PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari
kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan dengan
beberapa pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan
kebidanan. Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks,
serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernapasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Alat-alat yang digunakan untuk memeriksa ibu hamil pun tidak sembarangan ada
alat yang khusus dan memilhi fungsi berbeda. Alat ini digunakan untuk pemeriksaan
oleh bidan dan pemeriksaannya meliputi pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), pemeriksaan dengar (auskultasi) dan pemeriksaan ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
2. Apa saja jenis dan fungsi alat untuk pemeriksaan ibu hamil dan ibu bersalin?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami dapat dari rumusan masalah sebagai berikut?
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian pemeriksaan ibu hamil dan ibu
bersalin.
1
2. Untuk mengetahui jenis dan fungsi alat untuk pemeriksaan ibu hamil dan ibu
bersalin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2005.; Manuaba,
2008).
Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan
ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran, dan memberikan pendidikan. Antenatal care penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan selama kehamilan (Marmi, 2011).
2.2 Jenis dan Fungsi Alat Untuk Pemeriksaan Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin
3
3. Tensimeter/Spigmoma untuk mengukur tekanan
nometer darah atau kekuatan
jantung memompa darah
ke seluruh tubuh, dalam
keadaan normal atau tidak
pemeriksaan rongga
hidung,telinga dan
4
tenggorokan
5
14. Bengkok/nierbeken untuk tempat penampung
kotoran atau sampah
6
19 Sabun anti septik, berfungsi untuk
handuk , dan air.
melakukan tindakan cuci
tangan baik setelah
7
B. Jenis dan fungsi alat pemeriksaan ibu bersalin
8
4. Stetoskop untuk memeriksa dengan
akultulasi atau mendengar
pemeriksaan rongga
hidung,telinga dan
tenggorokan
9
8. Meterline/metelin Untuk mengukur tinggi
fundus uteri
10
14. Bengkok/nierbeken untuk tempat penampung
kotoran atau sampah
11
19 Pispot dan air cebok untuk tempat BAK dan
BAB utnuk pasien
bersalin, dan pasien yang
tidak bisa ke wc,
1. Pemeliharaan
12
Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi : pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen.
Alat yang terbuat dari Kaca yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang
dengan deterjen dapat dibersihkan dengan merendamnya di dalam larutan kalium
bikromat 10% dalam asam sulfat pekat.
2) Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan
karat (stainless steel) cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat
yang tidak terlalu lembab.
3) Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon, ditempatkan
pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas.
4) Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering.
2. Penyimpanan Bahan
Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan
yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah. Peralatan disimpan di tempat
13
tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan dihindarkan berdekatan dengan bahan
kimia yang bersifat korosi. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis, sifat, ukuran/volume dan bahaya dari masing-masing alat/bahan
kimia.
14
porselein, dan gelas ukur. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan
instrumen yang memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat halus,
seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di
tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif.
Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas dari
zat atau uap korosif serta bebas goncangan. Masing-masing tempat
penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang diperlukan.
Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadanberdiri. Oleh karena itu,
pipet dan buret perlu diletakkan pada tempat yang khusus.
3. Penyimpanan Alat
Alat yang tidak boleh ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan alat itu
rusak, misalnya karena lembab, panas, berisi zat-zat korosif, letaknya terlalu tinggi
bagi alat yang berat. Alat yang mahal atau yang berbahaya disimpan di tempat yang
terkunci.
Cara menempatkan atau menyimpan alat dapat didasari pemikiran nalar (logis)
a. Keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu alat diambil dari atau
dikembalikan ke tempatnya;
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran.
Kita sebagai tenaga kesehatan harus mengerti dan memahami apa saja alat-alat
yang digunakan saat melakukan pemeriksaan fisik, selain itu kita juga harus tau dan
dapat mempraktekkan semuanya baik dari cara pemeriksaan maupun penyimpanan
dan perawatan alat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Vika Sakinah dan Arulita Ika Fibriana. 2015. Unnes Journal of Public Health. Upaya
peningkatan pengetahuan, sikap dan kunjungan Antenatal care (anc).
ISSN 2252-6528
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-bersalin
Anik Muryani. 2011. KDPK. Trans info media, jakarta. ISBN : 978-602-202-032-5
17