Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR

HUKUM KETENAGAKERJAAN

“ Peranan Serikat Pekerja ”

Disusun Oleh :

Helmi Azhar Fahri

E1A113106

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

2013/2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akhir – akhir ini serikat pekerja sedang santer diperbincangkan, karena hampir

semua perusahaan memiliki serikat pekerja. Berdasarkan ketentuan umum pasal 1

Undang – Undang Tenaga Kerja Tahun 2003 Nomor 17, “Serikat Pekerja merupakan

organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar

perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab

guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya”.

Oleh karena itu, penulis akan mencoba membahas Peranan Serikat Pekerja bagi

tenaga kerja. Agar lebih bisa memahami bagaimana peranan serikat pekerja dalam hal

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga serta solusi permasalahan yang

dihadapi oleh serikat pekerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Serikat Pekerja?

2. Apa sajakah yang menjadi peran dan fungsi Serikat Kerja?

3. Apa yang menjadi tujuan dibentuknya Serikat Pekerja?

3. Bagaimana solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh Serikat Pekerja?


1.3 TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian Serikat Pekerja.

2. Untuk memahami Peran dan Fungsi Serikat Pekerja bagi Tenaga Kerja.

3. Untuk mengetahui Tujuan dibentuknya Serikat Pekerja.

4. Untuk memahami solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh Serikat Pekerja.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Serikat Pekerja

Serikat Pekerja adalah upaya para pekerja dan badan – badan di luar perusahaan (serikat

buruh atau asosiasi) untuk bertindak sebagai satu kesatuan ketika berhubungan denan

manajemen mengenai masalah – masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Bila diakui

oleh National Labor Relations Board, sebuah serikat buruh mempunyai otoritas yang sah untuk

bernegosiasi dengan pihak perusahaan atas nama para pekerja-dan untuk mengelola perjanjian

yang terjadi.
Kehadiran serikat kerja mengubah secara signifikan beberapa aktivitas sumber daya

manusia. Proses perekrutan, prosedur seleksi, tingkat upah, kenaikan gaji, paket tunjangan,

system keluhan, dan prosedur disiplin dapat berubah secara drastis disebabkan oleh ketentuan

perjanjian perundingan kerja bersama (collective bargaining agreement). Tanpa kehadiran serikat

pekerja, perusahaan leluasa mengambil keputusan unilateral menyangkut gaji, jam kerja, dan

kondisi kerja. Keputusan ini dilakukan oleh perusahaan tanpa masukan atau persetujuan dari

kalangan pekerja. Pekerja-pekerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja harus menerima

persyaratan manajemen, menegosiasikannya dengan serikat pekerja dalam hal pengambilan

keputusan bilateral (bilateral decision making) mengenai tingkat gaji, jam kerja, kondisi kerja,

dan masalah keamanan kerja lainnya. Alih-alih menghadapi setiap pekerja secara satu per satu,

perusahaan harus berunding dengan seriakat pekerja yang mewakili kalangan pekerja.
Serikat pekerja biasanya mencoba memperluas pengaruhnya ke dalam wilayah lain

manajemen seperti penjadwalan kerja, penyusunan standar kerja, desain ulang pekerjaan, dan
pengenalan peralatan dan metode baru. Perusahaan umumnya juga menolak pelanggaran batas

ke dalam wilayah pengambilan keputusan ini dengan mengklaim bahwa persoalan tersebut

merupakan hak prerogatif manajemen.

2.2 Fungsi dan Peran Serikat Pekerja


Serikat Pekerja adalah organisasi dalam dunia tenaga kerja di Indonesia. Jika pada jaman

penjajahan dan jaman orde baru kaum pekerja banyak mendapat tekanan dan pengawasan ketat

dari penguasa dalam hal berorganisasi, kini kaum pekerja menemukan kebebasan mereka dalam

era Reformasi. Kebebasan ini ditandai dengan mulai berdirinya berbagai macam serikat pekerja

di luar organisasi resmi bentukan pemerintah dulu seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia

(SPSI). Selain serikat pekerja umum, kini juga banyak bermunculan serikat pekerja yang lebih

spesifik seperti Serikat Pilot, Asosiasi Wartawan, Pekerja Metal, Pekerja Wanita, Pekerja

Profesional, dan lainnya. Hanya saja, keberadaan serikat atau asosiasi pekerja ini lebih banyak

berada pada tataran pegawai pabrik, buruh, dan sedikit pada tataran pegawai kantor. Padahal

keberadaan organisasi pekerja ini memiliki fungsi dan peran yang sangat penting, yaitu :

a. Wadah untuk memperjuangkan kepentingan pekerja

Melalui organisasi serikat pekerja, para pekerja memiliki tempat untuk memperjuangkan

keinginan mereka seperti, misalnya, kenaikan gaji, cuti, pemberian bonus tahunan, dana

pensiun, asuransi tenaga kerja, atau besaran pesangon. Keberadaan badan pekerja ini

memberikan kemampuan pada pekerja untuk melakukan tawar menawar yang lebih baik

dalam memperjuangkan kepentingan mereka sebagai pekerja sebuah perusahaan. Dengan

makin besarnya sebuah serikat pekerja, posisi pekerja dalam melakukan perundingan

dengan pihak perusahaan, pimpinan dan pemilik, juga menjadi lebih kuat. Tekanan yang

dilancarkan pekerja lewat SP akan menjadi suatu hal yang sulit untuk diremehkan oleh

para manajer dan pimpinan perusahaan. Tentunya, kepentingan pegawai yang


diperjuangkan tidaklah sebatas urusan gaji, insentif atau cuti saja. Lewat SP, pekerja bisa

juga mempengaruhi perusahaan untuk memperbaiki mutu pekerjan pegawai lewat

peningkatan fasilitas perusahaan, contohnya, instalasi jaringan komputer di kantor, akses

internet di kantor bagi semua pegawai, pemberian asuransi kerja, perbaikan ruang kantor,

pembuatan kantin di lingkungan pabrik, pengaturan jam kerja normal serta jam kerja

lembur dan sebagainya.

b. Pelindung pekerja

Menjadi anggota, pekerja terlindungi dari tercabutnya hak hidupnya, dimana

menyediakan perlindungan akan pekerjaan . Serikat pekerja menjamin bahwa pekerja

tidak menjadi korban, dipermainkan, dilecehkan atau diberhentikan dari pekerjaannya

tanpa alasan yang jelas.

c. Menjamin kepentingan anggota serikat pekerja melalui Perjanjian Kerja Bersama

Serikat pekerja membantu anggotanya melalui perundingan PKB secara kolektif. Melalui

perundingan ini, serikat pekerja berjuang untuk kondisi pengupahan yang lebih baik,

kondisi dan syarat kerja yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik bagi anggota dan

keluarganya. Dan melalui perjanjian tawar menawar kolektif akan banyak pekerja

menjadi anggota karena mereka melihat dan merasakan hal yang baik serta bermanfaat

menjadi anggota.

d. Menangani keluh kesah anggota

Serikat pekerja mewakili anggotanya yang mempunyai keluh kesah dengan membantu

mencari dan menangani secara wajar dan adil akan permasalahan dan persoalan yang

dihadapinya yang mungik dapat mempengaruhi hasil kerjanya.


e. Tempat bagi para anggotanya untuk meningkatkan kemampuan profesional

Di luar negeri, SP bukan hanya melakukan demonstrasi untuk menuntut kepentingan atau

hak karyawan, seperti yang terjadi di Indonesia, tapi juga menyelanggarakan acara rutin

guna meningkatkan keprofesionalan anggotanya. Sebagai contoh, sebuah asosiasi penjual

sepatu, shoes salesperson, di AS mengadakan kontes pemilihan penjual sepatu terbaik

setiap tahunnya. Kinerja si penjual diukur lewat banyak kriteria, yang mana salah

satunya adalah berapa banyak sepatu yang telah dijual selama setahun.

f. Menyelesaikan perselisihan

Anggota Serikat pekerja harus mempunyai pengetahuan, kemampuan dan sumber-

sumber untuk melakukan negosiasi dan meyelesaikan perselisihan kepentingan,

perselisihan hak, perselisihan PHK, dan perselisihan antar serikat pekerja

g. Sebagai penyalur suara pekerja

Serikat pekerja adalah wakil pekerja dalam menyuarakan dan menyampaikan pandangan

dan permasalahan pekerja serta kondisi sosial saat ini. Karena serikat pekerja adalah

tanpa disadari berusaha untuk mengembalikan nilai-nilai yang telah hilang; keamanan

(security), keadilan (justice), kebebasan (freedom) dan keyakinan (faith). Nilai-nilai

tersebut secara tegas dan melekat pada manusia dimana mereka menemukan martabatnya

sebagai manusia

h. Melakukan kerjasama dan menjalin solidaritas dengan pekerja atau serikat pekerja

lainnya baik secara nasional ataupun internasional

Kerjasama dan solidaritas antar sesama pekerja baik secara nasional dan internasional

adalah suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pengaruh yang lebih luas, hal

ini memungkinkan pekerja menjadi lebih terwakili dan mempertinggi kekuatan yang
efektif dalam menghadapi tekanan. Kerjasama dan solidaritas serikat pekerja adalah

kesempatan untuk pekerja dalam perwakilan kepentingan secara kolektif menjadi satu.

Serikat pekerja bisa bergabung dengan organisasi nasional ataupun internasional. Melalui

mereka kita akan bergabung bersama dengan jutaan pekerja diseluruh dunia yang

berjuang bagi kepentingan dan hak pekerja.

2.3 Tujuan Serikat Pekerja

1. Memberikan hak – hak yang secara hukum tidak dapat diperoleh tanpa adanya serikat

buruh.
2. Membantu perusahaan melalui konsep upah atau kerjasama dalam usaha – usaha

bersama di pekerjaan
3. Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang

bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen
4. Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan cara-cara yang

mendukung
5. Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan baik anggota

ataupun bukan
6. Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan yang sewenang-

wenang di tempat kerja


Bagi perusahaan, keberadaan sebuah serikat buruh dapat memengaruhi kemampuan

mereka mengelola sumber daya manusia mereka yang vital. Bagi para pekerja, serikat buruh

dapat membantu mereka untuk memperoleh apa yang mereka inginkan (misalnya kenaikan

upah, keamanan kerja) dari perusahaan mereka. Bagi manajemen, Serikat Pekerja dapat

mengakibatkan kurangnya fleksibilitas dalam penerimaan pekerja baru, penugasan – penugasan,

dan perkenalan metode kerja baru seperti otomatisasi; hilangnya kendali; praktek – praktek kerja

yang tidak efisien; struktur pekerjaan yag tidak fleksibel.


Serikat buruh memberikan kepada anggotanya hak – hak yang secara hukum tidak dapat

diperoleh tanpa adanya serikat buruh. Hal ini, tentunya, mendorong peerusahaan yang

mempunyai serikat buruh untuk mempertimbangkan reaksi para pekerjanya terhadap banyak

keputusan yang diambilnya. Walaupun begitu, dalam beberapa kasus, perusahaan – perusahaan

yang tidak memiliki serikat buruh, dan ingin tetap seperti itu, memberi pertimbangan dan

tunjangan – tunjangan yang lebih kepada para pekerjanya. Sebagai akibatnya, sebuah

perusahaan yang mempunyai serikat buruh mungkin atau mungkin tidak mengeluarkan biaya

lebih daripada perusahaan yang tidak memiliki serikat buruh.


Serikat buruh membantu perusahaan melalui konsesi upah atau kerjasama dalam usaha –

usaha bersama di pekerjaan, seperti program kerja kelompok atau Scanlon Plan, yang

memungkinkan perusahaan melakukan usaha – usaha penyelamatan, terutama di masa – masa

sulit, namun tetap menguntungkan dan kompetitif. Hal ini terjadi pada industry – industry mobil,

baja, dan perusahaan penerbangan. Serikat buruh juga dapat membantu mengidentifikasi bahaya

– bahaya dalam pekerjaan dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerja.

2.4 Permasalahan yang Dihadapi Serikat Pekerja dan Solusinya

Saat ini masih sering kita belum semua pekerja mengetahui bahwa serikat pekerja adalah

hak melekat bagi pekerja, dan bahkan mereka juga tidak percaya bahwa serikat pekerja dapat

membuat mereka menjadi kuat, oleh karena itu banyak sekali jumlah pekerja yang belum

terorganisir dalam serikat pekerja. Hal tersebut disebabkan oleh kabar-kabar buruk yang tidak

bertanggungjawab tentang serikat pekerja, antara lain:

 Adanya larangan bagi pegawai pemerintah untuk mendirikan serikat pekerja atau

bergabung dengan serikat pekerja yang ada.


 Konsep palsu tentang serikat pekerja yang mengakibatkan keragu – raguan antar

pekerja sehubungan dengan serikat pekerja dan fungsi serta peranannya.

 Anti serikat pekerja propaganda oleh pengusaha ataupun bahkan dari pemerintah

sendiri.

 Potret negatif serikat pekerja dan aktifitasnya.

 Masih banyak serikat pekerja yang hanya berdiri karena keinginan pemerintah

dan pengusaha sebagai maksud untuk melaksanakan konvensi ILO tentang

kebebasan berserikat dan berorganisasi.

Hal tersebut diatas mempunyai andil atau peranan dalam merendahkan makna menjadi

anggota serikat pekerja daripada manfaat yang akan diperoleh pekerja sendiri apabila menjadi

anggota suatu serikat pekerja. Disamping hal itu ada beberapa faktor internal atau ekternal yang

dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja, antara lain :

1. Permasalahan Internal

Secara keseluruhan permasalah internal timbul karena tindakan yang egois dari

para anggota dan pemimpinnya dimana mereka mempunyai nilai yang rendah

pada komitmen dan loyalitas akan idealisme serikat pekerja dan pencapaian

tujuan serikat pekerja itu sendiri. Permasalahan tersebut antara lain :

a. Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat pekerja

yang dipilih

Pemimpin serikat pekerja harus terlatih dan trampil dalam

mengatur organisasinya secara efektif, professional dan efisien.

Mereka harus terlatih dan trampil dalam: undang- undang hubungan

industrial, peraturan dan undang – undang ketenagkerjaan, undang-


undang serikat pekerja, peraturan dan undang-undang jaminan sosial,

Konvensi ILO, Prosedur perselisihan perburuhan, Prosedur

penyampaian pengaduan atau keluhan, Hak-hak serikat pekerja dan

pekerja dan hal-hal lainnya yang mendukung kemampuannya dalam

memimpin serikat pekerja. Terlengkapinya dengan kemampuan

tersebut memungkinkan mereka untuk lebih percaya diri dan cerdas

membawa setiap keluh kesah anggota pada tempat pengaduan yang

tepat dan mendapat kesuksesan dalam tataran lebih tinggi sehingga

penyelesaian tersebut menjadi efektif.

b. Keanggotaan

Kurangnya jumlah anggota merupakan salah satu permasalahan

serius yang dihadapi oleh banyak serikat pekerja. Kita memahami

bahwa serikat pekerja dengan total keanggotaan akan memberikan

kekuatan yang efektif dalam proses negosiasi. Serikat pekerja yang

hanya memiliki setengah atau bahkan kurang dari setengah jumlah

keanggotan dalam tempat kerja akan sangat lemah dan tidak efektif.

Dan hal itu perlu dicari cara bagaimana proses perekrutan anggota

dalam rangka menguatkan serikat pekerja.

c. Iuran anggota

Sumber utama keuangan serikat pekerja harus berasal dari anggota

yaitu iuran, yang dikumpulkan secara teratur baik bulanan ataupun

tahunan. Sumber uang juga bisa berasal dari bantuan anggota bila

mereka mendapatkan revisi upah ataupun bonus. Tetapi kenyataannya


iuran yang didapat sangat kecil dan jenjang distribusi yang sangat

panjang atau bahkan tidak lancar. Masih banyak yang bergantung akan

bantuan dari manajemen/pengusaha ataupun bantuan dari organisasi

asing (donatur) baik untuk kegiatan yang spesifik bahkan untuk

kelangsungan hidup harian dari organisasi itu. Secara umum serikat

pekerja mempunyai kesulitan dalam menaikan iuran anggota atau

bahkan mengumpulkan iuran yang sangat kecil itu. Ada beberapa

serikat pekerja berpendapat bahwa bila iuran anggota dinaikkan

anggota akan keluar atau pindah ke serikat pekerja yang mempunyai

iuran lebih rendah. Anggota juga berpendapat bahwa mereka belum

bisa melihat manfaatnya dengan membayar iuran karena tidak ada

pelaporan yang jelas tentang keuangan serikat pekerja.

d. Anggota tidak menghadiri pertemuan organisasi

Kurangnya pengetahuan dan tidak tertanam dalam pikiran anggota

akan pentingnya pertemuan organisasi mengakibatkan mereka tidak

hadir dalam pertemuan. Hal tersebut bisa diatasi dengan menerbitkan

surat kabar, bulletin atau juga bisa dengan melalui seminar atau

workshop.

e. Anggota perempuan

Anggota perempuan juga menjadi tantangan dalam serikat pekerja,

mereka berpendapat bahwa serikat pekerja didominasi oleh laki-laki

dan tempat mereka hanya dirumah. Mereka tidak mudah untuk

mendapatkan kesempatan dalam berperan serta di setiap kegiatan


serikat pekerja. Aktifis laki-laki juga tidak melibatkan anggota

perempuan untuk lebih aktif, dimana mereka berpikir bahwa anggota

perempuan akan menganggu kerajaannya. Untuk mencapai tujuan dan

hak-haknya dalam serikat pekerja anggota perempuan harus

berpartisipasi secara aktif di setiap kegiatan serikat pekerja seperti;

pertemuan anggota, pendidikan, pelatihan, seminar dan sebagainya.

2. Permasalahan Eksternal

Beberapa faktor eksternal yang dapat muncul dan mempengaruhi kondisi dari

serikat pekerja antara lain :

a. Anggapan negatif pemerintah

Pemerintah mengangap bahwa serikat pekerja adalah pergerakan anti

pemerintah, hal ini memberikan halangan yang besar bagi hubungan antara

serikat pekerja dengan pemerintah. Sikap pemerintah yang terlalu memihak

pengusaha memungkinkan mereka untuk tidak lagi bersikap sebagai regulator

pada setiap perselisihan perburuhan. Undang-undang yang ditetapkan hanya

sebagai aturan normatif tanpa implementasi yang jelas dilapangan.

b. Rendahnya kerjasama dan komunikasi dengan pengusaha

Permasalahan pekerja tidak akan terselesaikan bila pengusaha menolak

bekerjasama dengan serikat pekerja. Pengetahuan yang sempit dan

propaganda anti serikat pekerja mempengaruhi pengusaha dalam hubungan

dengan serikat pekerja.


c. Pandangan negatif masyarakat

Masyarakat berpandangan bahwa serikat pekerja menciptakan inflasi di dalam

negara, karena tuntutannya terhadap perbaikan kondisi dan syarat-syarat

kerja, upah yang adil, kebutuhan akan makanan dan minuman yang layak,

kebutuhan pakaian, kebutuhan perumahan, perawatan waktu sakit dan

pendidikan. Masyarakat berharap para pekerja harusnya sudah puas dengan

keadaan minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pengusaha.

i. Solusi

Salah satu solusi yang penulis tawarkan untuk dapat ditempuh dalam

menghadapi beberapa kendala yang dihadapi oleh serikat pekerja diatas adalah

dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota serikat pekerja.

Pendidikan menjadikan serikat pekerja kuat. Kekuatan keanggotaan merujuk

pada kwantitas atau jumlah anggota yang dimiliki. Pendidikan kepada anggota

memberikan tambahan pada kwalitas yaitu kwalitas anggota dan serikat pekerja.

Kedua hal tersebut, kwantitas dan kwalitas anggota, adalah sangat penting.

Pendidikan kepada anggota dan pelatihan-pelatihan serikat pekerja harus

difokuskan kepada kebutuhan dari para pekerja, para aktifis serikat pekerja dan

serikat pekerja itu sendiri yang berarti bahwa pendidikan dan pelatihan tersebut

diharapkan dapat melengkapi peran dan ketrampilan mereka dalam rangka

menghadapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan mereka selaku pekerja

atau serikat pekerja dan mempertinggi pendidikan para anggota serikat pekerja.

Melalui pendidikan pekerja dan pelatihan serikat pekerja ada beberapa manfaat

yang bisa dipetik:


a. Meningkatkan kemampuan serikat pekerja dalam level pendidikan anggota

dan pemimpin serikat pekerja. Melalui pendidikan anggota menjadi lebih

peduli terhadap kondisi dan kehidupan pekerjaan mereka, dan mampu untuk

memperbaikinya;

b. Pendidikan bagi anggota serikat pekerja meningkatkan demokrasi dalam

serikat pekerja melalui motivasi anggota untuk lebih berpartisipasi dalam

setiap hal yang berhubungan dengan serikat pekerja/pekerja. Memperbaiki

kwantitas informasi yang tersedia dalam serikat pekerja: informasi mengalir

secara dua arah yaitu dari pemimpin serikat pekerja kepada anggota dan dari

anggota ke pemimpin serikat pekerja;

c. Pendidikan anggota serikat pekerja menjadikan pekerjaan serikat pekerja

menjadi jauh lebih efisien oleh karena meningkatnya

ketrampilan/pengetahuan dan sangat meningkatnya jumlah orang yang dapat

bertanggung jawab pada setiap fungsi serikat pekerja yang berbeda;


BAB IV

PENUTUP

4.1KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :


a. Fungsi dan peran Serikat Pekerja antara lain : Wadah untuk memperjuangkan
kepentingan pekerja; perlindungan anggota; menjamin kepentingan anggota serikat
pekerja melalui Perjanjian Kerja Bersama; menangani keluh kesah anggota; tempat
bagi para anggotanya untuk meningkatkan kemampuan profesional; Menyelesaikan
perselisihan; sebagai suara pekerja; dan melakukan kerjasama dan menjalin
solidaritas dengan pekerja atau serikat pekerja lainnya baik secara nasional ataupun
internasional
b. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja antara lain :
Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat pekerja yang dipilih;
kurangnya jumlah anggota; iuran anggota belum terlihat manfaatnya; anggota tidak
menghadiri pertemuan organisasi; dan serikat pekerja didominasi oleh laki-laki.
c. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi serikat pekerja antara lain :
anggapan negatif pemerintah; rendahnya kerjasama dan komunikasi pengusaha; dan
pandangan negatif masyarakat.

4.2 SARAN
Saran yang dapat penulis berikan untuk makalah ini adalah sebaiknya para
akademisi di bidang Hukum Perburuhan ikut serta dalam perkembangan serikat pekerja
yang ada di Indonesia sehingga memiliki anggota yang berkualitas dan dapat membantu
seluruh anggota untuk mencapai kesejahteraan dan mampu menggandeng golongan
pengusaha agar tercipta iklim kerjasama yang baik antara pekerja dan pengusaha.

DAFTAR PUSTAKA

 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat


Pekerja

 http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi_Serikat_Pekerja

 http://ulielambry.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai