Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan yang

disesuaikan dengan S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melevyn I. Semmel

(1974) dalam Trianto (2013: 189) yaitu pengembangan 4-D Models.

Model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap utama yaitu: Define, Design,

Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu (1) Define

(Pendefinisian) meliputi tahap analisis awal (front-end-analysis), analisis peserta

didik (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept

analysis), dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).

(2) Design (Perancangan) meliputi tahap penyusunan tes acuan patokan

(constructing criterion-referenced test), pemilihan media (media selection),

pemilihan format (media selection). (3) Develop (Pengembangan) meliputi tahap

validasi perangkat oleh para pakar (expert appraisal) diikuti revisi, simulasi, uji

coba terbatas dengan peserta didik (mahasiswa) sesungguhnya (development

testing). (4) Disseminte (Penyebaran) meliputi tahap penggunaan perangkat yang

telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya institusi pendidikan lain,

prodi lain.

Tahap penyebaran (disseminate) ini dilakukan terbatas dengan memberikan

hasil produk pengembangan ke program studi D3 Teknik Elektro Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro UniversitasNegeri Yogyakarta.

40
B. Prosedur Penelitian

Prosedur pengembangan labsheet yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model 4-D dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini

Analisis Awal/Identifikasi Kebutuhan

Analisis Kurikulum

Define
Analisis Karakteristik Peserta Didik

Analisis Tugas Analisis Konsep

Perumusan Tujuan

Penyusunan Acuan

Pemilihan Media
Design
Pemilihan Format

Rancangan Awal (Draft

Validasi Ahli Materi dan Media

Revisi I

Ujicoba Pengembangan Develop

Revisi II

Labsheet Inspeksi dan Tes

Penyebaran Disseminate

Gambar 2 . Prosedur Pengembangan Model 4D

41
Adapun uraian prosedur pengembangan labsheet dengan menggunakan 4-D

Models dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Define (Pendefinisian)

Tahap pendefinisan bertujuan unutk memperoleh informasi di lapangan

antara lain deskripsi keadaan, fakta, harapan, dan solusi guna mendapatkan produk

yang akan diharapkan. Tahap pendefinisian melalui tiga langkah pokok yaitu

analisis awal, analisis peserta didik, dan perumusan tujuan.

a. Analisis Awal

Analisis awal bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada

mata kuliah praktik inspeksi dan tes, keadaan, fakta, harapan, dan solusi mata

kuliah tersebut di program studi D3 Teknik Elektro UNY. Pada tahap ini

diperoleh informasi berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di prodi D3 dan

kondisi sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menemukan

suatu permasalahan, yaitu belum tersedianya lembar kerja atau. Kegiatan

pembelajaran lebih condong ke teori daripada praktik sehingga kegiatan

pembelajaran tidak berjalan semestinya. Berdasarkan permasalahan tersebut

maka perlu dikembangan suatu lembar kerja atau labsheet untuk panduan

praktik inspeksi dan tes. Labsheet yang dikembangkan menyajikan materi yang

bisa mengasah pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam menerapkan

inspeksi dan tes kelistrikan.

b. Analisis Peserta Didik

Tahap ini mengamati karakteristik peserta didik pada mata kuliah

inspeksi dan tes yang akan dijadikan acuan dalam mengembangkan labsheet.

42
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta didik cepat merasa bosan dalam

kegiatan pembelajaran teori dan lebih cenderung ke pembelajaran praktik.

c. Analisis Tugas

Analisis ini dilakukan untuk menentukan isi materi dan kompetensi yang

harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran praktik. Penyusunan labsheet

ini mengacu pada rencana pembelajaran studi dan mengkaji tugas pada mata

kuliah inspeksi dan tes.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan kegiatan mengidentifikasi beberapa konsep

penting yang harus dikuasai peserta didik melalui pembelajaran yang

dituangkan dalam bentuk peta konsep. Peta konsep yang telah disusun

digunakan sebagai dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran.

e. Perumusan Tujuan

Tujuan pembelajaran ini dilakukan untuk menentukan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan isi materi yang akan dipelajari oleh peserta

didik. Tujua pembelajaran yang sudah ditentukan menjadi dasar untuk

merancang perangkat pembelajaran yang kemudian diwujudkan ke dalam

materi labsheet.

2. Design (Perancangan)

Setelah menemukan data-data permasalahan dari tahap pedefinisian,

selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini bertujuan untuk

menemukan cara yang efektif dan efisien untuk merancang labsheet. Tahap

perancangan meliputi:

43
a. Penyusunan Acuan

Penyusunan acuan dibuat berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran

yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik berupa produk, proses,

psikomotor selama dan setelah kegiatan pembelajaran.

b. Pemilihan Media

Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran

yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta

didik. Media dipilih untuk menyesuaikan alanisis peserta didik, analisis konsep

dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran

dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna

untuk membantu peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

c. Pemilihan Format

Pemilihan format dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan

materi pembelajaran. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan prinsip

dasar pembuatan labsheet. Pemilihan format dalam pengembangan

dimaksudkan dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan

sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang isi materi, membuat desain,

yang meliputi desain layout, gambar, dan tulisan.

d. Desain Awal

Desain awal yaitu rancangan media labsheet yang telah dibuat oleh

peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing. Masukan dari

dosen pembimbing akan digunakan untuk acuan revisi desain awal labsheet

sebelum dilakukan pembuatan. Rancangan ini berupa rancangan awal (draf 1)

44
yang meliputi beberapa bagian, yaitu: (1) Topik materi, (2) Kompetensi inti,

(3) Kompetensi Dasar, (4) Teori Dasar, (5) Alat dan Bahan, (6) Keselamatan

kerja, (7) Langkah kerja, (8) Bahan diskusi, (9) Lampiran.

3. Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahapan yang bertujuan untuk

menghasilkan produk akhir setelah melalui proses validasi, revisi, dan ujicoba

pengembangan. Dalam tahap pengembangan terdapat tiga langkah yaitu:

a. Validasi Dosen Ahli

Validasi ahli oleh dosen yaitu proses penilaian yang dilakukan oleh

ahli/praktisi terhadap produk yang dihasilkan mencakup aspek-aspek

kelayakan dengan tujuan mengetahui tingkat kelayakan produk yang

dikembangkan dan mendapatkan masukan sebagai bahan perbaikan dan revisi

produk.

b. Revisi I

Tahap revisi I adalah tahapan revisi produk berdasarkan masukan dari

validator ahli materi dan validator ahli media. Setelah tahap revisi I dilakukan

dengan perbaikan (draft II), kemudian labsheet (produk) siap untuk

dilaksanakan ujicoba pengembangan.

c. Ujicoba Pengembangan

Ujicoba pengembangan dilakukan pada subyek yang sesungguhnya

dimaksudkan untuk mendapat masukan dan penilaian terhadap produk yang

dikembangkan. Subyek ujicoba pengembangan dalam hal ini yaitu peserta

didik (mahasiswa) prodi D3 Teknik Elektro 2015 Fakultas Teknik Universitas

45
Negeri Yogyakarta. Data ujicoba lapangan terhadap mahasiswa didapatkan

melalui kuisioner atau angket.

d. Revisi II

Revisi II adalah proses penyempurnaan labsheet berdasarkan masukan

dari mahasiswa pada tahap ujicoba pengembangan. Tahap revisi II adalah

revisi atau perbaikan akhir sebelum produk disebarkan pada tahap disseminate.

4. Disseminate (Penyebaran)

Tahap penyebaran ini merupakan tahapan terakhir pada pengembangan

model 4-D. Penyebaran ini dilakukan unutk mempromosikan produk yang telah

dikembangkan agar dapat diterima oleh pengguna. Dalam penelitian ini penyebaran

hanya dilakukan di prodi D3 Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta.

C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Pada desain uji coba produk dalam penelitian ini terdapat tahapan penentuan

sumber data, evaluasi ahli, dan uji coba pengembangan. Berikut ini adalah

penjelasan lebih lengkap mengenai desain uji coba yang akan diterapkan:

a. Sumber Data

Sumber data untuk penelitian pengembangan ini diperoleh dari ujicoba

pengembangan yang sebelumnya telah dilakukan penilaian kelayakan labsheet

inspeksi dan tes oleh ahli materi dan ahli media.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah labsheet inspeksi dan tes di prodi D3

Teknik Elketro Universitas Negeri Yogyakarta.

46
c. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik, yaitu mahasiswa

Prodi D3 Teknik Elektro angkatan 2015 Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta.

d. Evaluasi Ahli

Pada tahap evaluasi ahli dilakukan dengan mengambil data kuisioner

(angket) dari dosen ahli materi dan dosen ahli media mengenai kelayakan

labsheet, selanjutnya hasil tersebut dianalisis untuk dijadikan dasar dalam

melakukan revisi I

e. Uji Coba Pengembangan

Pada tahap ini dilakukan uji coba pengembangan terhadap mahasiswa

Prodi D3 Teknik Elektro angkatan 2015 Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta

2. Subjek Coba

Subjek penelitian menurut Arikunto (2010:109) merupakan “Orang yang

dapat merepon, memberikan informasi tentang data penilitian”. Data penelitian

diambil dengan menggunakan angket, dengan subjek evaluasi dalam penelitian

pengembangan ini pada dasarnya terdiri dari:

a. Para ahli yang dibutuhkan sebagai evaluator ahli (Expert Judgement) pada

tahap review yang terdiri dari ahli materi dan ahli media. Sebagai ahli media

dan ahli materi adalah dosen ahli di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Yogyakarta

47
b. Mahasiswa Program Studi Prodi D3 Teknik Elektro angkatan 2016 Fakultas

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta sebagai responden uji coba

pengembangan.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian yang selanjutnya data tersebut dianalisis. Ada dua cara

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data yaitu:

a. Pengujian dan Pengamatan

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari

pengembangan labsheet inspeksi dan tes yang akan dijadikan sebagai media

pembelajaran. Hasil pengujian dipaparkan dengan data berupa uji coba dan

hasilhasil pengamatan.

b. Kuisioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya, Sugiyono (2014: 199). Angket digunakan untuk

menentukan kelayakan media yang dibuat berupa pengembangan labsheet

inspeksi dan tes. Responden yang dilibatkan dalam pengambilan data adalah

dosen ahli materi sekaligus ahli media pembelajaran dan pengguna atau

mahasiswa

c. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2015: 147), instrumen penelitian adalah alat yang

48
dapat digunakan dalam pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

angket. Lembar angket yang digunakan adalah lembar angket tertutup, yaitu

lembar angket yang telah dilengkapi dengan jawaban yang sehingga responden

tinggal memilih sesuai jawaban yang telah disediakan. Cara ini akan sangat

membantu responden dalam menjawab pertanyaan dengan cepat dan

memudhkan peneliti dalam menganalisis data.

Pengujian validasi isi untuk instrumen dapat dilakukan dengan

membandingan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan (Sugiyono, 2015: 182). Pengujian validasi isi secara teknis dapat

dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen yang didalamnya terdapat

variabel yang diteliti, indikator tolak ukur, dan nomor butir. Instrumen dalam

penelitian ini menggunakan lembar angket yang diberikan kepada ahli materi,

ahli media, dan mahasiswa sebagai responden. Berikut adalah rincian kisi-kisi

instrumen penelitian untuk masing-masing responden:

d. Kisi-kisi Kuisioner Ahli Materi

Kuisioner yang dibuat ditinjau dari beberapa aspek yang akan digunakan

dalam uji kelayakan oleh ahli materi untuk mengetahui tingkat kelayakan

produk dilihat dari validasi isi. Instrumen angket validasi materi ini disusun

menggunakan skala rating scale dengan menggunakan empat skala (1-4). Dari

skala tersebut diperoleh kategori/tingkat kelayakan labsheet yang

dikembangkan pada setiap aspek materi. Adapun kisi-kisi kuisioner untuk ahli

materi dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

49
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuisioner Kelayakan Ahli Materi
No Aspek Indikator Butir

Kesesuaian KI dan KD 1, 2
Kelayakan isi
1. Kesesuaian kebutuhan 3, 4
dan tujuan
Keakuratan contoh dan ilustrasi 5, 6

Keterbacaan 7
2. Kebahasaan
Kesesuaian kaidah bahasa 8, 9

Kejelasan kepala labsheet 10, 11

Kejelasan tujuan yang dicapai 12, 13


3. Penyajian
Kejelasan alat dan bahan 14, 15

Kejelasan langkah kerja 16

Letak gambar dan tabel 17

Kejelasan cetak 18
4. Kegrafikan
Desain sampul labsheet 19

Konsistensi tipografi 20, 21

Mempermudah pembelajaran 22, 23

5. Kemanfaatan Memberikan fokus belajar 24

Meminimal peran Pendidik 25

Jumlah Butir 25
Sumber: Pudji Muljiono (2007:21)

e. Kisi-kisi Kuisioner Ahli Media

Kuisioner ahli media ditujukan untuk mengetahui tingkat kelayakan

produk dilihat dari validasi konstruk. Ahli media adalah orang yang

berkompeten dalam bidang multimedia dan kegrafikan. Validasi media ini

menggunkan skala rating scale dengan menggunakan empat skala (1-4). Dari

50
skala tersebut diperoleh kategori atau tingkat kelayakan labsheet yang

dikembangkan pada setiap aspek media labsheet yang telah divalidasi. Adapun

kisi-kisi kuisioner yang digunakan uji kelayakan oleh ahli media ada pada tabel

2 berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Kuisioner Kelayakan Ahli Media


No Aspek Indikator Butir
Penggunaan bentuk dan huruf 1, 2
1. Konsisten Penggunaan jarak dan spasi 3
Tata letak pengetikan maupun margin 4,5
2. Format Penggunaan kolom 6, 7
Naskah, gambar dan ilustrasi 8, 9
3. Organisasi
Susunan judul dan uraian 10, 11
Gambar, bentuk dan ukuran huruf 12, 13
pada sampul
4. Daya Tarik Penggunaan ilustrasi, huruf tebal, 14
miring, dan garis bawah
Penyajian tugas dan lampiran 15, 16
Bentuk dan Bentuk dan ukuran huruf dalam 17
Ukuran bacaan
5. Huruf
Penggunaan huruf capital 18

Sekitar judul maupun batas tepi 19


Ruang
6. 20, 21,
Kosong Spasi antar bagian teks 22

Jumlah Butir 22
Sumber: Azhar Arsyad (2015:85-87)

f. Kisi-kisi Kuisioner Mahasiswa

Kuisioner ini ditujukan untuk mengetahui respon peserta didik jika

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat tiga aspek yang akan

51
digunakan dalam kuisioner ini. Dalam ujicoba ini menggunkan skala rating

scale dengan menggunakan empat skala (1-4). Adapun kisi-kisi kuisioner yang

digunakan dalam ujicoba pada peserta didik (mahsiswa) dapat dilihat pada

pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Kisi-Kisi Kuisioner Responden (Peserta Didik)


No Aspek Indikator Butir
Kejelasan tujuan pemberlajaran 1, 2
Edukatif
1. atau Kelengkapan informasi 3, 4, 5
Materi
Memberikan kesempatan belajar 6, 7
Urutan sajian 8, 9
Kemenarikan labsheet 10, 11
2. Teknis
Kemudahan penggunaan 12, 13
Motivasi belajar 14, 15
Penggunaan font (jenis dan ukuran) 16, 17,
3. Estetika Tata letak 18, 19
Desain tampilan 20
Jumlah Butir 20
Sumber: Rifky Fajar Utomo (2017:40)

E. Pengujian Instrumen

Data penelitian yang valid, akurat, dan dapat dipercaya diperoleh dengan

menggunakan instrumen penelitian yang sesuai. Oleh karena itu, benar tidaknya

data penelitian sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Instrumen

penelitian dikatakan sesuai jika telah memenuhi syarat berupa validitas dan

reliabilitas. Untuk itu instrumen yang dibuat perlu dilakukan pengujian yang

ditinjau dari tingkat validitas dan reliabilitasanya. Berikut dijelaskan untuk uji

validitas dan reliabilitas instrumen.

52
1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Muhammad Munir (2014:187) instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk mengolah dan menginterpretasikan hasil uji coba produk.

Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran

menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Pengujian validitas yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah valditas konstruk. Untuk menguji validitas konstruk

dapat dilakukan dengan mengadakan konsultasi kepada para ahli (Sugiyono, 2014:

352). Validasi instrumen dilakukan sampai terjadi kesepakatan dengan para ahli.

Instrumen dikonsultasikan mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu yang dikonsultasikan kepada para ahli di bidangnya.

Pada penelitian ini para ahli dalam bidang pendidikan adalah dosen Pendidikan

Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta .

2. Uji Realibilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan dan ketetapan hasil

pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila

instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya

sama atau relatif sama. Analisis reliabel ini menggunakan model uji coba terpakai.

Jadi, uji reliabel instrumen ini dilakukan setelah pengambilan data terhadap

labsheet pembelajaran yang dikembangkan. Rumus Alpha digunakan untuk

perhitungan reliabilitas instrumen angket skala Likert model empat pilihan jawaban

yang diberikan kepada peserta didik. Rumus Alpha yang diadaptasi dari Arikunto

(2010) sebagai berikut:


r11 = x 1−
−1

53
Keterangan:
r11 : realibilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ : jumlah varians butir
: varians total

Hasil perhitungan r11 dengan menggunakan rumus di atas kemudian

diinterpretasikan dengan tingkat keadaan koefesien yang menurut (Arikunto: 2010)

sebagai berikut:

Tabel 4. Interpretasi Tingkat Keadaan Koefisien


Hasil Perhitungan r11 Tingkat Keadaan Koefisien
0,750 ≤ r11≥ 1,000 Sangat Tinggi
0,500 ≤ r11 ≥ 0,749 Tinggi
0,250 ≤ r11 ≥ 0,499 Cukup
0,000 ≤ r11 ≥ 0,249 Agak Rendah
(Sumber: Arikunto: 2010)
F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantiatif.

Produk media hasil rancangan yang kemudian diimplementasikan dilakukan uji

kelayakan dengan instrumen menurut skala likert (Sugiyono, 2014: 134). Uji

kelayakan skala likert menggunakan empat pilihan yaitu tidak setuju, kurang setuju,

setuju, dan sangat setuju. Data yang diperoleh berupa gradasi skor penilaian yaitu

1, 2, 3, 4. Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan konversi skor penilaian

yang dapat dikategorikan seperti yang tertera pada tabel 5 sebagaiberikut.

Tabel 5. Kategori Penilaian


Rerata Skor Jawaban Kategori
Mi+1,5 Sdi < X ≤ Mi + 3 Sdi Sangat Layak
Mi < X ≤ Mi + 1,5 Sdi Layak
Mi – 1,5 Sdi < X ≤ Mi Kurang Layak
Mi – 3 Sdi < X ≤ Mi – 1,5 Sdi Tidak Layak
(Sumber: Nana Sudjana, 2016:122)

54
Nilai rata-rata ideal (Mi) dan simpangan deviasi (Sdi) diperoleh dengan

menggunakan rumus seperti pada gambar 3 di bawah ini.

Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)

Sdi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)

(Sumber: Nana Sudjana, 2016: 122)


Gambar 3. Kurva Distribusi Normal

55

Anda mungkin juga menyukai