Tinkat :4B Nim : E0016063 Dosen Pengampu : Agung Nur Cahyanta M.Farm.,Apt
PROGRAM STUDI PROGRAM SARJANA S1 FARMASI
STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI SEMESTER VII 2020 UNDANG- UNDANG DAN ETIKA
A. Pelayanan Resep di Apotek Sugih Waras
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek Pasal 1 nomor 10, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien. Di Apotek Sugih Waras resep yang masuk dan di terima adalah resep tertulis dalam bentuk kertas. Resep dikumpulkan menjadi satu dan dilakukan pembukuan atau rekap resep setiap bulannya dalam buku resep secara tertulis, beserta arsip resep asli itu sendiri. Pembukuan resep dilakukan oleh apoteker Sugih Waras sendiri atau dilakukan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek Pasal 21 (1) Apoteker wajib melayani Resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. (2) Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien. (3) Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam Resep, Apoteker dapat mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis Resep untuk pemilihan obat lain. (4) Apabila Apoteker menganggap penulisan Resep terdapat kekeliruan atau tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis Resep. (5) Apabila dokter penulis Resep sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tetap pada pendiriannya, maka Apoteker tetap memberikan pelayanan sesuai dengan Resep dengan memberikan catatan dalam Resep bahwa dokter sesuai dengan pendiriannya. - Pembahasan Pelayanan resep obat, racikan obat, maupun pelayanan obat sesuai dengan keluhan langsung dari pasien, dilakukan langsung oleh apoteker Sugih Waras. Tenaga kerja kefarmasian lainnya hanya menyampaikan keluhan atau bertanya langsung kepada apoteker yang bertugas, dan yang menyiapkan resep obat maupun racikan obat hanya apoteker saja. Hal ini sudah sesuai dengan pasal 21 nomor 1. Untuk obat – obat merk dagang yang tertera pada resep dapat diganti dengan obat generik dengan sepengetahuan pasien atau setelah berkonsultasi dengan pasien. Hal ini biasanya dilakukan jika obat dengan merk dagang memiliki harga yang lebih mahal dan sesuai dengan kehendak pasien yang ingin mendapatkan obat dengan harga lebih murah, maka obat tersebut dapat diganti dengan obat generik. Konsultasi, penyiapan dan penggantian obat tersebut juga dilakukan langsung oleh apoteker yang bertugas. Maka pasal 21 nomor 2 juga sudah dilaksanakan dengan sesuai oleh Apotek Sugih Waras. Untuk pasal 21 nomor 3,4, dan 5 dalam konsultasi penggantian obat atau konsultasi penulisan resep yang tidak jelas dan kurang tepat pada dokter yang meresepkan, dilakukan dengan baik oleh apoteker Sugih Waras. Jika penulisan resep yang kurang jelas atau jika terjadi keraguan apakah resep tersebut tepat misalnya dosis obat tersebut tepat atau tidak, ditanyakan terlebih dahulu kepada apotek penanggung jawab atau apoteker pendamping 1 Apotek Sugih Waras. Hal ini dilakukan agar mendapat pengetahuan dan saran dari sesama apoteker terlebih dahulu sebelum melakukan konsultasi dengan pihak yang lebih tinggi yaitu dokter penulis resep itu sendiri. Jika pendapat dan saran sesama apoteker sudah bulat untuk mengganti obat atau jenis obat, barulah dikonsultasikan dengan dokter yang bersangkutan dengan bahasa yang sopan, lugas dan jelas agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dan ketika dokter yang menuliskan resep tetap bersikeras dan tetap pada pendapatnya, maka obat diberikan sesuai dengan yang dianjurkan dokter. Semua ketentuan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik oleh ketiga apoteker di Apotek Sugih Waras. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek Pasal 23 (2) Resep harus disimpan di Apotek dengan baik paling singkat 5 (lima) tahun. - Pembahasan Di Apotek Sugih Waras resep hanya disimpan selama 1 tahun. Dan pemusnahan resep dilakukan 1 tahun sekali. Hal ini dilakukan jika resep sudah menumpuk banyak sehingga mengurangi ruang penyimpanan resep, maka dilakukan pemusnahan resep setelah dilakukan pengecekan dari dinas kesehatan. Hal ini tidak sesuai dengan pasal 23 nomor 2 yang menyebutkan bahwa resep harus disimpan paling singkat 5 tahun. Meskipun pemusnahan resep tersebut dilakukan karna memang banyaknya permintaan resep di Apotek Sugih Waras. B. Sarana di Apotek Sugih Waras. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek Pasal 7 Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi: a. penerimaan Resep; b. pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas); c. penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; d. konseling; e. penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; dan f. arsip. - Pembahasan Sarana di Apotek Sugih Waras yang belum tersedia adalah ruang konseling. Membuka praktik konsultasi layanan pemberian obat kepada pasien di apotik-apotik selama ini belum dianggap menjadi sebuah kebutuhan atau pekerjaan utama. Karena yang penting ketepatan dalam melayani pemberian obat berdasarkan resep dokter. Padahal dalam realita di masyarakat obat tidak hanya asal dikasih berdasarkan resep tetapi perlu diberikan penjelasan cara meminum obat yang tepat biar efektif. Tugas dari apoteker sendiri antara lain yang pertama mengamati kondisi pasien, baik saat pasien sedang menebus obat atau ketika konsultasi rutin. Hal ini dapat dilakukan secara tatap muka ataupun dengan mengunakan media komunikasi lainnya.Kedua memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit, tindakan yang dilakukan saat terjadi keluhan kesehatan, bagaimana menggunakan obat secara bijak, dan sebagainya.Ketiga memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh pasien demi mempercepat proses penyembuhan, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah semua hal yang dapat meningkatkan resiko kambuhnya penyakit. Keempat menjelaskan tentang obat-obatan yang harus dikonsumsi, cara mengkonsumsinya, dosis, indikasi, waktu penggunaannya, hingga cara menyimpan obat serta mekanisme membuangnya dengan benar juga merupakan tugas dan peran apoteker. Dengan semua tugas apoteker tersebut maka wajib bagi seorang apoteker untuk memberikan konsultasi kepada pasien. Dan pasien berhak mendapatkan fasilitas dan sarana yang nyaman untuk menunjang tercapainya informasi agar diterima dengan baik oleh pasien. Maka adanya ruang konsultasi sangatlah penting bagi pasien dan bagi apoteker itu sendiri. Dengan adanya ruang konsultasi yang terpisah dapat memberikan privasi bagi pasien untuk berkonsultasi dan waktu yang digunakan juga lebih lama dan tidak terburu-buru sehingga lebih santai dan informasi jelas tersampaikan kepada pasien. Selama ini konsultasi di Apotek Sugih Waras dilakukan secara singkat di tempat pemberian obat bercampur dengan pasien dan pembeli yang mengantri. Akibatnya kurang adanya privasi dan proses konsultasi menjadi terburu-buru, sehingga informasi yang disampaikan sangat terbatas dan edukasi yang diberikan kurang maksimal. Pasien menjadi terbatas dalam menyampaikan keluhan dan tidak banyak yang dapat ditanyakan pada apoteker, dikarenakan waktu yang terburu-buru dan kemungkinan pasien malu untuk bertanya pada apoteker dikarenakan kurang adanya privasi. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan pasien dan proses monitoring dan edukasi kepada pasien menjadi kurang efisien. Konsultasi yang diberikan kepada pasien sangat penting karna berkaitan dengan kesembuhan pasien. Sangat disarankan kepada Apotek Sugih Waras untuk menyediakan ruang konsultasi bagi pasien.