BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
LDL ( Low Density Lipoprotein ) merupakan salah satu lipoprotein
yang digunakan sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan perifer, sintesis
membran, dan hormon steroid (Dyah P, 2010). LDL juga salah satu
lipoprotein yang memiliki kandungan koleterol yang tertinggi (Winarso,
2016), jika kadar LDL tinggi di dalam darah menyebabkan plak pada
dinding pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan lumen yang
menyebabkan penyakit kardiovaskular (Wirya, 2012). Penyakit
kardiovaskular merupakan penyakit yang disebabkan adanya gangguan
pada organ jantung maupun pembuluh darah, sehingga tidak dapat
berfungsi secara normal yang menyebabkan munculnya penyakit jantung
koroner, stroke, hipertensi, dan penyakit jantung rematik (Action on
Smoking and Health, 2014).
Penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke
banyak dijumpai pada kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-
74 tahun, akan tetapi berdasarkan diagnosis atau gejala, penyakit jantung
koroner, gagal jantung dan stroke cukup banyak pula ditemukan pada
penduduk kelompok umur 15-24 tahun. Berdasarkan diagnosis dokter,
prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5%
atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung
koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang
(0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita
paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektifitas ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) dengan
dosis 200, 400, dan 800 mg/Kg/BB terhadap penurunan kadar LDL (Low
Density Lipoprotein) pada tikus putih (Rattus norvegicus L) yang
diinduksikan hiperkolesterolemia ?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak biji
pepaya (Carica papaya L) terhadap penurunan kadar LDL (Low
Density Lipoprotein) pada tikus putih (Rattus norvegicus L) yang
telah diinduksikan hiperkolestemia.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kandungan flavonoid, saponin, dan tannin dalam
biji pepaya (Carica papaya L) yang dapat menurunkan kadar LDL
terhadap tikus putih (Rattus norvegicus L) yang diinduksikan
hiperkolestemia.
Untuk menentukan penurunan kadar LDL (Low Density
Lipoprotein) terhadap tikus putih (Rattus norvegicus L) yang
diinduksikan hiperkolesterolemia setelah diberi ekstrak biji pepaya
(Carica papaya L) dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/Kg/BB.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan
tentang ekstrak biji pepaya ( Carica papaya ) yang dapat menurunkan
kadar LDL (Low Density Lipoprotein)
2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan pustaka bacaan untuk para Mahasiswa mengenai
biji pepaya ( Carica papaya ) yang dapat menurunkan kadar LDL
(Low Density Lipoprotein)
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bahwa biji pepaya ( Carica papaya ) dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan kadar LDL (Low Density
Lipoprotein)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lipid atau Lemak
a. Definisi
Lemak adalah salah satu komponen makro–nutrien yang
mengandung energi terbesar jika dibandingkan dengan karbohidrat
maupun protein. Seperti protein, molekul lemak tersusun atas
komponen mikro atau disebut dengan asam lemak. Asam lemak
merupakan bagian penting dari lemak, di mana lebih dari 40 asam
lemak telah diketahui. Asam lemak dapat dinyatakan dengan
formula umum sebagai berikut : CH₃(CH₂)nCOOH, di mana ‘n’
bervariasi dari 0 hingga 24 dan biasanya angka genap. Lemak
bersifat tidak larut dalam air, akan tetapi lemak dapat larut pada
pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzena (Subandiyono,
2016).
10. Stress
Stress dapat mempengaruhi hormon tubuh,
hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada mekanisme tubuh yang dapat berdampak pada
kadar LDL.
2. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme yang
terjadi secara primer maupun sekunder akibat berbagai penyakit yang
berkontribusi terhadap beberapa jenis penyakit, khususnya penyakit
kardiovaskuler. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan
hiperlipidemia dan hiperlipoproteinemia. Hiperkolesterolemia dapat
terjadi akibat kelainan kadar lipoprotein dalam darah yang dalam
jangka panjang mempercepat kejadian arteriosklerosis dan hipertensi
yang bermanifestasi dalam berbagai penyakit kardiovaskuler, salah
satu penyakit yang timbulkan adalah penyakit jantung koroner. Di
mana kadar lipoprotein yang meningkat adalah LDL (Low Density
Lipoprotein).
lebih besar dari pada mencit. Dua sifat yang membedakan dari
hewan percobaan lain adalah Rattus novergicus tidak mudah
muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat
esophagus bermuara ke dalam lambung dan tidak memiliki
kantung empedu (Chaqiqi, 2013).
Tabel 2. Data biologis tikus (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998)
Kriteria Keterangan
Berat lahir 5-6 gr
Berat badan dewasa
Jantan 300-400gr
Betina 250-300 gr
Kecepatan tumbuh 5gr/ hari
Lama hidup 2-3 tahun, dapat 4 tahun
Suhu (rektal) 36-39oC (rata-rata 37,5oC)
5. Ektraksi Maserasi
Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia atau zat
yang terdapat dalam suatu bahan, bahan tersebut dapat larut pada zat
atau larutan tertentu sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat
larut dengan menggunakan pelarut. (Supomo, 2019).
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak
digunakan. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan serbuk
tanaman dan juga ditambah pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert
yang tertutup rapat dalam suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan
ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam
pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses
ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan.
Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak
waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan
beberapa senyawa akan hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin
saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode
maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat
termolabil (Mukhriani, 2014).
18
B. Kerangka Pemikiran
Kandungan flavonoid
Hiperkolesterolemia
Keterangan :
Yang diteliti
Tidak diteliti
19
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka disusun kerangka konsep
mengenai hubungan anatara variabel penelitian yang digambarkan sebagai
berikut :
- Penyesuaian
lingkungan tikus
- Predator tikus
yang berada di
sekitar kandang
Variabel Pengganggu
D. Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica
papaya L.) terhadap penurunan kadar LDL (Low Density Lipoprotein)
pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.)
H1 : Adanya pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya
L.) terhadap penurunan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) pada tikus
putih jantan (Rattus norvegicus L.)
20
E. Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter Metode Alat Ukur Skala
Ekstrak Biji Ekstrak yang Gram Ekstraksi Rasional
Pepaya diperoleh
(Carica dengan cara
papaya L.) maserasi
menggunakan
pelarut ethanol
Kadar Kadar trigliserid mg/dl GPO- Fotometer Nominal
Trigliserid darah tikus yang PAP
diukur dengan
metode CHOD-
PAP (enzymatic
photometric
test)
Kadar HDL Kadar HDL mg/dl Direct Fotometer Nominal
(High darah tikus yang method
Density diukur dengan
Lipoprotein) metode CHOD-
PAP (enzymatic
photometric
test)
yang dibagi
5 (jika kadar
trigliserida
di bawah
400 mg/dl)
atau jumlah
kolesterol
total yang
dikurangi
HDL
ditambah
trigliserid
yang dibagi
6 (jika kadar
trigliserida
di atas 400
mg/dl)
Kadar Jumlah IU/L CHOD-PAP Fotometer Nominal
Koleterol kolesterol
Total LDL, HDL,
dan 1/5
trigliserida
yang diukur
dengan
metode
CHOD-PAP
(enzymatic
photometric)
22
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental yaitu dengan melakukan uji
efektivitas ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap kadar LDL
(Low Density Lipoprotein) pada tikus putih (Rattus norvegicus L.)
hiperkolesterolemia.
(4-1) (n-1) ≥ 15
3(n-1) ≥ 15
3n-3 ≥ 15
23
3n ≥ 15+3
3n ≥ 18
n≥6
Keterangan :
D. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan untuk perawatan tikus putih :
1) Kadang mencit berukuran 60 x 40 x 50 cm
2) Tempat pakan dan minumannya
3) Sekam
4) Sonde oral tikus
Alat yang digunakan untuk ekstraksi biji pepaya :
1) Rotary ovaporator
2) Botol maserasi
3) Pipet tetes
4) Gelas ukur
5) Vortex
6) Timbangan analitik
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan :
1) Spektrofotometer UV-Vis double beam
2) Kuvet
24
3) Centrifuge
4) Pipet tetes
5) Tabung vakum tutup merah tanpa antikoagulan untuk serum
6) Blue tip dan yellow tip
7) Tabung reaksi
8) Eppendorf
9) Mikropipet
10) Kapas steril
2. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
30 ekor tikus jantan dengan berat 200-300 gram
Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
Aquades
Pakan standar berupa pellet
Makanan tinggi kolesterol berupa campuran telur puyuh dan
minyak babi
Larutan etanol 96%
Alkohol
Reagen CHOD-PAP
Reagen GPO-PAP
Reagen HDL
Sampel darah tikus yang terdapat pada tabung vakum dengan
tutup merah, lalu dicentrifuge dan diambil serumnya
F. Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dalam 7 tahap, yaitu :
1. Persiapan hewan uji
Persiapan Hewan Uji Dalam penelitian ini digunakan tikus putih
jantan sebanyak 30 ekor dengan berat badan 200-300 gram yang
diperoleh dari Farmasi
Tikus putih jantan dibagi dalam 5 kelompok perlakuan dan setiap
kelompok terdapat 6 ekor.
Sebelum penelitian dimulai tikus diaklimasi selama 7 hari dalam
kondisi laboratorium.
Setiap hari tikus diberi pakan standar berupa pellet dan air minum
2. Pembuatan pakan tinggi kolesterol
Pembuatan Pakan Tinggi Kolesterol khusus untuk meningkatkan
kadar kolesterol diberikan setiap hari selama 14 hari.
Pada penelitian ini digunakan campuran telur puyuh dan lemak
babi dengan perbandingan 2:1.
Pada 1 tikus diberikan 2 telur yang dilarutkan dalam 1 ml lemak
babi dan diberikan dengan metode sonde oral tikus sebanyak 2
ml/ekor/hari.
3. Pembuatan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L)
Pisahkan biji pepaya matang (berwarna hitam) dari buahnya.
Keringkan biji pepaya selama 24 jam
Biji yang telah kering dicuci bersih dengan air mengalir dan juga
untuk melepaskan kulit ari yang melekat pada biji pepaya
Biji pepaya dihaluskan dengan blender
Biji pepaya yang sudah halus, kemudian dilakukan maserasi
dengan merendam biji pepaya halus di dalam 500 ml etanol 96%
selama 3 hari
26
5. Pemberian perlakuan
Perlakuan Pemberian perlakuan pada mencit yang dibagi menjadi 5
kelompok dilakukan setelah kadar kolesterol darah mencit mencapai
diatas 100 mg/dl. Adapun perlakuannya sebagai berikut:
Kontrol (-) : pakan standar berupa pellet sampai akhir masa
penelitian selama 28 hari.
27
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari parameter uji berupa berat badan dan kadar
kolesterol total yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji
ANOVA pola searah dengan taraf signifikansi α=5% dan jika ada
perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji Least Signifficant
Difference (LSD) pada taraf signifikansi α=5%.
31
H. Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari – Februari 2020.
Tabel 3. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Penelitian Bulan : Bulan : Bulan :
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengambilan sampel
2 Pemeriksaan Sampel
3 Pengumpulan data
4 Analisa data
5 Penyusunan laporan
32
I. Alur Penelitian
6 ekor tikus 6 ekor tikus 6 ekor tikus 6 ekor tikus 6 ekor tikus
K- K+ P1 P2 P3
Pakan standar Pakan standar Pakan standar + diet tinggi kolesterol selama 14 hari
(pellet) (pellet) + pakan
Tinggi
sampai akhir
kolesterol
masa Sampai akhir Pengambilan darah, pemeriksaan kadar kolesterol
penelitian masa penelitian total
Analisis data
33
DAFTAR PUSTAKA
Adam, JM. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Action on Smoking and Health. 2014. Action on Smoking and Health. [Online]
Tersedia di: http://www.ash.org.uk/files/documents/ASH_117.pdf
[Diakses tanggal 2 Juni 2016].
Depkes RI. 2000. Investaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jakarta : Departemen
Kesehatan RI. Halaman 233.
Dr. Ir. Sri Wahyuni, M.Kes. Metabolisme Biokimia Modul : 4. Bali : Universitas
Udayana.
34
Dr. Ir. Subandiyono, M.App.Sc., Dr. Ir. Sri Hastuti, M.Si., 2016. Nutrisi Ikan.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Dyah P. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Labu Siam (Sechium edule (Jacq.)
Sw.) Terhadap Kadar Kolesterol LDL tikus putih (Rattus norvegicus)
yang Diinduksi dengan Pakan Hiperkolesterolemia. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Jayanti A.P., Sumarni, Sri. 2018. Asupan Lemak, Aktivitas Fisik dan Kegemukan
Pada Remaja Putri di SMP Bina Insani Surabaya. Surabaya :
Universitas Airlangga. 13, 2, 117 – 122.2018
Mayes P.A, Rodwell V.W., Murray R.K, Granner D.K. 2003. Biokimia harper.
Edisi 25. Terjemahan Andry Hartono. Jakarta: EGC. hlm. 254-77.
Winarso, A., Rusita, Y.D. & Yunianto, B. 2016. Pengaruh Bawang Merah
(Allium Cepa, L.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darh Pada
Penderita Hiperlipidemia diwilayah Kerja Puskesmas Karangnongko
Kabupaten Klaten. 5, pp.58–63.2016
Wirya, L.P.A.I., 2012. Pemberian Ekstrak Air Lidah Buaya (Aloe Vera L.)
Memperbaiki Profil Lipid Darah Tikus Jantan Wistar Dengan
Dislipidemia.