Pengertian Pendidikan
Pendidikan terdiri atas kata didik yang mendapat awalan pen- dan akhiran -an, yang
berarti hal atau cara mendidik. (WJS. Poerwadarminta, 1991:250). Dalam bahasa inggris
pendidikan mempunyai istilah education yang berasal dari kata dasar educate, yang berarti
mengasuh atau mendidik. Dalam Dictionary of Education, makna Education adalah kumpulan
semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah
laku yang bernilai positif di dalam masyarakat.
Istilah education juga bermakna proses sosial tatkala seseorang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terknotrol (khususnya lingkungan sosial), sehingga
mereka dapat memiliki kemampuan sosial dan perkembangan individual secara optimal (Zahara
Idris, 1992:2)
Dengan demikian, pendidikan dapat diartikan sbagai proses pembinaan dan bimbingan
yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pendidikan adalah proses yang sangat panjang selama perjalanan hidup manusia dan
juga merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-
bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori kovergensi), sehingga manusia mempunyai
keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi).
Landasan Pendidikan 1
1. W.J.S Poerwadarminta (1985:720) menjelaskan bahwa menurut bahasa, pendidikan
adalah kata benda yang berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakab manusia melalui pembelajaran dan latihan.
3. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk
memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan
segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti dari pendidikan
adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain
maupun dirinya sendiri, dalam arti tuntutan agar anak dapat didik memiliki kemerdekaan
berpikiri, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupannya sehari-hari. (Basri, 2007:34)
Landasan Pendidikan 2
4. Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan adalah bimbingan jasmani dan rohani
untuk membentuk kepribadian utama, membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah
sebagai perilaku konkret yang memberi manfaat kepada kehidupan siswa di masyarakat.
(Ahmad D. Marimba, 1980:45)
6. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat,
bangsa, dan negara. (UURI, No. 20/2003, Pasal 1 ayat 1, hal, 2)
Juga dikatakan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20/2003, Pasal 1 ayat 2
tentang pendidikan nasional bahwa “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntunan zaman. Secara sederhana
pendidikan adalah sebuah proses manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi yang ada pada didirnya baik jasmani atau rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
masyarakat dan kebudayaan.
Landasan Pendidikan 3
Pendidikan dapat dilihat sebagai sistem
Dapat pula dikatakan bahwa berpikir sistem artinya, memandang obyek secara
keseluruhan dan bagian-bagian sistimatis dalam mencapai tujuan. Komponen ialah bagian dari
sistem yang dapat dibagi menjadi : (1) komponen integral, yaitu komponen yang sangat
mempengaruhi fungsi sistem dan (2) komponen non integral, yaitu komponen yang berfungsi
sebagai pelengkap.
B. Kegunaan Pendidikan
Pendidikan itu penting untuk dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan dapat menentukan
masa depan seeorang dan menentukan pola berfikir seseorang. Selain itu, pendidikan juga dapat
digunakan sebagai modal untuk bekerja, baik itu pendidikan yang bersifat materi (ilmu) maupun
pendidikan yang bersifat moral (karakter).
Pendidikan dapat diperoleh dari lingkungan formal ataupun nonformal. Sehingga untuk
mendapatkan pendidikan atau ilmu, seseorang tidak harus belajar di dalam lingkungan sekolah,
dapat juga di luar sekolah seperti melalui media masa, melalui percakapan antar individu,
melakukan pengamatan, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh banyak anak Indonesia yang telah meraih prestasi hingga
mengharumkan nama bangsa. Karena dorongan mereka untuk selalu belajar dan memperoleh
pendidikan. Dengan prestasi yang kita raih, kita akan merasa bahwa seseorang mempunyai rasa
bangga terhadap kita, dapat dihargai dan di hormati oleh orang lain, membanggakan nama
keluarga, dan dapat dikenal orang dengan pendidikan yang kita punya. Kita juga bisa mendapat
beasiswa dari hasil prestasi tersebut yang berguna untuk biaya pendidikan sehingga kita dapat
menambah wawasan.
Sedangkan pendidikan untuk modal kerja maksudnya adalah ketika kita kesulitan dalam
menemukan sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan ilmu pendidikan yang kita pelajari untuk
Landasan Pendidikan 4
menciptakan suatu lapangan kerja. Sehingga kita dapat membuat lapangan kerja sendiri dan
merekrut banyak pegawai untuk menjadi seseorang yang sukses.
Kegunaan pendidikan dapat kita artikan sebagai manfaat positif yang diberikan untuk
manusia dan lingkungan pendidikannya. Kegunaan ini berkaitan dengan nilai-nilai aksiologis
dalam pendidikan.
Kemaslahatan dalam pendidikan merupakan dampak positif bagi anak didik dan seluruh
manusia. Kegunaan pendidikan merupakan ketentuan agama yang berdasarkan pada
pemeliharaan masa depan pendidikan dan ruang lingkupnya.
1. Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan ekstensi Allah dan seluruh ciptaan-
Nya kepada anak didik.
2. Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang kebenaran menjalani
kehidupan dengan acuan ilmu pengetahuan dan ilmu keagamaan.
3. Menjadi jihad di jalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan agama Islam
merupakan ibadah.
10. Menyiapkan generasi muda yang mumpuni dalam ilmu pendidikan dan berdedikasi kepada
agama, bangsa, dan negara.
Landasan Pendidikan 5
11. Menjadikan anak didik hidup mandiri dan mampu menjalani kehidupan dengan masa depan
yang cerah, serta memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Sebagai proses pembentukan pribadi pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang
sistematik terarah pada terbentuknya kepribadian anak didik.
Pendidikan diartikan sebagai bimbingan kepada anak didik untuk mengembangkan bakat
yang dapat digunakan untuk bekerja, karena bekerjamerupakan kebutuhan dalam kehidupan
manusia. Melalui bekerja seseorang dapat mendapatkan kepuasan bukan hanya karena
mendapatkan imbalan tetapi juga karena ia dapat memberikan sesuatu pada orang lain.
Secara aksiologis, pelaksanaan pendidikan perlu ditinjau dari tiga segi, yaitu sebagai
berikut :
1. Melihat kemaslahatan yang terdapat dalam kasus yang dipersoalkannya, terutama dari objek
yang menjadi bagian yang paling substansial dipermasalahkan.
2. Melihat sifat yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengharuskan adanya ketentuan
agama agar tercipta suatu kemaslahatan.
3. Melihat proses pendidikan terhadap suatu kemaslahatan yang ditunjukkan oleh realitas yang
ada.
Landasan Pendidikan 6
Dengan ketiga pandangan diatas, dapat ditegaskan kembali bahwa kegunaan pendidikan
terdiri atas tiga aspek penting, yaitu:
1. Kegunaan teoritis
3. Mewujudkan anak didik yang berakhlakul karimah, beriman, dan berbudi luhur atau
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.
C. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang bersifat abstrak.
Tujuan demikian bersifat umum , ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga sangat sulit
untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harusberupa tindakan yang
ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan watu tertentu dengan
menggunakan alat tertentu.
Garapan pendidikan nasional harus mampu membawa segenap bangsa Indonesia untuk
menjadi manusia Pancasila, seperti telah dirumuskan dalam GBHN (1993), yaitu: “Pendidikan
nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,
bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, menimbulkan jiwa patriotic
dan mempertebal ras cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan.”
Landasan Pendidikan 7
Tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 (versi amandemen)
Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20, tahun 2003 Pasal 3
1. Learning to know
Pilar ini dimaksudkan untuk meningkatkan kognitif peserta didik akan penguasaan
yang dalam dan luas akan bidang ilmu tertentu. Menurut para ahli tujuan aspek kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut
peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode
atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah. Dari sinilah muncul konsepsi
belajar sepanjang hayat (long life education), yaitu belajar yang tidak kenal waktu akhir
sampai berakhirnya hidup ini didunia. Dalam konsep Islam, konsep ini mengajarkan peserta
didik untuk membedakan mana yang baik dan mana yang salah.
.
Landasan Pendidikan 8
2. Learning to do
Pilar kedua ini menuntut peserta didik untuk mempunyai keterampilan tertentu
(psikomotorik) atau dengan bahasa lain belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerja sama dalam
team, belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi, belajar untuk berkarya atau
mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh peserta didik. Kemampuan ini dalam konteks
kekinian disebut dengan hard skills dan soft skills. Sekolah mempunyai kewajiban untuk
mengaktualisasikan ini.
3. Learning to be
Pilar ini merupakan konsep belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang
bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan bersama. Learning to be ini tidak bisa lepas
dari dua pilar sebelumnya karena penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan
bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai
proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma
dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
Landasan Pendidikan 9
Ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara, yaitu: tujuan umum, tujuan
institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional
Landasan Pendidikan 10
pemarah(temperamen), jujur, setia, kemampuan intelektual seperti jenius ,cerdas, bodoh, serta
kemampuan psikomotor, seperti cekatan dan terampil.
Sebagai pelanjut dari pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan dalam lingkungan
sekolah. Pendidikan sekolah lebih bersifat formal, (dalam keluarga bersifat informal), karena
tidak seperti dalam lingkungan keluarga, di sekolah ada kurikulum sebagai rencana pendidikan
dan pengajaran, ada guru-guru yang lebih profesional, ada sarana prasarana dan fasilitas
pendidikan khusus sebagai pendukung proses pendidikan, serta ada pengelolaan pendidikan yang
khusus pula.
Selain dalam kedua lingkungan di atas,yaitu lingkungan keluarga dan sekolah, peserta
didik juga mendapat pengaruh dan pendidikan dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan dalam
lingkungan masyarakat lebih betsifat terbuka. Bahan yang di pelajari dapat mencakup seluruh
aspek kehidupan,dengan semua sumber belajar yang ada dalam lingkungannya. Dalam
Landasan Pendidikan 11
lingkungan masyarakat, metode pembelajarannya mencakup semua bentuk interaksi dan
komunikasi antar orang, baik secara langsung ataupun tidak langsung,menggunakan media cetak,
ataupun elektronika. Para pendidik dalam lingkungan masyarakat adalah orang- orang dewasa,
orang- orang yang mempunyai kelebihan tertentu, tokoh masyarakat dan para pimpinan formal
maupun informal.
Untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan kepada peserta didik. Standar tersebut meliputi
Kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan juga menengah, SKL minimal
kelompok mata pelajaran dan juga SKL minimal mata pelajaran.
b) STANDAR ISI
Hal ini juga mencakup materi minimal serta tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan juga jenis pendidikan tertentu. Standar ini tersebut
memuat kerangka dasar dan juga struktur kurikulum, beban belajar serta kurikulum satuan
pendidikan dan kalender pendidikan.
c) STANDAR PROSES
Landasan Pendidikan 12
d) STANDAR PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh sang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan dari undang – undang yang berlaku.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perlengkapan sarana
pendidikan, buku dan sumber belajar yang lainnya. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana dan prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan kelas, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, laboratorium dan ruangan penunjang lainnya.
Pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya Operasi, investasi serta biaya personal. Biaya
investasi satuan pendidikan dimaksud meliputi biaya sarana prasarana, pengembangan SDM dan
modal kerja tetap. Sementara biaya personal yang dimaksud adalah biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan pesesrta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara Kondusif, teratur
dan juga berkelanjutan.
Sementara biaya operasi yang dimaksud meliputi gaji tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dan juga tunjangan yang melekat pada gaji. Bahan dan peralatan habis pakai dan
juga biaya tak langsung pendidikan seperti biaya telekomunikasi, konsumsi dan transportasi.
Penilaian pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang menengah terdiri dari penilaian
hasil belajar oleh pendidik. Satuan pendidikan dan oleh pemerintah. Sementara untuk pendidikan
tinggi terdiri dari penilaian pendidik dan juga satuan pendidikan tinggi.
Landasan Pendidikan 13
F. Jenjang Pendidikan
a. Pendidkan Dasar
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah adalah sebuah lanjutan dari pendidikan dasar dimana mereka yang
telah berhasil lulus dari pendidikan dasar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dimana pada tahap ini siswa disiapkan untuk menjadi masyarakat yang dapat memberikan
sebuah kontribusi yang bermanfaat terhadap lingkungan sosial seta budaya sekitar tempat dia
tinggal. Pendidikan menengah memiliki lama selama tiga tahun. Bentuk satuan pendidikan
menengah terdiri atas :
Landasan Pendidikan 14
c. Pendidikan Tinggi
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu
cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu.
Politeknik atau sering disamakan dengan institut teknologi adalah penamaan yang digunakan
dalam berbagai institusi pendidikan yang memberikan berbagai jenis gelar dan sering
beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik dapat
merupakan institusi pendidikan tinggi dan teknik lanjutan serta penelitian ilmiah ternama
dunia atau pendidikan vokasi profesional, yang memiliki spesialiasi dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknik, dan teknologi atau jurusan-jurusan teknis yang berbeda jenis.
Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar
akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan sarjana dan
pascasarjana.
Landasan Pendidikan 15
G. Situasi Pendidikan
Dua orang atau lebih bersama-sama mengadakan hubungan antara sesamanya akan
membentuk situasi yang disebut pergaulan. Kalau yang berhubungan tersebut antara orang
dewasa dengan anak yang belum dewasa, bisa terjadi dua situasi. Pertama bisa terjadi pergaulan
biasa, selanjutnya disebut situasi pergaulan. Kedua, situasi lain yang timbul bisa terjadi
situasi pendidikan. Bagi orang awam kedua situasi tersebut sebagai situasi yang sama dan
menyebutkannya pun dengan sebutan yang sama, yaitu: bergaul, atau sebaliknya mereka sedang
mendidik. Dalam pedagogik, kedua situasi tersebut dibedakan dengan tegas.
1. Situasi Pergaulan
Jika dalam suatu pergaulan antara orang dewasa dengan anak didasarkan atas niat
untuk memuaskan keinginan orang dewasa, untuk keuntungan orang dewasa, tidak
didasarkan untuk mencapai tujuan pendidikan (baik tujuan umum, tujuan tak lengkap,
tujuan sementara, tujuan insidental, dan tujuan intermedier), maka situasi yang tercipta
bukan situasi pendidikan melainkan situasi pergaulan.
2. Situasi Pendidikan
Landasan Pendidikan 16
Situasi pendidikan merupakan situasi yang istimewa atau khusus. Karena situasinya
merupakan suatu perubahan dari situasi pergaulan, dimana komponen-komponennya
berubah dari orang dewasa atau orangtua menjadi pendidik, dan anak menjadi anak didik,
kemudian syarat teknisnya dari kepercayaan menjadi kewibawaan namun mutlak harus ada.
Situasi pendidikan merupakan situasi pergaulan yang diciptakan dengan sengaja karena ada
suatu tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Ada suatu nilai yang hendak disampaikan
kepada anak sebagai anak didik dari orang dewasa (orangtua, guru) sebagai pendidik.
Misalnya seorang ibu menyuruh anak perempuannya mencuci piring didasari oleh
suatu tujuan agar anaknya berdisiplin dan mandiri, hal itu merupakan situasi pendidikan.
Dalam hati ibu terbersit suatu tujuan: aku harus mendidik anak saya agar ia memiliki
disiplin dalam kehidupan yang dihadapinya agar terbiasa hidup mandiri dan tidak
tergantung kepada orang lain. Akan tetapi seandainya ibu menyuruh anaknya mencuci
piring sekadar untuk membantu pekerjaan ibunya sehingga ibunya bisa santai dan tidak
capek, situasi tersebut hanyalah merupakan situasi pergaulan biasa.
Seluruh kegiatan dalam situasi pendidikan menunjukkan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan pendidik, dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan kewaspadaan. Di dalam
situasi pendidikan tidak ada satu tindakan pun yang dilakukan dengan coba-coba (trial and
error- mencoba-coba dan salah). Semua tindakan yang dilakukan direcanakan dan
dipikirkan matang-matang sebelumnya. Apa pengaruh atau akibat suatu tindakan pendidikan
tertentu, apa pengaruh sampingannya, apa kelanjutannya, semuanya telah dipertimbangkan
dengan cermat sebelum dilaksanakan.
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, merupakan
suatu keadaan dimana terjadi komunikasi interaktif antara orang dewasa dan anak.
Sedangkan agar anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara, merupakan tujuan pendidikan yaitu manusia dewasa. Jadi
manusia dewasa menurut Undang-undang Nomor 20/2003 adalah manusia Indonesia yang
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mampu mengendalikan diri, berkepribadian,
Landasan Pendidikan 17
manusia yang cerdas, memiliki akhlak mulia serta memiliki keterampilan yang diperlukan
bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi situasi pendidikan adalah suatu keadaan dimana terjadi komunikasi interaktif
antara orang dewasa dan anak, antara orangtua (ayah/ibu) dengan anaknya, antara guru
dengan muridnya secara sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
manusia dewasa.
Landasan Pendidikan 18
Dafar Pustaka
Landasan Pendidikan 19