Anda di halaman 1dari 24

PEMERINTAH KOTA KUPANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK


Jl. Timor Raya - No. 134 - Pasir Panjang
 Telp./Fax. (0380) 824157  e-mail : rsudsklerik.pemkotkupang@gmail.com

PANDUAN SISTIM KUNCI

POKJA MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN


RSUD S.K. LERIK
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian
Sistem kunci adalah suatu metode dari pemeliharaan fasilitas
yang memiliki harus dijaga dan dipelihara fungsi dan cara kerjanya
agar pada pelaksanaannya akan tetap hemat dan berfungsi pada
waktu yang lama, serta untuk mengantisipasi faktor faktor yang
kemungkinan merugikan dari pihak pemakai gedung atau bangunan
itu sendiri maka dari itu sistem kunci harus dilaksanakan secara
sitematis tentang penggunaan dan penyimpanannya.
Sistem kunci dilaksanakan terhadap Sistem fasilitas dan
Keamanan diseluruh area Rumah sakit dan sistem kunci
mengunakan anak kunci, meliputi Ruangan Ruangan staf, Ruang
Rawat Jalan, Ruang Rawat inap, dan ruangan pendukung seperti
laboratorium, Ruang radiologi, Ruang USG, Ruang OK, Ruang
dapur, Ruang kamar Jenazah, Ruang BPJS, serta tempat tempat
Utility Lain sebagai sumber pendukung di RSUD S.K Lerik misalnya
Tempat genset, tempat Instalasi Listrik, tempat Instalasi air, Tempat
Instalasi pembuangan Limbah, kamar mandi dan tempat lain yang
membutuhkan sitem penguncian.
Selain memasang sistem tanda bahaya ( Kentongan ) dan
Tombol Kode red dan kode blue dimana penggunaannya pada saat
listrik dan sistem pengeras suara mati, digunakan sebagai sandi
suara dalam memberikan informasi tanda bahaya dari suatu
ruangan ke ruangan lainya, bahkan pengamana terhadap fasilitas
lainya tentang penggunaan listrik, air ataupun AC maka dibuatlah
sistem kunci dan pengamanan ruangan, maupun yang
dikombinasikan antara keduanya, semua itu dilakukan untuk
menjaga fasilitas agar tetap terjaga dan berfungsi sebagaimana
mestinya.
5

BAB II

RUANG LINGKUP

Sistem Kunci Rumah Sakit RSUD S.K Lerik memiiki sistem


kunci antara lain sistem keamanan terhadap fasilitas yang dimiliki
dan sistem penguncian itu sendiri, misalnya Air meliputi
penggunaan air monitoring pemakaian dan mematikan kran saat
sudah tidak digunakan, penggunaan listrik atau penerangan juga
harus di monitor penggunaannya agar hemat energi, mematikan
lampu lampu yang tidak digunakan saat siang dan malam hari,
begitu pula dengan Ac atau air condisioner harus dimatikan jika
tidak digunakan untuk itu diperlukan adanya sosialisasi dan
disiplin tiap tiap pengguna fasilitas, maka dari itu dalam penduan
kali ini akan membahas sistem kunci yang ada di Lokasi Rumah
Sakit Umum S.K Lerik.
BAB III
KEBIJAKAN

1. Keamanan dan keselamatan

a. keamanan
1) Menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketentraman serta perlindungan terhadap gangguan
apapun di RSUD S.K Lerik.

2) Keamanan diperlukan di setiap unit pelayanan dan


dilaksanakan oleh unit terkait secara terintegrasi
dilaksanakan di instalasi pelayanan RSUD S.K Lerik.

3) Pelayanan Rumah Sakit RSUD S.K Lerik buka 24


jam dilaksanakan di UGD, LAB, Farmasi, Rekam Medik,
Radiologi Kamar Oprasi dan Watnap yang disiapkan
untuk pelayanan.

4) Kriteria Keamanan adalah terjaminnya rasa aman


pada saat berada di lingkungan RSUD S.K Lerik.

5) Terjaminnya rasa aman yang berkelanjutan dan


terintegrasi antara semua personil di semua unit
pelayanan untuk mendukung pelayanan kesehatan
yang baik di RSUD S.K Lerik.

6) Menegakan Peraturan Daerah dan peraturan


pelaksanaanya dalam menyelenggarakan keamanan dan
keselamatan di RSUD S.K Lerik yang meliputi
aspek pengamanan dan keselamatan fisik,
aset,dokumen,personil,informasi dan pengamanan
teknis lainya.
7

7) Melindungi dan mengayomi lingkungan rumah


sakit dari setiap gangguan kemanan,serta menegakan
peraturan dan tata tertib yang berlaku di RSUD S.K
Lerik.

8) Mengkoordinasikan pelaksanaan bila terjadi


bencana yang disebabkan oleh alam dan atau karena
kelalian manusia.

9) Melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait


(Polri) dalam hal memelihara dan menyelenggarakan
kemanan dalam rangka keselamatan.

10) Unsur pembantu pimpinan di dalam pembinaan


kemanan dan keselamatan

11) Unsur pembantu Polri dalam pembinaan


kemanan serta menumbuhkan kesadaran dan
kewaspadaan.

12) Membantu menyelesaikan perselisihan diwilayah

kerjanya yang dapat mengganggu ketertiban dan

keamanan.

13) Melaporkan kepada Kepolisian jika menemukan


hal – hal yang patut diduga adanya tindak pidana.

14) Mengadakan pengaturan dengan maksud


menegakan tata tertib yang berlaku di lingkungan
kerjanya, khususnya yang menyangkut keamanan dan
keselamatan.

15) Dalam rangka keamanan dan keselamatan


melakukan scrining kepada semua tamu yang akan
bertemu Pimpinan RS

16) Memberikan id card kepada penunggu pasien rawat


inap

17) Melakukan scrining kepada setiap pengunjung RS


18) Memberikan informasi tentang jam berkunjung.
8

19) Melakukan patroli sekitar Wilayah RSUD S.K


Lerik.

20) Mengamankan tempat kejadian perkara jika


terjadi tindak pidana.

21) Menangkap pelaku kejahatan sebelum


diserahkan kepada Piket dan dilanjutkan kepihak yang
berwajib.
22) Menolong korban.
23) Melaporkan kepada pihak kepolisian jika terjadi
tindak kejahatan.

2. Penyelamatan jika terjadi kebakaran:


a. Jika terjadi kebakaran semua petugas harus mampu
melakukan penyelamatan secara sistematis;
b. Melakukan pemadaman dengan apar;
c. Menyelamatkan korban terutama manusia, material,
dan secepatnya menghubungi pihak-pihak terkait,
pemadam kebakaran, ambualnce dan Instansi terkait;
d. Mematikan aliran listrik;
e. Memberitahukan kepada Anggota RSUD S.K Lerik
disekitar kejadian;
f. Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
memasuki wilayah kejadian.

3. Tindakan jika terjadi huru hara :


a. Blokir tempat-tempat penting terutama Ruang
Pimpinan dan tempat dokumen penting;
b. Tutup pintu gerbang dan perketat penjagaan;
c. Amankan kendaraan di areal parkir;
d. Pengamanan tempat tempat fasilitas komunikasi dll
yang dianggap penting;
9

e. Hubungi pihak kepolisian;


f. Tanpa terkecuali semua anggota keamanan mengambil
langkah sesuai dengan SPO yang telah disiapkan;
g. Segera menghubungi dan melaporkan kepada Pimpinan.

4. Tindakan jika ada ancaman Bom lewat telepon :


a. Terimalah telepon dengan tenang dan tidak panik;
b. Tanyakan nama penelpon dan tempat bom berada;
c. Tanyakan bom melalui temer jam berapa bom meledak;
d. Ulur sedikit waktu untuk mengenali lokasi dan
penelpon melelui suara;
e. Hubungi Kodim , korem Dan Kepolisian

5. Tindakan jika menemukan bungkusan mencurigakan/


duga bom :
a. Laporkan kepada pihak kepolisian terdekat;
b. Lihat dan periksa hati-hati dengan pihak kepolisian;
c. Jangan dipindah atau diangkat;
d. Optimalkan alat komuikasi yang ada
e. Hubungi Satpam RSUD S.K Lerik

f. Hubungi Kepala RSUD S.K Lerik

6. Tindakan bila terjadi ledakan bom :


a. Secepatnya hubungi Satpam dan Kepala Rumah Sakit.
b. Evakuasi penderita dan pengunjung ke titik kumpul;
c. Gunakan jalur tangga darurat;
d. Lakukan pengamanan TKP;
e. Himpun informasi dari saksi-saksi;
f. Laporkan lengkap ke aparat yang berwajib;
10

7. Sistem kunci fasilitas


a. Mematikan Air setelah digunakan ( kran kamar
mandi, kran tempat cucian dll).
b. Mematikan Ac / Air condisioner setelah
digunakan / saat selesai jam kerja.
c. Gas medis harus ditutup setelah digunakan atau
sesuai kebutuhan.
d. Mematikan lampu lampu saat sudah tidak
digunakan pada saat pagi hari terutama lampu
lampu Utama di area luar Rumah Sakit.
e. Pengecekan tabung Apar secara rutin
f. Pengecekan Sarana medis secara rutin
g. Perawatan genset selalu di laksanakan secara rutin
h. Pelumasan dan perawatan kunci gombyok di rumah sakit

8. Sistem kunci Gombyok:


a. anak Kunci Di beri identitas warna sesuai lokasi
b. anak kunci dijadikan satu dan di simpan diruangan tertentu
c.perawatan dan pelumasan sistem penguncian pintu
secara berkala
d. pergantian kunci yang sudah rusak dengan yang baru
11

BAB IV
TATA LAKSANA

3. Keselamatan dan Keamanan


Terdapat 2 hal dalam standar
ini:
a. Keselamatan: fasilitas di rumah sakit harus dalam kondisi
layak pakai sehingga keselamatan dari pasien, pekerja,
peserta didik, keluarga pasien serta pengunjung rumah sakit
terjamin dan terhindar dari risiko kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat kerja. Banyak hal yang dapat dan harus kita
lakukan untuk mencapai standar ini. Kepedulian kita
terhadap fasilitas yang kurang aman sangat diperlukan agar
dapat segera ditindak lanjuti oleh satuan kerja yang
berkewajiban membenahi fasilitas tersebut. Begitu juga
dukungan dari manajemen dalam merealisasikan usulan
perbaikan terhadap fasilitas kurang aman merupakan kunci
penyelesaiaan risiko keselamatan di sini.
b. Keamanan: rumah sakit merupakan salah satu tempat
usaha yang sulit melakukan pembatasan akses masuk dari
orang-orang dalam proses kerjanya. Hal ini tentunya
menambah risiko dapat diaksesnya fasilitas rumah sakit oleh
orang-orang yang tidak berwenang. Kita tahu RS kita memiliki
banyak pintu masuk yang tidak bisa dikendalikan. Kita belum
bisa mengidentifikasi semua orang yang masuk ke RS untuk
keperluan apa. Kita belum tahu di dalam suatu gedung
terdapat berapa orang. Bagaimana jika terjadi bencana kita
bisa meyakinkan bahwa semua sudah terevakuasi kalau kita
tidak tahu berapa orang yang berada di dalam gedung
tersebut. Seharusnya setiap orang yang berada di dalam RS
ini dapat kita identifikasi dengan menggunakan tanda
pengenal sbb:
1) Tamu dengan menggunakan ID card tamu dan
menulis di buku tamu,
2) Pasien dengan gelang identitas,
3) Penunggu pasien dengan kartu tunggu
12

4) Pengunjung Rumah Sakit dengan kartu pengunjung

Siapkah kita mendukung suksesnya program ini ?


Jawabnya tentu harus siap jika ingin mendapatkan standar
sebagai
RS yang baik.
Hal lain yang harus diperhatiakan adalah akses masuk ke
ruangan terbatas seperti kamar bayi, ruang Kepala rumah
Sakit, Gudang bahan berbahaya, server data dll yang harus
terkendali keamanannya.

4. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Sebelum bisa mengelola B3 secara aman kita semua harus
mengetahui B3 itu apa saja. Masih banyak pertanyaan yang
disampaikan ke kami tentang apa saja B3 itu. Jika anda sudah tahu
sampaikan kepada teman anda agar kita semua tahu dan dapat
mengendalian B3 tersebut.
Berikut kami sampaikan yang termasuk B3 tersebut. B3
jenisnya sangat banyak, akan tetapi dapat kita golongkan dalam
beberapa golongan saja. Suatu zat mungkin termasuk dalam
beberapa jenis bahaya. Jenis bahaya apa saja , dapat kita lihat
seperti dalam uraian berikut;
a. Bahan beracun
b. Bahan Infeksius
c. Bahan mudah terbakar
d. Bahan korosif
e. Bahan oksidatif
f. Bahan merusak lingkungan
g. Bahan mengandung radiasi
h. Bahan Mudah meledak
i. Bahan Karsinogenik
13

Jika didalam bahan atau zat yang ada ditempat kerja anda
memiliki salah satu sifat diatas, maka zat tersebut adalah termasuk
B3 dan anda harus memperlakukannya dengan hati-hati.
B3 tersebut harus dikendalikan mulai saat pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemanfaatan dan
pembuangan limbahnya. Sifat bahaya dari bahan tersebut dapat
kita baca di (Material safety data Sheet) MSDS atau LDKB (Lembar
Data Keselamatan Bahan) yang diletakkan didekat bahan tersebut
serta mudah ditemukan saat kita butuhkan.
Dalam pemanfaatannya juga harus dikendaliakn risikonya
dengan cara eliminasi jika mungkin, substitusi, rekayasa teknis,
administratif dan penggunaan APD bagi petugas yang menangani
langsung zat berbahaya tersebut. Jika perlu bantuan tentang B3
tersebut dapat berkoordinasi dengan Unit K3.

5. Keadaan Darurat
Keadaan Darurat atau bencana dapat terjadi kapan saja. Rumah
sakit harus memiliki rencana penanganan keadaan darurat ini baik
untuk bencana yang terjadi di luar RS seperti saat gempa bumi dan
gunung meletus beberapa waktu yang lalu, maupun jika terjadi
bencana di dalam Rumah Sakit kita.
Untuk mewujudkan kesiap siagaan tersebut Rumah Sakit
Tingkat III
Brawijaya telah memiliki Hospital Disaster Plan serta sistem
penanggulangan bencana internal RS dengan membentuk Brigade
Siaga Kebakaran dan sistem “Code Red” yang beberapa saat lagi
akan dipasang di satuan kerja kita Selain itu secara berkala akan
diadakan simulasi penanggulangan bencana di Rumah Sakit.

6. Penanganan Kebakaran
Kita harus selalu siapsiaga jika terjadi kebakaran dan atau
bencana lain di Rumah Sakit agar jumlah korban dapat dicegah
atau diminimalkan. Rumah sakit telah melatih kepada hampir
seluruh pekerjanya agar mampu
14

menggunakan APAR dengan aman. Sistem proteksi kebakaran aktif


dan pasif juga sudah tersedia di seluruh lokasi di RSUP Dr Sardjito.
Akan tetapi kita harus mampu untuk menjaganya agar sistem
tersebut selalu dalam keadaan siap pakai.
Apakah APAR dan jalur evakuasi beserta rambu petunjuknya
dalam keadaan baik dan siap pakai ? Sekali lagi dukungan anda
semua sangat diperlukan.

7. Peralatan Medis
Peralatan medis merupakan alat produksi utama di Rumah
Sakit,
sehingga alat –alat tersebut harus selalu dalam keadaan layak
pakai. Secara berkala IPSRS akan melakukan kalibrasi dengan atau
tanpa melibatkan vendor. Tugas kita semua adalah meyakinkan
bahwa semua alat medis yang akan kita pakai untuk pasien harus
telah dikalibrasi dan dinyatakan layak pakai. Berikan kesempatan
kepada petugas yang akan melakukan kalibrasi, karena mungkin
saja alat yang tidak dikalibrasi juga berbahaya bagi petugas seperti
peralatan radiasi dll.

8. Sistem Utilitas
Terakhir yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa
rumah sakit harus tetap berproduksi apapun yang terjadi. Saat
bencana terjadi mall boleh tutup, sekolah boleh tutup akan tetapi
rumah sakit tidak boleh tutup. Bahkan mungkin menjadi tujuan
utama orang-orang untuk mencari pertolongan. Hal inilah yang
mendasari sistem ini.
Kita memiliki sumber air bersih dari berbagai sumur untuk
mencukupi kebutuhan tanpa boleh berhenti. Begitu juga dengan
listrik. Kita telah bekerjasama dengan PLN dan memiliki beberapa
generator listrik agar pelayanan penting di beberapa tempat tidak
berhenti dalam kondisi apapun.
Gas medis juga merupakan salah satu pelayanan yang tidak
boleh berhenti.
15

Untuk mencapai sistem utilitas tersebut kita sudah memiliki


peralatan yang memadai, akan tetapi kita semua harus mendukung
sistem ini dengan melakukan penghematan terhadap air bersih,
listrik dan gas medis terutama jika pasokan dari sistem tersebut
terganggu. Contoh : jika listrik dari PLN mati dalam waktu yang
lama kita harus menghemat listrik dan air bersih agar tempat
tempat pelayanan yang tidak boleh terhenti seperti HCU, Neonatus,
Kamar Operasi, Ruang Gizi dll tidak terganggu.

9. Pemeliharaan Kunci, Grendel, dan Engsel.


a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu
yang tingkat penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar,
pintu ruangan dan lain sebagainya.
b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas,
sekaligus menghilangkan karat yang terbentuk karena
kotoran dan cuaca/debu.
c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan sekali.
d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta
atau pelumas cair lainnya.

10. Tata cara Keamanan dan keselamatan Fasilitas


a. Setiap ruangan danfasilitas umum lainya di Rumah
sakit tingkat III Brawijaya dengan segala fasilitasnya harus
dilengkapi sarana dan prasarana penunjang keselamatan
kerja
b. setiap pemakai fasilitas Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya diharuskan untuk berpartisipasi aktif dalam
menjaga keselamatan kerja di lingkungan Rumah sakit
tingkat III Brawijaya.
c. Setiap Pemakai fasilitas Rumah Sakit tingkat III
Brawijaya dihuskan mentaati kewajiban yang telah ditetapkan
yaitu :

11. Ikut menjaga keutuhan dan keamanan fasilitas


a. Mentaati peraturan yang ada disetiap fasilitas yang
bersangkutan
16

b. kunci tiap - tiap ruangan diberi tanda Warna dan nama


ruangan
c. cara penyimpanan Kunci cadangan berada di Penjagaan
Rumah sakit dan diberi tanda warna dan nama ruangan :
1) Kunci ruangan staff diberi tanda warna kuning
dan nama ruangan
2) Kunci rawat jalan diberi tanda warna Hijau dan
diberi nama ruangan
3) Kunci Ruang penunjang diberi tanda warna Biru
dan diberi nama ruangan
4) Kunci tempat Utility/ pendukung diberi tanda
warna Merah dan diberi nama Tempat
17

BAB V

DOKUMENTASI

12. Keselamatan dan Keamanan


18

13. bahan berbah aya dan Beracun ( B3)


19

14. Keadaan darur at


20

15. Penanganan kebakaran


21

16. Peralatan medis


22

17. Sistem utilitas


23

Untuk suksesnya pengelolaan Sistem kunci di Rumah Sakit


Tingkat
III Brawijaya tidak terlepas dari upaya Rumah Sakit dalam
membina terhadap setiap proses tahapan Sistem Kunci di Rumah
Sakit. Bisa dari sudut legislasi ataupun dari penyediaan pedoman-
pedoman baik teknis maupun strategi penerapan sistem kunci di
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.

Kepala Rumah Sakit Tk. III Brawijaya

dr. Dwi Anna Wahyuningrum


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP. 1910054950266

Anda mungkin juga menyukai