Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KOTA KUPANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK


Jl. Timor Raya - No. 134 - Pasir Panjang
 Telp./Fax. (0380) 824157  e-mail : rsudsklerik.pemkotkupang@gmail.com

PANDUAN
PENANGGULANGAN GEMPA BUMI

RSUD S.K. LERIK KOTA KUPANG


2019
-ii-

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan
panduan Penanggulangan Gempa Bumi di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) S.K. Lerik ini dapat diselesaikan dengan baik. Ini bertujuan untuk
segera menangani kecelakaan pada pasien dan petugas saat apabila terjadi
bencana gempa bumi sehingga dapat menurunkan resiko kecelakaan atau
korban jiwa di saat terjadi bencana gempa bumi
Rumah sakit membutuhkan panduan Penanganan Gempa Bumi sebagai
acuan apabila terjadi gempa bumi secara tiba-tiba dan serta untuk dapat
dijadikan pegangan dalam menetukan pencegahan kecelakaan saat terjadi
gempa bumi. Oleh karena itu panduan penanganan gempa bumi disusun
sesuai standar dan peraturan serta perundang - undangan yang berlaku.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk mendukung dan
berperan serta dalam penyusunan panduan gempa bumi di RSUD S.K. Lerik.
Semoga menjadi amal dan kebaikan bagi kita semua.

Kupang, 11 Januari 2019

Tim Penyusun
-iii-

KATA SAMBUTAN

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas disusunnya


Panduan Penanggulangan Gempa Bumi di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) S.K. Lerik. Kita menyadari bahwa, pelayanan kesehatan rumah sakit
membutuhkan panduan Penanggulangan Gempa Bumi sebagai pencegahan
dan penanggulangan Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit.
Panduan Penanggulangan Gempa Bumi di rumah sakit yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, disusun untuk membentuk
kerangka dasar sesuai standar, peraturan dan perundang – undangan yang
berlaku di RSUD S.K.lerik dalam menentukan aktifitas dan tugas pokok tim
kerja di rumah sakit dalam meningkatkan Keselamatan dan Keamanan.
Meningkatnya kualitas pelayanan di RSUD S.K. Lerik kedepan, tentu akan
sangat tergantung dari komitmen tim kerja untuk melaksanakan semua
kegiatan pelayanan sesuai panduan yang telah disusun.
Mudah-mudahan dengan disusunnya Panduan Penanggulangan Gempa
Bumi di RSUD S.K. Lerik ini, maka pelayanan di RSUD S.K. Lerik kedepan
menjadi lebih baik dangan moto; melayani dengan kasih semakin mendekati
kenyataan.

Direktur RSUD.S.K. Lerik


Kota Kupang

dr. Marsiana Y. Halek


Pembina Tk. I
NIP. 19770712 200112 2 003
-iv-

DAFTAR ISI

Kover…………………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii
Sambutan Direktur……………………………………………………………………...iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...iv
Keputusan Direktur………………………………………………………………........ v
BAB I DEFINISI .......................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................ 4

BAB III KEBIJAKAN .................................................................................... 5

1. Umum ................................................................................................ 5

2. Khusus .............................................................................................. 5

3. Alarm ................................................................................................. 5

BAB IV TATA LAKSANA…………………………………………………………………5


4. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya Gempa bumi di rumah
sakit ................................................................................................... 6

5. Pencegahan Bahaya Gempa bumi....................................................... 6

6. Penanggulangan jika terjadi Gempa Bumi .......................................... 6

BAB V DOKUMENTASI ............................................................................. 12


-v-

PEMERINTAH KOTA KUPANG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK
Jl. Timor Raya - No. 134 - Pasir Panjang
 Telp./Fax. (0380) 824157  e-mail : rsudsklerik.pemkotkupang@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K LERIK
NOMOR: RSUD.SKL.445/73/I/2019

TENTANG

PANDUAN GEMPA BUMI


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K LERIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK


Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di RSUD S.K
Lerik diperlukan peraturan agar dapat memberikan
pelayanan yang lebih optimal;
b. Bahwa untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana
alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi di
masyarakat maka perlu menetapkan Panduan Gempa
Bumi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan dengan surat
keputusan Direktur tentang pemberlakuan Panduan
Gempa bumi;
Mengingat : 1. Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
5. Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2005
Tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 448
Menkes/SK/VI/ 1993 tentang Pembentukan Tim
Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana di Setiap
Rumah Sakit;
-vi-

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 436/93 tentang


Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Indonesia;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
131/Menkes/SK/I1/2004 tanggal 10 Februari 2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional;
9. Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah S.K. Lerik Kota
Kupang Nomor : RSUD.SKL.445/01/I/2019 tentang
Perubahan Atas Keputusan Direktur S.K. Lerik Kota
Kupang Nomor : RSUD.SKL.445/01/I/2016 tentang
Kebijakan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum
Daerah S.K. Lerik Kota Kupang

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Panduan Gempa Bumi di RSUD S.K Lerik sebagaimana
tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
KEDUA : Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Direktur RSUD S.K Lerik.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan panduan
Gempa Bumi di RSUD S.K Lerik dilaksanakan oleh Bagian
terkait (K3) dan pelaksanaan penyelenggaraan pedoman
tersebut oleh unit.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diaadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di: Kupang


Pada Tanggal: 11 Januari 2019
DIREKTUR RSUD S.K LERIK

dr. MARSIANA Y. HALEK


PEMBINA TK I
NIP. 19770712 2001 12 2
Lampiran
Keputusan Direktur RSUD S.K Lerik
Tentang Panduan Gempa Bumi
Nomor : RSUD.SKL.445/73/I/2019
Tanggal : 11 Januari 2019

BAB I
DEFINISI

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan


bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak
ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih
besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret
2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai.
Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:

1. Berdasarkan Penyebab
a. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam
di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh
bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga
yang terjadi karena pergeseran
lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba.
b. Gempa bumi tumbukan
-2-

Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid


yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.
c. Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.
d. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu
yang dipukulkan ke permukaan bumi.
e. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan
menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Berdasarkan Kedalaman
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).
Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan
bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Berdasarkan
Gelombang/Getaran Gempa
d. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
f. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan
-3-

yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak


dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang


dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan
tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit
kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan
magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat
besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke
dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor
tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
-4-

BAB II
RUANG LINGKUP

Dengan diterapkannya suatu sistem manajemen K3 penanggulangan


Gempa bumi yang solid, diharapkan perusahaan dapat melakukan pencegahan
akan terjadinya Gempa bumi sejak dini. Materi tentang pencegahan dan
penanganan Gempa bumi sudah cukup banyak memberikan gambaran lebih
jelas mulai dari pengenalan mengenai api itu sendiri sampai dengan cara
pencegahannya serta prosedur penanggulangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
-5-

BAB III
KEBIJAKAN

1. Umum
Manajemen penanggulangan Gempa bumi di Rumah Sakit meliputi
ketentuan manajemen mengenai:
a. Penanggulangan Gempa bumi di Rumah Sakit
b. Penanggulangan Gempa bumi di lingkungan Rumah Sakit
c. Penanggulangan Gempa bumi di bangunan gedung serta pembinaan dan
pengendaliannya.
d. Setiap orang dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemanfaatan
bangunan gedung wajib memenuhi ketentuan teknis manajemen
penanggulangan Gempa bumi
e. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya Gempa bumi di rumah
sakit
f. Pencegahan bahaya Gempa bumi
g. Penanggulangan jika terjadi Gempa bumi

2. Khusus
1. Tindakan
a. Bila berada di dalam ruangan
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah
meja atau tempat tidur, bila tidak ada, lindungilah kepala dengan
bantal atau benda lainnya, Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela,
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda
yang tergantung di dinding dan sebagainya.
b. Bila berada di luar ruangan:
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang
listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya, Usahakan
dapat mencapai daerah yang terbuka Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
c. Bila berada di dalam ruangan umum:
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan
dipenuhi orang, Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti
rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
3. Alarm
Alarm dibunyikan Saat terjadi gempa Bumi OOO...OOO...OOO....TERUS
MENERUS SAMPAI BAHAYA TERATASI
-6-

BAB IV
TATA LAKSANA

4. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya Gempa bumi di


rumah sakit, yaitu :
Instalasi Gizi
Penunjang Medis
Tempat penyimpanan O²
Ruang panel,ruang mesin & tangki BBM generator
Instalasi Farmasi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Kamar Operasi
Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi Radiologi
Daerah/tempat beresiko ini perlu mendapatkan tanda/rambu sebagai
kawasan beresiko/mudah meledak/mudah terbakar. Sehingga pegawai &
orang yang melihat,mengetahui bahwa tempat tersebut rawan/berbahaya.

5. Pencegahan Bahaya Gempa bumi.


a. Adanya Manajemen Code Red.
b. Melakukan pengecekan rutin dan teliti pada instalasi dan peralatan
listrik,regulator dan tabung LPG
c. Jangan membebani listrik terlalu berlebihan/melebihi kapasitas yang
ada (contoh:stop kontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambahi
sambungan T listrik hingga bertumpuk – tumpuk).
d. Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa
sepengetahuan petugas yang berwenang.
e. Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai/hendak ditinggal
pulang,jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak
(contoh:computer,printer,dll).
f. Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada
yang rusak/terkelupas kabelnya.
g. Pastikan agar semua pintu keluar bebas dari bahan – bahan mudah
terbakar.
h. Simpan cairan yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh
dari nyala api atau aktivitas manusia yang padat,gudang penyimpanan
logistic,dll.
-7-

i. Jauhkan tabung LPG/O²/gas yang mudah meledak dari nyala


api/listrik ,sebaiknya ditempatkan di ruangan terbuka/memiliki
ventilasi lebar & banyak.
j. Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuangkan
bahan cair mudah terbakar.
k. Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang
telah terpakai/kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung
APAR yang telah terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan
pengisian.
l. Untuk mengatasi Gempa bumi,pasanglah APAR cukup sesuai
peraturan yang telah ada.
m. Rawat dan periksa APAR serta Hidran secara berkala.
n. Jika terlihat puntung rokok yang masih ada apinya segera matikan
dan pastikan tidak ada puntung rokok di ruangan/area yang mudah
terbakar

6. Penanggulangan Jika Terjadi Gempa bumi.


a. Jangan panic, Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan
ruang gerak
b. Sesuai dengan Code Red maka dalam setiap shift/dinas jaga,setiap
kepala unit kerja/ruangan wajib untuk membagi/membuat daftar jaga
petugas Code Red di tempat kerjanya masing – masing. Di setiap
shift/dinas jaga harus ada regu pemadam,regu penyingkir dan regu
evakuasi (regu evakuasi dibagi menjadi rescue & salvage). Semua
petugas yang dinas wajib untuk mendapat salah satu peran tersebut.
Jika karena keterbatasan tenaga maka satu orang bisa merangkap
beberapa peran sekaligus. Untuk lingkup seluruh rumah sakit juga
dibutuhkan peran sebagai Komando (Satpam). Ini adalah standard
minimal dari struktur organisasi Keselamatan Gempa bumi Gedung
(KKG) sesuai dengan perda No 11 tahun 2012 tentang “Pencegahan
dan penanggulangan bahaya Gempa bumi”,gunanya adalah agar saat
terjadi bencana Gempa bumi,setiap petugas di unit masing – masing
telah mengetahui peran mereka sebagai apa. Adapun rincian tugas
dari masing – masing peran adalah sbb:
1) Tugas Komando (Satpam)
a) Pastikan bahwa Dinas Pemadam Gempa bumi sudah
dihubungi.
b) Menuju ke posko Gempa bumi untuk memimpin operasional
-8-

c) Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat


pertama telah dilaksanakan.
d) Pastikan bahwa peran pemadam Gempa bumi ruangan telah
melaksanakan tugasnya.
e) Tetap siaga untuk menerima status laporan dan
memperkirakan harus evakuasi bertahap atau evakuasi
total.
2) Tugas Operator telpon/Informasi (piket)
a) Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Gempa bumi dan
Instansi terkait.
b) Jangan memutuskan hubungan telpon sampai Dinas
Pemadam Gempa bumi mengulangi berita.
c) Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.
3) Tugas Petugas Listrik
a) Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik
(lampu darurat,peralatan evakuasi,dll)
b) Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di tempat
kejadian Gempa bumi.
4) Tugas anggota Code Red ruangan
a) Apabila Gempa bumi tidak berada pada ruangannya,yakinkan
bahwa ruangannya siap dievakuasi.
b) Apabila Gempa bumi di lantainya segera laporkan ke piket :
 Nama pelapor :........................................
 Jenis yang terbakar :........................................
 Lokasi Gempa bumi :........................................
 Situasi terakhir :........................................
c) Memimpin pelaksanaan operasional di ruangannya
d) Pada saat mendengar pemberitahuan evakuasi :
(1) Periksa semua ruangan dan pastikan setiap penghuni di
ruangannya untuk melaksanakan evakuasi.
(2) Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada
orang cacat,hamil,anak-anak,dll.
(3) Pada saat tiba di titik berkumpul,laksanakan
inventarisasi terhadap penghuni (pasien, pengunjung,
pegawai).
(4) Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi
kepada ketua.
5) Tugas regu Pemadam Gempa bumi ruangan
-9-

(1) Memadamkan dan melokalisir Gempa bumi serta menekan


kerugian sekecil-kecilnya.
(2) Memadamkan Gempa bumi dengan menggunakan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) secara efektif dan efisien.
(3) Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
6) Tugas regu Evakuasi
a. Mengevakuasikan penghuni ke titik berkumpul terdekat.
b. Memberi petunjuk,mengarahkan dan mencarikan jalan keluar
kepada penghuni.
c. Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas.
d. Menginformasikan ke petugas IGD apabila ditemukan
penghuni yang perlu mendapatkan pertolongan.
e. Selalu berkoordinasi denga regu atau pihak lain.

7) Tugas regu Penyingkir barang


a) Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting
ketempat lain yang aman yang telah ditentukan.
b) Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian
pengamanan.
c) Selalu memonitor situasi terakhir Gempa bumi.
d) Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari
harta benda.
e) Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
8) Tugas pemadam Gempa bumi setempat
a. Pada saat mendapat perintah
(1) Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya
Gempa bumi
(2) Menuju ke posko Gempa bumi untuk memantau situasi.
(3). Seorang anggota regu menunggu kedatangan petugas
pemadam Gempa bumi .
b. Pada saat terjadi Gempa bumi
(1) Melaksanakan pemadaman/melokalisir Gempa bumi
sebelum petugas pemadam Gempa bumi kota Kupang
datang.
(2) Memberi informasi yang diperlukan oleh petugas bantuan
yang datang.
(3) Selalu berkoordinasi dengan regu/pihak lain.
-10-

c. Alur penanggulangan Gempa bumi


(1) Keadaan darurat (terjadi Gempa bumi)
(2) Anggota yang mengetahui adanya Gempa bumi segera
lapor ke piket (satpam) atau ke kepala ruangan (atasan
yang lebih tinggi).
(3) Kepala ruangan memberi perintah kepada rekan kerjanya
yang sudah ditunjuk sebagai regu pemadam unit untuk
memadamkan api dengan APAR. Untuk api sebesar meja
masih dapat dipadamkan dengan APAR. Jika besar api
melebihi dari 1 meja dan penjalaran api cepat maka bisa
memakai lebih dari 1 tabung APAR,jika api tetap tidak
dapat dipadamkan maka harus melapor piket.
i. Kepala ruangan/unit melaporkan ”code red (kode
merah)” melalui telpon ke piket.
ii. Operator menerima berita dan menyampaikan berita
ke petugas informasi (piket) serta segera mengirim
bantuan tenaga ke lokasi terjadinya Gempa bumi
iii. Piket keamanan memberi perintah kepada petugas
informasi untuk memberikan pengumuman melalui
pengeras suara kepada semua unit di sekitar
terjadinya Gempa bumi untuk siaga dan menunggu
kabar selanjutnya. Apakah harus evakuasi atau tidak
iv. Regu evakuasi unit mempersiapkan proses evakuasi
jika api tidak dapat dipadamkan oleh APAR
v. Regu Penyingkir unit mempersiapkan proses evakuasi
data/barang penting apabila api tidak dapat
dipadamkan oleh
APAR
vi. Jika api dapat dipadamkan oleh APAR maka segera
lapor ke petugas informasi dan selanjutnya
diteruskan kepada Direktur yang akan melakukan
investigasi, evaluasi, rekomendasi & rehabilitasi
vii. Jika api tidak dapat dipadamkan maka regu
pemadam unit lapor ke piket yang dinas saat itu
viii. Kepala unit/ruangan meneruskan berita lewat telpon
ke petugas informasi.
-11-

ix. Petugas informasi (piket) segera telpon ke kantor PMK


kota kupang untuk meminta bantuan dan melapor ke
Direktur.
x. Direktur memerintahkan evakuasi untuk semua unit
di sekitar terjadinya Gempa bumi melalui petugas
informasi
xi. Direktur memerintahkan petugas listrik yang jaga
saat itu untuk mengamankan instalasi teknik untuk
meminimalisir penyebaran api
xii. Regu evakuasi melakukan proses evakuasi melalui
selasar mengikuti jalur evakuasi menuju ke titik
berkumpul terdekat. Prioritas evakuasi adalah
dahulukan wanita hamil,anak-anak dan orang cacat
xiii. Regu penyingkir melakukan penyelamatan
barang/data penting dibawa ke titik berkumpul
terdekat
xiv. PMK setempat melakukan penyemprotan memakai
hidran sambil menunggu DAMKAR datang. Jika
DAMKAR telah datang maka PMK setempat ikut
membantu jalannya proses pemadaman api.
xv. Setelah api dapat dipadamkann, ketua
memerintahkaan semua petugas untuk re-evakuasi.
xvi. Investigasi, evaluasi, rekomendasi dan rehabilitasi
oleh ketua dibantu DAMKAR
-12-

BAB V

DOKUMENTASI

1. Form pemeliharaan sarana evakuasi & Gempa bumi


2. Audit pemeliharaan sarana evakuasi & Gempa bumi
3. Audit kemampuan pemakaian APAR

Direktur RSUD.S.K. Lerik


Kota Kupang

dr. Marsiana Y. Halek


Pembina Tk. I
NIP. 19770712 200112 2 003

Anda mungkin juga menyukai