PENDAHULUAN
1. Pengertian
Sistem kunci adalah suatu metode dari pemeliharaan fasilitas
yang memiliki harus dijaga dan dipelihara fungsi dan cara kerjanya
agar pada pelaksanaannya akan tetap hemat dan berfungsi pada
waktu yang lama, serta untuk mengantisipasi faktor faktor yang
kemungkinan merugikan dari pihak pemakai gedung atau bangunan
itu sendiri maka dari itu sistem kunci harus dilaksanakan secara
sitematis tentang penggunaan dan penyimpanannya.
Sistem kunci dilaksanakan terhadap Sistem fasilitas dan
Keamanan diseluruh area Rumah sakit dan sistem kunci
mengunakan anak kunci, meliputi Ruangan Ruangan staf, Ruang
Rawat Jalan, Ruang Rawat inap, dan ruangan pendukung seperti
laboratorium, Ruang radiologi, Ruang USG, Ruang OK, Ruang
dapur, Ruang kamar Jenazah, Ruang BPJS, serta tempat tempat
Utility Lain sebagai sumber pendukung di RSUD S.K Lerik misalnya
Tempat genset, tempat Instalasi Listrik, tempat Instalasi air, Tempat
Instalasi pembuangan Limbah, kamar mandi dan tempat lain yang
membutuhkan sitem penguncian.
Selain memasang sistem tanda bahaya ( Kentongan ) dan
Tombol Kode red dan kode blue dimana penggunaannya pada saat
listrik dan sistem pengeras suara mati, digunakan sebagai sandi
suara dalam memberikan informasi tanda bahaya dari suatu
ruangan ke ruangan lainya, bahkan pengamana terhadap fasilitas
lainya tentang penggunaan listrik, air ataupun AC maka dibuatlah
sistem kunci dan pengamanan ruangan, maupun yang
dikombinasikan antara keduanya, semua itu dilakukan untuk
menjaga fasilitas agar tetap terjaga dan berfungsi sebagaimana
mestinya.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
a. keamanan
1) Menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketentraman serta perlindungan terhadap gangguan
apapun di RSUD S.K Lerik.
keamanan.
BAB IV
TATA LAKSANA
Jika didalam bahan atau zat yang ada ditempat kerja anda
memiliki salah satu sifat diatas, maka zat tersebut adalah termasuk
B3 dan anda harus memperlakukannya dengan hati-hati.
B3 tersebut harus dikendalikan mulai saat pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemanfaatan dan
pembuangan limbahnya. Sifat bahaya dari bahan tersebut dapat
kita baca di (Material safety data Sheet) MSDS atau LDKB (Lembar
Data Keselamatan Bahan) yang diletakkan didekat bahan tersebut
serta mudah ditemukan saat kita butuhkan.
Dalam pemanfaatannya juga harus dikendaliakn risikonya
dengan cara eliminasi jika mungkin, substitusi, rekayasa teknis,
administratif dan penggunaan APD bagi petugas yang menangani
langsung zat berbahaya tersebut. Jika perlu bantuan tentang B3
tersebut dapat berkoordinasi dengan Unit K3.
5. Keadaan Darurat
Keadaan Darurat atau bencana dapat terjadi kapan saja. Rumah
sakit harus memiliki rencana penanganan keadaan darurat ini baik
untuk bencana yang terjadi di luar RS seperti saat gempa bumi dan
gunung meletus beberapa waktu yang lalu, maupun jika terjadi
bencana di dalam Rumah Sakit kita.
Untuk mewujudkan kesiap siagaan tersebut Rumah Sakit
Tingkat III
Brawijaya telah memiliki Hospital Disaster Plan serta sistem
penanggulangan bencana internal RS dengan membentuk Brigade
Siaga Kebakaran dan sistem “Code Red” yang beberapa saat lagi
akan dipasang di satuan kerja kita Selain itu secara berkala akan
diadakan simulasi penanggulangan bencana di Rumah Sakit.
6. Penanganan Kebakaran
Kita harus selalu siapsiaga jika terjadi kebakaran dan atau
bencana lain di Rumah Sakit agar jumlah korban dapat dicegah
atau diminimalkan. Rumah sakit telah melatih kepada hampir
seluruh pekerjanya agar mampu
14
7. Peralatan Medis
Peralatan medis merupakan alat produksi utama di Rumah
Sakit,
sehingga alat –alat tersebut harus selalu dalam keadaan layak
pakai. Secara berkala IPSRS akan melakukan kalibrasi dengan atau
tanpa melibatkan vendor. Tugas kita semua adalah meyakinkan
bahwa semua alat medis yang akan kita pakai untuk pasien harus
telah dikalibrasi dan dinyatakan layak pakai. Berikan kesempatan
kepada petugas yang akan melakukan kalibrasi, karena mungkin
saja alat yang tidak dikalibrasi juga berbahaya bagi petugas seperti
peralatan radiasi dll.
8. Sistem Utilitas
Terakhir yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa
rumah sakit harus tetap berproduksi apapun yang terjadi. Saat
bencana terjadi mall boleh tutup, sekolah boleh tutup akan tetapi
rumah sakit tidak boleh tutup. Bahkan mungkin menjadi tujuan
utama orang-orang untuk mencari pertolongan. Hal inilah yang
mendasari sistem ini.
Kita memiliki sumber air bersih dari berbagai sumur untuk
mencukupi kebutuhan tanpa boleh berhenti. Begitu juga dengan
listrik. Kita telah bekerjasama dengan PLN dan memiliki beberapa
generator listrik agar pelayanan penting di beberapa tempat tidak
berhenti dalam kondisi apapun.
Gas medis juga merupakan salah satu pelayanan yang tidak
boleh berhenti.
15
BAB V
DOKUMENTASI