Pedoman Air
Pedoman Air
1. Latar Belakang
Kegiatan pengelolaan SPAM dilakukan oleh penyelenggara dan
dapat melibatkan peran serta Anggota RSUD S.K. Lerik,
Penyelenggara dapat dilakukan oleh BUMN/BUMD yang
dibentuk secara khusus dan dapat mengikutsertakan Badan
Usaha Swasta, koperasi dan/atau masyarakat. Penyelenggara
harus menjamin air minum yang diproduksinya memenuhi
syarat kesehatan dengan melaksanakan pemeriksaan secara
berkala terhadap kualitas air yang diproduksinya dan
melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang
dikelolanya dari segala bentuk pencemaran. Pengelolaan SPAM
bertujuan untuk menghasilkan air minum yang sesuai dengan
standar yang berlaku dan agar prasarana dan sarana air
minum terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani
kebutuhan air minum masyarakat secara berkesinambungan.
Standar pelayanan minimum air minum harus memenuhi
ketentuan sesuai peraturan yang berlaku. Pengelolaan SPAM
dilaksanakan apabila prasarana dan sarana SPAM yang telah
terbangun siap untuk dioperasikan dengan membentuk
organisasi penyelenggara SPAM. Pembangunan prasarana dan
sarana air minum harus simultan dengan pembentukan
kelembagaan pengelola SPAM, sehingga ketika prasarana dan
sarana air minum sudah siap beroperasi, telah terbentuk
lembaga pengelola SPAM yang berbadan hukum. Sedangkan
khusus penyelenggara dari kelompok masyarakat tidak
diharuskan berbadan hukum. Penyelenggara SPAM dapat
melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM
berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku,
penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam
penyelenggaraan SPAM. Pelibatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan SPAM dapat difasilitasi oleh penyelenggara
SPAM, antara lain melalui pembentukan forum pelanggan,
pembentukan unit khusus yang mudah dihubungi untuk
menampung keluhan dan laporan masyarakat mengenai
pengelolaan SPAM, dan lain-lain. Dalam rangka efisiensi dan
efektifitas pengelolaan SPAM, maka dapat dilakukan
kerjasama antar pemerintah daerah. Kerjasama antar
pemerintah daerah berupa kerjasama operasional atau
kerjasama manajemen penyelenggaraan SPAM. Selain itu
kerjasama dapat berupa regionalisasi penyelenggaraan SPAM.
Regionalisasi dapat dilakukan pada daerah-daerah dengan
daerah pelayanan yang bersinggungan, berdekatan atau pada
daerah perbatasan, pada daerah pemekaran dengan daerah
induknya. Regionalisasi dapat pula berbentuk kerjasama antar
beberapa pemerintah daerah yang dilakukan dibawah
koordinasi Pemerintah atau pemerintah provinsi sesuai
kewenangannya. Dengan adanya regionalisasi diharapkan
akan memperkuat kinerja pelayanan kepada masyarakat dan
kinerja keuangan dalam penyelenggaraan SPAM. Dalam
kondisi suatu wilayah belum terjangkau oleh pelayanan
BUMN/BUMD sebagai penyelenggara pengembangan SPAM,
maka dapat dibentuk Badan Layanan Umum (BLU) - Unit
Pelaksana Teknis (UPT) atau dilakukan kerjasama dengan
penyelenggara lainnya. Badan Layanan Umum (BLU)
beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara,
lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan. BLU
menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dan rencana
bisnis dan anggaran (RBA) tahunan; dapat memiliki utang
sehubungan kegiatan operasional; dan tidak dapat melakukan
investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya. Kerjasama dengan penyelenggara lainnya
dalam bentuk kemitraan antara lain badan usaha swasta,
koperasi dan BUMD di kabupaten/kota terdekat atau
dibentuk. Kerjasama pemerintah dengan badan usaha swasta
dilakukan melalui pelelangan umum dengan perjanjian
kerjasama yang memuat ketentuan mengenai lingkup
pekerjaan, jangka waktu, jaminan pelaksanaan, tarif dan
mekanisme penyesuaiannya, hak dan kewajiban termasuk
alokasi resiko, standar kinerja pelayanan, larangan pengalihan
perjanjian kerjasama, sanksi, pemutusan atau pengakhiran
perjanjian, laporan keuangan badan usaha, mekanisme
penyelesaian sengketa, mekanisme pengawasan kinerja badan
usaha, pengembalian infrastruktur kepada kepala daerah,
keadaan memaksa, status kepemilikan asset selama jangka
waktu perjanjian dan hukum yang berlaku. Kerjasama
pemerintah dengan badan usaha swasta mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan SPAM harus
berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabel sesuai
dengan kaidah sistem akuntansi air minum Indonesia.
Pengelolaan SPAM harus berdasarkan prinsip-prinsip prinsip
2. Tujuan Pedoman
3. Ruang Lingkup
4. Batasan Oprasional
Batasan dari pedoman pengeloalaan SPAM adalah sebatas
lingkungan yang ada di wilayah RSUD S.K. Lerik, dan juga
sebagai landasan bagi pekerja yang ditunjuk sebagai teknisi
bagian pengurusan air yang ada dilingkungan RSUD S.K.
Lerik.
5. Landasan Hukum
a. Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian;
b. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
c. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
d. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
e. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
f. Peraturan Presiden No 67 tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
7. Distribusi Ketenagaan
Pola Pembagian Ketenagaan untuk sarana pendukung
Khususnya Bidang Air Tidak harus banyak cukup Satu
Atau Dua orang Saja dalam Pengurusannya setiap Hari
Sebagai pengontrol Air bersih dan Teknisi Jika Ada
Gangguan Air
8. Pengaturan jaga
Dalam Pengaturan jaga Khususnya hari hari kerja maka
akan di Jaga oleh petugas yang ditunjuk dalam
penangan Air Bersih sedangkan dalam Hari Libur akan
di lanjutkan ile Piket Ksatrian tetapi petugas yang
ditunjuk sewaktu waktu bisa dihubungi dan bisa datang
ke RSUD S.K. Lerik jika sangat Emergency.
BAB III
STANDAR FASILITAS
9. Denah Ruang
10. Standar Fasilitas
Fasilitas yang ada di RSUD S.K. Lerik tentang sistem
Pendukung Air adalah
a. Air PDAM
b. 2 Buah Sumur
c. Tandon Air Atas
d. tandon Air Bawah
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
14. Pengoperasian
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah prioritas utama daalam
melaksanakan pekerjaan sehari hari, untuk itu pihak rumah
sakit memberikan peralatan dan perlengkapan terhadap
anggotanya dalam melaksanakan kegiatan sehari hari agar
tetap aman dan dapat melaksanakan kegiatanya dengan baik.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kupang 2018
Direktur RSUD S. K. Lerik