Anda di halaman 1dari 12

BIOKIMIA

GIZI
“ HB SAHLI”

DOSEN PENGAMPU :

RIRIS OPPUSUNGGU ,M.Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 / III B

NAMA :

Mery Elprido Saragih (PO1031218085)

Jerida Batuara (PO10312180

Nabilah Hamda Lubis(PO10312180

Virma Karunia (PO10312180

Nuraini S (PO10312180

POLITEKNIK KESESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN GIZI LUBUK PAKAM

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh
; penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau
normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel darah merah yang sedikit
meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia
difisiensi zat besi (mikrositik).
Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan dalam menegakan diagnosa dari
suatu penyakit, sebab jumlah kadar hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
Pemeriksaan hemoglobin terdiri atas beberapa metode ; Metode Sahli. Metode Kuprisulfat,
Metode Tallsquit, dan Metode Cyanmethemoglobin,, dari keempat macam metode di atas
yang paling populer atau banyak digunakan adalah metode sahli, karena praktis atau mudah
dikerjakan dari pada tiga metode diatas.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah untuk mengetahui
kadar HB pada mahasiswa Prodi D4 kelas 3B jurusan gizi tahun 2019. Sekaligus untuk
memenuhi tugas praktek matakuliah “BOIKIMIA GIZI”. Dengan mengetahui kadar HB pada
mahasiswa maka dapat diketahui mahasiswa anemia atau tidak. Apabila ada mahasiswa yang
anemia akan lebih mudah untuk mencegah dan mengobatinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERIAN HEMOGLOBIN, HB SAHLI, DAN ANEMIA

2.1.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN HB METODE SAHLI


Metode sahli adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui
kadar HB seseorang. Haemoglobin berfungsi untuk mengantarkan oksigen keseluruh tubuh .
Pemeriksaan yang paling sederhana adalah metode sahli.

2.1.2 PENGERTIAN ANEMIA


Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah haemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
haemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
Penyabab Atau Etiologi Anemia
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

2.1.3 PENGERTIAN HEMOGLOBIN

Haemoglobin (Hb) adalah molekul protein dalam sel darah merah yang bertugas
membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengembalikan karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan melalui pernapasan. Standar Normal HB pada
wanita adalah 12 sampai 14 , sedangkan pada pria adalah 14 sampai 16

2.2 PENGUKURAN KADAR HAEMOGLOBIN (HB) DALAM DARAH

1.Metode sahli

Metode pemeriksaan hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang
paling sederhana .Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin
atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna
standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar
dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin
dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna
standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas
sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan
sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan.

2.Metode cyanmethemoglobin ( Spektofometer)


Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin
yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan diukur pada panjang
gelombang 540 nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah hemoglobin,
oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sedang
sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium
rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar
cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin
teridri atas natrium bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg,
aqudest 100 ml. (Dian Rakyat, 2006)

3. Metode skertas wotoma


Prinsipnya adalah membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-
tingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua.
Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil darah =
100% = 15,8 gr hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan skala warna dalam
satu buku mulai dari merah muda 10% di tengah-tengah ada lowong dimana darah
dibandingkan dapat dilihat menjadi darah dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan
dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%.

4. Metode Digital Test


Metode ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk
transfuse darah. Hasil dari metode ini adalah persen dari hemoglobin. Perlu diketahui bahwa
kadar hemoglobin cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minuman ini ditentukan dengan
setetes darah yang tenggelam dalam larutan kufrisulfat dengan berat jenis. (Bakri S, 1989)
Kesalahan dalam pemeriksaan Hb
Hemolisis darah.
Obat dapat meningkatkan dan menurunkan kadar hemoglobin.
Mengambil darah dari lengan yang terpasang cairan invus dapat mengencerkan sampel darah.
Membiarkan turniket terpasang terlebih dahulu lebih dari satu menit akan menyebakan
hemokosentrasi.
Tinggal di daratan tinggi dapat menyebakan peningkatan kadar hemoglobin.
Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb dan kelebihan
asupan cairan akan mengurangi kadar Hb. (Kee.L.j, 2007)

Dari ke empat metode tersebut yang dipakai dalam uji labolatorium adalah metode Sahli

2.3 ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Pen lanset
 Lanset
 Pipet sahli
 Pengaduk
 Tissue
 Tabung Haemometer
 Alat pembanding sahli
 pipet
2. Bahan / reagen

 Aquadest
 HCl 0,1 N
 Alkohol

2.4 PROSEDUR KERJA

1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli kira kira 3 tetes


2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan (alcohol
70%), kemudian tusuk dengan pen lanset.
3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai tanda batas 20 UI , bersihkan ujung pipet,
kemudian teteskan darah kedalam tabung hemometer.
4. Bilas sisa darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap aqudes
dan meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali.
5. Campur sampai rata.
6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes demi tetes
sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama dengan warna gelas dari
alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar hemoglobin pada skala tabung.
2.5 HASIL
Berdasarkan uji labolatorium yang telah dilakukan dapat diperoleh data :

No Nama Sampel Volume titrasi Pengamatan


1 Mery Saragih 10 Gr/dl Orange

Usia : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

2 Jerida 13 Gr/dl Orange

Usia : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

3 Nabila 13 Gr/dl Orange

Usia : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa
Berdasarkan data diatas terdapat dua kasus yaitu sampel pertama adalah menderita anemia
namun masih ringan dan sampel kedua dan ketiga tidak menderita anemia (normal sehat) bila
di nilai dari kadar hemoglobinnya. Gr/dl

1. Sampel Mery Saragih adalah Menderita Anemia Ringan karena hanya memiliki kadar HB
10 Gr/dl bila dibandingkan dengan normalya remaja wanita sehat adalah 12 Gr/dl sampai 14
Gr/dl Berdasakan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa Ia memilliki aktivitas
yang berat. Sebagai mahasiswa setiap hari senin sampai jumat Ia mengikuti pembelajaran di
kampus mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 sore. Ia Pulang dan Pergi Kekampus dengan
berjalan kaki. Sepulang dari kampus mery memasak lalu makan malam dan mengerjakan
tugas kuliah dan tidur pada pukul 23.00 WIB. Mery Memiliki Pola makan yang kurang teratur
dan terkadang tidak sarapan pagi sebelum kekampus. Mery tidak rutin Mengonsumsi obat
cacing kadang sekali setahun dan kadang tidak sama sekali.

2. Sampel jerida dan Nabila adalah tergolong sehat bila diukur berdasarkan kadar HB yang
mereka miliki yaitu 13 Gr/dl . berdasarkan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa
Ia memilliki aktivitas yang berat. Sebagai mahasiswa setiap hari senin sampai jumat Ia
mengikuti pembelajaran di kampus mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 sore. Nabila dan
Jerida Pulang dan Pergi Kekampus dengan menggunakan fasilitas becak yang ada di depan
kampus. Sepulang dari kampus mereka mandi , makan malam dan mengerjakan tugas kuliah
dan tidur pada pukul 23.00 WIB. Memiliki Pola makan yang teratur karena mereka catringan
pada ibu yang ada di kantin kampus dan juga selalu sarapan pagi sebelum berangkat kuliah.
Mereka rutin mengonsumsi obat cacing 1 x 6 bulan.

2.6 GEJALA ANEMIA


Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, mual. Pendiagnosaan anemia
dapat di tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.

2.7 SOLUSI UNTUK ANEMIA


Apabila belum terjadi anemia atau anemia masih ringan lebih baik dicegah agar berkelanjutan
dan bertambah parah.
2.7.1. PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang
sehat, variasi makanan, termasuk:

1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain
yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran
berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-
buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal
dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri,
membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama
ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.

2.7.2. PENANGGULANGAN ANEMIA


Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup
secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan
laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk
meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es,
minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung
phosphate dan kalsium.
5. Mengonsumsi obat cacing dengan teratur 1 kali 6 bulan.
2.6.3. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin kita harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab
kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus
diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang
seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam
folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun,
jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon
yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah
merah dan mengurangi kelelahan.
4. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan
tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan
sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan
singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu
menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
5. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen,
obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa sakit
dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi darah,
suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea
(Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang
dewasa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.
B. Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-gejala-anemia
https://hellosehat.com/penyakit/anemia/
http://rezkyeamalia28.blogspot.co.id/2015/09/makalah-anemia.html
https://ekaputrimaharani.wordpress.com/2014/08/27/makalah-anemia/
http://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi
http://penyakitanemia.com/

Anda mungkin juga menyukai