata bahan
dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya, sifat maupun spesifikasi teknisnya.
5. Dalam pengajuan harga penawaran, Pelaksana/ Kontraktor harus sudah memasukan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai material. Tanpa mengingat jumlah
tersebut, Pelaksana/ Kontraktor tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian
material yang tidak memenuhi syarat atas Perintah Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas.
6. Bahan-bahan yang tidak sesuai/ tidak memenugi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.

7
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

7. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana/ Kontraktor, maka Konsultan Pengawas
wajib memerintahkan pembongkaran kembali kepada Pelaksana/ Kontraktor, dimana
segala kerugian yang disebabkan oleh pembongkaran tersebut, menjadi tanggung jawab
Pelaksana/ Kontraktor.
8. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Pelaksana/ Kontraktor
untuk mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-Bahan milik pemerintah, yang mana segala biaya
pemeriksaan tersebut ditanggung Pelaksana/ Kontraktor.
9. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas bahan-
bahan tersebut, Pelaksana/ Kontraktor tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.
10. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan
terbuka) tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/
Konsultan Pengawas.
11. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/ Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa izin Direksi/ Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Pelaksana/Kontraktor dan tidak akan diprogress.

V.3 Perbedaan Dalam Dokumen Lampiran Kontrak


1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan RKS ini, maka Pelaksana/
Kontraktor harus menanyakannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
Pelaksana/ Kontraktor harus mentaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dari
gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah
selesai.
3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Rencana, RKS atau Dokumen yang
berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan
satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hali ini,

8
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai biaya yang tinggi.

V.4 Ukuran dan Patok


1. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan system metric, sebagai peil +0,00
(datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil yang telah ditentukan.
2. Pelaksana/Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau
penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (bouwplank), termasuk
penyediaan “Bench Mark” atau “Line Offset Mark” pada masing-masing lantai
bangunan dan permukaan pengecoran areal parker.
3. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar dapat ditentukan
sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan persyaratan teknis.
4. Patok-patok dapat dibuat dari bahan kayu atau besi yang dipasang ditanam hingga
kokoh sehingga tidak terganggu waktu pelaksanaan pekerjaan.

V.5 Keamanan Kegiatan


1. Pelaksana/Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik
Proyek, Pengawas dan Pihak Ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduruan waktu
pelaksanaan.
3. Apabila terjadi kebakaran, maka Pelaksana/ Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Pelaksana/ Kontraktor harus
menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.

V.6 Keselamatan Kerja dan Kesehatan


1. Pelaksana/ Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau Persyaratan yang

9
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

diwajibkan untuk semua bidang pekerjaan (ASTEK). Oleh karena itu,


Pelaksana/Kontraktor (Penyedia Jasa) harus mengikutkan pekerja sebagai peserta
Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) sesuai dengan aturan Pemerintah yang
berlaku.
2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, kecelakaan lalu
lintas dll, maka Pelaksana/Kontraktor harus menyediakan alat pelindung diri kepada
pekerja tersebut dan senantiasa mematuhi K3 yang ada dilokasi.
3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Pelaksana/
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya
yang siap dipakai apabila diperlukan dan dialokasikan pekerjaan harus tersedia kotak
obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Pelaksana/Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
5. Pelaksana/ Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/ petugas, baik yang berada
dibawah tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.

V.7 Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi beban
Pelaksana/ Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Pelaksana/
Kontraktor. Papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan
mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek,
waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

V.8 Izin – Izin


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Pelaksana/ Kontraktor harus mengurus semua
izin – izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, termasuk IMB
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku, harus cepat
diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada Direksi.

10
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

V.9 Dokumentasi
1. Pelaksana/ Kontraktor harus sudah nenperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi
serta pengirimannya ke Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta pihak-pihak lain yang
diperlukan.
2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah:
- Laporan – laporan perkembangan pekerjaan.
- Foto – foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, berwarna minimal ukuran kartu
pos dilengkapi dengan album/dijilid Rangkap 5 (lima).
- Surat – surat dan dokumen lainnya.
3. Foto – foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya dilakukan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat minimal 7 (tujuh) peristiwa, yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran dan pembersihan site
- Pelaksanaan pekerjaan pondasi
- Pelaksanaan pekerjaan beton
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan
- Pelaksanaan pekerjaan pengecatan
- Pelaksanaan pekerjaan atap
- Pekerjaan yang terkait lainnya.

VI. METODE PELAKSANAAN DAN GAMBAR KERJA


VI.1 Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor harus memberikan
rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan dan disetujui bersama oleh Direksi,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan
ini.

VI.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)


1. Direksi dan Konsultan Pengawas, berhak untuk memerintahkan Pelaksana/
Kontraktor untuk membuat gambar kerja (shop drawing) atas bagian – bagian
pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail, dan / atau terdapat
kekurangjelasan dalam gambar kerja dan / atau untuk memungkinkan Pelaksana /

11
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

Kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan,


gambar kerja tersebut atas biaya biaya Pelaksana/ Kontraktor.
2. Pelaksana pekerjaan yang dimaksudkan baru bisa dilaksanakan jika shop drowing telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/ Konsultan Pengawas, yang ditandai dengan “tanda
tangan” diatasnya.
3. Gambar kerja hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi
Tugas, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
4. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas, yang jelas;
memperhatikan perbedaan antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
Gambar tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui
sebelum dilaksanakan.

VI.3 Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


1. Termasuk semua yang belum terdapat dalam Gambar Kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas Pemberi Tugas atau Konsultan, maka Pelaksana/ Kontraktor harus
membuat gambar – gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas
memperlihatkan perbedaaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam 5 (lima) rangkap yang biaya pembuatannya
ditanggung oleh Pelaksana/ Kontraktor.

VII. JADWAL PELAKSANAAN/ RENCANA KERJA DAN PELAPORAN


1. Sebelum pekerjaan ini dimulai, maka Pelaksana/ Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, bobot pekerjaan, dan
grafik hasil pekerjaan, jadwal pengadaaan dan penggunaan bahan serta tenaga kerja
secara terperinci.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor harus membuat Rencana Kerja
Harian, Mingguan dan Bulanan yang diketahui/ disetuji oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan dan daftar yang memuat pemasukan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

12
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan serta Direksi/ Konsultan Pengawas.
4. Rencana Kerja (Time Schedule) harus sudah sudah selesai dibuat oleh Pelaksana/
Kontraktor paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Perintah Penunjukan
Penyedia Jasa (SPPJ) diterima.
5. Pelaksana/ Kontraktor harus memberikan Rencana Kerja (Time Schedule) sebanyak 4
(empat) lembar kepada Direksi/ Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus
dipasang pada dinding bangsal kerja.
6. Direksi/ Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Pelaksanaan/
Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja (Time Schedule) yang ada.
7. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.
8. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-
data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
9. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan
dari Konsultan Pengawas.
10. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

VIII. PEKERJAAN PERSIAPAN


VIII.1 Pembongkaran Bangunan dan Pemindahan Barang
Sebelum dilakukan pembongkaran bangunan maka terlebih dahulu dilakukan pemindahan
barang-barang yang ada didalam bangunan, sehingga mempermudah pelaksanaan
pembongkaran. Pekerjaan pembongkaran bangunan existing ini dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan instruksi khusu dari Direksi. Pekerjaan ini mencakup
pembongkaran, penanganan, pembuangan dan penumpukan bekas bongkaran.
Pembongkaran yang akan dilaksanakan mencakup pembongkaran bangunan existing dan
utilitas existing.

13
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

VIII.2 Pembersihan Lokasi


1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
- Pelaksana/ Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum
memulai pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, rumput, semak, akar-
akar pohon, dan lain-lain tidak ada lagi di tapak. Dengan demikian seluruh tapak
terlihat dengan jelas.
- Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi dari hasil bongkaran bangunan dan
hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
- Pembersihan juga dilakukan terhadap lokasi penamabahan bangunan seperti
Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga
tidak merusak struktur tanah.
2. Setelah Pekerjaan Selesai.
Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Pelaksana/ Kontraktor harus membersihkan seluruh site
dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama
masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tunta, maka pekerjaan tidak akan
dianggap selesai 100%.
3. Selama Pekerjaan Berlangsung
- Pelaksana/ Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan lapangan selama
pekerjaan berlangsung,
- Pelaksana/ Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya yang dilalui
oleh kendaraan yang mengangkut material dari dan ke lokasi pekerjaan.
- Pelaksana/ Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya disekitar
lokasi yang jelas-jelas diakibatkan oleh kegiatan ini.
4. Keberesihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi:
- Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan
berbagai jenis sampah.
- Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah-sampah
sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan serpihan kayu, dll.
- Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan peralatan sehingga
menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.

14
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

VIII.3 Pekerjaan Pengukuran


1. Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek
yang akan dikerjakan, meliputi :
- Pengukuran batas luas lahan (site).
- Pengukuran batas bangunan.
- Pengukuran as bangunan.
- Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan
(Bench Mark).
2. Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek,
posisi bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya
diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan Bouwplank.
3. Pelaksana/ Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batas-batas pekerjaan.
4. Satuan pengukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah system metric.
5. Pengawas pekerjaan dapat melakukan revisi atas pemasangan patok, Pelaksana/
Kontraktor harus mengerjakan revisi tersebut sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
6. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Pelaksana/ Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pengawas Pekerjaan dalam waktu tidak kurang dari 48 jam
sebelumnya sehingga Pengawas Pekerjaan dapat mempersiapkan segala peralatan
yang diperlukan untuk melakukan Pengawasan Pekerjaan.
7. Pekerjaan pematokan yang telah diukur oleh Pelaksana/ Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dan Pengawas Pekerjaan. Hanya hasil pengukuran
yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan digunakan sebagai dasar pekerjaan
selanjutnya.
8. Dari pengukuran ini dibuat Gambar Kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/
areal kerja untuk disetujui Pengawas Pekerjaan sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari Pengawas
Pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengukuran ulang. Dalam
pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.

15
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

9. Pelaksana/ Kontraktor wajib menyediakan peralatan pengukuran, antara lain


Meteran, Theodolite dan Rambu Ukur, Waterpass/ Auto Level, Tripod, Meteran Baja,
Kompas, Klinometer dan peralatan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan pengukuran.

VIII.4 Pemasangan Bouwplank


Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1
m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat
penggalian pondasi. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan.
1. Untuk pekerjaan konstruksi bouwplank ini perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek.
2. Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan/ titik sumbu pondasi/ kolom
konstruksi, maka harus dibuat konstruksi bouwplank yang kuat dan tidak akan bergeser
karena pekerjaan sekitarnya.
3. Kontruksi bouwplank dibuat dari bahan kayu KLS IV/ papan meranti berkwalitas baik
dengan ukuran 2/20 cm dan pancang kayu balok 5/7 panjang 1,5 meter dengan jarak
satu sama lain 100 cm ( 1 meter) dan ditanam sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
bergerak, diserut rata dan terpasang waterpass dengan peil ± 0,00 meter.
4. Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai ± 0,00.
5. Pada papan bouwplank harus di cat sumbu-sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur
oleh pengaruh iklim.
6. Jarak papan bouwplank minimal 1-1,5 meter dari garis bangunan terluar untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
7. Setelah pekerjaan bouwplank selesai, Pelaksana/ Kontraktor wajib meminta
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Direksi.

VIII.5 Penentuan Peil ± 0,00 lantai.


1. Untuk penentuan peil ± 0,00 ini, selanjutnya disesuaikan dan ditentukan kemudian
dilapangan sesuai petunjuk Direksi.

16
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Untuk pedoman menentukan ketinggian peil dari muka tanah, adalah permukaan lantai
bangunan yang akan dibangun sesuai ayat 1 diatas atau berpedoman kepada gambar
kerja pelaksanaan serta RKS ini.
3. Pelaksana/ Kontraktor diwajibkan membuat penanda ketinggian peil masing-masing
komponen pekerjaan untuk keperluan control dan check ketinggian oleh Direksi/
Konsultan Pengawas, yanga ditempatkan pada posisi yang aman dan tidak terganggu
hingga pekerjaan selesai.

VIII.6 Direksi Keet, Kantor Pelaksana/ Kontraktor, Gudang, Barak Pekerja


Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu
dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola
proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang
berupa direksi keet, untuk:
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
1. Direksi Keet
Untuk Ruang Direksi, Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat didalamnya
dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan
tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja. Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan
menggunakan rangka kayu kaso, penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup
atap menggunakan asbes gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.
2. Kantor Kontraktor/ Pelaksana dan Gudang Penyimpanan.
Pelaksana/ Kontraktor berkewajiban membuat kantor di lapangan, dan Gudang
penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk
menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,
tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain
yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah. Juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan

17
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda
listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang
menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan
dan gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan.
3. Barak Pekerja
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlangsung apabila dibutuhkan.
4. Pagar Pengaman Proyek
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Kontraktor. Pagar
Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang
BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran
5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah
Daerah setempat.
5. Direksi Keet, Kantor Kontraktor , Gudang , Barak Pekerja dan Pagar Pengaman Proyek
yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontrakto, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik Kontraktor.

VIII.7 Mobilisasi dan Demobilisasi


1. Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan dilapangan dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan Gambar Kerja.
Personil terdiri dari :
- Project Manager
- Site Manager
- Pelaksana Lapangan
- Pelaksana K3 Konstruksi
- QE dan QC Supervisor

18
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

- Logistik
- Surveyor
- Juru Gambar
- Administrasi Teknik
- Tenaga Harian
2. Mobilisasi sebagaimana ditentukan didalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan yang memuaskan. Alat yang perlu dimobilisasi adalah sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
3. Sejauh mungkin berdasarkan nasihat Direksi Teknis, Pelaksana/ Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang
ukurannya sesuai dengan kelas Jalan tersebutserta membatasi muatannya untuk
menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan
ke tempat pelaksanaan pekerjaan.
4. Pelaksana/ Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki
kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi Teknis.
5. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lainnya yang
digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Pelaksana/ Kontraktor. Semua biaya
bongkar muat, retribusi, asuransi dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan ini
menjadi beban Pelaksana/ Kontraktor.

VIII.8 Tenaga Kerja dan Sarana Kerja


Pelaksana / Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.

19
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

1. Tenaga Kerja/ Tenaga Ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Bahan-bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
4. Penyediaan Air dan Listrik Untuk Bekerja
- Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
- Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Direksi.
- Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk
Konsultan Pengawas.

VIII.9 Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan


Untuk menghindari klaim dari Pemberi Tugas dikemudian hari, maka Kontraktor harus
betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
“ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor harus
menyediakan :

20
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di kantor proyek adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 2 (dua) komputer dan 1 (satu) printer A3.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

IX. SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMBONGKARAN


IX.1 UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak
terbatas pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan / urugan kembali.

2. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase,
pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir.
Kontraktor harus mengamankan melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya
maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing yang
dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.

21
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus


sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

IX.2 PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN


1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /
pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi
tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan diantaranya :
- Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
- Pembersihan material yang ada di lokasi
2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak
dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.

IX.3 PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING


1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada
di dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana /
Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi
existing tersebut di atas, Kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan / cacat.
2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton
∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada
dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari
pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan
tersebut.

22
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini
sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

X. PEKERJAAN TANAH/PEKERJAAN GALIAN


Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Galian Tanah Pondasi Batu Kali dan Sloof
- Perataan (cut / fill ) / Urugan Kembali Tanah Pondasi
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.
1. Macam Galian
a. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada
daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran.
c. Galian Konstruksi/ Obstacle
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /
halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.

23
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta
disetujui Konsultan Pengawas.
3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu
lebih dari 24 jam.
5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang
tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5
cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti
prosedur.
7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutupi
kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air
setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja
dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan
dimiringkan 10 derajat kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai
sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi.Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan
tanah.

24
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka
apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang
konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau
setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken
minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan
lereng galian.
12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.
Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering
untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
- Pengurugan dan pemadatan
- Pondasi Batu Kali dan Sloof beton
13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 11 dan 12 di atas ditanggung oleh
Kontraktor, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
14. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana tampak
pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam
spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
15. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian struktur pondasi, tapi
termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
16. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan
serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan
air permukaan.
17. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

XI. PEKERJAAN PONDASI


Meliputi pemasangan pondasi bangunan yang dicantumkan dalm gambar kerja diikuti
berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi/ Konsultan
Pengawas.

25
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XI.1 Lingkup Pekerjaan


Pondasi yang dipasang berasal dari batu gunung yang bermutu baik yang mengandung
lumpur dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

XI.2 Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor wajib membuat dan
mengajukan gambar shop drawing, approval material yang digunakan, persiapan lahan
kerja, persiapan material kerja, persiapan alat bantu kerja : theodolith, waterpass,
meteran, benang, selang air, dll.
2. Buat terlebih dahulu papan bouwplank untuk mengukur perletakan pondasi, kesikuan
bangunan, serta kedataran pondasi batu kali sehingga didapatkan sebuah hasil pekerjaan
yang rapi.
3. Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali/ batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis dan sesuai keadaaan dilapangan, untuk dimensi sesuai
dengan gambar rencana.
4. Tebarkan pasir urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10-15 cm atau yang
disarankan atau sesuai gambar.
5. Pasanglah terlebih dahulu batu kali bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
6. Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan
permukaannya tajam. Batu yang harus dipakai harus dipecah-pecah sehingga
diameternya antara 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu kali untuk pondasi ini
harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 Psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman dan
lebar pondasi batu kali dibuat sesuai dengan gambar rencana.
7. Pada posisi 20 cm bagian atas pasangan batu kali belah, sebaiknya dilakukan dengan
campuran 1PC : 3 Psr untuk menghindari terjadinya air rembesan tanah terhadap
pasangan dinding diatas dekat pondasi.
8. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sama lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa
saluran air bersih, air hujan, kabel-kabel dan lainnya yang menembus pondasi dan dapat
dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu kali disesuaikan

26
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

dengan gambar rencana. Tidak diperkenankan melakukan pembobokan pada sloof dan
lantai.
9. Pada pasangan batu kali sudah disiapkan anker besi untuk kolom , kedalaman anker 30
cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm
10.Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian selesai. Lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan pondasi sudah rata dengan waterpass/ auto level.
Pemeriksaan pekerjaan pondasi batu kali terhadap ketepatan galian, penempatan,
kedalaman, lebar, tinggi letak dan kondisi dasar sebelum pemasangan pondasi dimulai,
ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.

XII. PEKERJAAN BETON


XII.1 Umum
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditemtukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan referensi dibawah ini :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 19991)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
c. American Society of Testing and Materials (ASTM)
d. Standar Industri Indonesia (SII)
e. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2006.
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka
peraturan-peraturan di Indonesia yang menentukan.
3. Pelaksana/ Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-
instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Pelaksana/ Kontraktor.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan
pesetujuan Konsultan Pengawas.
5. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut
dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak

27
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

disetujui oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek/lapangan


pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam.
6. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/ Kontraktor wajib membuat dan
mengajukan gambar shop drawing pekerjaan struktur tiap bagian, approval material
yang digunakan, persiapan lahan kerja, persiapan material kerja, persiapan alat bantu
kerja.

XII.2 Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup pekerjaan meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan beton
sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pemasangan semua
penulangan, pengujian dan peralatan pembantu.
2. Pekerjaan Beton bertulang terdiri dari Beton-beton bertulang:
a. Sloof 15/20
b. Kolom 15/15
c. Kolom praktis 10/10
d. Balok Latei 10/15
e. Ring balok 10/15
f. Beton-beton lainnya seperti sesuai dengan ukurannya yang tertea pada Gambar
Rencana

XII.3 Bahan-Bahan
1. Semen :
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement Type I sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-
150 dan produksi dari satu merk/pabrik.
b. Kontraktor/ Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah
terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
c. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas waktu 3
x 24 jam.
d. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen harus

28
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

dilakukan menurut urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat dilakukan


penomoran semen dalam gudang yang harus didahulukan untuk dbuat campuran
pasangan sesuai nomor urut datangnya oleh logistic gudang.
2. Agregat Pasir dan Kerikil
a. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang telah
disetujui mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi
syarat-syarat PBI.1991, SKSNI T-15-19991-03 dan SNI 03-2847-2002.
b. Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan
terpisah sehingga terhindar dari bercampurnya antara kedua jenis agergat tersebut,
sebelum pemakaian.
c. Besar butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada
diantara ayakan 4 mm – 31,5 mm.
d. Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Apabila kadar
lumpur tersebut lebih dari 1%, maka agregat kerikil harus dicuci.
e. Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada diantara
ayakan 0,0063 – 4 mm.
f. Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Apabila kadar lumpur
tersbut lebih dari 5%, maka agregat pasir harus dicuci.
g. Untuk membuktikan banyaknya kadar lumpur dilapangan, dapat dilaksanakan
dengan menggunakan gelas ukur. Gelas ukur tersebut diisi dengan pasir atau kerikil
sampai garis angka 100. Kemudian isikan air sampai garis angka 200. Kocok gelas
sampai airnya keruh dan selanjutnya didiamkan sampai airnya bersih kembali, maka
diantara pasir atau kerikil akan terdapat lumpur yang akan dibuktikan banyaknya.
3. A i r :
a. Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam
serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum atau seperti NI-2 Bab 3.
b. Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai menurut penilaian Direksi
pekerjaan, maka contoh air tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah
tanggung jawab Pelaksana/ Kontraktor.

29
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

c. Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran beton,
maka air tersebut tidak boleh dipakai.
4. Baja Tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja dengan kualitasnya sesuai dengan
standar yang ditentukan dalam PBI 1971 atau SKSNI T-15-1991-03. Bila dianggap
perlu Direksi atau Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan untuk melakukan
pengujian test tegangan tarik-putus dan “bending” untuk setiap 10 ton baja
tulangan, atas baiay Pelaksana/ Kontraktor.
b. Baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan Gambar Rencana.
c. Sebelum baja tulangan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana/ Kontraktor
harus menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada
Konsultan Pengawas. Contoh baja tulangan pada masing-masing diameter
sebanyak 5 batang dengan panjang 1 meter.
d. Batang-batang baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara
langsung dan terhindar dari penimbunan baja tulangan diudara terbuka dan harus
dilindungi dari genangan ai/ air hujan.
e. Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 900, hanya
diperkenankan sekali pembengkokkan.
f. Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton bertulang.
Hal ini disesuaikan dengan PBI.1991/SKSNI T-15-1991-03.
g. Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII.
h. Batang-batang baja tulangan yang berlainan ukurannya harus disimpan pada
tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
5. Bahan Pencampur
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Pelaksana/ Kontraktor harus
melakukan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari
penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut.
6. Cetakan Beton
a. Cetakan beton (Bekisting) dapat menggunakan kayu kelas II, multiplek dengan
tebal 12 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang

30
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

tersebut dalam PBI NI-2 pasal 1 Bab 5, dan apabila oleh Konsultan Pengawas
dinyatakan rusak, maka tidak boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
b. Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm atau
kayu dolken Ø8-10 cm dengan jarak maksimum 0,5 meter.

XII.4 Mutu Beton


1. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-225
dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 225 kg/cm2
(minimal).
2. Mutu beton harus sesuai Standar Beton Indonesia NI-2 PBI 1971. Bilamana tidak
ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh
kubus yang berisi 15 cm (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
3. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratn bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikana hasil σ’bk (kekuatan tekan beton karakteristik yang
lebih besar dari yang ditentukan didalam table 4.2.1.PBI.1971.
4. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14, 28 hari sesua
kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang tertuang dalam Risalah Rapat.

XII.5 Komposisi Campuran Beton


1. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir, kerikil dan air
seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang
tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.
2. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium
dari instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
3. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton,
ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat
dan memuaskan.

31
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

4. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai


mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian
juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
5. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan
dan kekuatan yang dikehendaki.
6. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton harus
disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan
beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh
faktor air semen.
7. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, dinding maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi ditempat-tempat basah lainnnya, maksimum
0,55.
8. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan
yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.

XII.6 Pengujian Beton


1. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama
sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak
boleh kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. Untuk segala beton yang
dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut

32
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
2. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2
PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-
2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

XII.7 Pekerjaan Baja Tulangan untuk Beton


1. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/ dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton
tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak
boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan
dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
2. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala hal
untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga
tidak akan ada batang yang turun.
3. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar
rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus
memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
4. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.
Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang
menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

33
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XII.8 Pekerjaan Selimut Beton


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian
konstruksi sesuai dengan gambar rencana. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah
minimum 2,5 cm dan maksimul 3 cm .

XII.9 Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40
kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

XII.10. Pekerjaan Mengaduk


1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton (“batch mixer/beton mollen“). Konsultan Pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata
/ seragam dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
3. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan (lamanya)
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki dan atau diganti. Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant)
harus diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari

34
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi


dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

XII.11. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 320 C dan tidak kurang dari 4,5oC. Bila
suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian
rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari
bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.

XII.12 Acuan/ Cetakan Beton/ Bekisting


1. Rencana cetakan beton menjdai tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor sepenuhnya,
cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran, batas-batas dan bidang dari hasil beton
yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan multiplek.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal dan vertical, terutama untuk permukaan beton yang tidak “finish”
(expose concrete).
3. Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi pintu untuk
memasukkan spesi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang-sarang semut kerikil.
4. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
5. Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menujang berat sendiri dan
beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan pekerjaan. Cetakan harus diteliti untuk
memastikan kebenaran letaknya, cukup kuat dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangkan.
6. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

35
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

7. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran dan diberi “form oil” untuk
mencegah lekatan beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak
terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan
dengan tulangan. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
a. Bagian sisi balok 48 jam.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstuksi 28 hari.
8. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila
hasil pengujiam dari benda uji yang mempunyai kondisi seama dengan beton
sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin
yang diberikan oleh Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan
tanggung jawab Pelaksana/ Kontraktor terhadap kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan.
9. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pad saat permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh
atas struktur-struktur yang dicetak.
10. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dalam gambar rencana, Pelaksana/
Kontraktor wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
11. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan
sebelum pengurugan dilakukan.

XII.13. Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

XII.14.Pekerjaan Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing

36
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

instalasi, penyokong, pengikatan dan lain- lainnya telah selesai dikerjakan. Sebelum
pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton
yang baru dicor - tidak akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan dicor beton
baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan beton baru. Pembersihan
harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
4. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
5. Pengecoran hanya diijinkan ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk
serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat/ lokasi pekerjaan, dan
persiapannya betul-betul telah memadai.
6. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan
dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup
tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol
jatuhnya beton.
7. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi
ini.

37
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

8. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan
yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
9. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat- syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus
tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas.j. Setiap lapisan beton harus
dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil,
dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.
10. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan
beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan ke dalam beton.

XII.15.Waktu dan Cara Pembukaan Cetakan Bekisting


1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda / lunak tidak diijinkan
untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton
harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas
2. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh dibuka, yaitu
minimum:
- 3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
- 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
- 21 hari untuk balok-balok

38
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XII.16. Perawatan Beton (Curing) dan Perlindungan Beton (Protection)


1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang
tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembapannya dengan cara membasahi
secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.
2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan
beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi dan tidak boleh tertindih barang
atau terinjak langsung pada permukaan beton.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar,
selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan
terjadinya celah-celah pada sambungan.
4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat
dengan cara membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah.
5. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.
6. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

XII.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton


1. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas
memberikan ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal
mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal
berikut.
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-lubang karena
keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-
lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian

39
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

sehingga pengisian akan terikat ( terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus


terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
3. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada bagian
bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan
sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan
untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan
ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan
(yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.
4. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau Pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk
semua komponen.

XIII. PEKERJAAN DINDING


XIII.1 Bahan-bahan
1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement Type I sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM
C-150 dan produksi dari satu merk/pabrik.
b. Pelaksana/ Kontraktor harus menempatkan semen dalam gudang untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah
tanpa alas kayu.
c. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/ lembab
tidak diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3
x 24 jam.
d. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru dating,
tidak boleh dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat dilakukan
penomoran semen dalam gudang yang harus didahulukan untuk dibuat campuran
pasangan sesuai nomor urut datangnya oleh logistic gudang.
2. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu dan harus bersih dari bahan organic, lumpur, zat-zat alkali dan tidak

40
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI-2
pasal 3 Bab 3.
b. Pasir laut tidak diperkenankan digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi.
3. A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam
serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum atau seperti NI-2 Bab 3.

XIII.2 Lingkup Pekerjaan Dinding


- Pasangan dinding batu bata

XIII.3 Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan :
- Pasangan dinding bata ½ batu 1:2
- Pasangan dinding bata ½ batu 1:4
- Pekerjaan pasangan dinding batu bata seperti yang tercantum pada Gambar
Rencana.
2. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
a. Pasangan dinding batu bata ½ batu spesi 1:2 dipasang pada Transram sampai
setinggi 20 cm.
b. Pasangan dinding batu bata lainnya dipasang batu bata ½ batu spesi 1:4
c. Sebelum batu bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak meresap dalam batu bata yang mana akan mengakibatkan
adukan mudah rontokdan pasangan batu bata cukup kuat.
d. Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding batu
bata.
e. Pemasangan batu bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis (jika ada).
f. Sebelum pelaksanaan pasangan batu bata ini dikerjakan, maka harus diperhatikan
sudut-sudut yang dibatasi oleh dua bidang dinding vertical maupun dengan
bidang lantai, harus dijaga kesikuannya.

41
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

g. Pasangan ½ batu bata, harus memakai batu bata utuh, kecuali pada bagian tertentu
yang terpaksa memakai batu bata setengah batu atau tiga perempat batu, seperti
pada pertemuan sudut dinding atau pertemuan dinding dengan kolom.
h. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organic
dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai
terlebih dahulu diayak lewat lobang ayakan sebesar 10 mm.
i. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak,
maksimal belah menjadi 2 bagian, produk local dan memenuhi persyaratan PUBBI
70.
j. Pekerjaan pasangan dinding bata merah harus terkontrol waterpass baik arah
vertical maupun horizontal.
k. Pekerjaan pasangan dinding bata merah yang tidak lurus, berombak dan retak-
retak harus dibongkar dan segera diperbaiki atas biaya Pelaksana/ Kontraktor.
l. Pekerjaan pasangan dinding batu bata dihentikan pada ketinggian 1 meter, setelah
kolom praktis (jika ada) dicor dan pasangan dinding batu bata dapat kembali
dilanjutkan kembali.

XIV. PEKERJAAN KOZEN PINTU DAN JENDELA


XIV.1 Jenis dan Bahan Pekerjaan
1. Pekerjaan kozen Pintu/Jendela kayu Kelas II
2. Pekerjaan Pintu Panil Papan Kary Kelas II
3. Pekerjaan Daun Jendela Kayu Kelas II

XIV.2 Pekerjaan Kozen Pintu/ Jendela


1. Lingkup Pekerjaan
Kozen Pintu/ Jendela sesuai dengan Gambar Rencana
2. Pedoman Pelaksanaan :
a. Digunakan kayu kelas kuat/ kelas II dengan ukuran minimum 5,5 cm (lima koma
lima centimetre) x 11 cm (sebelas centimetre) atau ukuran bersih 5/14 atau sama
dengan tebal dinding setelah diplester atau sesuai Gambar Rencana dan dicat
kayu/ diplitur sesuai SNI pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.

42
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

b. Untuk perkuatan pasangan kusen ke dinding harus dilengkapi dengan angker


kusen sesuai dengan bentuk pada Gambar Rencana.
c. Pintu Panil papan memakai rangka pintu ukuran tebal 3,5 cm Kayu Kelas II serta
dilengkapi dengan 3 buah engsel Nylon pintu, serta 1 buah kunci tanam 2 x
slagh.
d. Jendela kaca rangka kaca memakai rangka jendela kayu Kelas II kualitas kering
dan kuat dan kaca polos tebal 5 mm serta dilengkapi dengan 1 buah tarikan
jendela, 2 buah engsel Nylon jendela, serta 2 buah Grendel dan 2 buah Hak
angina.
e. Bentuk, ukuran serta penempatan setiap type kozen pintu/jendela disesuaikan
dengan Gambar Rencana.

XV. PEKERJAAN KAP/ ATAP


XV.1 Jenis dan Bahan Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar rencana dengan hasil yang baik.
b. Pekerjaan meliputi : kuda-kuda gording, lisplank , rangka plafond sesuai gambar.
c. Konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan yang dilakukan secara
keilmuan atau keahlian teknis yang sesuai.
d. Kemiringan atap harus disesuaikan dengan bahan penutup atap yang digunakan,
sehingga tidak akan mengakibatkan kebocoran.
e. Bidang atap harus merupakan bidang yang rata, kecuali desain bidang atap
dengan bentuk khusus.
2. Persyaratan Bahan
Material yang dipakai :
a. Untuk kuda-kuda dan gordeng memakai Baja Ringan, metal, nok atap, dynabolt,
sekrup dan gypsum dengan semua ukuran terpasang sesuai gambar rencana
digunakan untuk keseluruhan pekerjaan tersebut, kecuali dinyatakan dalam buku
syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan dalam gambar rencana.

43
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XV.2 Pedoman Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap genteng
metal.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain: Baja Ringan zinkcalume, genteng metal, nok
atap, dynabolt, sekrup, gypsum,dll.
e. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.
f. Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya.
g. Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan
sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan.
h. Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
i. Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang
menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka
baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
j. Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat
menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).
k. Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-
kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan.
l. Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah
seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-
kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.
m. Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan.

44
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

n. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak
sama mengakibatkan genangan air.
o. Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan
nok atap.
p. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan
penutup atap).

XVI. PEKERJAAN PLAFOND


XVI.1 Lingkup Pekerjaan Plafond
Pekerjaan plafond dilaksanakan mencakup semua pekerjaan pemasangan langit-langit
(plafond) sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja dan RKS.

XVI.2 Bahan-bahan
1. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah Gypsum
2. Rangka Plafond Furing.
3. Bahan list plafond Gypsum.

XVI.3 Pedoman Pelaksanaan


1. Pekerjaan plafond sesuai Gambar Rencana dan RAB.
2. Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat
penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan
atap atau dak beton
3. Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan
plafond yang rata air.
4. Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup
atau lembaran gypsum dapat dipasangkan.
5. Sambungan antara lembaran gypsum yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi
dengan lat kayu.
6. Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan
plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

45
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XVII. PEKERJAAN PLESTERAN


XVII.1. Bahan-bahan
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement Type I sesuai
dengan persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk/pabrik.
b. Kontraktor/ Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah
tanpa alas kayu.
c. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab
tidak diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas
waktu 3 x 24 jam.
d. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat
dilakukan penomoran semen dalam gudang yang harus didahulukan untuk
dbuat campuran pasangan sesuai nomor urut datangnya oleh logistic gudang.
2. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu dan harus bersih dari bahan organic, lumpur, zat-zat alkali dan tidak
mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI-2
pasal 3 Bab 3.
b. Pasir laut tidak diperkenankan digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi.
3. A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam
serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum atau seperti NI-2 Bab 3.

XVII.2. Lingkup Pekerjaan Plesteran


- Plesteran Dinding dan Acian
- Afwerking Bidang Beton

46
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

XVII.3. Pekerjaan Plesteran Dinding Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan :
- Plesteran Dinding Bata 1:2
- Plesteran Dinding Bata 1:4
2. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
a. Pekerjaan plesteran meliputi plesteran semua pekerjaan pasangan dinding batu
bata bagian luar dan bagian dalam dengan tebal 1,5 cm.
b. Untuk pasangan dinding batu bata dengan spsei 1PC : 2Psr, harus diplester
dengan spesi yang sama, sedemikian pula untuk pasangan dinding batu bata
dengan spesi 1PC : 4Psr, harus diplester dengan spesi 1PC : 4Psr.
c. Sebelum dinding diplester harus disemprot dahulu dengan campuran 1PC : 3 Psr
dengan ketebalan ± 3 mm untuk mendapat ikatan yang lebih baik, kelembaban
plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plester stabil.
d. Permukaan dari dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan
dengan adukan semen dan air (diaci).
e. Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran, harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar/ rusak.
f. Spesi yang jatuh ditanah atau sudah mengeras, tidak boleh digunakan kembali
untuk bahan plesteran.
g. Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/ plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut,
harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan
spesi yang belum dibongkar.
h. Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan
air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

XVII.4. Pekerjaan Afwerking bidang Beton


1. Lingkup Pekerjaan Afwerking Beton adalah meratakan den mengaci semua
permukaan beton yang kelihatan.

47
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan


a. Semua bidang-bidang beton yng kelihatan harus diafwerking dengan plesteran
beton memakai spesi 1 PC : 3 Psr, setebal minimal 1,5 cm.
b. Semua bidang beton yang seirama harus di afwerking sehingga mendapatkan
hasil yang seirama pula, dan apabila terdapat gelembung-gelembung beton
akibat kesalahan cetakan harus dibobok agar mendapatkan hasil yang rata, rapi
dan seirama.
c. Permukaan beton yang telah selesai diplester, harus dihaluskan dengan adukan
semen dan air (diaci).
d. Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran, harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4x4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran
yang kasar/ rusak.
e. Spesi yang jatuh ditanah atau sudah mengeras, tidak boleh digunakan kembali
untuk bahan plesteran.
f. Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/ plesteran yang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran tersebut,
harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang sama dengan
spesi yang belum dibongkar.
g. Untuk menghindari retak-retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan
air, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

XVIII. PEKERJAAN LANTAI


XVIII.1. Bahan-bahan
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement Type I sesuai
dengan persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk/pabrik.
b. Kontraktor/ Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah
tanpa alas kayu.

48
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

c. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab


tidak diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas
waktu 3 x 24 jam.
d. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,
tidak boleh dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat
dilakukan penomoran semen dalam gudang yang harus didahulukan untuk
dbuat campuran pasangan sesuai nomor urut datangnya oleh logistic gudang.
2. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu dan harus bersih dari bahan organic, lumpur, zat-zat alkali dan tidak
mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI-2
pasal 3 Bab 3.
c. Pasir laut tidak diperkenankan digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi.
3. A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam
serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum atau seperti NI-2 Bab 3.

XVIII.2. Lingkup Pekerjaan Lantai


1. Urugan tanah dibawah lantai.
2. Urugan pasir dibawah lantai.
3. Pekerjaan lantai dan finishing.
4. Pekerjaan pemasangan Lantai Keramik, titik peil mengikuti gambar rencana, warna
dan motif berdasarkan petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas.

XVIII.3. Urugan Tanah Dibawah Lantai


1. Urugan tanah peninggian lantai harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.

49
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/
sampah dan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi dan jika
diijinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
3. Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan stamper.

XVIII.4. Urugan Pasir Dibawah Lantai


1. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian dibawah lantai, dibawah pondasi,
serta tempat-tempat lain dengan ketebalan 10 cm seperti ditunjukan pada Gambar
Recana.
2. Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu
disiram ari secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.

XVIII.5. Pekerjaan Lantai Dan Finishing


1. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan pengecoran lantai spesi 1:3:5 tebal 5 – 7 cm untuk ruang dalam dan
rabat beton.
- Acian bidang lantai.
2. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
a. Pekerjaan lantai dibagian bawah dilaksanakan setelah timbunan bawah lantai
mencapai peil yang ditetapkan, dan kepadatan timbunan sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Pengecoran beton lantai dilasanakan bila kepadatan
timbunan mencapai kepadatan maksimal, permukaan beton cor harus benar-
benar datar.
b. Seluruh lantai bangunan dan rabat beton, setelah dicor dengan stamp beton
1PC:3Psr:5Krl diplester dan disaring halus.

XVIII.6. Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik


1. Meliputi pemasangan lantai selasa, titik peil mengikuti gambar rencana, warna dan
motif berdasarkan petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas
2. Pekerjaan pemasangan lantai keramik baru diperkenankan untuk dipasang setelah
semua pekerjaan-pekerjaan dinding/ plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan.

50
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

3. Sebelum pemasangan lantai keramik, keramik harus direndam terlebih dahulu dalam
air sampai jenuh.
4. Lantai keramik yang dipasang tidak boleh cacat berupa : retak-retak, gelombang-
gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung/ cekung, sisi keramik harus siku.
Penyimpangan kesikuan keramik tidak boleh lebih dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke
kanan dank e kiri.
5. Bahan lantai keramik yang digunakan keramik 40 x 40 cm atau sesuai gambar
rencana, jenis sesuai RAB. Warna keramik dan motif disesuaikan dengan petunjuk
Direksi dan Konsultan Pengawas.
6. Sebelum pemasangan keramik terlebih dahulu juru ukur/ surveyor menetukan dan
menandai (marking) lokasi untuk star awal pemasangan keramik dan level
permukaan lantai keramik.
7. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yan rata
dan garis siar/ nat yang lurus.
8. Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan harus
menghasilkan penyelesaian pekerjaan yang rapih dan nat yang lurus. Nat harus diisi
dengan bahan grouting/ pasta semen yang warnanya disesuaikan dengan warna
keramik yang dipasang. Pengisian nat dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang serta celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan pengisi.
Segera setelah pengisian nat dengan semen, permukaan lantai harus segera
dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.
9. Cek kerataan permukaan pasangan keramik dengan waterpass.
10. Pemasangan keramik yang tidak rapi, bergelombang, nat tidak lurus dan sebagainya
akibat pemasangan yang tidak baik harus dibongkar.

XIX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


XIX.1 Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan instalasi listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/ peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik
sehingga dapat beroperasi dengan baik secara sempurna.

51
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Seluruh pekerjaan instalassi listrik ini harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah
berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegan
SPT-dan Surat Izin Kerja-SIKA C yang masih berlaku. Seluruh pekerjaan listrik
harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia
terutama SPLN dan PUIL.
3. Lingkup pekerjaan listrik meliputi pengadaaan dan pemasangan semua komponen
listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit,
panel listrik dan pengetesannya.
4. Hasil pekerjaan listrik harus sampai menyala.

XIX.2. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pelaksana/ Kontraktor harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara atau
sesuai dengan RAB. Tipe armature aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta
lampu lainnya yang ditunjukan pada Gambar Rencana.
2. Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK atau
sesuai RAB.
3. Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa sekualitas 3M, Legrand atau
sekualitasnya atau sesuai RAB.
4. Pipa kabel (conduit) dari jenis high impact dari merk EGA, Clipsall atau setara atau
sesuai RAB. Sambungan (copling), T-DOS harus dengan merk yang sama dengan
jenis konduitnya.
5. Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara
penempatan yang benar.
6. Pelaksana/ Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material
Pekerjaan Instalasi Listrik berupa Material Approval untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas sebelum material listrik
dipasang. Seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana/ Kontraktor Pelaksana.
Material yang diajukan contohnya antara lain:
- Kabel
- Stop kontak
- Saklar
- Lampu setiap jenisnya

52
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

- Conduit, Ballast, dll

XX. PEKERJAAN PENGECATAN


XX.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan delam pengecatan dengan pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan
plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam
gambar rencana dan RKS ini. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

XX.2. Standar/ Rujukan


1. PUBB 1973 NI-3
2. Steel Structure Painting Council (SSPC)
3. Swedish Standard Instituion (SIS(
4. British Standar (BS)
5. Petunjuk Pelaksanaan dari Pabrik Pembuat

XX.3. Bahan yang Digunakan


1. Umum
a. Cat harus dalam kaleng/ kemasan yang masih tertutup patri/ segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/ merk dagang, nomor formula atau sepesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik petunuk dari psbrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih abash pada saat
pemakaiannya.
b. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
c. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas tidak diperbolehkan.
d. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai,
Pelaksana/ Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui Konsultan Pengawas.

53
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

e. Direksi/ Konsultan Pengawas berhak menguji contoh-contoh sebelum


memberikana persetujua. Untuk menetapkan duatu standar kualitas,
disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/ mengambil
acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex, Dulux atau Levis – Akzo Nobel.
2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan plesteran, beton.
3. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara:
- Emulsion untuk permukaan interior plesteran, beton/ setara Matex.
- Kapuran untuk permukaan dinding kerawang beton.

XX.4. Persyaratan Pelaksanaan :


1. Dinding/ bidang beton yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran, kemudian
diplamur dengan rata, selanjutnya dicat dengan cat tembok minimal 2x jalan.
2. Pekerjaan cat harus dikerjakan dengan baik dan pelaksanaannya tidak boleh
mengotori bagian lain yang berlainan jenis cat.

XXI. PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH/ TURAP


Sebelum pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali untuk turap/ dinding penahan
tanah/ dinding penahan tebing, Kontraktor/ Pelaksana harus mengukur dan
menghitung kembali yang ada di Gambar Rencana dan RAB, dikarenakan Konsultan
Perencana Individual tidak terlalu mendetail dalam pengukuran dan perhitungan
kekuatan struktur dari konstruksi penahan tanah tersebut. Untuk itu, Kontraktor/
Pelaksana harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memperkirakan ukuran/ dimensi yang diperlukan dinding penahan tanah yang
real di lapangan.
2. Mencari besarnya tekanan tanah baik secara analitir maupun grafisberdasarkan
cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan tanahnya, apakh dengan cara
Coulomb atau cara Rankine.
3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup memobilisasi daya dukung
tanahnya atau dengan perkataan lain, tegangan yang bekerja akibat konstruksi

54
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

ditambah dengan gaya – gaya lainnya tidak melebihi daya dukung ijin. Disamping
itu, diusahakan agar tegangan yang timbul pada dasar dinding penahan tanah
adalah tekan.
4. Perhitungan kekuatan struktur dari konstruksi dinding penahan tanah, yaitu
dengan memeriksa tegangan geser dan tegangan tekan yang diijinkan dari
struktur dinding penahan tanah.
5. Dinding penahan tanah harus aman terhadap stabilitas gesernya (sliding
stability).
6. Dinding penahan tanah harus aman terhadap stabilitas gulinya (overtuning
stability).
7. Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan tanah.
8. Dinding penahan tanah harus terletak pada suatu daerah dimana stabilitas dari
kemiringan lerengnya memenuhi suatu angka keamanan yaitu :
SF > 1,50 untuk pembebasan tetap
SF > 1,30 untuk pembebasan sementara, termasuk apabila ada gempa.
9. Batu terdiri dari batu alam, batu kali atau batu gunung yang tidak terbelah, keras,
tahan terhadap udara dan air.
10. Mutu dan ukuran batu harus disetujui Direksi.
11. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan.
12. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
13. Batu harus ditanam dengan kuat diatas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan
permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
14. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu yang kaku.

55
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

15. Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi.
16. Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana
terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,
harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal
60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus
segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi
penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian
puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
17. Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan
kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan
mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang
diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
18. Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang
terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk
pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai
dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.

XXII. PENUTUP
1. Meskipun dalam RKS ini pada uraian pekerjaan dan uraian-uraian bahan-bahan
tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan tidak
disebutkan dalam penjelasan pekerjaan ini, perkataan tersebut diatas tetap
dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini.

56
Rencana Kerja Syarat dan Spesifikasi Teknis | MTsN 14 Tanah Datar

2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau
dimuat dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh Penyedia
Jasa, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraiakan dan dimuat dalam RKS
ini, untuk menuju ke penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi.

Padang, Desember 2018


Konsultan Perencana/
Konsultan Individual Zona I

Catra Samil, ST, IAI & Tim


Leader Zona I

57

Anda mungkin juga menyukai