Anda di halaman 1dari 133

SKRIPSI

HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN


ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE BERBASIS TEORI SWANSON
DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD JOMBANG

ISTIQOMAH
14.321.0023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN
ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE BERBASIS TEORI SWANSON
DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

ISTIQOMAH
14.321.0023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018

i
ii
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 26 April 1996 putri dari

bapak Sugianto dan ibu Siti Rukayah. Peneliti merupakan anak pertamadari 2

bersaudara.

Tahun 2008 peneliti Lulus dari MI Islamiyah Kacangan, Tambakrejo,

Bojonegoro. Tahun 2011 peneliti lulus dari MTS Kacangan, Tambakrejo,

Bojonegoro. Tahun 2014 peneliti lulus dari SMA N 1 Tambakrejo, dan pada tahun

yang sama peneliti lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang

melalui jalur gelombang 1. Peneliti memilih program Studi S1 Keperawatan dari

lima pilihan program Studi yang ada di STIKes ICMe Jombang dan melanjutkan

program Ners.

Demikian riwayaat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, 2018

Peneliti

vii
MOTTO

“ Seseorang yang giat dalam melakukan segala hal kelak akan mencapai
kesuksesan dan kebahagiaan, meskipun rintangan yang ditempuh sangat amat
berat, tetapi dengan perjuangan dan keikhlasan hati itu, mereka akan sangat
bahagia setelah mendapatkan apa yang dia inginkan”

viii
PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana
ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
1. Ayah “Sugianto” dan ibu “Siti Rukayah” tercinta yang selalu memberikan
segala dukungan, do’a, cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada
mungkin dapat aku balas. Hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata
persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia.
2. Adekku tersayang “Silvia Dwi Agistin” yang selalu memberiku kebahagian
walau kadang bertengkar tapi engkaulah warna dihidupku dan tidak akan bisa
tergantikan.
3. Keluarga Lainnya Kakek Nenek dan Saudara yang selalu mendukung dan
mendoakan untuk kesuksesan ini.
4. Bapak Arif Wijaya, S.Kp.,M.Kep dan Bapak Leo Yosdimyati R.
S.Kep.,Ns.,M.Kep yang tiada bosan dan lelah dalam membimbing dan
mengarahkan saya selama ini, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini.
5. My Dear “Kristianopika” terimakasih atas kasih sayang,perhatian dan
kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam
menyelesaikan karya sederhana ini.
6. Teman Seperjuangan yang berjuang mendapatkan gelar S. Kep, Terutama
untuk Teman sekelompok “Ari Widiarto”, “Budi Suprapto”, “Lailatul
Fitrika”, “Lailin Mufidah”, ”Rifki Ainur S.”, “Rista Nur K.”,dan “Yuli
Kristya” karna selama ini kita dalam mengerjakan dan melakukan bimbingan
skripsi ini bersama-sama, semoga sukses untuk kita semua “AMIN”.
7. My best friend’s saat di Jombang diantaranya “Ismi Sulaikha”, “Lismiati”,
“Merita Ayu Lestari.”, “Nirwana Dewi Agustin.”, terimakasih atas doa,
nasehat, bantuan, hiburan, traktiran, ejekan, dan semangat yang kalian berikan
selama aku kuliah dan tinggal di Jombang , aku tidak akan pernah melupakan

ix
semua yang telah kalian berikan selama ini, meskipun kadang kita pernah ada
berantemnya.
8. Buat adek-adek kos putri wati oa oe terimkasih sudah memberikan keributan
saat kakak-kakak mengerjakan skripsi terutama “Grazila Dyah A.”, “Nanda
Ardian”, “Neni Nugraheni”, “Cindy Arsita”.
9. Buat teman-teman semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
terimakasih atas bantuan,do’a,nasehat,hiburan,dan semangat yang kalian
berikan selama ini.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Hubungan Sikap Caring Perawat Dengan Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien
Stroke Berbasis Teori Swanson Di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang”. Skripsi
ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi S1
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM, MM. selaku ketua
STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kepselaku Kaprodi
S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang, Bapak Arif Wijaya, S.Kp.,M.Kep
selaku Pembimbing 1 dan Bapak Leo Yosdimyati R. S.Kep.,Ns.,M.Kepselaku
Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, kepada Direktur Rumah Sakit dan Kepala
Ruangan Flamboyan RSUD Jombang yang telah memberikan ijin penelitian,
kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil
selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang, serta semua pihak yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan skripsi ini dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan
kritik sehingga penelitian ini dapat terselasaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh
karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jombang, 2018

Peneliti

xi
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN
ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE BERBASIS TEORI SWANSON
DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD JOMBANG

Istiqomah

Stikes ICMe Jombang


Program Studi S1 Keperawatan
Email : Istiqomah260496@gmail.com

ABSTRAK

Sikap caring perawat sangat penting diberikan kepada individu, kelompok,


masyarakat yang sakit untuk meningkatkan kondisi kehidupannya. Kenyataannya
masih ada perawat yang menganggap caring tidak penting terutama dalam
pelaksanaan oral hygiene, karna keterbatasan waktu. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral
hygiene pada pasien stroke.
Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional.
Populasi semua pasien stroke yang ada di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang
berjumlah 183 responden. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling
didapatkan 40 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi.
Variabel independent sikap caring perawat, variabel dependent pelaksanaan oral
hygiene. Analisis menggunakan chi-square.
Hasil penelitian, sebagian besar perawat caring berjumlah 29 orang
(72,5%), pelaksanaan oral hygiene kriteria baik, sebagian besar berjumlah 21
orang ( 52,5%), sebagian besar caring perawat dalam pelaksanaan oral hygiene
kriteria baik berjumlah 21 orang (52,5%).
Sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke
berbasis teori swanson di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang ada hubungan.
Perawat dengan meningkatkan sikap caring terutama dalam pelaksanaan oral
hygiene dapat memberikan kualitas yang baik agar tercipta pelayanan yang
profesional.

Kata kunci : Caring, oral hygiene, stroke, Swanson

xii
THE RELATION OF ATTITUDE CARING NURSE BY THE
IMPLEMENTATION OF HYGIENE ON STROKE PATIENT BASED ON
SWANSON THEORY IN FLAMBOYAN ROOM, GENERAL HOSPITAL
REGIONAL JOMBANG

Istiqomah

Stikes ICMe Jombang


Program Studi S1 Keperawatan
Email : Istiqomah260496@gmail.com

ABSTRACT

The Attitude of caring nurses is very important to be given to


individuals, group, the society who got sick to improve the condition for his life.
In the fact there are nurse who considered caring is not important especially in the
oral hygiene, because of limited time. The purpose of this research is to find the
relation of atitude nurse caring with the oral hygiene on stroke patients.
The quantitative of research with a design cross-sectional of research.
The population all of stroke patients who were in the Flamboyant, there were 183
total of Jombang respondents at the Hospital. The sampling method was using
consecutive sampling that was gotten 40 sample. The Data collection used the
questionnaires and observation. The Independent variable is the attitude caring
nurse, the variable dependent is the implementation of oral hygiene. The Analysis
was using chi-square.
The result of research, the majority of caring nurses were 29 the (72,5
%), the implementation of hygiene criteria was good, most of them were 21
people (52,5 %), the majority of caring nurses in their implementation of hygiene
criteria were well as 21 people (52,5 %)
The Attitude of caring nurses by the implementation of oral hygiene on
stroke patients based on theory swanson in the flamboyant, hospital jombang was
link. Nurses by increasing attitude caring who especially in the oral hygiene can
provide a good quality in order to keep the professional services.

Keywords: Caring, oral hygiene, stroke, Swanson.

xiii
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM ................................................................................. I
SURAT KEASLIAN ............................................................................... Ii
SURAT BEBAS PLAGIASI................................................................... Iii
SURAT PERNYATAAN.. ...................................................................... Iv
LEMBAR PERSETUJUAN. ................................................................... V
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... vI
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. Vii
MOTTO ................................................................................................... Viii
PERSEMBAHAN ................................................................................... Ix
KATA PENGANTAR............................................................................. Xi
ABSTRAK .............................................................................................. Xiii
ABSTRACT .............................................................................................. Xii
DAFTAR ISI ........................................................................................... Xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... Xvi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. Xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... Xviii
DAFTAR LAMBANG ............................................................................ Xix
DAFTAR SINGKATAN......................................................................... Xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah.. ................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitia .................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stroke.. ............................................................................ 6
2.1.1 Definisi stroke. .................................................................. 6
2.1.2 Klasifikasi stroke ................................................................ 6
2.1.3 Etiologi stroeke ................................................................... 9
2.1.4 Manifestasi klinis................................................................ 10
2.1.5 Faktor resiko. ...................................................................... 10
2.1.6 Komplikasi stroke.. ............................................................. 14
2.2 Konsep Oral Hygiene................................................................... 15
2.2.1Definisi oral hygiene ........................................................... 15
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut ........ 16
2.2.3 Cara menggunakan kebersihan mulut.. .............................. 18
2.2.4 Dampak positif dilakukan kebersihan mulut ...................... 22
2.3 Konsep Perawat............................................................................ 23
2.3.1 Definisiperawat................................................................... 23
2.3.2 Peran dan fungsi perawat.................................................... 23
2.3.3 Peran pelaksana perawat ..................................................... 24
2.3.4 Peran sebagai pendidik.. ..................................................... 24
2.3.5 Peran perawat sebagai pengelola.. ...................................... 24
2.4 Konsep Caring. ............................................................................ 25
2.4.1 Definisi caringmenurut swanson ....................................... 25

xiv
2.4.2 Caring secara umum.. ........................................................ 26
2.4.3 Dimensi caring menurut swanson ..................................... 27
2.4.4 Komponen caring. ............................................................. 28
2.4.5 Indikator caring. ................................................................ 30
2.4.6 Caring dalam praktik keperawatan.. .................................. 32
2.4.7 Jenis-jenis caring.. ............................................................. 34
2.5 Konsep Sikap. .............................................................................. 35
2.5.1 Definisi sikap.. ................................................................... 35
2.5.2 Komponen sikap ................................................................ 36
2.5.3 Ciri-ciri sikap ..................................................................... 37
2.5.4 Sifat sikap........................................................................... 37
2.5.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap.. ......................... 38
2.5.6 Tingkatan sikap.. ................................................................ 39
2.5.7 Cara pengukuran sikap....................................................... 40
2.6 Hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral 41
hygiene.. ......................................................................................
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 KerangkaKonseptual .......................................................... 43
3.2 Hipotesis. ............................................................................ 44
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian.................................................................... 45
4.2 Desain Penelitian ................................................................ 45
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian. ............................................ 45
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling.. ........................................ 46
4.5 Kerangka Kerja ................................................................... 48
4.6 IdentifikasiVariabel............................................................. 49
4.7 DefinisiOperasional. ........................................................... 50
4.8 PengumpulanData dan Analisa Data .................................. 51
4.9 EtikaPenelitian .................................................................... 57
4.10 Keterbatasan.. ...................................................................... 58
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ................................................................... 59
5.2 Pembahasan......................................................................... 65
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................... 76
6.2 Saran. .................................................................................. 76
DAFTARPUSTAKA. ............................................................................ 78
LAMPIRAN ........................................................................................... 81

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional ....................................................................................


30
Tabel 5.1 Karakteristik perawat berdasarkan usia. ...................................................... 60
Tabel 5.2 Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin. ................................ 60
Tabel 5.3 Karakteristik perawat berdasarkan pendidikan................................61
Tabel 5.4 Karakteristik perawat berdasarkan masa kerja ................................61
Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan usia ................................................... 61
Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ................................ 62
Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan. ................................ 62
Tabel 5.8 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ................................
63
Tabel 5.9 Karakteristik responden berdasarkan agama. ................................ 63
Tabel 5.10 Karakteristik responden berdasarkan kriteria sikap caring 63
perawat................................................................................................
Tabel 5.11 Karakteristik responden berdasarkan kriteria pelaksanaan 64
oral hygiene. ................................................................................................
Tabel 5.12 Analisis hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan 64
oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson di
Ruang Flamboyan, RSUD Jombang............................................................

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar3.1 Kerangkakonseptual .......................................................................... 37


Gambar4.1 Kerangkakerjapenelitian hubungan sikap caring perawat
dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke
berbasis teori swanson di ruang Flamboyan, RSUD 42
Jombang .............................................................................................

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar penjelasan penelitian ................................................................ 61


Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi respoden .................................................. 82
Lampiran 3 Data demografi responden ................................................................ 83
Lampiran 4 Lembar kisi-kisi sikap caringperawat .................................................... 85
Lampiran 5 Lembar kisi-kisi observasi pelaksanaan oral hygiene ............................ 86
Lampiran 6 Kuesioner sikap caring perawat ............................................................. 87
Lampiran 7 Lembar observasi oral hygiene ............................................................... 88
Lampiran 8 Data umum perawat ................................................................ 91
Lampiran 9 Data umum pasien ..................................................................................
92
Lampiran 10 Tabulasi data perawat ................................................................93
Lampiran 11 Tabulasi data responden ................................................................ 94
Lampiran 12 Tabulasi jawaban kuesioner sikap caring perawat ................................ 96
Lampiran 13 Tabulasi jawaban observasi pelaksanaan oral hygiene .......................... 98
Lampiran 14 Hasil spss caring perawat, pelaksanaan oral hygiene, 100
tabulasi silang caring perawat dengan pelaksanaan oral
hygiene ................................................................................................
Lampiran 15 Distribusi frekuensi jawaban kuesioner sikap caring 101
perawat ................................................................................................
Lampiran 16 Distribusi frekuensi jawaban observasi pelaksanaan oral 103
hygiene ................................................................................................
Lampiran 17 Surat pernyataan acc perpustakaan ......................................................... 105
Lampiran 18 Lembar disposisi .....................................................................................
106
Lampiran 19 Uji KEPK ................................................................................................
107
Lampiran 20 Surat keteranagan telah melakukan penelitian ................................ 108
Lampiran 21 Lembar konsul dosen pembimbing 1 ...................................................... 109
Lampiran 22 Lembar konsul dosen pembimbing 2 ...................................................... 111

xviii
DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : Hipotesis alternatif

2. α : Alfa (tingkat signifikasi)

3. > : Lebih besar

4. < : Lebih kecil

5. % : Prosentase

DAFTAR SINGKATAN

1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

2. ICMe : Insan Cendekia Medika

3. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

4. KEPK : Komite Etik Penelitian kesehatan

5. DEPKES : Dapartemen Kesehatan

6. Bakesbangpol : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

7. PTSP : Pelayanan Terpadu Satu Pintu

8. LDL : Low Density Lipoprotein

9. PSA : Perdarahan Subaraknoid

10. PIS : Perdarahan Intra Serebral

11. TIA : Transient Ischemic Attack

12. RIND : Reversible Ischemic Neurologic Defisit.

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan professional dapat dilakukan oleh perawat dengan

memperlihatkan perilaku caring (Ilkafah, 2017). Sikap caring diberikan

melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik (Erdianti, 2017). Caring adalah

kepedulian secara langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau

perilaku kepada individu atau kelompok malalui antisipasi kebiasaan untuk

meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan (Leininger, 1979 dalam

George, 2010). Caring merupakan pusat keperawatan tetapi pada

kenyataannya caring dianggap tidak penting lagi karena perubahan dari

lingkungan pelayanan kesehatan yang tidak tenang seperti keterbiasaan

waktu, berbagai tekanan serta perkembangan teknologi termasuk komputer

dimana sebagian pelayanan dilakukan oleh robot dengan tidak

memperhatikan sentuhan kemanusiaan (Potter dan Perry, 2007).

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting,

kurangnya menjaga kebersihan mulut dapat menimbulkan beberapa masalah

mulut (Erdianti, 2017). Terkait dengan kesehatan mulut dan perawatan

kesehatan tubuh pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran sangatlah

penting terutama dalam menjaga kebersihan mulut (Lehner T, 2011 dalam

Rini Wulandari, 2015). Oral hygiene merupakan suatu tindakan untuk

membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi menurut (Taylor dalam

Tucker, 2011). Salah satu tugas perawat diantaranya adalah menjaga

1
2

kebersihan mulut (oral hygiene) , tindakan ini bisa dilaukan pada pasien yang

tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri

sehingga membutuhkan bantuan perawat (Nur Sholiha, 2016).

Kebersihan mulut (oral hygiene) belum menjadi budaya rutin dalam

tindakan keperawatan pada pasien di rumah sakit sehingga berpengaruh besar

dalam pembentukan sikap caring perawat (Rini Wulandari, 2015). (Agus,

2009), berpendapat bahwa perawat dalam memberikan tindakan kebersihan

mulut yang tidak kondusif dapat mempengaruhi perilaku kepedulian perawat

terhadap kebersihan mulut. Menjaga kebersihan mulut adalah salah satu

tindakan yang diperlukan agar mulut terhindar dari infeksi, dan dapat

menyegarkan mulut (Rini Wulandari, 2015). Individu umumnya memiliki

sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting (Setiawati, 2010).

Kecenderunagan ini dapat dimotivasi oleh keinginan diri sendiri dan keinginan

menghindari konflik dengan oang yang dianggap penting, budaya rutinitas

menjaga kebersihan mulut akan sulit dilakukan oleh perawat apabila perawat

tidak memiliki sikap caring (Suyani, M, 2010).

Penelitian Rahayu (2001), menunjukan hasil bahwa asuhan keperawatan

dilihat dari sikap caring perawat tampak adanya kondisi yang kurang positif,

terlihat pada proporsi perawat yang caring 51,9% dan tidak caring 49,1%.

Muhasidah (2002), melaporkan hasil penelitian yang sama bahwa distribusi

perawat yang caring 49,7% dan yang tidak caring 50,3%. Menurut Apriana

(2018:4), bahwa pelaksanaan oral hygiene dalam kriteria cukup baik sebanyak

56,7% dan dalam kategori baik sebanyak 60,0%. Bersasarkan studi

pendahuluan diruang Flamboyan, RSUD Jombang pada tanggal 5 maret 2018


3

yang terdiri dari 38 perawat dan rata-rata pasien perbulan 183, terdapat

beberapa perawat yang kurang caring dalam melaksanakan kebersihan mulut

(oral hygiene).

Berdasarkan hasil wawancara studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

dengan tiga pasien mengatakan perawat kurang ramah dalam melaksanakan

tindakan kebersihan mulut diantaranya tidak menanyakan respon pasien

setelah dilakukan tindakan kebersihan mulut tersebut.

Pasien yang mengalami penyakit stroke akan mengalami gangguan

imobilitas fisik, gangguan menelan makanan lewat mulut sehingga dapat

menjadi salah satu penyebab terjadinya paradangan selaput lendir mulut

(Stevens,2009). Pasien yang mengalami gangguan menelan makan diberikan

makanan melalui selang, sehingga ludah jarang mengalami pergantian yang

memudahkan terbentuknya koloni mikrflora oral komensal, apabila dibiarkan

keadaan tersebut dapat mendorong terjadinya infeksi rongga mulut

(Marni,2012).

Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial.

Dengan perilaku caring perawat yang melakukan tindakan kebersihan mulut

dapat mengatasi salah satu terjadinya infeksi rongga mulut (Rini Wulandari,

2015). Perawat menyampaikan ekspresi emosi – emosi tertentu kepada pasien

atau klien, dengan melakukan aktivitas peran yang spesifik, aktivitas yang

dimaksud meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang

mempunyai kebutuhan khusus (Dwidiyanti, 2007). Pasien yang mengalami

gangguan imobilitas fisik sangat membutuhkan bantuan perawat dalam

membantu menjaga kebersihan mulut (Rello, 2007). Terjadinya infeksi rongga


4

mulut dapat terjadi apabila ketidak mampuan pasien untuk merawat dirinya

dalam melakukan kebersihan mulut bila tidak dilaksanakan (Ahmad, 2012).

Oleh karena itu diperlukan peran perawat yang baik sebagai pemberi

pelayanan yang memadaidalam menjalankan tugas dan fungsinya, perawat

perlu membekali diri dengan pengetahuan, sikap, kepedulian dan perilaku

(Anjaswarni,T, 2012).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Sikap Caring Perawat Dengan Pelaksanaan Oral

Hygiene Pada Pasien Stroke Berbasis Teori Swanson di Ruang Flamboyan,

RSUD Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke berbasis teori swanson di Ruang Flamboyan,

RSUD Jombang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke berbasis teori swanson di Ruang Flamboyan,

RSUD Jombang ?

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi sikap caring perawat terhadap pasien stroke di Ruang

Flamboyan, RSUD Jombang.

2. Mengidentifikasi pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke di

Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.


5

3. Menganalisis hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke berbasis teori swanson di Ruang

Flamboyan, RSUD Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan IPTEK dalam

ilmu keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan

memperhatikan sikap caring pada pasien, dan bisa dijadikan sebagai

pengembangan caring pada pasien.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi perawat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perawat

untuk lebih meningkatkan suatu pelayanan keperawatan dalam aspek

caring perawat dalam memberikan kebersihan mulut.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti selanjutnya

untuk mengembangkan penelitian tentang caring perawat dalam

memeberikan intervensi kepada pasien yang membutuhkan bantuan

dalam melaksanakan oral hygiene.

3. Bagi responden

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi responden dalam

mengatasi hal tersebut dan dapat dilakukan atau diterapkan dalam

praktek seharai-hari.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stroke

2.1.1 Pengertian stroke

Stroke merupakan sindroma klinis yang awal timbulnya mendadak,

progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan

semata-mata disebabkan oleh gangguan perdarahan darah otak non

traumati (Arif, 2000).

Mahar dan priguna (1997), mengatakan stroke digunakan untuk

menanamkan sindrom hemiparaesis atau hemiparalisis akibat lesi

vaskuler yang dapat bangket bangkit dalam beberapa detik sampai hari,

tergantung pada jenis penyakit yang menjadi kuasanya. Daerah otak yang

tidak berfungsi lagi, dapat disebabkan karena secara tiba-tiba tidak

menerima jatah darah lagi karena arteri yang memperdarahi daerah itu

putus atau tersumbat. Penyumbatan itu dapat terjadi secara mendadak,

secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun berlangsung hanya

sementara

2.1.2 Klasifikasi stroke

Berdasarkan etiologinya, stroke terbagi menjadi 2 macam, yaitu stroke

homoragik atau stroke perdarahan dan stroke iskemik atau stroke non

hemoragik.

6
7

1) Stroke hemoragik

Stroke perdarahan atau hemoragik terjadi bila salah satu pembuluh

darah di otak bocor atau pecah. Darah yang keluar dari pembuluh

yang keluar dari pembuluh yang bocor itu kemudian mengenai

jaringan otal sekitarnya, sehingga menimbulkan kerusakan. Sel-sel

otak pada bagian lain dari bocoran atau pecahanitu juga akan

mengalami kekurangan dan kerusakan (Wiryanto, 2004).

Stroke hemoragik dibagi atas :

a) Perdarahan subaraknoid (PSA)

PSA adalah perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara

otak dan selaput otak (rongga sungga subaraknoid). Sumber

dari perdarahan adalah pecahnya dinding pembuluh darah

yang lemah (apakah suatu malformasi arteriovenosa ataupun

suatu aneurisma) secar tiba-tiba. Aterosklerosis atau infeksi

menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga

pembuluh darah pecah ( Soeharto, 2004).

b) Perdarahan intraserebral (PIS)

PIS disebabkan oleh adanya perdarahan ke dalam jarang

otak. PIS merupakan jenis stroke yang paling berbahaya.

Stroke biasanya luas, terutama pada penderita tekanan darah

tinggi menahun. Penderita yang memiliki perdarahan yang

luas, meninggal dalam beberapa hari (Soeharto, 2004).


8

2) Stroke non hemoragik (iskemik)

Pada stroke iskemik, terjadi kukurangan suplai darah

kesuatu area di jaringan otak. Iskemik adalah keadaan dimana

vaskularisasi ke siatu organ atau jaringan menjadi berkurang atau

tidak. Keadaan ini bisa disebabkan karena bekuan darah, plak

ateroskelorosis, atau vasokontriksi.

Stroke iskemik dibagi menjadi :

a) TIA (Transient Ischemic Attack )

TIA (transtent iscemic attack) atau serangan stroke

sementara, gejala defisit neurologis hanya berlangsung kurang

dari 24 jam. TIA menyebabkan penurunan jangka pendek

dalam aliran darah ke suatu bagian dari otak. TIA biasanya

berlangsung selama 10-30 menit.

b) RIND (Reversible Ischemic Neurologic Defisit)

Gelaja defisit neurologi yang akan menghilangkan dalam

waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi gejala akan menghilang

tidak lebih dari 7 hari.

c) Stroke evaluasi (progressing stroke)

Kelainan atau defisit neurologi yang berlangsung secara

bertahap dari yang ringan sampai yang berat sehingga makin

lama makin berat.

d) Stroke komplit (completed stroke) kelainan neurologis yang

menetap dan tidak berkembang lagi. (Soeharto, 2004).


9

2.1.3 Etiologi stroke

Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling sering aadalah

aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan

perdarahan intraserbral dan ruptur aneurisme vaskuler. Stroke

biasanyadisertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hiperteni,

penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes militus, atau

penyakit vaskuler perifer (Lombardo, 1995).

a. Perdarahan intraserebral

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena

hipertensi mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak,

membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan

edema otak.

b. Perdarahan subaraknoid

Dapat terjadi karena trauma atau hipertensi, penyeabab tersering

adalah kebocoran anurisma pada sirkulus Willisi dan malvormasi

arteri-venq kongenatal. Gejala-gejala pada umumnya mendadak,

peningkatan intracranial (TIK), perubahan tingkat kesadaran, sakit

kepala (mungkin hebat), vertigo, kacau mental, stupor sampai koma,

gangguan ocular, hemiparesis atau hemiplegic, mual muntah, iritasi

meningeal).
10

2.1.4 Manifestasi klinis

Menurut (Arif, 2000), Tanda dan gejala stroke yang dialami oleh

setiap orang berbeda dan bervariasi, tergantung pada daerah otak mana

yang terganggu. Beberapa tanda dan gejala stroke akut berupa :

1. Terasa semutan atau seperti terbakar

2. Lumpuh atau kelemahan separuh badab kanan atau kiri

3. Kesulitan menelan, sering tersedak

4. Mulut mencong dan sulit untuk berbicara

5. Suara pelo, cadel (disartia)

6. Bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan

memahami (Afasia)

7. Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa

diketahui sebabnya

8. Gangguan penglihatan.

9. Gerakan tidak terkontrol

10. Bingung konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma.

2.1.6 Faktor resiko

Faktor resiko stroke dikelompokkan dalam dua tipe utama yaitu yang

dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Dengan perhatian khusus untuk

mengontrol faktor-faktor yang dapat diubah maka pengaruh dari faktor-

faktor yang tidak dapat diubah tersebut dapat dikuragi (Soeharto, 2004).
11

1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah diantaranya adalah :

1) Usia

Semua usia dapat mengalami stroke, termasuk anak-anak,

tapi semakin bertambahnya usia semakin besar pula resiko

stroke. Orang berusia lebih daei 65 tahun memiliki resiko

paling tinggi.

2) Jenis kelamin

Pria memiliki kecenderunagn lebih besar untuk terkena

stroke pada usia dewasa awal dibandingkan dengan wanita

dengan perbandingan 2:1. Insiden stroke lebih tinggi terjadi

pada laki-laki dari pada perempuan dengan rata-rata 25%-

30% walaupun para pria lebih rawan dari pada wanita pada

usia yang lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul

setelah usia mereka mencapai maneppause. Hal ini, hormon

merupakan yang berperan dapat melindungi wanita sampai

mereka melewati masa-masa melahirkan anak.

3) Ras

Suku Aborigis, orang Afrika, Hispan, Asia Selatan dan

kulit hitam mempunyai angka hipertensi dan diabetes yang

lebih tinggi-kondisi yang mengarah ke stroke.

4) Riwayat Keluarga

Resiko stroke lebih tinggi jika mempunyai orang tua atau

keluarga yang menderita stroke sebelum usia 65 tahun.


12

5) Serangan stroke atau TIA terdahulu

Sekitar sepertiga penderita stroke yang terkena TIA

menderita stroke lagi dalam rentang waktu 5 tahun (Arif,

2000).

2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya adalah :

1) Hipertensi

65% dari semua penderita stroke berhubungan dengan

hipertensi. Bila tekanan darah meningkat cukup tinggi selama

berbulan-bulan atau bertahun-tahun akan menyebabkan

hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya,

diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap

sehingga tidak dapat berdilatasi atau berkontraksi, jadi bila

terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi

pada dinding kapiler menjadi tinggi. Akibatnya terjadi

hyperemia, edema, dan perdarahan pada otak (Hariyono,

2006).

2) Diabetes melitus

Diabetes melitus mempercepat terjadinya arteriskelorosis

baik pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar

atau pembuluh darah otak dan jantung. Kadar glukosa darah

yang tinggi terjadinya pengentalan darah sehingga

menghambat aliran darah ke otak. Hiperglikemia dapat

menurunkan sintesis prostaskilin yang berfungsi melebarkan

saluran arteri, meningkatkan pembentukan trombosis dan


13

menyebabkan glikosis protein pada dindin arteri (Soeharto,

2004).

3) Hiperkolestrol

Kolestrol merupakan zat didalam aliran darah dimana

semakin tinggi kolestrol semakin besar kolestrol tertimbun

pada dinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkan saluran

pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga mengganggu

suplai darah ke otak. Hiperkolestrol akan meningkatkan LDL

(lemak jahat) yang akan mengakibatkan terbentuknya

arterosklerosis yang kemudian diikuti dengan penurunan

elastisitas pembuluh darah yang akan menghambat aliran darah

(Soeharto, 2004).

4) Merokok

Merokok adalah salah satu faktor resiko terbentuknya

lesi aterosklerosis yang paling kuat. Nikotin akan menurunkan

aliran darah ke ekterminitas dan meningkatkan frekuensi

jantung atau tekanan darah dengan menstimulai sistem saraf

simpatis. Merokok dapat menurunkan elastisitas pembuluh

darah yang disebabkan oleh kandungan nikotin di rokok dan

terganggunya konsentrasi fibrinogen, kondisi ini

mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah

dan peningkatan kekentalan darah (Sutrisno, 2007).


14

5) Konsumsi alkohol

Alkohol merupakan faktor resiko untuk stroke iskemik

dan kemungkinan juga terkena serangan strok hemoragik.

Minuman beralkohol dalam waktu 24 jam sebelum serangan

stroke merupakan faktor resiko untuk terjadinya perdarahan

subaraknoid. Alkohol merupakan racun untuk otak apabila

seseorang mengkonsumsi alkohol akan mengakibatkan otak

akan berhenti berfungsi (Soeharto, 2004).

2.1.7 Komplilkasi Stoke

Menurut Soeharto (2004), komplikasi yang sering terjadi pada

pada pasien stroke diantaranya yaitu :

1. Dekubitus merupakan tidur yang terlalu lama kerena

kelumpuhan dapat mengakibatkan luka atau lecet pada bagian

yang menjadi tumpuhan saat berbaring, seperti pinggul, sendi

kaki, pantat dan tumit. Luka dekubitus jika dibiarkan akan

menyebabka infeksi.

2. Bekuan darah merupakan bekuan darah yang mudah terjadi

pada kaki yang lumpuh dan penumpukan cairan,

3. Kekuatan otot melemah merupakan terbaring lama akan

menimbulkan kekuatan pada otot atau sendi. Penekanan saraf

peeoneus dapat menyebabkan drop foot. Selain itu dapat terjadi

kompresi saraf ulnar dan kompresi saraf femoral.

4. Osteopenia dan osteoporosis, hal ini dapat dilihat dari

berkurangnya densitas mineral pada tulang. Keadaan ini dapat


15

disebabkan oleh imobilisasi dan kurangnya paparan terhedap

sinar matahari.

5. Inkontinensia dan konstipasi penyebabnya adalah imobilitas,

kekurangan cairan dan intake makanan sera pemberian obat.

6. Spastisitas dan kontraktur umumnya secara pola hemiplegi dan

nyeri bahu pada bagian disis yang lemah. Kontraktur dan nyeri

bahu (shouder hand syndrome) terjadi pada pasien stroke.

2.2 Konsep Oral Hygiene

2.2.1 Definisi kebersihan mulut

Kebersihan mulut adalah salah satu tindakan yang diperlukan untuk

menjaga agar mulut terhindar dari infeksi, membersihkan dan

menyegarkan mulut. Kesadaran menjaga kebersihan mulut sangat perlu

dan merupakan obat pencegahan terjadinya masalah gigi dan mulut

yang paling manjur (Hamdani, 2011). Kebersihan mulut adalah

tindakan yang dianjurkan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan

mukosa membrane mulut, mencegah terjadinya infeksi rongga mulut

dan bibir (Tucker, 2011).

Mulut merupaka bagian pertama dari saluran makanan dan

bagian dari sistem pernafasan, mulut juga merupakan gerbang

masuknya penyakit. Didalam rongga mulut terdapat saliva yang

berfungsi sebagai pembersih mekanis dari mulut. Kesehtan gigi dan

mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya

yang berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas

Sumber Daya Manusia (SDM) (Anjaswarni, T. 2012).


16

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan

kebersihan mulut (Hamdani, 2011) yaitu :

1. Citra tubuh

Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan

pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap

tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,

makna dan objek yang kontak secara terus menenus (anting, make

up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh. Citra tubuh

yang mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh

pasien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka

perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan

hygiene.

2. Status sosial ekonomi

Kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendidikan serta pendapatan. Sumber daya ekonomi seseorang

mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang

digunakan. Perawat harus menentikan apakah pasien dapat

menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,

sampo, pasta gigi, dan kosmetik.

3. Pengetahuan

Informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk

memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang


17

terakumulasi sehingga bias diaplikasikan kedalam maslah atau

proses bisnis tertentu. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene

dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik

hygiene. Demgan demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah

cukup. Pasien juga harus termotivasi untuk memelihara

perawatan diri.

4. Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya

mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan

meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan

kelengkapan jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada

disekitarnya. Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi

mempengaruhi perawatan higienis. Orang dari latar kebudayaan

yang berbeda, mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.

5. Kondisi fisik

Kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran

dalam diri seseorang. Keadaan atau gambaran seseorang dalam

berfikir dengan cepat dan tepat dengan meningkatkan setiap

aktivitas yang kita kerjakan, ada yang menganggap penting

sehingga sangat menentukan seseorang dalam berprestasi.

Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang

kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan

rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang

menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau


18

ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Seorang pasien

yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan

traksi membutuhkan bantusn untuk mandi yang lengkap.

Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolic yang

serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu

dan memerlukan perawatan untuk melakukan perawatan

higienis total.

2.2.3 Cara menggunakan kebersihan mulut

Tanggung jawab perawat dalam perawatan dan cara menggunakan

kebersihan mulut pada pasien menurut Refelina (2009), adalah

sebagai berikut:

1. Tanggung jawab perawat pada hygiene mulut adalah

pemeliharaan den pencegahan. Hal ini penting khusus jika pasien

hendak menerima radiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari

pengobatan medis. Perawat membantu pasien untuk

mempertahankan hygiene mulut yang baik dengan menampilkan

hygiene secara actual pada pasie lemah atau cacat.

Tujuan dari pemeliharaan gigi dan mulut meliputi supaya

mulut dan gigi tetap bersih dan tidak bau, mencegah infeksi pada

mulut, kerusakan gigi, bibir dan lidah pecah-pecah dan

stomatitis, memberikan perasaan senang dan segar pada pasien,

membantu merangsang nafsu makan dan mendidik pasien dalam

kebersihan perorangan.
19

2. Peralatan dan prosedur tindakan oral hygiene

Peralatan dan prosedur tindakan oral hygiene Menurut

Kozier (2010).

1) Alat yang digunakan dalam oral hygiene pasien sadar

a. Sikat gigi

b. Pasta gigi

c. Gelas kumr berisi air

d. Kom kumur

e. Handuk

f. Sarung tangan

g. Sedotan

h. Masker mulut

2) Prosedur perawatan oral hygiene pada pasien sadar

a. Menjelaskan prosedur kepada klien atau pasien.

b. Cuci tangan.

c. Memakai sarung tangan.

d. Atur posisi pasien duduk.

e. Pasang perlak dan handuk dibawah dagu dan pipi

pasien.

f. Membasahi sikat gigi dengan sedikit air dan pasta

gigi.

g. Menganjurkan pasien untuk sikat gigi jika mampu

atau bantu pasien sikat gigi bila tidak mampu.


20

h. Gigi bagian belakang, bagian dalam atas dan luar gigi

(sikat dari belakang kedepan dengan menggunakan

gerakan dari atas kebawah.

i. Gigi bagian depan (sikat bagian luar gigi dengan gigi

dikatupkan).

j. Buka mulut, sikat bagian atas dan bagian dalam gigi.

k. Sikat dengan lembut bagian dalam pipi, bibir, gusi

dan lidah.

l. Menganjurkan pasien untuk berkumurdan air bekas

kumur ditampung dalam kom kumur.

m. Mengusap mulut dengan handuk, kembalikan handuk

pada tempatnya.

n. Mencuci sikat gigi, gelas dan kom kumur dibawah air

mengalir, mengeringkan dan mengembalikan pada

tempatnya.

o. Lepas sarung tangan.

3) Alat yang digunakan dalam oral hygiene pasien tidak sadar

a. Sikat gigi

b. Pasta gigi

c. Gelas kumur berisi air

d. Kom kumur

e. Handuk

f. Sarung tangan

g. Suction
21

h. Sudip lidah

i. Kasa dan depress

j. Bengkok

k. Sepuit

l. Kapas lidi dan masker

m. Pinset anatomi 2 buah

n. NaCl atau perhidrol atau cairan antiseptik

o. Pelembab bibir ( boraxglycerin, gentianviolet).

4) Prosedur perawatan oral hygiene pasien tidak sadar

a. Menjelaskan prosedur kepada klien atau keluarga.

b. Mencuci tangan.

c. Memakai sarung tangan.

d. Menutup jendela, pintu dan tirai.

e. Memposisikan pasiensemi flower dan kepala miring

kearah perawat.

f. Memasang handuk dibawah dagu.

g. Membuka mulut dengan sudip lidah yang dibungkus

kasa.

h. Membasahi sikat gigi yang telah diberi pasta gigi atau

kasa dengan air matang atau NaCl atau perhidrol.

i. Membersihkan gusi, bagian dalam gigi, bagian luar

gigi, lidah dan langit-langit.

j. Menyemprotkan air dengan dengan spuit

kepermukaan gigi.
22

k. Membersihkan sisa air yang ada dengan suction atau

kasa.

l. Mengoleskan pelembab bibir dengan kapas lidi

m. Melepas sarung tangan.

2.2.4 Dampak positif dilakukan kebersihan mulut

Dampak positif dilakukan kebersihan mulut menurut Refiana (2009).

1. Kualitas hidup dan kesejahteraan pasien meningkatkan saat pasien

berbaring ditempat tidur karena tidak dapat beraktifitas.

2. Terhindar dari kerusakan gigi dikarenakan pasien tidak dapat merawat

disaat kritis sehingga kebersihan mulut itu penting.

3. Mulut tetap bersih atau tidak berbau, kebersihan mulut juga

berpengaruh pada estetika sehingga terjaganya kebersihan mulut.

4. Mencegah infeksi mulut, bibir dan lidah pecah-pecah, kebersihan

mulut juga bisa menghindarkan dari kerusakan mulut kalau tidak

dibersihkan setiap hari. Jadi perawat harus sesering mungkin dalam

melakukan kebersihan mulut pada pasien.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh, kebersihan mulut dapat terhindar dari

berbagai bakteri yang berada dimukossa sehingga harud sering

dibersihkan.
23

2.3 Konsep Perawat

2.3.1 Definisi perawat

Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dadri kata nutrix

yang berarti merawat atau memelihara. Menurut harlley (2010),

Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau

memelihara, mambantu, dan melindungi seseorang karena sakit.

Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan

berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan

atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seseai dengan

kewenangannya (Mulyaningsih, 2011).

2.3.2 Peran dan fungsi perawat

Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat

maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk

pemulihan kesehatan. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, aktifitas

ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian

pasien secepatnya. Mungkin dalam bentuk proses keperawatan yang

terjadi dari tahap pengkajian, identifikasi masalah (diagnosa

keperawatan), perencanaan, implementasi dan efaluasi. Perhatian

perawat professional pada waktu menyelenggarakan manusia. Profil

perawat professional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh

perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan meliputi peran dan

fungsi pemberi asuhan keperawatan, praktek keperawatan, pengelola

institusi keperawatan, pendidikan klien serta kegiatan penelitian

dibidang keperawatan (Agustin, I, 2012).


24

2.3.3 Peran Pelaksana Perawat

1. Peran perawat

Peran perwat menurut Depkes (2011).

1) Mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan komprehensif

meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

tindakan keperawatan serta evaluasi.

2) Melakukan semua program perawatan, sesuai rencana

keperawatan yang disepakati oleh tim.

3) Melaksanakan re-evaluasi pasien dan mengusulkan program

keperawatan selanjutnya.

2.3.4 Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik perawat berperan dalam mendidik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada

dibawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepeda klien,

maupun dalam bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawata

(Depkes, 2011).

2.3.5 Peran perawat sebagai pengelola

Peran perawat sebagai pengelola menurut Depkes (2011)

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab

dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai

dengan managemen keperawatan dalam kerangka paradigm

keperawatan. Sebagai pengelola perawat dalam memantau dan

menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta

mengorganisasi dan mengendalikan system pelayanan keperawatan.


25

Karena pengetahuan pemahaman perawat yang kurang sehingga

pelaksana perawat pengelola belum maksimal, mayoritas posisi,

lingkup kewenangan dan tanggung jawab hamper tidak berpengaruh

dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

2.4 Konsep Caring

2.4.1 Pengertian caring menurut swanson

Swanson (1991) dalam Watson (2009), Mendefinisikan caring

sebagai cara perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien

agar mereka merasakan komitmen dan tanggung jawab terhadap dirinya

sendiri. Watson menyebutkan caring sebagai suatu karakteristik

interpersonal yang tidak diturunkan secara genetika, namun dapat

dipelajari melaluui pendidikan sebagai budaya profesi.

Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara

keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik

dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah

satu hal yang paling penting yang memberikan konstribusi pada teoti

keperawat dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya,

yang saat ia menulis “berada ditengah-tengah yang menjadi keutuhan

dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku (Swanson, 1993).

Teori swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari

bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti dalam hidup

seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang

lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi

dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani hidupnya.


26

2.4.2 Caring secara umum

Caring secara umum dapat diberikan sebagai suatu kemampuan

untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,

menunjukan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan

cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter

dan Perry, 2005)

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring

merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat

bekerja untuk lebih meningkatkan kepedulian kepada klien (Sartika

dan Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti

yang penting terutama dalam praktik keperawatan.

Caring merupakan bentuk kepedulian professional untuk

memberikan bantuan dan dukugan berupa pengetahuan, sikap dan

tindakan perawat kepada individu, kelompok, atau masyarakat yang

sedang sakit atau menderita untuk dapat meningkatkan kondisi

kehidupannya, Leininger (1979) dalam George (2010), mengatakan

bahwa caring adalah kepedulian langsung untuk memberikan bantuan,

dukungan atau perilaku kepada individu atau kelompok melalui

antisipasi kebiasaan kebiasaan untuk meningkatkan kondisi manusia

atau kehidupan, perawat membantu barpartisipasi, membantu

memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Watson (1979)

dalam Dwiyanti (2007) caring merupakan hubungan dan traksasi

antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan


27

melindungi pasien sebagai manusia. Asuhan tersebut mempengaruhi

kesanggupan pasien untuk sembuh.

2.4.3 Dimensi caring

Dimensi caring ada 5 menurut Swanson (1993).

Gambar 2.1 Dimensi caring Swanson.

1. Maintaining Belief

Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui

setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya

serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini

kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu

menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan

selalu ada orang lain dalam situasi apapun.

2. Knowling

Knowling adalah memahami pengalaman hidup klien

dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan

klien, menggali atau melayani informasi klien secara detail,

sensitive terhadap petunjuk verbal dan nonverbal.


28

3. Being with

Being with maksudnya tidak hanya secara fisik, tetapi juga

komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional

bersama-sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien

dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas

perasaan yang tidak diinginkan.

4. Doing For

Doing for maksudnya bersama-sama melakukan sesuatu

tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang

diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.

5. Enabling

Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien,

memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya

dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah

dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung

dengan fokus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan

menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga

meningkatkan penyembuhan klien.

2.4.4 Komponen Caring

Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al 2007), ada

lima komponen caring, 5 komponen tersebut adalah:

1. Compassion (kasih sayang)

Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan

kepedihan orang lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap


29

bertahan, membeikan kesempatan untuk berbagi dan memberi

ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan

dukungan secra penuh.

2. Competence (kemampuan)

Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa

tanggung jawab terhadap profesi, compassion tanpa competence

akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya competence tanpa

compassion menghasilkan suatu tindakan.

3. Confidence (kepercayaan diri)

Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara

hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri, confidence

dapat berupa ekspresi caring yang meningkatkan kepercayaan

tanpa mengabaikan kemampuan orang lain untuk tumbuh dan

menyampaikan kebenaran.

4. Concience (suara hati)

Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem

nilai humanistik alturistik (peduli kesjahteraan orang lain) yang

dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya.

5. Commitment

Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas

terhadap tugas, orang, karir yang dipilih.


30

2.4.5 Indikator caring

Larson (1998 dalam Watson,2009) mengemukakan ada enam

indikator perilaku caring perawat meliputi:

1. Accessible (kesiapan membantu)

Perilaku perawat yang meneunjukan kesediaan dan

kesiapan untuk selalu membantu pasien dan keluarganya dalam

mengatasi kesehtan atau keperawatan. Menifestasi perilaku caring

perawat ditunjukan dengan memberikan perawatan dan pengobatan

pada pasien tepat waktu, langsung berespon bila pasien menelpon,

dan sering mengecek kondisi pasien, dan mendorong pasien untuk

memanggil perawat bila ada masalah.

2. Expalins and facilitates (penjelasan dan kemudahan)

Kemampuan perawat untuk menjelaskan berkaitan dengan

perawatan pasien, memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien

dan keluarga, membantu klien dalam mengambil keputusan.

Menifestasi perilaku caring perawat ditunjukan dengan membantu

pasien dan keluarga tentang support sistem pada saat pasien sakit,

memberikan informasi yang adekuat untuk membantu pasien pada

saat tidak nyaman, menyampaikan informasi kepada pasien dengan

bahasa yang mudah dimengerti tentang penyakit dan pengobatan

pasien, menyarankan kepada pasien untuk bertanya pada dokter, dan

jujur kepada pasien tentang kondisi medisnya.


31

3.Comforts (kenyamanan)

Kemampuan perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar

pasien meliputi fisik dan emosional dengan penuh penghargaan.

Menifestasi perilaku caring ditunjukan dengan memberikan

kenyamanan seperti pencahayaan yang tepat, pengendalian

kebisingan, selimut yang memadai, memberikan sentuhan untuk

menghibur bila pasien tidak nyaman, dengarkan keluhan dan bicara

dengan pasien.

4. Anticipates (antisipasi)

Kemampuan perawat untuk mengatasi tindakan pencegahan

komplikasi dan mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak

diinginkan dari kondisi pasien sehingga perawat sudah menyiapkan

yang dibutuhkan bila hal yang tidak diinginkan terjadi. Manifestasi

ini diwujudkan dengan malam hari merupakan waktu yang sulit

untuk pasien istirahat sehingga perawat dapat menyiapkan

lingkunagan supaya pasien dapat istirahat, mengantisipasi pasien dan

keluarga syok dengan diagnosis pasien.

5. Trusting relationship (membina hubungan saling percaya)

Kemampuan perawat membina hubungan interpersonal

dengan pasien dan menunjukan rasa tanggung jawa terhadap pasien

dan selalu memahai pasien sesuai dengan kondisinya. Manifestasi

caring perawat ditunjukan ketika dengan pasien perawat harus

konsentrasi dengan satu pasien meskipun sedang kritis, menawarkan

alternativ bagi pasien untuk pengobatan, cek persepsi pasien


32

sebelum memulai tindakan apupun, ramah terhadap keluarga pasien

adalah yang terpenting, mengekspresikan perasaan pasien tentang

penyakit dan pengobatan serta informasi yang rahasia, dan meminta

pasien apa nama panggilan pasien.

6. Monitors and follows through (pengawasan dan pemantauan)

Kemampuan perawat dengan menunjukan sikap

professional dan menjamin keamanan tindakan keperawatan yang

didelegesikan kepada orang lain dengan bimbingan dan

pengawasan. Menifestasi caring perawat dapat ditunjukan dengan

professional dalam penampilan mengenakan pakaian yang layak

dan identifikasi, membuat prosedur bagaimana membuat dasar

mengambil darah iv dan bagaimana mengelola peralatan seperti

section, memberikan perawatan fisik yang baik kepada pasien,

memastikan bahwa keluarga atau perawat lain tahu cara merawat

pasien, dan tau kapan harus memanggil dokter.

2.4.6 Caring dalam praktik keperawatan

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,

perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan kerena caring

merupakan suatu cara pendektan yang dinamis, dimana perawat

bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam

keperawatan, caring merupakan bagian inti yang oenting terutama

utama dalam praktik keperawatan (Sartika, 2010).


33

Tindakan caring bertujuan untuk memberi asuhan fisik dan

memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan

keselamatan klien. Caring juga menekankan harga diri individu,

artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa

selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun

kekurangan klien sehingga bias memberikan pelayanan kesehatan yang

tepat.

(Sartika, 2010) menyatakan ada tiga aspek penting yang mendasari

keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah

aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap

orang lain yang sakit.

1. Aspek kontrak

Telah diketahui bahwa, sebagai professional, kita berada

dibawah kewajiban kontak untuk care, Radsma (1994) mengatakan,

“perawat memiliki tugas professional untuk memberikan care”.

Sebagai perawat yang professional diharuskan untuk bersikap care

sebagai kontrak kerja kita.

2. Aspek etika

Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang bener

atau salah, bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana

bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan

mempengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat

harus care karena hal itu merupakan satu tindakan yang benar dan

sesuatu yang penting.


34

3. Aspek spiritual

Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring

satu sama lain adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa

perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena

seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama

atau kepercyaan, perawat harus care kepada klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan

mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dank lien.

Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk

komunikasi unruk menjalin hubungan dalam keperawatan.

2.4.7 Jenis-jenis caring

Jenis-jenis caring menurut Supriadi (2009)

1. Caring sebagai suatu proses

Caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan

membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualiasikan diri. Caring

sebagai suatu proses merupakan perilaku yang membutuhkan jiwa

besar dan mampu berlapang dada.

2. Caring sebagai suatu bentuk normal

Caring sebagai moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat

harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki

kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang mempertahankan

martabat dan menghargai pasien sebagai manusia istimewa. Cara

perawat melihat pasien sebagai manusia yang mempunyai kekuatan,


35

dan bukan hanya fisik, tapi juga mempunyai jiwa dan kebutuhan harus

menjadi bagian penting dari perilaku caring.

3. Caring sebagai suatu affect

Caring sebagai suatu affect digambarkan sebagai suatu emosi,

perasaan belas kasih, atau empati terhadap pasien yang mendorong

perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi klien atau

pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap

perawat agar dapat merawat pasien dengan baik.

2.5 Konsep Sikap

2.5.1 Pengertian sikap

Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, atau

peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan

perilaku.

Menurut Fishbein dalam Ali (2006), sikap adalah predisposisi

emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap

suatu objek. Secord dan Backman dalam Saifudin Azwar (2012), menga

takan sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.

Menurut Randi dalam Imam (2011), Mengungkapkan bahwa sikap

merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus
36

(objek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan tindakan

yang sesuai dengan objeknya.

Selanjutnya menurut Ahmadi dalam Aditama (2013), Orang yang

memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka

atau memiliki sikap yang favorable, sebaiknya orang yang dikatan

memiliki sikap negatif terhadap objek psikoloogi bila tidak suka atau

sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi.

Sikap yang menjadi suatu pernyataan evaluatif, penilaian terhadap

suatu objek selanjutnya yang menentukan tindakan individu terhadap

sesuatu.

2.5.2 Komponen Sikap

Menurut Azwar S. Dalam Wawan dan Dewi (2012), Mengatakan

bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu:

1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap

sikap.

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubunga dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

Rasa senang merupakan hal yang negative, komponen ini menunjukan

arah sika, yaitu positif dan negative.

3. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikp, yaitu


37

menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap.

2.5.3 Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Purwanto dalam Rini (2013), adalah:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang memudahkan sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentu,

dipelajari, atau berubah senantiasa berkanan dengan sesuatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2.5.4 Sifat Sikap

Sikap dapat bersiat positif dan dapat dapat pula bersifat negatif ma’rat

(2000).

1. Sikap positif kecenderungan tindakana adalah mendekati, menyayangi,

mengharapkan obyek tertentu.


38

2. Seikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

2.5.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar dalam Wawan dan Dewi (2012), Faktor-faktor yang

mempengaruhi keluarga terhadap objek sikap antara lain:

1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meningkatkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut menjadi

dalam situasi yang melibatkan factor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumya individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting.

3. Pengaruh kebudayaan

Tanpa didasari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap kita terhadap berbagai maslah. Karena kebudayaanlah yang

memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4. Media massa

Dalam pemberitahuan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharsnya factual disampaikan secara

objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya

berpengaruh terhadap sikap konsumennya.


39

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah

memperherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi

sikap.

6. Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme ego.

2.5.6 Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmodjo dalam

Wawan dan Dewi, 2011):

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah sesuatu indikasi sikap

karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan . Lepas pekerjaan itu benar atau

salah berarti orang itu menerima ide tersebut


40

2.5.7 Cara pengukuran sikap

Cara penegukuran sikap menurut (Notoatmodjo dalam Wawan dan

Dewi,2011).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan

sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang

mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap.

Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif

mengenai obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang

favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal

negative mengenai objek sikap. Pernyatan seperti ini disebut dengan

pernyataan yang tidak favourable.

Skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terjadi diatas

pernyatan favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang.

Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak

semua negative yang seolah-oleh isi skala memihak atau tidak mendukung

sama sekali objek sikap.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan peryataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan

pendapat responden melalui melalui kuosioner.


41

2.6 Hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene

Caring merupakan bentuk kepedulian profesional untuk

memberikan bantuan dan dukungan berupa pengetahuan, sikap, dan

tindakanperawat kepeda individu, kelompok atau masyarakat yang

sedang sakit atau menderita untuk dapat meningkatkan kondisi

kehidupannya. (Leiningeri 1979, dalam George, 2010), mengatakan

bahwa caring adalah kepedulian langsung untuk memberikan bantuan,

dukungan atau perilaku kepada individu atau kelompok antisipasi

kebiasaan untuk meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan. Perawat

membantu berpartisipasi, membantu memperoleh pengetahuan dan

meningkatkan kesehatan.

Hamdani (2011), Mengatakan kebersihan mulut merupakan salah

satu tindakan ynag diperlukan untuk menjaga agar mulut terhindar dari

infeksi, membersihkan dan menyegarkan mulut. Kesadaran menjaga

kebersihan mulut sangat perlu dan merupakan obat pencegahan

terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur.

Caring perawat dapat diberikan sebagai suatu kemampuan untuk

berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukan

perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau

menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter dan Perry,

2005).

Caring perawat merupakan salah satu aspek yang sangat

berhubungan dengan pelayanan keperawatan, karena caring mencakup

hubungan antar manusia dan berpengaruh terhadap kebersihan mulut


42

pasien. Kemampuan perawat dalam dalam memperhatikan pasien,

keterampilan intelektual dan interpersonal akan tercermin dalam

perilaku caring (Dwiyanti, 2008). Seorang perawat harus memiliki

sikap caring terutama pada pelaksanaan oral hygine pada pasien karena

sangat mempengaruhi terhadap suatu pelayanan yang harus dimiliki

perawat terhahadap pasien, dan apabila tidak dilakukan kebersihan

mulut maka akan memberikan dampak salah satunya infeksi rongga

mulut dalam penelitian Rini Wulandari (2015).


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Maintaining belief Knowling Being With Ding for Enabling

Baik

Perawat Caring perawat Komunikasi Pelaksanaan Cukup


yang efektif oral hygiene
Dimensi Caring :
Kurang
1. Kasih sayang
2. Kemampuan
3. Kepercyaan
diri Faktor kebersihan mulut :
4. Suara hati 1. Citra tubuh
2. Praktik sosial ekonomi
5. komitmen
3. Pengetahuan
4. Kebudayaan
5. Pilihan pribadi
6. Kondisi fisik
Caring Tidak caring

Keterangan :
Diteliti :
Tidak diteliti :
Pengaruh :
Hubungan :

Gambar 3.1 Kerangka konseptual sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral
hygiene pada pasien stroke berbasis teori swanson studi di Ruang
Flamboyan, RSUD Jombang.

43
44

Penjelasan kerangka konseptual :

Caring merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,

pengawasan dengan waspada, menunjukan perhatian, perasaan empati pada orang

lain, dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan

(Potter dan Perry, 2005). Menurut (Swanson, 1993) dimensi caring meliputi

maintening belief, knowling, enabling, doing for, being with. Jika semua itu telah

terlaksana maka sebuah caring sudah tercipta dan bisa untuk memberi asuhan

keperawatan terhadap pasien dan membantu terutama tentang pelaksanaan

hygienenya pada pasien. Karena pelaksanaan oral hygiene itu mempengaruhi

citra tubuh, praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, kebudayaan,

pilihan pribadi, kondisi fisik.

3.2 Hipotesis

H1 : Ada hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada
pasien stroke berbasis teori Swanson di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yaitu dengan

studi korelasional, studi korelasional adalah suatu bentuk penalaahan

hubungan antara dua variabel (Notoatmodjo, 2009). Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau

data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003).

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi pencapaian penelitian yang telah

ditetapkan dan sebagai pedoman atau tuntutan penelitian pada seluruh proses

penelitian (Nursalam, 2011).

Desan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional yaitu jenis

penelitian yang menekan waktu pengukuran atau obesrvasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2011).

Desain ini digunakan kerena peneliti ingin mengetahui sejauh mana sikap

caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis

teori Swansonstudi di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu penelitian

Penelitian dimulai dari perencanaan (Menyusun proposal) sampai

dengan menyusun laporan akhir, dimulai dari bulan februari sampai dengan

mei 2018.

45
46

4.3.2 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Flamboyan, RSUD

Jombang yang beralamat di Jl. Wahid Hasyim Jombang. Pemilihan tempat

ini dilakukan dengan pertimbangan belum pernah dilaksanakan penelitian

yang serupa dirumah sakit tersebut. Rumah sakit ini dengan tipe B yang

dijadikan sebagai tempat praktek mahasiswa kedokteran, keperawatan,

kebidanan dan lainnya. Rumah sakit ini telah terakreditasi nasional dan juga

ISO. Jumlah pendidik klinik sebanyak 66 orang dengan telah tersertifikasi

pelatihan Clinical Instruktur/Educator.

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah semua objek penelitian yang memenuhi kriteria yang

telah ditentukan (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pasien yang ada di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang yang

berjumlah 183 dalam kurun waktu satu bulan.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiono, 2013). Gay dan Diehl (1922), berpendapat bahwa

sampel haruslah sebesar-besarnya, Apabila Penelitiannya korelasional,

sampel minimumnya adalah 30 subjek.Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian dari populasi selama kurun waktu 7 hari yang memenuhi kriteria.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden.


47

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada

populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Pasien stroke yang mengalami gangguan saraf nervus fasialis.

2) Pasien yang dengan keadaan sadar atau tidak sadar.

3) Bisa baca dan tulis.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian subjek yang

memenuhi inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam,

2013).

1) Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

4.4.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada,sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan

teknikConsecutive sampling.

Consecutive (berurutan) sampling merupakan pemilihan sampel

dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan

dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang

diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & ismail, 1995).


48

4.5 Kerangka Kerja

Identifikasi masalah

Penyusunan proposal

Desain penelitian
Cros sectional

Populasi
Semua pasien stroke yang ada diruang flamboyan, RSUD Jombang berjumlah 183
pasien.
Sempling
Menggunakan teknik consecutive sampling

Sampel
Sebagian dari populasi selama kurun waktu 7 hari yang memenuhi kriteria berjumlah 40 responden

Pengumpulan data
Kuesioner dan Observasi

Variabel independent Variabel dependent


Sikap caring perawat dengan Pelaksanaan oral hygiene dengan
kuesioner observasi

Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating

Analisa Data
Chi square

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral
hygienepada pasien stroke berbasis teori Swanson di Ruang
Flamboyan, RSUD Jombang.
49

4.6 Identifikasi Variabel

1. Variabel independent(bebas)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel bebas (Sugiono, 2013). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah sikap caring perawat.

2. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Sugiono, 2013). Variabel terikat dalam

penelitian ini pelaksanaan oral hygiene.


50

4.7 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasinal hubungan sikap caring perawat dengan


pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori
swanson di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
Operasional
Variabel Sebuah bentuk 1. Maintaining Kuosioner Nominal Jawaban menggunakan
Independent kepedulian, belief skala Gutman. dimana
Sikap caring menghormati, 2. Knowling terdapat 23 pernyataan.
perawat dan menghargai 3. Being with Dengan skor pada
klien dalam 4. Doing for alternatif jawaban.
memberikan 5. Enabling YA :1
asuhan TIDAK : 0
keperawatan. Denga kriteria
kelompok sikap caring
perawat.
Caring : (>50%)
Tidak caring : (<50)
(Arikunto, 2006)
Variabel tindakan 1. Persiapan Observasi Ordinal Jawaban menggunakan
Dependent yang dilakukan 2. Pelaksanaan skala Gutman. dimana
Pelaksanaan untukmenjagako 3. Evaluasi terdapat 20 pernyataan.
oral hygiene ntinuitasbibir, YA :1
lidahdanmukosa TIDAK : 0
membrane Dengan Kriteria
mulut, kelompok pelaksanaan
mencegahterjadi oral hygiene :
nyainfeksirongg Baik :(>76%)
amulut dan bibir Cukup :( 56-75%)
Kurang :(<56%)
(Nursalam, 2011)
51

4.8 Pengumpulan Dan Analisa Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam,2011).

4.8.2 Instrumen penelitian

1. Variabel independent

Variabel independent pada penelitian ini adalah sikap caring

perawat alat ukur menggunakan kuesioner yang jumlah 23 pernyataan

dengan skor Ya (2) dan Tidak (1) diambil dari buku Nursalam edisi 4.

2. Variabel dependent

Variabel dependent pada penelitian ini adalah pelaksanaan oral

hygiene alat ukur menggunakan Observasi.

4.8.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepeda subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian(

Notoadmojo,2010).

1. Peneliti mengurus surat ijin kepada Stikes Icme Jombang.

2. Peneliti mengurus surat ijin Dinas penanaman modal dan PTSP.

3. Peniliti mengurus surat ijin ke Bakesbangpol.

4. Peneliti mengurus surat ijin penelitian kepada RSUD Jombang .

5. Peneliti mengajukan ethical clearance kepada Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) Stikes Pemkab Jombang.

6. Peneliti memilih calon respon yang sesuai kriteria.


52

7. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan apabila

bersedia menjadi responden langsung diberi inform consent.

8. Responden diberikan lembaran kuesioner dan dipersilahkan untuk

mengisinya.

9. Kemudian untuk pelaskanaan oral hygiene peneliti mengobservasi

tentang tindakan tersebut. Kemudian dievaluasi.

10. Kuesioner yang telah terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data,

scoring, coding, dan analisa data.

11. Dana dalam penelitian ini bersumber dari peneliti.

4.8.3 Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul dari responden, selanjutnya dilakukan

pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan

jawaban kuosioner dan penyesuaian data yang diperoleh dengan

kebutuhab penelitian. Hal ini dilakukan dilapangan sehingga apabila

terdapat data yang meragukan ataupun salah maka dapat ditanyakan lagi

kepada responden.

2. Coding

Kegiatan mengklasifikasikan data atau pemberian kode-kode pada

tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama, yang diperoleh

dari sumber data yang telah diperiksa kelengkapan. Kode adalah isyarat

yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk

atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
53

1) Data umum

a. Responden

Responden 1 =1

Responden 2 =2

Responden 3 = 3, dan seterusnya

b. Jenis kelamin

Laki-laki =1

Perempuan =2

c. Umur

<25 tahun =1

25-35 tahun =2

36-45 tahun =3

≥46 tahun =4

d. Pekerjaan

Petani =1

Swasta =2

Wiraswata =3

PNS =4

Lain-lain =5

e. Pendidikan

SD/Sederajat =1

SMP/MTS =2

SMA/MA =3

D3/S1/S2 =4
54

3. Scoring

Skoring yaitu memberi nilai berupa angka pada jawaban

pernyataan untuk memperoleh jawaban data.

1) Variabel independent(sikap caring perawat).

Jawaban ya :2

Jawaban tidak : 1

Kriteria kelompok sikap caring perawat :

Caring : >50%

Tidak caring : <50%

(Arikunto, 2006).

2) Variabel dependent (pelaksanaan oral hygiene).

Jawaban ya :2

Jawaban tidak : 1

Kriteria kelompok pelaksanaan oral hygiene:

Baik : >76%

Cukup :57%-75%

Kurang <56%

(Nursalam, 2011).

4. Tabulating

Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel

yang dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.

Setelah diperoleh hasil dengan cara perhitungan, kemudian nilai tersebut

dimasukkan kedalam ketegori nilai yang telah dibuat.


55

4.8.4 Cara analisa data

1. Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripskan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya menghasilkan

distribusi frekuesnsi dan presentase dari setiap variabel (Notoadmojo,

2010). Analisis penelitian ini yaitu hubungan sikap caring perawat dengan

pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori swanson di

ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Arikunto, 2007).

P = Fx 100%
N
Keterangan : P = Presentase kategori

F = Frekuensi Kategori

N = Jumlah responden

Hasil persentase setiap kategori tersebut dideskripsikan dengan

menggunakan kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007):

0% : Tidak seorangpun

1-25% : Sebagian kecil

26-49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51-74% : Sebagian besar

75-99% : Hampir seluruhnya

100% : Seluruhnya
56

2. Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi yang dapat dilakukan

dengan pengujian statistik (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat dalam

penelitian ini bertujuan untuk menganilis hubungan sikap caring perawat

dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori

Swanson studi di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikasi atau

tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji chi

square dengan bantuan program SPSS (Statistic Product Service Solution)

for windows realease 20.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan sikap caring

perawat dengan pelaksanaan oral hygiene berbasis teori Swanson studi

korelasi di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang. Dinama nilai p <α = 0,05

maka ada hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson studi kerelasi di Ruang

Flamboyan, RSUD Jombang, sedangkan nilai p >α = 0,05 tidak ada

hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada

pasien stroke berbasis teori Swanson studi korelasi di Ruang Flamboyan,

RSUD Jombang.
57

4.9 Etika penelitian

penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika

penelitian meliputi (Hidayat,2011) :

1. informed Consent

sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan

kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan untuk

mengetahui tujuan penelitian secara jelas. Jika responden setuju maka

diminta untuk mengisi lembar persetujuan dan mendatanginya, dan

sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka peneliti tetap

menghormati hak-hak responden.

2. Anominity

Responden tidak perlu mengisi identitas diri (tidak mencantumkan

nama responden) dengan tujuan untuk menjaga kerahasiaan responden.

3. Privacy

Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan

mungkin oleh peneliti sendiri sehingga responden dapat secara bebas

untuk menentukan pilihan jawaban dari kuosioner tanpa takut

diintimidasi oleh pihak lain.

4. Confidentiality

Artinya bahwa informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijamin kerahasiannya oleh peneliti. Responden diberikan jaminan bahwa

data yang diberikan tidak akan berdampak terhadap kondite dan

pekerjaan. Data yang sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan


58

dipergunakan hanya untuk pelaporan penelitian ini serta selanjutnya

dimusnahkan.

5. Benefience dan maleficience

Penelitian yang dilakukan harus memaksimalkan kebaikan dan

meminimalkan kerugian ataupun kesalahan terhadap responden.

6. Juctice

Responden harus diperlakukan secara adil. Peneliti harus bersikap

terbuka kepada semua responden penelitian. Semua responden harus

mendapatkan harus mendapatkan perlakuan yang sama.

4.10 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian tentu

menemukan keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,

karena responden yang mengisi kuesioner banyak yang tidak dicermati dan

tergesa-gesa dalam menjawab kuesioner sehingga mempengaruhi hasil

penelitian.
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian didapatkan hasil tentang Hubungan sikap caring

perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori

Swanson di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang, berdasarkan data yang

diambil selama 7 hari penelitian yaitu tanggal 20-26 mei 2018 dengan 40

responden. Pada bab ini akan uraikan sebagai berikut :

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Lokasi RSUD Jombang adalah terletak di Jln. Wachid Hasyim No.52

Jombang.

Ruang Flamboyan terletak di sebelah barat ruang Asoka, sebelah

timur ruang Dahlia, dan berada di samping masjid RSUD Jombang. Ruang

dahlia dipimpin oleh kepala ruang dibantu oleh wakil kepala ruang, Katim

dan dibantu oleh beberapa perawat pelaksana.Jumlah lulusan perawat yang

ada diruang Flamboyan saat ini berjumlah 25 orang dan jumlah tempat

tidur yang ada di ruang Flamboyan berjumlah 35 tempat tidur.

Ruang Flamboyan saat ini menerapkan MAKP model tim modifikasi,

dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap

anggota tim. Timbang terima sudah dilakukan disetiap pergantian shift

yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas dimasing-masing shift,

Ronde keperawatan sudah pernah dilakukan, saat ini ruang Flamboyan

59
60

menggunakan metode refleksi kasus. Pengelolaan sentralisasi obat sudah

dilakukan sehubungan dengan diadakannya UDD (Unit Dose Dispensing).

Supervisi sudah dilakukan dan menggunakan supervi secara langsung.

1. Karakteristik perawat berdasarkan usia

Tabel 5.1 Karakteristik perawatberdasarkan usia di Ruang Flamboyan,


RSUD Jombang Bulan April 2018.
No. Usia Jumlah Presentase (%)
1 < 25 tahun 2 8%
2 25-35 tahun 15 60 %
3 36-45 tahun 5 20 %
4 > 45 tahun 3 12 %
Total 25 100 %
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

perawat berdasarkan usia menunjukkan sebagian besar berumur 25-35

tahun berjumlah 15 orang sebanyak (60%).

2. Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin di Ruang


Flamboyan, RSUD Jombang Bulan April 2018.
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-Laki 7 28 %
2 Perempuan 18 72%
Total 25 100 %
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

perawat berdasarkan jenis kelamin menunjukan sebagian besar berjenis

kelamin perempuan berjumlah 18 orang sebanyak (72%).


61

3. Karakteristik perawat berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Karakteristik perawat berdasarkan pendidikan di Ruang


Flamboyan, RSUD JombangBulan April 2018.
No. Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 D3 Keperawatan 19 76%
2 S1 Keperawatan 6 24%
Total 25 100%
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

perawat berdasarkan pendidikan menunjukkanhampir seluruhnya

berpendidikan D3 Keperawatan berjumlah 19 orang sebanyak (76%).

4. Karakteristik perawat berdasarkan masa kerja

Tabel 5.4 Karakteristik perawat berdasarkan masa kerja di Ruang


Flamboyan, RSUD JombangBulan April 2018.
No. Masa kerja Jumlah Presentase (%)
1 <5 tahun 4 16%
2 >5 tahun 21 84%
Total 25 100%
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

perawat berdasarkan masa kerja menunjukkanhampir seluruhnya memiliki

masa kerja lebih dari >5 tahun berjumlah 21 orang sebanyak (84%).

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan usia di Ruang Flamboyan,


RSUD Jombang Bulan April 2018.
No. Usia Jumlah Presentase (%)
1 < 25 tahun 1 2,5 %
2 25-35 tahun 4 10 %
3 36-45 tahun 24 60 %
4 > 45 tahun 11 27,5 %
Total 40 100 %
Sumber : Data Primer, 2018
62

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia menunjukkan sebagian besar berumur 36-45

tahun sebanyak 24 orang (60%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang


Flamboyan, RSUD Jombang Bulan April 2018.
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-Laki 25 62,5 %
2 Perempuan 15 37,5 %
Total 40 100 %
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin menunjukan sebagian besar berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 25 orang sebanyak (62,5%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Ruang


Flamboyan, RSUD JombangBulan April 2018.
No. Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 SD/Sederajat 12 30%
2 SMP/MTS 23 57,5%
3 SMA/MA 4 10%
4 D1/D3/S1 1 2,5%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan menunjukkan sebagian besar

berpendidikan SMP/MTS berjumlah 23 orang sebanyak (57,5%).


63

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.8 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Ruang


Flamboyan, RSUD Jombang Bulan April 2018.
No. Pekerjaan Jumlah Total
1 Petani 5 12,5 %
2 Swasta 4 10 %
3 Wiraswata 9 22,5 %
4 Lain-lain 22 55 %
Total 40 100 %
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan sebagian besar

pekerjaannya lain-lain sebanyak 22 orang sebanyak (55%).

5. Karakteristik responden berdasarkan agama

Tabel 5.9 Karakteristik responden berdasarkan agama di Ruang Flamboyan,


RSUD Jombang Bulan April 2018.

No. Agama Jumlah Presentase (%)


1 Islam 40 100%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik

responden berdasarkan agama menunjukkan seluruhnya beragama islam

berjumlah 40 orang sebanyak (100%).

5.1.3 Data Khusus

1. Karakteristik responden berdasarkan kriteria sikap caring perawat.

Tabel 5.10 Karakteristik responden berdasarkana sikap caring perawat di


Ruang Flamboyan, RSUD Jombang, bulan April 2018.
No Caring perawat Jumlah Presentase (%)
1 Caring 29 72,5%
2 Tidak caring 11 27,5%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer, 2018
64

Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa Karakteristik

responden berdasarkan sikap caring perawat menunjukan sebagian besar

perawat yangcaring berjumlah 29 orang sebanyak (72,5%).

2. Karakteristik responden berdasarkan kriteria pelaksanaan oral hygiene.

Tabel 5.11 Karakteris responden berdasarkan kriteria pelaksanaan oral


hygiene di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang, Bulan April
2018.
No Kriteria Jumlah Presentase (%)
1 Baik 21 52,5 %
2 Cukup 10 25%
3 Kurang 9 22,5%
Total 40 100,%
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa Karakteristik

responden berdasarkan kriteria pelaksanaan oral hygiene sebagian besar

dengan kriteria baik berjumlah 21 orang sebanyak (52,5%).

5.1.4 Analisis hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene

pada pasien stroke berbasis teori Swanson di Ruang Flamboyan, RSUD

Jombang.

Tabel 5.12 Analisis hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan


oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson di
Ruang Flamboyan, RSUD Jombang, bulan April 2018.
Caring PelaksanaanOral hygiene Total
perawat Baik Cukup Kurang
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Caring 21 52,5% 8 20% 0 0% 29 72,5%
Tidak Caring 0 0% 2 5% 9 22,5% 11 27,5%
Jumlah 21 52,5% 10 25% 9 22,5% 40 100%
Uji chi-square α = 5% p= 0,000
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.12 diatas menunjukan bahwa dari 40

responden mengatakan sebagaian besar perawat yangcaring dalam

melaksanaan oral hygiene berjumlah 21 responden sebanyak ( 52,5%),


65

sebagian kecil didapatkan perawat yang cukup caring dalam

melaksanakan oral hygiene berjumlah 10responden sebanyak (25%), dan

sebagian kecil didapatkan perwat yang kurang caring dalam melaksanakan

oral hygiene berjumlah 9 responden sebanyak (22,5%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan chi-square dengan

didapatkan hasil P=0,000 < α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya ada hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson di Ruang Flamboyan,

RSUD Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Sikap caring perawat

Hasil penelitian yang didapatkan di Ruang Flamboyan, RSUD

Jombang pada tabel 5.10 menunjukan bahwa perawat memiliki kategori

caring sebanyak (72,5%), dan tidak caring sebanyak (27,5%).

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring

merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja

untuk lebih meningkatkan kepedulian kepada pasien (Sartika dan Nanda,

2011).Caring secara umum dapat diberikan sebagai suatu kemampuan

untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,

menunjukan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta

atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter dan

Perry, 2005).
66

Caring sangat penting karena caring adalah bentuk kepedulian

profesional untuk memberikan bantuan dan dukungan berupa

pengetahuan, sikap dan tindakan perawat kepada individu, kelompok, atau

masyarakat yang sedang sakit atau menderita untuk dapat meningkatkan

kondisi kehidupannya. Hal ini termasuk kapada klien yang mengalami

beberapa penyakit, dimana klien mengalami kemunduran fisik yang

membuat meraka menjadi tergantung pada perawat (Zulfa, 2009).

Pentingnya perilaku caring agar pasien benar-benar merasakan

asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat berperan sebagai pelaksana

pelayanan, konselor, peneliti, kolaborator dan agen perubahan sekali

dalam membantu penderita untuk makan, buang air besar atau kecil,

berpakaian, mandi, gosok gigi, berjalan dari tempat tidur ke kursi dan

berkomunikasi, baik secara total maupun sebagian (Leininger, 2010).

Menurut peneliti caring perawat di ruang Flamboyan RSUD

Jombang sudah baik, dikatakan baik karena dengan tingginya jawaban

responden yang mengatakan perawat selalu mendengarkan keluhan,

perasaan, dan masukan dari pasien, serta perawat selalu menunjukan sikap

sabar dalam melakukan proses keperawatan pada pasien, melibatkan

keluarga pasien atau orang yang dianggap berarti kedalam perawatan

pasien. Caring yang baik perlu dilakukan oleh perawat, sebagaimana

dilihat dari dimensi caring yaitu perawat harus memberdayakan pasien,

memfasilitasi pasien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya, dan

memberikan informasi yang jelas, mendukung masalah yang dialami

pasien sehingga meningkatkan penyembuhan pasien.


67

Tingginya penilaian sikap caring perawat menurut responden

dalam penelitian ini merupakan suatu keadaan yang positif yang dapat

memicu kualitas pelayanan di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Penilaian yang positif merupakan suatu bentuk sifat profesional perawat

dalam memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.Hal ini dapat

dilihat karna lebih dari 50% responden menjawab ya pada pernyataan

diantaranya adalah Perawat memperkenalkan diri pada pasien, Perawat

membantu membangun hasil akhir yang realistis, Perawat melibatkan

keluarga pasien atau orang yang dianggap berarti kedalam perawatan

pasien, Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga, terutama mereka

yang menjadi tanggung jawab, Perawat memberikan kenyamanan yang

mendasar seperti ketenangan (kontrol suara), selimut yang memadai, dan

tempat tidur yang bersih.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perawat di

Ruang Flamboyan RSUD Jombang berusia 25 - 35 tahun yang termasuk

dalam kategori dewasa awal berjumlah 15 orang sebanyak (60%).

Semakin muda usia perawat, tingkat caring makin rendah. Kondisi

itu dipengaruhi oleh faktor perkembangan, dimana usia muda masih belum

mampu mengendalikan emosional pribadinya (Prima, 2010). Semakin

bertambahnya usia maka pekerja akan membawa sifat-sifat positif dalam

memiliki hak serta mampu berprofesi sebagai seorang perawat (Sheldon,

2010).
68

Menurut peneliti sikap caring perawat dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor diantaranya adalah usia, usia menjadi salah satu faktor

internal yang mempengaruhi sikap caring perawat.

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar perawat di Ruang

Flamboyan RSUD Jombang berjenis kelamin perempuan sebanyak (72%).

Moehijat (2009), mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan kemampuan melakukan asuhan

keperawatan, tetapi perempuan cenderung menganalisis suatu

permasalahan secara lebih mendalam dan seksama sebelum mengambil

keputusan dibandingkan perawat laki-laki.

Menurut peneliti perawat perempuan memiliki sifat lembut karna

konsep awal keperawatan dalam sejarahnya adalah mother insting. Oleh

karenanya perwat wanita cenderung lebih caring terhadap pasien.

Hasil penelitian di Ruang Flamboyan RSUD Jombang menunjukan

bahwa hampir seluruhnya pendidikan perawat adalah D3 keperawatan

berjumlah 19 orang (76%).

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya,

semakin luas pengetahuan perawat, maka berhubungan dengan tingkat

caring yang semakin tinggi (Suarli, 2010). Perawat dengan pendidikan

yang lebih tinggi mempunyai efisiensikerja dan penampilan kerja yang

lebih baik dari pendidikan yang lebih rendah (Prima, 2010).

Menurut peneliti peran pendidikan perawat sangat penting karna

untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi dalam memberikan


69

efisiensi kerja yang baik, hal ini sangat berpengaruh untuk membangun

caring perawat.

5.2.2 Pelaksanaan oral hygiene

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data seperti dapat

diketahui pada tabel 5.11 bahwa kategori pelaksanaan oral hygiene

dilakukan dengan baik sebanyak (52,5%), cukup (25%), kurang (22,5%).

Tindakan pelaksanaan oral hygienesangatlah penting untuk pasien,

terutama pada pasien stroke yang mengalami gangguan saraf nervus

fasialis, dan pasien yang dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, karena

untuk menghindari infeksi mulut. Pentingnya memberikan tindakan

kebersihan mulut karna kebersihan mulut adalah salah satu tindakan yang

diperlukan untuk menjaga agar mulut terhindar dari infeksi, membersihkan

dan menyegarkan mulut, karna kebersihan mulut juga merupakan obat

pencegahan terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur

(Hamdani, 2011).

Menurut peneliti pelaksanaan oral hygiene diruang Flamboyan

RSUD Jombang sudah baik, dikatakan baik karna pelaksanaan oral

hygiene dilakukan dengan rutin, dan perawat tlaten saat melakukan

tindakan oral hygine, tetapi perawat tidak memperhatikan privasi pasien

saat dilakukan tindakan oral hygiene, tidak menanyakan respon pasien

setelah dilakukan tindakan, serta tidak mengembalikan pasien keposisi

yang nyaman, oleh karena itu perawat perlu memperhatikan SOP oral

hygiene agar bisa lebih memberikan pelaksanaan yang baik.


70

Hasil penelitian bahwa perawat baik dalam melakukan tindakan

kebersihan mulut, hal ini dapat dilihat karena lebih dari 50% yaitu saat

melakukan tindakan oral hygiene perawat selalu menayakan identitas

pasien, perawat melakukan kominikasi yang baik kepada pasien saat

melakukan oral hygiene, perawat melakukan persetujuan terlebih dahulu

kepada pasien sebelum melakukan tindakanoral hygiene, perawat selalu

melibatkan anggota keluarga saat melakukan tindakan oral hygiene,

perawat selalu menjelaskan tujuan dan manfaat dilakukan oral hygiene.

Pelaksanaan oral hygiene yang baik dapat dipengaruhi dari

pendidikan seseorang, kerena pendidikan dapat membentuk suatu

pengetahuan, dimana pengetahuan pasien yang ada di ruang Flamboyan,

RSUD Jombang tentang pelaksanaan oral hygine sangat kurang hal

tersebut bisa dilihat dari pendidikan pasien dimana sebagaian besar pasien

berpendidikan SMP atau sederajat berjumlah 23 orang (57,5%).

Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, yang

menciptakan dasar terbentuknya suatu perilaku, seseorang dikatakan

kurang pengetahuan apabila dalam kondisi tidak mampu untuk mengenal

dan menjelaskan serta menganalisa sauatu keadaan (Dewi, 2015).

Menurut peneliti jika tingkat pendidikan tinggi maka pengetahuan

seseorang dalam memperhatikan kesehatan terutama pelaksanaan oral

hygine akan tinggi, begitu juga sebaliknya jika tingkat pendidikan rendah

maka pengetahuan seseorang dalam memperhatikan kesehatan juga kurang

terutama dalam pelaksanaan oral hygiene.


71

Pengetahuan pasien yang kurang dalam pelaksanaan oral hygiene

akan berdampak buruk bagi kesehatan pasien, sehingga diperlukan peran

perawat dalam hal tersebut. Faktor-faktor yang dapat membentuk

pelaksanaan oral hygiene yang baik diantaranya adalah usia, dimana usia

perawat di ruang Flamboyan, RSUD Jombang sebagian besar berusia 25-

35 tahun berjumlah 15 orang sebanyak (60%).

Azwar (2009), mengatakan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi

oleh faktor pengalaman pribadi dan juga pengaruh emosional. Hasil

penelitian (Rosyid, 2008), yang menyimpulkan karakteristik usia perawat

memiliki pelaksanaan oral hygiene yang baik berusia 25-35 tahun.

Menurut peneliti pelaksanaan oral hygiene yang baik dapat

dipengaruhi oleh usia dimana usia dewasa menentukan banyak sedikitnya

pengetahuan dan pengalaman pribadi seseorangsehingga mempengaruhi

dalam pelaksanaan oral hygienebaik.

Faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan oral hygiene yang

baik disebabkan oleh masa kerja perawat. Masa kerja perawat di ruang

Flamboyan, RSUD Jombang sebagian besar telah bekerja > 5 tahun

berjumlah 21 orang sebanyak (84%)..

Manullag (2008), Lama kerja seseorang mempengaruhi

pengalaman kerja seseorang, pengalaman kerja merupakan proses

pembentukan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi

pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya. Lamanya

seseorang bekerja menentukan banyak atau sedikitnya pengalaman

mereka, pengalaman merupakan sumber pengetahuan(Notoatmodjo,


72

2003), Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Wachidiatin, 2013), yang

menyimpulkan perawat dengan masa kerja yang lama memiliki

pelaksanaan oral hygiene yang baik.

Menurut peneliti masa kerja memepengaruhi pelaksaan oral

hygiene yang baik, dimana perawat yang telah bekerja > 5 tahun akan

memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman dalam hal kesehatan

terutama pelaksanaan oral hygiene.

5.2.3 Hubungan sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada

pasien stroke berbasis teori Swanson di Ruang Flamboyan, RSUD

Jombang.

Hasil analisis statistik hubungan sikap caring perawat dengan

pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson di

Ruang Flamboyan, RSUD Jombang dengan menggunakan uji chi-square

didapatkan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p=0,000 < α=0,05

dengan kekuatan hubungan 0,667 masuk kategori kuat, maka H1 diterima

dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan sikap caring perawat dengan

pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori Swanson di

Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Perawat di Ruang Flamboyan RSUD Jombang, memiliki sikap

caring yang yang positif dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada

pasien stroke terutama dalam memberikan tindakan oral hygiene hal ini

ditunjukan dalam pengisian kuesioner sikap caring perawat dan hasil

observasi peneliti saat pelaksanaan oral hygiene dengan menjawab bahwa

dari dari 40 responden mengatakan sebagaian besar perawat yang telah


73

caring dalam melaksanaan oral hygiene berjumlah 21 responden

sebanyak ( 52,5%), sebagian kecil didapatkan perawat yang cukup caring

dalam melaksanakan oral hygiene berjumlah 10responden sebanyak

(25%), dan sebagian kecil didapatkan perwat yang kurang caringdalam

melaksanakanoral hygieneberjumlah 9 responden sebanyak (22,5%).

Perawat kurang meiliki motivasi dalam melakukan tindakan kebersihan

mulut.

Caring perawat merupakan salah satu aspek yang sangat

berhubungan dengan pelayanan keperawatan, karena caring mencakup

hubungan antar manusia dan berpengaruh terhadap kebersihan mulut

pasien. Kemampuan perawat dalam dalam memperhatikan pasien,

keterampilan intelektual dan interpersonal akan tercermin dalam perilaku

caring (Dwiyanti, 2008).

Seorang perawat harus memiliki sikap caring terutama pada

pelaksanaan oral hygine pada pasien karena sangat mempengaruhi

terhadap suatu pelayanan yang harus dimiliki perawat terhahadap pasien,

dan apabila tidak dilakukan kebersihan mulut maka akan memberikan

dampak salah satunya infeksi rongga mulut dalam penelitian Rini

Wulandari (2015). Caring perawat dapat diberikan sebagai suatu

kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan

waspada, menunjukan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan

perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan

(Potter dan Perry, 2005).


74

Salah satu tugas perawat diantaranya adalah menjaga kebersihan

mulut (oral hygiene), tindakan ini bisa dilakukan pada pasien yang tidak

mampu memperthankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri

sehingga membutuhkan bantuan perawat (Nur Sholiha, 2016), oral

hygiene merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan

dan menyegarkan mulut, gigi, dan gusi (Taylor dalam Tucker, 2011).

Hamdani (2011), Mengatakan kebersihan mulut merupakan salah satu

tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar mulut terhindar dari infeksi,

membersihkan dan menyegarkan mulut. Kesadaran menjaga kebersihan

mulut sangat perlu dan merupakan obat pencegahan terjadinya masalah

gigi dan mulut yang paling manjur.

Menurut peneliti sikap caring perawat dalam pelaksanaan oral

hygiene sudah baik, tetapi akan lebih baiknya perawat harus meningkatkan

pengetahuan tentang pelaksanaanoral hygieneyang benar agar dapat

melaksanakan tindakan sesuai dengan SOP dan lebih meningkatkan sikap

caring kepada pasien agar tercipta sikap caring perawat terhadap

pelaksanaan oral hygiene yang baik pada pasien.Perawat perlu juga dalam

meningkatkan motivasi, karena dengan motivasi yang baik akan

menyebabkan tingkat kepedulian untuk malaksanakan tindakan kebersihan

mulut pada pasien, perawat harus memiliki motivasi yang baik agar

terbentuk kepedulian untuk melakukan tindakan oral hygiene sehingga

dapat memberikan pelayanan yang maksismal. Sikap caring perawat

sangat diperlukan dalam pelayanan dirumah sakit, karena caring terhadap


75

pasien akan menumbuhkan bina hubungan saling percaya antara pasien

dengan perawat.

Hasil penelitian pada tabel 5.12 menunjukan hasil stasistik, ada

responden yang menilai sikap caring perawat masuk pada kategori caring

21 responden (52,5%), namun memiliki pelaksanaan oral hygiene yang

kurang sebanyak 9 orang (22,5%).

Perawat yang memiliki pendekatan konsisten pada pasien,

melakukan proses keperawatan pada pasien dengan kemampuan yang

kompeten, serta memiliki motivasi yang tinggi dalam memberikan

pelayakan keperawatan, maka perawat dapat memberikan pelayanan yang

profesioal (Rury, 2012).

Peneliti menganalisa bahwa penyebab masih ada pelaksanaan oral

hygiene yang kurang karna perawat kurang meningkatkan motivasi dalam

memberikan pelaksanaan oral hygiene, jika perawat memiliki motivasi

yang baik maka perawat dapat memberikan pelayaan yang optimal dengan

caring yang bagus sehingga tercipta pelayanan yang profesional.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Sikap caring perawat di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang masuk

kategori caring.

2. Pelaksanaan oral hygiene di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang masuk

kategori baik.

3. Sikap caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke

berbasis teori Swanson di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang ada

hubungan.

6.2 Saran

1. Bagi pimpinan rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan pimpinan rumah sakit dapat

memberikan kebijakan misalnya dengan melakukan supervisi terkait

perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien, dan mengingatkan

perawat dalam memberikan pelaksanaan oral hygiene kepada pasien

sesuai dengan SOP oral hygiene.

2. Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan bahwa perawat bisa meningkatkan

sikap caring kepada pasien dengan memperhatikan demensi caring

diantaranya mainteining belief dengan menawarkan bantuan kepada

pasien, being with dengan cara senantiasa mendampingi pasien saat pasien

membutuhkan, selalu mendengarkan keluhan dan masukan dari pasien,

76
77

doing for dengan melakukan tindakan sesuai profesional, lebih

meningkatkan hak-hak pasien, melakukan penilaian atau pengkajian secara

menyuluruh tentang kondisi pasien, serta meningkatkan motivasi dalam

melaksanakan kebersihan mulut dengan melakukan kebersihan mulut yang

benar, rutin, telaten, serta menjaga privasi pasien saat dilakukan

kebersihan mulut dan menanyakan respon pasien setelah selesai

melakukan tindakan kebersihan mulut. Menciptakan komunikasi yang

efektif serta pendekatan yang konsisten sehingga akan tercipta pelayanan

yang profesional dan memberikan kualitas yang baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Mendapatkan hasil informasi yang lebih luas, maka peneliti

selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian tentang caring

perawat dalam memberikan intervensikepada pasien yang membutuhkan

bantuan dalam melaksanakan oral hygienedan difokuskan tidak hanya

kepada pasien stroke.

4. Bagi pasien/keluarga pasien

Hasil penelitian ini diharapkan pasien dapat mandiri melakukan

kebersihan mulut agar mulut terhindar dari infeksi, dan apabila pasien dan

keluarga benar-benar tidak bisa melakukannya pasien atau keluarga pasien

sebaiknya meminta bantuan dan mengingatkan perawat apabila perawat

lupa tidak melakukan oral hygiene tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2009, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Perawat Dalam
Hendri.blogspot.com/2009/08/hubungan-pengetahuan dan sikap, Diakses
30 Desember 2014.
Agustin, I., 2012, Perilaku Cring Perawat dan hubungannya dengan kepuasan
klien di Instalasi rawat inap bedah dewasa RS Dr. Muhammad Hoesin
Palembang tahun 2012, Tesis : Palembang. Indonesia Diunduh tanggal
22/3/2012.
Ahmad. A.S., 2012, Perawatan Gigi dan Mulut, Jakarta : Prestasi Pustaka.
Anjaswarni, T., 2012, Tesis : Analisis Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku
Caring Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang
Tahun 2012, Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia.
Apriana, S., 2013, Hubungan pengetahan dan sikap caring dengan pelaksanaan
oral hygiene pada penderita stroke diruang perawatan RSUD Labuang Baji
Makassar.
Arif M., Suprohaita, Wahyu I.W., & Wiwiek S., 2000, Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ke-3 Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapius.Pp : 17-26.
Azwar, 2011, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi II, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Damayanti, D., 2013, Buku Pintar Perawat Profesional Teori & Praktik Asuhan
Keperawatan. Yogyakarta : Mantra Books. Ghofar, 2015, Hubungan antara
pengetahuan dan sikap perawat dengan kemampuan tehnikal perawat
dalam pelaksanaan oral hygiene pada penderita stroke RSUD Jombang.
Dapartemen Kesehatan RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia.
Dwiyanti, Mediana, 2008, Keperawatan Dasar: Konsep “Caring” Etik Dan
Spiritual Dalam Pelayanan Kesehatan, Semarang: Hasani.
Erdianti Wowor, 2017, Hubungan Sikap Caring Perawat Dengan Pelaksanaan
Oral Hygiene Pada Pasien Total Care di RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado.
Hamdani, 2011, Studi diskriptif peran perawat dalam pelaksanaan oral hygien
pada penderita stroke, http://www.medicastore.com. Diaskses 30 Desember
2014.
Haryono, T., 2006, Hipertensi dan Stroke, SMF ilmu penyakit Saraf RSUD
Banyuma, http://www.tempointeraktif.com/medika/assip/05002/pus 1.htm (
6 Agustus 2008).

78
79

Ilkafah, 2017, Skripsi : Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di


Ruang Rawat Inap Private Care Cantre RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Makassar 2017.
Lehner, T., 2011, Imunologi Pada Penyakit Mulut, Alih bahasa : Ratna Farida,
NG Surayadhana, Jakarta : EGC.
Leininger, 2010, Tesis : Perilaku Caring Perawat dan Hubungannya dengan
Kepuasan Klien di Instalasi rawat inap bedah dewasa RS DR. Muhammad
Hoesin Palembang tahun 2010.
Lombardo, M. C., 1995, Penyakit Cerebrovaskuler dan Nyeri Kepala, Dalam :
Price, S.A., Wilson, L.M., Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
penyakit. Edisi 4. Alih Bahasa Anugerah P. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC . pp : 961-76.
Koentjoro, Tjahjono, 2007, Regulasi kesehatan diindonesia, Yogyakarta :ANDI.
Kozier, B. Et al., 2010, Fundamental keperawatan (7th ed), Vol. 2 : Konsep,
Proses, dan Praktik. Buku Kedokteran : EGC.
Mahar, M., & Priguna, S., 1997, Neurologi Klinik Dasar, Edisi ke -7. Jakarta :
Dian Rakyat, pp: 279-481.
Mannulang, 2008, Dasar-dasar Management Yogyakarta : Ghaila Indonesia (GI)
Marni, 2012, Skripsi : Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawat dalam
Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien Stroke Di Ruang Wijaya Kusuma
RSUD Kota Bekasi Tahun 2012.
Mulyaningsih, 2011, Hubungan Berfikir Kritis dengan Perilaku Caring Perawat
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia.
Nur Sholikha, 2016, Kti : Asuhan Keperawatan Penerapan Keefektifan Oral
Hygiene Dengan Madu Pada Pasien Penurunan Kesadaran : Stroke di
RSUD DR. Soedirman Kebumen, Program Studi D3 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong 2016.
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta: EGC
Prima, 2010, Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawatdalam
penerapan proses keperawatan di RSUD Toto Kabupaten Bone Balango.
Rahayu, Srining, 2001, Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap caring
yang dipersiapkan oleh perawat pelaksana diruang rawat inap RSUP
Persahabatan Jakarta. Tesis. Jakarta. FIK-UI.
80

Refiana, W., 2009, Penyakit Kronis, Tindakan, Pencegahan, Pengobatan Secara


Medis, Maupun Tradisional, Bee Media Indonesia, Jakarta.
Rello et al., 2007, Prevension of zero rate posible. associated pneumonia.
American Journal of respiratory and critical care medicine.
Rini, W., 2015, Hubungan Sikap Caring Perawat Terhadap Pelaksanaan Oral
Hygiene Di ruang Intensive RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2015,
Skripsi : Fakultas Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Rury, D., 2012, Studi Deskriptif Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Ruang
Rawat Inap. Skripsi. Universitas Indonesia
Sartika, Nanda, 2011, Konsep Caring diambil dari http://www.pedoman.news.co
m diakses pada 16 april 2016.
Setiawati, 2010, Tesis : Analisis factor-factor yang berhubungan dengan
kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana diinstalasi
rawat inap pusat medic RS Imanuel Bandung, Program pascasarjana. FIK
UI.
Soeharto, 2004, Kolesterol dan Lemak Jahat, Kholesterol dan Lemak Baik dan
Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke, Jakarta : Gramedia. Pp:
28-101
Suryani, M., 2010, Tesis : Hubungan lingkungan kerja dengan perilaku caring
perawat di RS PGI Jakarta, Program Pascasarjana FIK UI.
Stevens, P.J.M., 2009, Ilmu Keperawatan, jilid 3 edisi 4 jakarta : EGC Subang.
Program Pasca Sarjana FIK UI.
Suarli, 2010, Management keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta :
Erlangga.
Sutrisno, Alfred, 2007, Stroke??? You Must Know Before You Get It! Sebaiknya
Anda Tahu Sebelum Anda Terserang Stroke, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tucker, 2011, Patient Care Standart : Nursing Process Diagnosis and Outcome,
alih bahasa Yasmin et al, volume 3. EGC, Jakarta.
Watson, 2009, Assesing & Measuring Caring in Nursing and Health Sciences,
Canada : Singer Publishing Company.
Wawan, A., & Dewi M., 2011, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Prilaku Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.
Wiryanto, 2004, Awas, Stroke bisa mengenai siapa saja, http://www.kompas.com/
kesehatan/news/0402/28/191932.htm.(6 Agustus 2008).
Zulfa, F., 2009, caring kunci sukses perawatan mengamalkan ilmu. Semarang :
Hasni.
81

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada :
Yth. Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan Hormat,

saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa program studi S1
Keperawatan STIKES ICMe Jombang.

Nama : Istiqomah

Nim : 14.321.0023

Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Sikap


Caring Perawat Dengan Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien Stroke Berbasis
Teori Swanson Di Ruang Falamboyan, RSUD Jombang”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap
caring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke berbasis teori
swanson di Ruang Flamboyan RSUD Jombang. Dan adapun manfaat dari
penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai standart caring pada pasien stroke,
dan bisa dijadikan sebagai pengembangan caring pada pasien stroke, sehingga
akan tercipta komunikasi yang efektif anatara perawat dengan pasien.

Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan responden. Kerahasiaan


semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja. Jika perawat tidak bersedia menjadi responden, maka
diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila selama
pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka responden berhak
menggundurkan diri. Apabila responden menyetujuinya, maka kami mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaan
penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

(Istiqomah)
14.321.0023
82

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca, mendengarkan dan memahami isi penjelasan tentang tujuan


dan manfaat penelitian ini, maka saya menyatakan :

Bersedia menjadi responden penelitian

Tidak bersedia menjadi responden

Dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang yaitu :

Nama : Istiqomah

NIM : 14.321.0023

Judul : Hubungan Sikap Caring Perawat Dengan Pelaksanaan


Oral Hygiene Pada Pasien Stroke Berbasis Teori
Swanson Di Ruang Flamboyan, RSUD Jombang.

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun,
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jombang, ......................

Saksi Responden

(...................) (.................)

Keterangan :

Pilih dan berikan tanda (√) sesuai pilihan anda


83

Lampiran 3

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Petunjuk pengisian :

1. Beri jawaban dan tanda checklist (√) pada tempat yang tersedia sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya dari bapak, ibu atau saudara
2. Tiap satu pertanyaan ini diisi oleh satu jawaban .
1) Nama (disamarkan) :................
2) Umur :
<25 tahun
25-35 tahun
36-45 tahun
>45 tahun
3) Jenis kelamin :
Laki-laki
Perempuan
4) Pendidikan :
SD/Sederajat
SMP/MTS

SMA/MA

D1/D3/S1/S2

5) Pekerjaan :
Petani

Swasta

Wiraswata

PNS

Lain-lain
84

6) Agama :

Islam

Kristen

Hindu

Budha

Lain-lain
85

Lampiran 4

KISI-KISI SIKAP CARING PERAWAT

Komponen Nomor Pernyataan


Mainteining Belief 1,2,3,4
Knowling 5,6,7,8,9
Being With 10,11,12,13
Doing For 14,15,16,17,18
Enabling 19,20,21,22,23

Skor jawaban kuesioner sikap caring Dengan Skor


perawat YA :1
TIDAK : 0

Dengan Kriteria kelompok :


Caring : >50%
Tidak caring : <50%
(Arikunto, 2006)

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
86

Lampiran 5

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN ORAL HYGIENE

Komponen Nomor Pernyataan


Persiapan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Pelaksanaan 10,11,12
Evaluasi 13,14,15,16,17,18,19,20

Skor jawaban lembar observasi YA :1


pelaksanaan oral hygiene TIDAK : 0

Dengan Kriteria :
Baik : >76%
Cukup : 56-75%
Kurang : <56%
(Nursalam, 2011).
87

Lampiran 6

KUESIONER SIKAP CARING PERAWAT (SWANSON)

1. Beri tanda checklist (√)pada kolom jawaban yang bapak/ibu /saudara pilih
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dirasakan, dengan alternative
jawaban :
1) YA : Jika pernyataan setuju
2) Tidak : Jika pernyataan tidak setuju
2. Tiap pernyataan diisi satu jawaban.

No. Pernyataan YA TIDAK


1. Ners memperkenalkan diri pada pasien
2. Ners menemui pasien untuk menawarkan bantuan
(misalnya menghilangkan rasa sakit, menggosok
punggung pasien, mengompres, dll)
3. Ners membantu pasien membangun hasil akhir yang
realistis/nyata.
4. Ners menunjukan perhatian kepada pasien (menanyakan
keadaan/keluhan yang dirasakan pada saat menemui
pasien)
5. Ners melibatkan keluarga pasien atau orang yang
dianggap berarti kedalam perawatan pasien
6. Ners menjelaskan kepada pasien dan keluarga, terutama
mereka yang menjadi tanggung jawab
7. Ners melakukan penilaian/pengkajian tentang kondisi
pasien secara menyeluruh
8. Ners menanyakan apa yang dirasakan pasien dan apa
yang bisa saya lakukan untuk membantu pasien
9. Ners memiliki pendekatan yang konsisten pada pasien
10. Ners senantiasa mendampingi pasien saat pasien
membutuhkan
11. Ners melakukan proses keperawatan pada pasien dengan
kemampuan yang kompeten
12. Ners suka mendengarkan keluhan, perasaan, dan
masukan dari pasien
13. Ners menunjukan sikap sabar dalam melakukan proses
keperawatan pada pasien
14. Ners memberikan kenyamanan yang mendasar seperti
ketengangan (kontrol suara) , selimut yang memadai ,
dan tempat tidur yang bersih
88

15. Ners menyarankan kepada paien untuk memanggilnya


apabila mengalami kesulitan/menemui
Masalah
16. Ners melakukan tindakan sesuai profesional dalam
penampilanya sebagai perawat professional
17. Ners memberikan perawatan dan pengobatan pada
pasien tepat waktu
18. Ners menghargai hak-hak pasien
19. Ners membantu pasien memberikan kesempatan untuk
memandirikan pasien dalam mengatasi masalah
20. Ners memberikan motivasi pasien untuk berfikir positif
tentang kondisi sakitnya
21. Ners selalu mendahulukan kepentingan pasien
22. Ners mengajarkan pada pasien cara untuk merawat diri
sendiri, setiap kali memungkinkan
23. Ners mendiskusikan kondisi pasien dan memberikan
umpan balik kepada pasien
89

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN ORAL HYGIENE

Petunjuk pengisian :

1. Beri tanda (√) jika tindakan dilakukan.


2. Beri tanda (×) jika tidak dilakukan.

No. Tindakan Kategori


YA TIDAK
1. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
perawat selalu menanyakan identitas pasien
2. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
kepada pasien perawat melukan komunikasi dengan
baik
3. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
kepada pasien perawat melakukan persetujuan
terlebih dahulu
4. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
kepada pasien perawat mengajak keluarga untuk
mendampingi pasien
5. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
perawat menjelaskan tujuan dan manfaatnya
6. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
perawat menjelaskan alat dan bahan yang digunakan
7. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
perawat menjaga privasi pasien
8. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene
pasien mencuci tangan terlebih dahulu
9. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygine
perawat selalu memakai hand scoon (sarung tangan)
10. Apakah saat melakukan tindakan oral hygiene
kepada pasien perawat melakukan dengan baik
11. Apakah saat melakukan tindakan oral hygiene
perawat melakukan dengan telaten dan ramah kepada
pasien
12. Apakah perawat selalu melakukan oral hygiene
dengan rutin
13. Apakah setelah selesai melakukan tindakan kepada
pasien langsung melepas hand scoon
14. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene
kepada pasien perawat selalu mencuci tangan
15. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene
90

pasien selalu mengembalika pasien keposisi yang


nyaman
16. Apakah perawat selalu memberi tahu kepada pasien
ketika tindakan telah selesai dilakukan
17. Apakah setelah tindakan oral hygiene selesai
dilakukan perawat membersihan alat-alatnya
18. Apakah setelah melakukan tindakan perawat selalu
menanyakan respon yang dirasakan pasien
19. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene
pasien perawat mengucapkan terimakasih
20. Apakah setelah melaukan tindakan perawat selalu
melakukan kontrak waktu untuk tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya
91

Lampiran 8

DATA UMUM PERAWAT DI RUANG FLAMBOYAN RSUD JOMBANG

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<25 th 2 8,0 8,0 8,0
25-35th 15 60,0 60,0 68,0
Valid 36-45th 5 20,0 20,0 88,0
>45 th 3 12,0 12,0 100,0
Total 25 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 7 28,0 28,0 28,0
Valid Perempuan 18 72,0 72,0 100,0
Total 25 100,0 100,0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 Kep 6 24,0 24,0 24,0
Valid S1 Kep 19 76,0 76,0 100,0
Total 25 100,0 100,0

Masa kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<5 tahun 4 16,0 16,0 16,0
Valid >5 tahun 21 84,0 84,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
92

Lampiran 9

DATA UMUM PASIEN DI RUANG FLAMBOYAN RSUD JOMBANG


Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<25 tahun 1 2,5 2,5 2,5
25-35th 4 10,0 10,0 12,5
Valid 36-45th 24 60,0 60,0 72,5
>45th 11 27,5 27,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 25 62,5 62,5 62,5
Valid Perempuan 15 37,5 37,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD/Sederajat 12 30,0 30,0 30,0
SMP 23 57,5 57,5 87,5
Valid SMA 4 10,0 10,0 97,5
D1/D3/S1/S2 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Petani 5 12,5 12,5 12,5
Swasta 4 10,0 10,0 22,5
Valid Wiraswasta 9 22,5 22,5 45,0
Lain-lain 22 55,0 55,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Islam 40 100,0 100,0 100,0
93

Lampiran 10

TABULASI DATA PERAWAT DI PAVILIUN


FLAMBOYAN RSUD JOMBANG

Jenis
No Usia Pendidikan Masa Kerja
Kelamin
1 4 1 1 2
2 4 1 1 2
3 4 1 2 2
4 3 2 1 2
5 2 1 2 2
6 3 2 1 2
7 3 2 1 2
8 2 1 1 2
9 3 2 2 2
10 2 2 2 2
11 3 1 2 2
12 2 2 2 1
13 2 2 2 2
14 2 1 2 2
15 2 2 2 2
16 2 2 2 2
17 2 2 2 1
18 2 2 2 2
19 2 2 2 2
20 2 2 2 2
21 1 2 2 1
22 2 2 2 2
23 1 2 2 1
24 2 2 2 2
25 2 2 2 2

Keterangan :

a. Usia c. Pendidikan
<25 tahun =1 D3 Keperawatan =1
25-35 tahun =2 S1 Keperawatan =2
36-45 tahun =3
≥46 tahun =4
b. Jenis kelamin d. Masa kerja
Laki-laki =1 <5 =1
Perempuan =2 >5 =2
94

Lampiran 11

TABULASI DATA RESPONDEN DI RUANG FLAMBOYAN RSUD


JOMBANG

DATA UMUM
No.
Jenis
Resp Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
Kelamin

1 3 1 2 5 1
2 4 1 1 3 1
3 3 2 2 5 1
4 4 2 2 1 1
5 2 1 3 2 1
6 3 2 2 5 1
7 3 1 1 3 1
8 4 1 2 5 1
9 3 2 2 5 1
10 3 1 2 5 1
11 3 2 1 5 1
12 2 1 2 5 1
13 4 2 2 3 1
14 3 1 2 3 1
15 2 2 3 5 1
16 3 1 1 5 1
17 3 1 1 3 1
18 3 2 2 3 1
19 4 2 1 1 1
20 3 2 2 5 1
21 4 1 2 5 1
22 3 1 2 3 1
23 2 2 3 2 1
24 3 1 2 5 1
25 3 1 2 5 1
26 4 1 1 1 1
27 3 2 2 5 1
28 4 2 1 1 1
29 1 1 4 5 1
30 3 2 2 2 1
31 3 1 2 5 1
32 3 1 2 5 1
33 3 1 1 3 1
34 4 2 1 1 1
35 3 1 2 3 1
36 3 1 2 5 1
37 4 1 1 5 1
38 3 1 2 5 1
39 4 1 1 2 1
40 3 1 3 5 1
95

Keterangan :

a. Usia
<25 tahun =1
25-35 tahun =2
36-45 tahun =3
≥46 tahun =4
b. Jenis kelamin
Laki-laki =1
Perempuan =2
c. Pendidikan
SD/Sederajat =1
SMP/MTS =2
SMA/MA =3
D3/S1/S2 =4
d. Pekerjaan
Petani =1
Swasta =2
Wiraswata =3
PNS =4
Lain-lain =5
e. Agama
Islam =1
Kristen =2
Hindu =3

Budha =4

Lain-lain =5
Lampiran 12

CARING PERAWAT
No. Resp
Mainteining Belief Knowling Being With Doing For Enabling
SKOR % Kriteria Kode
1 2 3 4 Jml 5 6 7 8 9 Jml 10 11 12 13 Jml 14 15 16 17 18 Jml 19 20 21 22 23 Jml
1 0 1 0 1 2 1 0 1 0 1 3 0 1 1 0 2 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 3 14 60,87% Caring 1
2 1 0 1 0 2 1 1 0 1 0 3 1 1 0 1 3 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 13 56,52% Caring 1
3 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 4 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 1 1 0 3 11 47,83% Tdk Caring 2
4 1 0 1 0 2 1 1 0 1 0 3 0 0 1 1 2 0 1 1 1 0 3 1 0 0 1 1 3 13 56,52% Caring 1
5 1 0 1 1 3 1 0 0 1 1 3 1 1 1 0 3 1 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 3 14 60,87% Caring 1
6 0 1 1 0 2 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 5 14 60,87% Caring 1
7 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 2 1 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 2 14 60,87% Caring 1
8 1 0 1 0 2 1 1 0 0 0 2 1 1 0 1 3 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 2 10 43,48% Tdk Caring 2
9 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 0 1 1 4 20 86,96% Caring 1
10 1 0 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 0 1 0 2 0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 3 16 69,57% Caring 1
11 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 3 9 39,13% Tdk Caring 2
12 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 3 0 1 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5 16 69,57% Caring 1
13 1 0 1 0 2 1 0 1 0 1 3 1 1 1 1 4 1 0 1 0 1 3 1 1 0 0 0 2 14 60,87% Caring 1
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 7 30,43% Tdk Caring 2
15 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 1 1 4 10 43,48% Tdk Caring 2
16 1 0 1 0 2 1 1 0 1 1 4 0 1 0 1 2 1 1 0 1 0 3 1 1 0 0 1 3 14 60,87% Caring 1
17 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 18 78,26% Caring 1
18 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 0 3 9 39,13% Tdk Caring 2
19 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 2 1 1 1 0 0 3 1 1 0 1 1 4 17 73,91% Caring 1
20 1 0 1 1 3 1 1 0 1 1 4 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 4 17 73,91% Caring 1
21 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 3 1 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 4 16 69,57% Caring 1
22 1 0 1 0 2 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 0 1 0 1 1 3 1 1 0 1 1 4 15 65,22% Caring 1
23 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 3 1 0 1 1 0 3 1 0 0 1 1 3 14 60,87% Caring 1
24 1 0 1 0 2 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 1 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 4 15 65,22% Caring 1
25 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 2 8 34,78% Tdk Caring 2
26 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 4 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4 16 69,57% Caring 1

96
27 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 7 30,43% Tdk Caring 2
28 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 2 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 16 69,57% Caring 1
29 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 3 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 12 52,17% Caring 1
30 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 3 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 0 1 1 1 4 14 60,87% Caring 1
31 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 1 1 3 0 1 0 1 0 2 0 1 1 1 0 3 13 56,52% Caring 1
32 1 1 0 1 3 1 1 1 0 1 4 0 1 0 1 2 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 4 15 65,22% Caring 1
33 1 0 1 0 2 1 0 1 0 1 3 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 12 52,17% Caring 1
34 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 3 1 0 1 0 1 3 11 47,83% Tdk Caring 2
35 1 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 4 0 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 4 18 78,26% Caring 1
36 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 1 1 0 0 3 13 56,52% Caring 1
37 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 3 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 1 2 11 47,83% Tdk Caring 2
38 0 1 1 1 3 0 1 0 1 0 2 1 1 0 1 3 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 1 3 14 60,87% Caring 1
39 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 3 0 0 1 1 1 3 10 43,48% Tdk Caring 2
40 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 2 0 1 0 1 1 3 1 1 0 1 1 4 13 56,52% Caring 1
Jml Skor 22 17 23 20 82 35 32 16 26 24 133 19 23 20 27 89 23 20 18 19 19 99 32 26 19 26 27 130 533
Rata2 skor 0,55 0,430,58 0,50 2,05 0,88 0,80 0,40 0,65 0,60 3,33 0,48 0,58 0,50 0,68 2,23 0,58 0,50 0,45 0,48 0,48 2,48 0,80 0,65 0,48 0,65 0,68 3,25 13,33
Rata2 parameter 0,51 0,67 0,56 0,50 0,65
% Parameter 15,38% 24,95% 16,70% 18,57% 24,39%

97
Lampiran 13
DATA KHUSUS
ORAL HYGIENE
No. Resp
Persiapan Pelaksanaan Evaluasi
SKOR % Kriteria Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jml 10 11 12 Jml 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 7 16 80,00% Baik 1
2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 6 16 80,00% Baik 1
3 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 0 1 0 5 11 55,00% Kurang 3
4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5 1 1 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 6 14 70,00% Cukup 2
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 18 90,00% Baik 1
6 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 5 12 60,00% Cukup 2
7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 7 17 85,00% Baik 1
8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 1 5 13 65,00% Cukup 2
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 6 17 85,00% Baik 1
10 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 1 0 5 15 75,00% Cukup 2
11 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 0 0 0 1 0 4 11 55,00% Kurang 3
12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 7 17 85,00% Baik 1
13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 18 90,00% Baik 1
14 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 1 1 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 4 12 60,00% Cukup 2
15 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 0 0 1 1 5 11 55,00% Kurang 3
16 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 15 75,00% Cukup 2
17 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 6 16 80,00% Baik 1
18 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 1 0 1 2 1 0 1 1 0 0 0 0 3 9 45,00% Kurang 3
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 6 18 90,00% Baik 1
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 0 1 6 17 85,00% Baik 1
21 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 17 85,00% Baik 1
22 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 17 85,00% Baik 1
23 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 7 16 80,00% Baik 1
24 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 5 12 60,00% Cukup 2
25 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 3 9 45,00% Kurang 3
26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 7 16 80,00% Baik 1
27 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 1 1 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 2 9 45,00% Kurang 3
28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 17 85,00% Baik 1

98
29 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 6 14 70,00% Cukup 2
30 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 6 13 65,00% Cukup 2
31 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 16 80,00% Baik 1
32 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 7 15 75,00% Cukup 2
33 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 17 85,00% Baik 1
34 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 5 11 55,00% Kurang 3
35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 0 1 6 16 80,00% Baik 1
36 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1 7 16 80,00% Baik 1
37 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 2 11 55,00% Kurang 3
38 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 6 17 85,00% Baik 1
39 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 0 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 0 3 10 50,00% Kurang 3
40 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 7 16 80,00% Baik 1
Jml Skor 24 35 30 37 28 14 13 30 34 245 37 37 32 106 34 37 34 29 21 13 29 30 227 578
Rata2 skor 0,60 0,88 0,75 0,93 0,70 0,35 0,33 0,75 0,85 6,13 0,93 0,93 0,80 2,65 0,85 0,93 0,85 0,73 0,53 0,33 0,73 0,75 5,68 14,45
Rata2 parameter 0,68 0,88 0,71
% Parameter 42,39% 18,34% 39,27%

99
100

Lampiran 14

HASIL SPSS SIKAP CARING PERAWAT, PELAKSANAAN ORAL


HYGIENE, DAN TABULASI SILANG SIKAP CARING PERAWAT DAN
PELAKSANAAN ORAL HYGIENE

Crosstabs
Caring Perawat * Oral Hygiene Crosstabulation
Oral Hygiene Total
Baik Cukup Kurang
Count 21 8 0 29
% within Caring
Caring 72,4% 27,6% 0,0% 100,0%
Perawat
Caring % of Total 52,5% 20,0% 0,0% 72,5%
Perawat Count 0 2 9 11
% within Caring
Tdk caring 0,0% 18,2% 81,8% 100,0%
Perawat
% of Total 0,0% 5,0% 22,5% 27,5%
Count 21 10 9 40
% within Caring
Total 52,5% 25,0% 22,5% 100,0%
Perawat
% of Total 52,5% 25,0% 22,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
a
Pearson Chi-Square 31,975 2 ,000
Likelihood Ratio 37,045 2 ,000
Linear-by-Linear Association 28,025 1 ,000
N of Valid Cases 40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,48.

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,667 ,000
N of Valid Cases 40
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
101

Lampiran 15

DISTIBUSI JAWABAN KUESIONER SIKAP CARING PERAWAT

No. Pernyataan Alternatif jawaban


YA TIDAK
1. Ners memperkenalkan diri pada pasien 22 18
55% 45%
2. Ners menemui pasien untuk menawarkan 17 23
bantuan (misalnya menghilangkan rasa sakit, 42,5% 57,5%
menggosok punggung pasien, mengompres, dll)
3. Ners membantu pasien membangun hasil akhir 23 17
yang realistis/nyata. 57,5% 42,5%
4. Ners menunjukan perhatian kepada pasien 20 20
(menanyakan keadaan/keluhan yang dirasakan 50% 50%
pada saat menemui pasien)
5. Ners melibatkan keluarga pasien atau orang 35 5
yang dianggap berarti kedalam perawatan 87,5% 12,5%
pasien.
6. Ners menjelaskan kepada pasien dan keluarga, 32 8
terutama mereka yang menjadi tanggung jawab 80% 20%
7. Ners melakukan penilaian/pengkajian tentang 16 24
kondisi pasien secara menyeluruh 40% 60%
8. Ners menanyakan apa yang dirasakan pasien 26 14
dan apa yang bisa saya lakukan untuk 65% 35%
membantu pasien
9. Ners memiliki pendekatan yang konsisten pada 24 16
pasien 60% 40%
10. Ners senantiasa mendampingi pasien saat pasien 19 21
membutuhkan 47,5% 52,5%
11. Ners melakukan proses keperawatan pada 23 17
pasien dengan kemampuan yang kompeten 57,5% 42,5%
12. Ners suka mendengarkan keluhan, perasaan, dan 20 20
masukan dari pasien 50% 50%
13. Ners menunjukan sikap sabar dalam melakukan 27 13
proses keperawatan pada pasien 67,5% 32,5%
14. Ners memberikan kenyamanan yang mendasar 23 17
seperti ketengangan (kontrol suara) , selimut 57,5% 42,5%
yang memadai , dan tempat tidur yang bersih
15. Ners menyarankan kepada paien untuk 20 20
memanggilnya apabila mengalami 50% 50%
kesulitan/menemui
Masalah
16. Ners melakukan tindakan sesuai profesional 18 22
dalam penampilanya sebagai perawat 45% 55%
professional
102

17. Ners memberikan perawatan dan pengobatan 19 21


pada pasien tepat waktu 47,5% 52,5%
18. Ners menghargai hak-hak pasien 19 21
47,5% 52,5%
19. Ners membantu pasien memberikan kesempatan 32 8
untuk memandirikan pasien dalam mengatasi 80% 20%
masalah
20. Ners memberikan motivasi pasien untuk berfikir 26 14
positif tentang kondisi sakitnya 65% 35%
21. Ners selalu mendahulukan kepentingan pasien 19 21
47,5% 52,5%
22. Ners mengajarkan pada pasien cara untuk 26 14
merawat diri sendiri, setiap kali memungkinkan 65,5% 35%
23. Ners mendiskusikan kondisi pasien dan 27 13
memberikan umpan balik kepada pasien 67,5% 32,5%
103

Lampiran 16

DISTRIBUSI JAWABAN OBSERVASI PELAKSANAAN ORAL HYGIENE

No. Tindakan Alternatif jawaban


YA TIDAK
1. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 24 16
perawat selalu menanyakan identitas pasien 60% 40%
2. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 35 5
kepada pasien perawat melukan komunikasi dengan 87,5% 12,5%
baik
3. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 30 10
kepada pasien perawat melakukan persetujuan 75% 25%
terlebih dahulu
4. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 37 3
kepada pasien perawat mengajak keluarga untuk 92,5% 7,5%
mendampingi pasien
5. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 28 12
perawat menjelaskan tujuan dan manfaatnya 70% 30%
6. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 14 26
perawat menjelaskan alat dan bahan yang digunakan
35% 65%
7. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 13 27
perawat menjaga privasi pasien 32,5% 67,5%
8. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygiene 30 10
pasien mencuci tangan terlebih dahulu 75% 25%
9. Apakah saat akan melakukan tindakan oral hygine 34 6
perawat selalu memakai hand scoon (sarung tangan) 85% 15%
10. Apakah saat melakukan tindakan oral hygiene 37 3
kepada pasien perawat melakukan dengan baik 92,5% 7,5%
11. Apakah saat melakukan tindakan oral hygiene 37 3
perawat melakukan dengan telaten dan ramah kepada 92,5% 7,5%
pasien
12. Apakah perawat selalu melakukan oral hygiene 32 8
dengan rutin 80% 20%
13. Apakah setelah selesai melakukan tindakan kepada 34 6
pasien langsung melepas hand scoon 85% 15%
14. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene 37 3
kepada pasien perawat selalu mencuci tangan 92,5% 7,5%
15. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene 34 6
pasien selalu mengembalika pasien keposisi yang 85% 15%
nyaman
16. Apakah perawat selalu memberi tahu kepada pasien 29 11
ketika tindakan telah selesai dilakukan 72,5% 27,5%
17. Apakah setelah tindakan oral hygiene selesai 21 19
dilakukan perawat membersihan alat-alatnya 52,5% 47,5%
18. Apakah setelah melakukan tindakan perawat selalu 13 27
menanyakan respon yang dirasakan pasien 32,5% 67,5%
104

19. Apakah setelah melakukan tindakan oral hygiene 29 11


pasien perawat mengucapkan terimakasih 72,5% 27,5%
20. Apakah setelah melaukan tindakan perawat selalu 30 10
melakukan kontrak waktu untuk tindakan yang akan 75% 25%
dilakukan selanjutnya
105

Lampiran 17
106

Lampiran 18
107

Lampiran 19
108

Lampiran 20
109

Lampiran 21
110
111

Lampiran 22
112
113

Anda mungkin juga menyukai