Tugas Pengangkutan
Tugas Pengangkutan
HUKUM PENGANGKUTAN
Disusun Oleh :
E1A113106
FAKULTAS HUKUM
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
pengangkut, pemindahan penumpang atau barang ketempat tujuan dengan alat pengangkut, dan
penurunan penumpang atau pembongkaran barang dari alat pengangkut ketempat tujuan yang
disepakati. Sedangkan hukum pengangkutan adalah sebuah perjanjian timbal - balik, yang mana
pihak pengangkut mengikat diri untuk untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/ atau
orang ketempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lainnya (pengirim - penerima, pengirim atau
pengangkutan tersebut. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang
akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hukum pengangkutan dengan kereta api adalah perjanjian pengangkutan
DASAR HUKUM
1. Apa saja Hak, Kewajiban, dan Wewenang penyelenggara Sarana dan Prasarana
Perkeretaapian?
2. Bagaimana penentuan tarif terhadap Angkutan Perkeretaapian?
1.3 TUJUAN
Prasarana Perkeretaapian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak, Kewajiban, dan Wewenang penyelenggara Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
A. Sarana.
kereta api jika pengirim atau penerima barang tidak memenuhi kewajiban dalam
kecuali jika terbukti bahwa kehilangan atau kerusakan barang itu disebabkan oleh
bertanggung jawab terhadap barang yang diangkut dengan syarat-syarat tertentu dan
berikut:
1) Terhadap Penumpang
a. Bagi penumpang yang memiliki karcis, maka penyelenggara sarana
perkeretaapian wajib :
1. Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang;
2. Mengutamakan pelayanan kepentingan umum;
3. Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkan;
4. Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif
penyelenggara wajib mengganti biaya yang telah dibayar oleh calon penumpang
maka penumpak tidak dapat ganti, jika melapor sebelum 30 menit dari
2) Terhadap Barang
a. Penyelenggara wajib mengangkut barang yang telah dibayar biaya
kereta api lain atau moda penganggkutan lain atau mengganti biaya
barang dan sampai batas waktu yang telah dijadwalkan tidak melapor
api tedapat hambatan atau gangguan yang menyebabkan kereta api tidak
berwenang untuk :
1. Memeriksa karcis yang dimiliki pengguna jasa;
2. Menindak pengguna jasa yang tidak mempunyai karcis;
3. Menertibkan pengguna jasa kereta api atau masyarakat yang mengganggu
kepentingan umum.
c. Dalam kegiatan pengangkutan barang dengan kereta api, penyelenggara sarana
perkeretaapian berwenang :
1. Memeriksa kesesuaian barang dengan surat pengangkutan barang;
2. Menolak barang yang akan diangkut yang tidak sesuai dengan surat
pengangkutan barang;
3. Melaporkan kepada pihak berwajib apabila barang yang akan diangkut
B. Prasarana
Hak dan wewenang penyelenggara prasarana perkeretaapian
Penyelenggara prasarana perkeretaapian berhak dan berwenang:
a. Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi perjalanan kereta api.
b. Menghentikan pengoperasian sarana perkeretapian apabila dapat membayakan
pengangkutan kereta api. Dalam hal ini pedoman dalam penentuan tarif adalah sebagai berikut:
· Berdasarkan perhitungan modal
· Biaya operasi
· Biaya perawatan
· Keuntungan.
Berdasarkan PP no.72 tahun 2009, tarif angkutan terdiri atas sebagai berikut :
1. Tarif angkutan orang
Didasarkan kepada biaya per-penumpang per-kilometer. dan tarif ditetapkan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian, dalam hal ini di indonesia ditentukan oleh PT. Kereta api
Indonesia yang kemudian melaporkan tarif yang ditetapkan kepada menteri, gubernur atau
bupati/walikota untuk izin operasi. Jadi pejabat mempunyai wewenang melakukan evaluasi
penetapan dan pelaksanaan tarif, apabila tidak sesuai dengan pedoman pokok penentuan tarif,
maka penyelenggara dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan izin
barang mengenai barang yang akan diangkut memiliki sifat dan karateristik tertentu, besaran
biaya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyelenggara sarana
perkeretaapian sesuai dengan pedoman penetapan tarif yang ditetapkan oleh menteri.
3. Tarif denda
Khusus pada penumpang, apabila tidak memiliki karcis maka tarif dendanya sebagai
berikut:
· 500% dari harga karcis untuk angkutan kereta api perkotaan.
· 200% dari harga karcis untuk angkutan kereta api antar kota.
barang dari penyelenggara sarana Perkeretaapian, barang dianggap telah diterima dalam keadaan
baik. Jika terdapat kerusakan barang pada saat barang diterima, penerima barang dapat
mengajukan keberatan dan permintaan ganti rugi selambat-lambatnya dalam waktu 7 hari sejak
barang diterima. Dan apabila pihak penerima barang mengajukan ganti rugi melebihi dari jangka
waktu yang ditentukan, hak untuk menuntut ganti kerugian kepada pihak penyelenggara sarana
BAB IV
PENUTUP
4.1KESIMPULAN