Anda di halaman 1dari 5

1. Durabilitas Beton.

Durabilitas (ketahanan) adalah ketahanan beton menghadapi


segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa mengalami kerusakan
(deteriorate) selama jangka waktu layannya (service ability). Beton yang
demikian disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable).
2. Bleeding adalah “Mixing Water” yang naik ke permukaan beton sesaat setelah
beton selesai di cor dan partikel agregat kasar turun ke bawah.
3. pencampuran dengan menggunakan tangan (konvensional) akan menghasilkan
campuran beton yang tidak homegen dan yang lebih mengenaskan lagi bahwa
beton anda menjadi jelek karena pencampuran yang tidak benar. Inti dari
pencampuran adalah campuran beton siap cor yang homogen, hal ini ditandai
dengan tidak kelihatanya pasir beton yang anda gunakan (sudah tercampur
merata).
4. Segregasi dapat terjadi ketika pengadukan, pengecoran maupun ketika
tranportasi dari tempat pengadukan ke area pengecoran.
5. Segregesi adalah : pemisahan agregat kasar dari adukannya akibat campuran
yang kurang lecak, dimana kerikil beton terpisah dari pasta semen (pasta semen
adalah campuran antara semen dan air). Kelecakan beton atau workabilitas
adalah kemudahan suatu campuran beton segar untuk dikerjakan dan
dipadatkan.
6. Segregasi campuran beton pada tahap pengadukan ini sebab utamanya adalah
pengadukan molen yang terlalu lama. Paramater pengadukan dengan molen
yang utama adalah ketika campuran telah benar-benar homogen ditandai dengan
tidak tampaknya butir-butir pasir atau waktu mengaduk dengan molen tidak
boleh lebih dari 2 menit. Selain hal itu, kombinasi komposisi campuran beton
dengan kandungan air yang banyak dan pencampuran beton dengan molen yang
terlalu lama, menjadi faktor utama terjadinya segregasi.
7. Penyebab Segregasi yaitu
1. Slump yang terlalu rendah
2. Gradasi agregat yang kurang baik
3. BJ agregat kasar >> BJ agregat halus
4. Agregat halus terlalu sedikit
5. Campuran beton terlalu kering atau terlalu basah
6. Tinggi jatuh pengecoran terlalu tinggi
7. Penggunaan alat penggetar terlalu lama
8. bahan tambah superplasticizer lebih tepat disebut admixture karena admixture
adalah bahan yg ditambahkan saat proses mixing.
9. bahan tambah Sikament LN digunakan sebanyak 1,5% dari berat agregat halus
(semen dan pozzolan),
10. berat air ditentukan menggunakan water powder rasio, dengan rasio w/p sebesar
0,28,
11. menggunakan silica fume sebagai bahan tambah semen dengan persentase 0%,
5%, 10%, dan 15%,
12. menggunakan serat nylon dengan persentase 1 % dari berat semen dan bahan
tambah silica fume,
13. benda uji berbentuk balok berukuran 60 cm x 15 cm x 15 cm. Benda uji yang
dibuat yaitu sebanyak 24 benda uji, dengan variasi 6 buah benda uji pada
persentase masing-masing campuran,
14. melakukan pengujian kuat lentur pada beton umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
15. menguji untuk menentukan nilai-nilai fresh properties beton yang terdiri dari
pengujian T50, slump flow, l-box, v-funnel, dan mechanical properties beton,
seperti kuat lentur,
16. penelitian ini menggunakan agregat sebagai berikut:
1. agregat kasar berupa split celereng dari Kulon Progo,
2. agregat halus (pasir) celereng yang berasal dari Kulon Progo,
3. bahan tambah semen yaitu dengan penambahan silica fume, dan
4. penelitian ini merupakan sebuah pengembangan mix design yang sudah di
dapat dari sebuah jurnal Self Compacting Concrete-Procedure for Mix
Design (Aggarwal dkk., 2008).
17. Keunggulan SF
1. Meningkatkan kuat tekan beton
2. Meningkatkan kuat lentur beton
3. Memperbesar modulus elastisitas beton
4. Meningkatkan kepadatan (density) pada beton
5. Mengecilkan regangan pada beton
6. Mencegah terjadi nya retak pada beton
7. Meningkatkan durabilitas beton terhadap serangan unsur kimia

18. Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, agregat kasar,
agregat halus, air dan bahan tambahan (admixture) bila diperlukan. Umumnya
beton yang banyak digunakan dalam proses konstruksi adalah beton normal.
Selain proses pembuatannya yang relatif mudah karena tidak memerlukan
bahan tambahan (admixture), beton normal juga dinilai lebih ekonomis.
Namun, tidak jarang dalam proses pengecoran beton normal sering mengalami
kendala yang dikarenakan jarak antar tulangan yang terlalu rapat. Akibatnya
terjadi pemisahan antara agregat halus, semen, dan air dengan agregat kasar
(segregasi).
Oleh karena itu, dalam perjalanannya beton normal terus mengalami
perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi yang ada. Salah
satunya adalah dengan dikembangkannya beton jenis Self Compacting
Concrete (SCC).
Self Compacting Concrete (SCC) adalah campuran beton yang mempunyai
karakteristik dapat memadat dengan sendirinya tanpa menggunakan alat
pemadat (vibrator). SCC dapat memadat ke setiap sudut dari struktur bangunan
dan dapat mengisi tinggi permukaan yang diinginkan dengan rata (self
leveling) tanpa mengalami bleeding dan segregasi sehingga dapat
meminimalisir adanya air yang masuk ke dalam beton yang dapat
menyebabkan karat pada besi tulangan. Gradasi yang tepat dari agregat yang
dipakai dan kombinasi dari komposisi material yang dipergunakan, yang
memiliki kadar bahan semen yang tinggi adalah hal utama dalam memenuhi
syarat-syarat dari SCC.
1. Pada Beton segar, harus memiliki tingkat workabilitas yang baik yaitu :
a. Filling-ability, kemampuan dari campuran beton segar untuk dapat
mengisi ruangan tanpa vibrasi
b. Passing-ability, kemampuan dari campuran beton segar untuk dapat
melewati tulangan.
c. Segregation-resistance, campuran beton yang tidak mengalami segregasi.

2. Pada beton keras (hardened concrete)

a. Memiliki tingkat absorpsi dan permeabilitas yang rendah

b. Memiliki tingkat durabilitas yang tinggi

c. Mampu membentuk campuran beton yang homog

Kelebihan -kelebihan dalam penggunaan SCC antara lain :

a. Tidak memerlukan pemadatan dengan menggunakan vibrator

b. Tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit

c. Mengurangi kebisingan yang menganggu lingkungan sekitar

d. Pengecoran pada bagian elemen struktur betonyang sulit dipadatkan dengan


vibrator menjadi lebih mudah.

e. Waktu Pelaksanaan Proyek menjadi lebih cepat.

f. Menigkatkan durabilitas struktur.

Kekurangan-kekurangan dalam penggunaan SCC antara lain :

a. Dari segi biaya , SCC lebih mahal dari beton konvesional

b. Pembuatan bekisting beton harus sangat diperhatikan adalah beton tidak boleh
mengalami kebocoran akibat keenceran campuran beton.

c. Kelemahan yang paling mendasar dan paling penting untuk diperhatikan adalah
beton tidak boleh mengalami segregasi namun tetap harus memenuhi syarat
flowabilitas.

19. Kenapa pakai variasi silica fume 0%, 5%, 10% dan 15%?
Untuk membandingkan hasilnya dengan penelitian terdahulu dengan penggunaan
pozzoloan yang berbeda
20. Mengapa pakai serat nylon?
Penambahan serat adalah untuk menambah kekuatan pada beton, serat nylon dapat
menambah daya ikat pada beton dan dapat meningkatkan kekuatan pada beton.
Beberapa peneliti di Amerika dan inggris telah mencoba memperbaiki sifat-sifat
kurang baik pada beton yang pada akhirnya sering disebut beton serat. Nylon
disebarkan secara merata kedalam adukan beton sedikit demi sedikit agar tidak
menggumpal. Nylon juga dapat mencegah terjadinya retakan-retakan beton terlalu
dini, baik akibat hidrasi maupun akibat pembebanan. Dengan tercegah nya retakan-
retakan yang terlalu dini, kemampuan bahan untuk mendukung tegangan-tegangan
seperti aksial, lentur, dan geser yang terjadi akan meningkat. Nylon juga mudah di
dapatkan di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai