Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator

kesehatan suatu bangsa salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka

kematian bayi. Pada Pekan ASI 2007 di Istana Negara, Ibu Negara yaitu Ibu Ani

Yudhoyono mengatakan bahwa di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih

tinggi yaitu mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 bayi

meninggal setiap tahunnya sebelum mencapai usia 1 tahun. Sedangkan salah satu

sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju

Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi Baru Lahir

menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Sehingga berdasarkan pendapat Ibu Ani

Yudhoyono dapat disimpulkan bahwa sasaran tersebut dapat terwujud apabila

terjadi peningkatan kualitas SDM Indonesia yang dipersiapkan sejak dini, yaitu dari

masa bayi di kandungan, masa kelahirannya, masa bayi baru lahir, serta masa-masa

selanjutya.

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2008:12), “kelahiran seorang

bayi adalah peristiwa yang besar untuk si bayi, karena si bayi harus segera

menyesuaikan diri dengan dunia luar. Oksigen tidak didapat lagi melalui darah ibu,

tetapi harus dihirup dari udara oleh paru-parunya sendiri yang harus berkembang

1
2

segera sesudah lahir”. Menurut Cahyono (dalam nursing academy.com, 2017) “bayi

baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada minggu

pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi aman, hangat

dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan pada pola untuk

makan, bernapas dan tetap hangat”. Sehingga berdasarkan pendapat tersebut

diketahui bahwa perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru

lahir harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai berbagai

perubahan bayi selama jam dari hari pertama setelah lahir.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Neonatus?

1.2.2 Bagaimana pengkajian fisik pada Neonatus?

1.2.3 Bagaimana pemeriksaan fisik pada Neonatus?

1.2.4 Bagaimana rencana asuhan bayi 2-6 hari?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui tentang pengertian Neonatus.

1.3.2 Mengetahui tentang pengkajian fisik pada Neonatus.

1.3.3 Mengetahui tentang pemeriksaan fisik pada Neonatus.

1.3.4 Mengetahui tentang rencana asuhan bayi 2-6 hari.


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neonatus

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-4000

gram pada usia kehamilan 37-42 minggu (Barbara, 2005:215).

2.2 Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Menurut Wong (dalam wordpress.com, 2017) pengkajian fisik pada bayi

baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian segara setelah lahir.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan

dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR. Kedua,

pengkajian keadaan fisik.

Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur

perawatan bayi segera setelah lahir yang diperkuat dengan pendapat Saifuddin

(dalam googleweblight.com, 2016) yaitu sebagai berikut:

a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,

riwayat keluarga.

3
4

b. Menilai skor APGAR

Langkah penilaian skor APGAR dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut,

Tabel 2.1 Nilai APGAR

Sumber: http://4.bp.blogspot.com

c. Melakukan resusitasi neonatus

d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan harus

diawasi setiap hari

e. Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu,

diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki

f. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.

g. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam

incubator jika ada indikasi


5

2.3 Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2008:133) pemeriksaan fisik (head to

toe) pada Neonatus asalah sebagai berikut:

a. Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum,

cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya

lanugo pada bahu dan punggung.

b. Muka

Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan

kepala serta adanya gangguan pendengaran.

c. Mata

Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus) dan

kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak congenital,trauma, keluar nanah, bengkak

pada kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa.

d. Telinga

Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan

kepala serta adanya gangguan pendengaran.

e. Hidung

Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.

f. Mulut
6

Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak

putih pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.

g. Leher

Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan

tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.

2.4 Rencana Asuhan Bayi 2-6 Hari

Menurut Stright (2005:125) pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal –

hal yang perlu diperhatikan pada bayi, yaitu :

1. Minum

Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (Jika payudara penuh)

atau kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam (paling sedikit setiap 4 Jam), bergantian antara

payudara kiri dan kanan.

2. BAB

Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti

ter atau aspal lembek. Feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk,

bisa seperti pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair.

Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal

atau agak liat dan bulat.

Menurut Nurhamzah (dalam wordpress.com, 2017) SPA umumnya warna-

warna feses bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih
7

atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari

warna-warna feses tsb.

Warna feses kuning

Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan

dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya.

Warna feses hijau

Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus

menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar.

Warna feses merah

Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai.

Namun bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri

atau dari ibunya.

Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan

Waspada !!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan

gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau

penyumbatan saluran empedu.

3. BAK

Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga

bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.

4. Tidur
8

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.

Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas

atau dingin. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 Patofisiologi bayi baru

lahir dengan BBLR, berikut :

Bayi Baru Lahir

Bayi dengan berat badan lahir Bayi dengan berat badan lahir
normal (2500 gram – 4000 gram). rendah atau BBLR (<2500 gram).

Prematur Dismatur

Sitem organ dalam tubuh belum


terbentuk sempurna

Masalah yang dapat terjadi :


1 . Hipotermia (suhu tubuh bayi
> 36 ,5 °C)
2 . Asfiksia (kegagalan bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah
lahir)
3 . Hipoglikemia (bila kadar gula darah
<20 mg/dL )
4 . Rentan terhadap infeksi (konsentrasi
Ig G yang rendah)
5 . Perdarahan intracranial (terjadi
karena trauma lahir)
6 . Hiperbilirubinemia (terjadi karena
belum maturnya fungsi hepar)

Gambar 2.2 Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah

Sumber : (Pantiawati, 2010), (Maryunani, Puspita, 2014) dan (Hassan, 2005)


9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir

dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi

kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan

teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan

laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi

tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu

3.2 Saran

Bagi masyarakat, khususnya ibu hamil, dapat sesering mungkin untuk

memeriksakan kehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal-hal yang

dapat menyebabkan terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang

dikandungnya.
10

DAFTAR RUJUKAN

Barbara. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.

Mary Hamilton. 1995. Dasar – Dasar Maternitas. Jakarta : EGC


10
Maryunani dan Nurhayati. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta Timur: Trans

Info Media Jakarta

Stright, B. R. 2005. Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.

Astutik. 2017. Keperawatan Maternitas, (Online), (http://wordpress.com), diakses

pada 17 September 2017

Asuhan Bayi Baru Lahir, (Online), (http://seputarsehat.com) , diakses 19 Agustus

2017

Cahyono. 2011. Asuhan Keperawatan Anak dengan Labiopalatoskisis, (Online),

(http://nursing_academy.blogspot.com) , diakses 19 Agustus 2017

Cahyono. 2012. Asuhan Keperawatan Anak, (Online),

(http://nursing.blogspot.com), diakses 17 September 2017

Candra Hermita. 2017. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir, (Online),

(http://wordpress.com) , diakses 19 Agustus 2017

Intan Chielita. 2016. Makalah Bayi Baru Lahir Neonatus, (Online),

(http://googleweblight.com) , dikses 19 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai