Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendidikan Pancasila
 Tujuan kita mempelajari Pancasila adalah ingin mengetahui Pancasila yang benar,
yakni yang dapat dipertanggung-jawabkan baik secara Yuridis-konstitusio nal
maupun secara obyektif-ilmiah.
 Secara Yuridis Konstitisional karena Pancasila adalah Dasar Negara yang
dipergunakan sebagai dasar mengatur menyelenggarakan pemerintahan,
kehidupan Negara /eksistensi negara dan kehidupan bermasyarakat yang meliputi
bidang-bidang Ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan
keamanan, berarti segala sesuatu yang mengenai tatakehidupan bernegara harus
didasarkan kepada Pancasila
 Secara obyektif ilmiah karena Pancasila adalah suatu faham Filsafat, suatu
philosophical way of thinking atau philosophical system, sehingga uraiannya
harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat.

1. Landasan Historis
 Bahwa bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang sejak jaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, dan Kerajaan
Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang Menjajah serta menguasai
Bangsa Indonesia.
 Bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang mempunyai ciri kas, sifat,
karakter yang berbeda dengan bangsa lain yang oleh para pendiri kita
diberi nama “ PANCASILA “Dalam hidup berbangsa dan bernegara
bangsa Indonesia harus memiliki rasa nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat.
 Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
dalam Pancasila sebelum dirumuskan dan disyahkan menjadi dasar negara
Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri.
2. Landasan Kultural
 Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda
dengan bangsa lain.
 Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam ber
masyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
 Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang
saja, melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia
sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai cultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para tokoh pendiri
negara seperti; Soekarno, Mr. Muh. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para
tokoh pendiri negara lainnya.
 Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya
besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan
negara yang mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang
tertuang dalam sila-sila Pancasila.
3. Landasan Yuridis
 Adalah tertuang dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 39 ditetapkan bahwa isi kurikulum setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan, adalah wajib memuat Pendidikan
Pancasila.
 Landasan FilosofisPancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan
suatu keharusan moral secara konsisten merealisasikannya dalam setiap
aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
 Secara fiosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah
sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan kenyataan obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan
YME.
 Sebagai suatu kajian ilmiah pembahasan Pancasila harus memenuhi syarat ilmiah
4. Berobyek; Semua ilmu pengetahuan harus memiliki obyek.yang di dalam filsafat
ilmu pengetrahuandibedakan atas:
a. Obyek forma
 Yang titu suatu sudut pandang tertentu dalam
pembahasanPancasila, atau dari sudut pandang apa Pancasila itu
dibahas. Pancasila dapat dibahas dari berbagai sudut pandang,
yaitu dari sudut pandang moral, maka terdapat bidang pembahasan
moral Pancasila, dari sudut pandang ekonomi, maka terdapat
bidang pembahasan ekonomi Pancasila.
 Dari sudut pandang hukum dan kenegaraan, maka terdapat bidang
pembahasan Pancasila Yuridis kenegaraan, dari sudut pandang
filsaf,maka terdapat bidang pembahasan.
b. Obyek Materi
 Suatu obyek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian
Pancasila baik yang bersifat impiris maupun non empiris.
 Pancasila merupakan hasil budaya bangsa Indonesia.
 Oleh karena itu obyek materia pembahasan Pancasila berupa hasil
budaya yang berupa; lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-
benda budaya, lembaran hukum, naskah-naskah kenegaraa, adat
istiadat.
 Obyek yang non empiris antara lain berupa nilai budaya, moral
,serta nilai-nilai religius yang tercermin dalam kepribadian, sifat
karakter dan pola-pola budaya dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
2. Bermetode
 Setiap pengethuan ilmiah harus memiliki metode, yaitu seperangkat cara
atau system pendekatan dalam rangka pembahasan Pancasila untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang bersiafat obyektif.
 Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila adalah metode analitico
synthetic yaitu suatu perpaduan metode analisis dan sintesis.
 Oleh karena obyek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya
dan obyek sejarah oleh karena itu lazin digunakan metode hermeneutika.
 Yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik obyek, demikian
juga metode penafsiran dan interprestasi dan metode-metode tersebut
senantiasa didasarkan atas hokum-hukum logika dalam suatu penarikan
kesimpulan.
3. Bersistem
 Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh.
 Pembahasan Pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri adalah merupakan
sutau kesatuan dan keutuhan majemuk tunggal,nyaitu kelima sila itu baik
rumusannya, inti dan isi dari sila-sila Pancasila itu adalah merupakan
suatu kesatuan dan kebulatan.
5. Bersifat Universal
 Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya
kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi
maupun jumlah tertentu

B. Staatfondamentalnorm
 Staatsfundamentalnorm adalah merupakan Pokok kaidah Negara yang fundamental,
 Dalam teori hukum norma dasar dapat dibedakan menjadi:
1. Dalam arti formil
 Dapat dikenal melalui bentuknya sehingga dapat berlaku dan ditaati
contohnya, Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 1945, UUD’45.
mempunyai bentuk sehingga dapat ditaati oleh seluruh rakyat sehingga
juga membuktikan bahwa hal tersebut merupakan norma dasar secara
formil.
2. Dalam arti materiil
 Menunjuk pada isi atau materi bahwa seluruh peraturan yang ada hukum
positif tersebut tidak boleh bertentangan dengan norma dasar tersebut.
 Staatsfundamentalnorm. Mempunyai dua fungsi yaitu :
1. Fungsi Konstitutif
 Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan
makna bagi hukum itu sendiri.
2. Fungsi Regulative
 Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif itu sebagai produk
yang adil atau tidak adil.
 Kedudukan: bersifat kuat dan tetap karena, sebagai dasar Negara tidak bisa
dirubah oleh siapapun dalam ilmu hukum terdapat suatu prinsip-prinsip bahwa
suatu peraturan Hukum hanya dapat dirubah/ditiadakan oleh penguasa yang lebih
tinggi/sama kedudukannya, maka Pembukaan tidak dapat diubah dan ditiadakan
oleh siapapun juga secara Hukum.

C. Pengertian Pancasila sebagai dasar Etika


1. Pengertian Etika, Etika Kebangsaan
 Etika termasuk suatu kelompok filsafat praktis, yaitu suatu pemikiran
kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral, merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
ajaran moral.
 Etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar
pembenaran/dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku,
perbuatan dan sikap manusia.
 Etika Kebangsaan merupakan system nilai, norma moral yang dijabarkan
dalam suatu tingkah laku, perbuatan, sikap, yang bersumber pada local
wisdem yaitu core philosophy Pancasila. menjadi pedoman, dasar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat, secara langsung
maupun tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan pada berbagai
bangsa di dunia.
2. Pengaruh Etika kebangsaan terhadap reformasi

Anda mungkin juga menyukai