DAMPAK RENOVASI/DEMOLISI
BANGUNAN RUMAH SAKIT
Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto, Jawa Timur
Telp. 0321-690441, Fax. 0321-690137, email: rsk_sumberglagah@yahoo.co.id, website: rssumberglagah.jatimprov.go.id
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN
i
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo, Kec. Pacet,
Kab. Mojokerto, Jawa Timur
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
NOMOR 440/ /102.6/2018
TENTANG
ii
MEMUTUSKAN
Me : PERATURAN
net DIREKTUR RUMAH
apk SAKIT
an SUMBERGLAGAH
TENTANG PANDUAN
PENANGANAN
DAMPAK RENOVASI
BANGUNAN.
Pert : Pelaksanaan kegiatan
am penanganan dampak
a renovasi bangunan di
Rumah Sakit
Sumberglagah wajib
dilaksanakan
berdasarkan ketentuan
sebagaimana Lampiran
Peraturan ini.
Ked : Pelaksanaan kegiatan
ua penanganan dampak
renovasi bangunan
menjadi tanggung
jawab Unit
Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit
Sumberglagah
Keti : Peraturan ini mulai
ga berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya
apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : MOJOKERTO
Pada Tanggal : 16 September 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
iii
Rumah Sakit Sumberglagah
: 440/ /102.6/2018
: 16 September 2018
KATA PENGANTAR
Renovasi atau demolisi perlu dilaksanakan oleh rumah sakit. Renovasi dilaksanakan
untuk memperbaharui, memperbaiki atau mengganti bagian–bagian ruangan dari
rumah sakit yang sudah mengalami kerusakan.
Tentunya dari kegiatan renovasi ini menimbulkan dampak terhadap lingkungan di
sekitar rumah sakit terutama ruang pelayanan pasien. Untuk itu perlu disusun
Panduan Penaganan Dampak Renovasi/ Demolisi bangunan Rumah Sakit agar
pelayanan di rumah sakit tetap berjalan dengan baik.
Informasi atau saran sesuai dengan perkembangan masih sangat diperlukan untuk
perbaikan Panduan Penanganan Dampak Renovasi/ Demolisi bangunan rumah sakit
ini.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................IV
DAFTAR ISI..................................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. DEFINISI.......................................................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................2
A. POLUSI UDARA...........................................................................................................2
B. KEBISINGAN................................................................................................................2
C. GETARAN.....................................................................................................................3
D. KEBUTUHAN UTILISASI..............................................................................................3
E. KEJADIAN YANG BERSIFAT EMERGENCY..............................................................3
BAB III TATA LAKSANA.............................................................................................4
A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI TIPE PEKERJAAN KONSTRUKSI...........................4
B. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PATIENT RISK GROUP...........................................4
C. TATA LAKSANA PENENTUAN MATRIKS PENGENDALIAN INFEKSI.......................5
D. TATA LAKSANA PEMBERIAN REKOMENDASI PENGURANGAN............................5
E. TATA LAKSANA PENILAIAN DAMPAK POTENSIAL AREA SEKITAR PROYEK.......6
F. TATA LAKSANA TINJAUAN RENCANA KONSTRUKSI..............................................7
G. TATA LAKSANA PENGELOLAAN KUALITAS UDARA...............................................8
H. TATA LAKSANA PENGELOLAAN KUALITAS PENCAHAYAAN.................................9
I. TATA LAKSANA KOMISIONING BANGUNAN............................................................9
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................10
A. FORM PENETAPAN TIPE PEKERJAAN KONSTRUKSI...........................................10
B. FORM CHECKLIST PERSETUJUAN KONSTRUKSI................................................11
C. RENCANA KERJA PERBAIKAN GEDUNG...............................................................13
D. LAPORAN KEMAJUAN PERBAIKAN GEDUNG........................................................13
v
BAB I PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Demolisi/renovasi rumah sakit adalah kegiatan yang pasti akan dilaksanakan seiring
dengan usia bangunan/ fasilitas ataupun dikarenakan hal-hal lain yang menyebabkan
perlunya renovasi fasilitas pelayanan rumah sakit.
B. TUJUAN
Tujuan dari panduan ini adalah agar dalam pelaksanaan kegiatan demolisi/ renovasi,
dapat mengurangi atau bahkan meniadakan risiko infeksi akibat dari kegiatan demolisi/
renovasi fasilitas pelayanan rumah sakit.
1
BAB II RUANG LINGKUP
Seluruh bangunan dan fasilitas yang digunakan untuk pelayanan kesehatan, ruangan-
ruangan perawatan, poliklinik, dan semua yang berhubungan dengan pelayanan terhadap
pasien.
Setiap pelaksanaan renovasi ruangan/bangunan akan direncanakan dan dilaksanakan
oleh bagian pemeliharaan sarana rumah sakit yang bekerjasama dengan pihak luar.
Pada pelaksanaan renovasi harus diperhatikan dampak dari pekerjaan renovasi
bangunan tersebut yang mungkin terjadi meliputi polusi udara, infeksi, kebisingan, getaran
dan jika terjadi kejadian yang bersifat emergency.
Dalam pelaksanaan demolisi/ renovasi, bangunan atau fasilitas harus dalam keadaan
kosong atau tidak digunakan untuk melaksanakan pelayanan. Namun dalam kondisi
pelayanan di fasilitas atau disekitarnya tetap harus melaksanakan pelayanan, maka harus
dilaksanakan kegiatan atau tindakan agar dampak dari demolisi tersebut dapat dikurangi
atau bahkan ditiadakan.
A. POLUSI UDARA
Untuk mengatasi polusi udara yang diakibatkan kegiatan renovasi yang berupa
pembongkaran tembok, kupas plesteran, pengamplasan, maka harus dilakukan
penyekatan area pekerjaan dengan menggunakan triplek, terpal, seng, atau bahan-
bahan lain yang dapat mencegah debu keluar dari area demolisi/ renovasi, atau
dengan cara membasahi material yang akan dibongkar dengan air untuk mencegah
debu berterbangan. Selain untuk menanggulangi dampak yang berupa polusi udara,
hal ini juga dapat mencegah timbulnya infeksi yang disebabkan oleh debu. Adapun
kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran debu rata-rata
8 jam adalah 0,15mg/m³.
B. KEBISINGAN.
Dengan melakukan penyekatan area demolisi/renovasi dengan bahan yang dapat
mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut.
D. KEBUTUHAN UTILISASI.
1. Kebutuhan air bersih
Kebutuhan air bersih dapat dipenuhi dengan memanfaatkan saluran air rumah sakit
yang sudah ada di area renovasi, yang menggunakan sistem tangki atap dan tangki
tekan.
2. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor/limbah dapat dilakukan menggunakan saluran air kotor terdekat
yang sudah ada di area rumah sakit.
3. Pembuangan sampah.
Pembuangan sampah bongkaran material harus dilakukan dengan rapi sehingga tidak
mengganggu kegiatan pelayanan di unit pelayanan sekitarnya dan tidak mengganggu
keindahan lingkungan.
4. Instalasi listrik
Sumber daya listrik dapat diambil dari instalasi terdekat yang ada di rumah sakit
dengan memperhatikan segi keamanan dan kerapihan. Menggunakan material/bahan-
bahan standard dan pengaturan kabel tidak berserakan.
2. Persetujuan Komite PPI diperlukan bila kegiatan kontruksi dan tingkat risiko
menunjukkan kelas III atau IV.
3. Komite PPI selanjutnya menetapkan prosedur pengendalian yang diperlukan.
Supervisor : Telepon :
11
B. FORM CHECKLIST PERSETUJUAN KONSTRUKSI
CEKLIS PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DALAM PROYEK
BANGUNAN
Lokasi bangunan : Tanggal proyek dimulai :
Kontraktor ( pelaksana ) :
Supervisor : Telepon :
TYPE B
Aktifitas dalam skala kecil, waktu Group 2 : Risiko
singkat dan debu minimal menengah
TYPE C
Aktifitas menimbulkan debu dalam Group 3 : Risiko
jumlah sedang sampai tinggi, menengah/Tinggi
membutuhkan waktu lebih dari 1
shift kerja untuk penyelesaiannya
TYPE D
Aktivitas konstruksi perlu waktu Group 4 : Risiko
yang lama dan membutuhkan shift tertinggi
yang berurutan/ seharian
Tanggal : Tanggal :
Catatan :
1. Area Risiko Rendah : area kantor dan area publik
2. Area Risiko Sedang : Front office, Rawat Jalan (poli klinik), Dapur,
radiologi, unit Endoskopi, Rehabilitasi Medik
3. Area Risiko Tinggi : Emergency Centre, Kamar Bersalin, Paediatric
Ward, Pharmacy, Nursery, laboratorium, Logistik, ruang Prosedur bedah
minor
4. Area Risiko Tertinggi : ICU, Cath lab, OT, CSSD, Isolation room,
CCU/HCU, NICU, Unit Hemodialisis
DIREKTUR
RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH