Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH BIOMEDIK II

MIKROBIOLOGI DAN BAKTERIOLOGI

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Syafira Salsabila R 1511216031


Rahmi Fadila 1711211017
Fauza El Izzati 1711211035
Ditya Ayunda Sahnaz 1711211044
Intan Suryani 1711212033
Finy Marsyah 1711213003
Trixy Delinda Alfi 1711213015
Sulthan Alvin Faiz 1711213025

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, SKM, M.Biomed

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Mikrobiologi dan Bakteriologi”. Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang listrik ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrobiologi ............................................................................................................3
2.1.1 Pengertian…………………………………………………………………….3
2.1.2 Ruang Lingkup .......................................................................................................3
2.1.3 Sejarah Perkembangan ...................................................................................... 3
2.1.4 Pengelompokkan .............................................................................................. 6
2.1.5 Cara Melihat Bentuk Sel ...................................................................................7
2.1.6 Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik ......................................................... 8
2.1.7 Struktur dan Fungsi Sel....................................................................................10
2.2 Bakteriologi……………………………………………………………………….13
2.2.1 Pengertian ........................................................................................................13
2.2.2 Tujuan .............................................................................................................13
2.2.3 Sejarah.………………………………………………………………………13
2.2.4 Definisi Bakteri..…………………………………………………………….14
2.2.5 Morfologi Bakteri……………………………………………………………17
2.2.6 Ciri-ciri Bakteri……………………………………………………………...18
2.2.7 Jenis-jenis Bakteri…………………………………………………………...19
2.2.8 Klasifikasi Bakteri…………………………………………………………...19
2.2.9 Struktur Bakteri……………………………………………………………...19
2.2.10 Struktuk Dasar Sel Bakteri…………………………………………………20
2.2.11 Alat Gerak Bakteri………………………………………………………….21

ii
2.2.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri…………………22
2.2.13 Peranan Bakteri…………………………………………………………….22
2.2.14 Reproduksi Bakteri…………………………………………………………34
2.2.15 Peranan Bakteri Bagi Kehidupan…………………………………………..35
2.2.16 Peranan Bakteri Selain Bagi Manusia……………………………………...38
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................39
3.2 Saran ........................................................................................................................ 39
Daftar Pustaka .................................................................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik merupakan jasad hidup yang ukurannya
kecil. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga
sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya
kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron (μ), 1 mikron adalah
0,001 mm. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah salah
satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia.
Mikrobiologi sering disebut juga ilmu praktek dari biokimia. Sedangkan bakteriologi
merupakan salah satu bagian dari mikrobiologi itu sendiri. Bakteriologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bakteri yang ada di alam ini. kehidupan dan klasifikasi bakteri, struktur
anatomi sel bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan
bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya.

Mengapa manusia perlu mempelajari tentang mikroba dan bakteri? Karena mikroba
dan bakteri akan sangat berpengaruh dalam kesehatan manusia. Mikroba juga
membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia,
seperti bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi. Bakteri sendiri
juga merupakan agen penyakit yang berbahaya maupun tidak berbahaya. Kita dapat
menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada
manusia hewan, maupun tumbuhan. Melalui mikroba dan bakteri, kita juga dapat
menemukan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang
membantu menyelesaikan masalah pangan. Oleh karena itu, kita sebagai mahasswa
prodi kesehatan masyarakat penting untuk mempelajari mikroba dan bakteri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mikrobiologi dan apa saja ruang lingkup mikrobiologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi?
3. Apa saja klasifikasi mikrobiologi?
4. Bagaimana cara melihat bentuk sel mikroorganisme?

4
5. Apa perbedaan sel prokariota dan eukariota?
6. Apa saja struktur dan fungsi sel pada mikroorganisme?
7. Apa itu bakteriologi?
8. Bagaimana sejarah penemuan bakteriologi, bentuk, ciri-ciri, klassifikasi, struktur, peran
bakteri?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu mikrobiologi dan apa saja ruang lingkup mikrobiologi
2. Dapat mengetahui bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi
3. Dapat mengetahui apa saja klasifikasi dari mikrobiologi
4. Dapat mengetahui cara melihat bentuk sel mikroorganisme
5. Dapat mengetahui perbedaan sel prokariota dan eukariota
6. Dapat mengetahui struktur dan fungsi sel pada mikroorganisme
7. Dapat mengetahui apa itu bakteriologi
8. Dapat mengetahui sejarah penemuan bakteriologi, bentuk, ciri-ciri, klassifikasi, struktur,
peran bakteri

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobiologi
2.1.1. Pengertian
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan, dan
penyebaran jasad renik atau mempelajari tentang kehidupan makhluk kecil yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
2.1.2. Ruang Lingkup Mikrobiologi
Materi mikrobiologi mencakup bakteriologi, hewan bersel satu (protozoologi),
tentang jamur (mikologi) terutama jamur tingkat rendah, seperti phycomycetes,
ascomycetes, dan deuteromycetes, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji
tentang;
1. Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan;
2. Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu
hidup bebas, khususnya bakteri
3. Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan
mengapa muncul bermacam-macam mikroorganisme
4. Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan
5. Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi dan
6. Bagaimana memahami karakteristikmikroorganisme dapat membantudalam m
emaami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
2.1.3. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi.
Sejarah dan perkembangan bidang mikrobiologi mengalami masa dan periode
yang panjang, diawali dengan periode spekulasi dan perintisan. Pada periode ini para
ahli falsafah, ahli kedokteran atau ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya terutama biologi
dan kimia. Para ahli mencoba membuat batasan atau postulat tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupan, terutama dengan masalah kehidupan yang
tidak tampak atau kehidupan mikroorganisme. Munculnya anggapan bahwa kehidupan

6
terjadi dengan sendirinya secara spontan (“generatio spontaneous”) yang lebih dikenal
dengan teori “Abiogenesis” terjadi pada periode ini.
Anggapan tersebut kemudian mendapat tantangan yang cukup hebat dari para
ahli biologi pada masa tersebut. Tokoh yang gigih mempertahankan teori abiogenesis
diantaranya adalah John Needham (1713-1781), beliau melakukan percobaan dengan
daging yang dimasak dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal
percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad-jasad tersebut berasal dari daging.
Francesco Redi (1626-1697) seorang ahli kedokteran Italia mencoba
membuktikan ketidak-benaran pendapat “generatio spontanea” dengan membuat
percobaan-percobaan yang hasilnya menyatakan bahwa hewan kecil (lalat) yang muncul
pada berbagai substrat berasal dari telur yang diletakkan induknya. Seorang ahli Italia
lainnya yaitu Lazzaro Spallanzani (1729-1799) melakukan serangkaian percobaan
dengan memasukkan substrat berupa senyawa-senyawa organik ke dalam botol labu,
bagian atas botol ditutup rapat kemudian dipanaskan (supaya steril). Setelah disimpan
beberapa lama, ternyata tidak ditemukan kehidupan dalam botol tersebut, hal ini
berbeda dengan botol yang tidak dipanaskan (sebagai kontrol) yang menjadi busuk dan
ditumbuhi berbagai kehidupan jasad renik.
Selanjutnya seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis dengan ulet melakukan
serangkaian percobaan untuk membuktikan ketidakbenaran teori abiogenesis yaitu
Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan percobaan dengan merancang alat
berupa labu yang dilengkapi dengan tabung panjang berbentuk leher angsa. Ia
mempersiapkan larutan nutrisi berupa cairan kaldu kemudian memasukannya ke dalam
labu, yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu. Setelah itu dibiarkan beberapa lama
dan udara tanpa perlakuaan apapun dan tanpa disaring dibiarkannya keluar masuk labu
tersebut. Setelah diinkubasikan beberapa lama ternyata tak ditemukan kehidupan
mikroorganisme dalam labu tersebut. Alasannya bahwa partikel-partikel debu yang
mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrisi, mereka mengendap dalam
bagian tabung leher angsa yang berbentuk hurup U dan aliran udara berkurang, s
ehingga partikel-partikel tadi tidak terbawa ke dalam labu. Apabila labu yang berisi
nutrisi kemudian penyimpanannya diletakan secara miring, sehingga memungkinkan

7
partikel debu memasuki labu lewat aliran udara, maka setelah beberapa lama disimpan
ditemukan kehidupan mikroorganisme pada labu tersebut.
Hasil percobaan ini memberikan bukti kuat kepada para ahli akan ketidak-
benaran teori abiogenesis dan selanjutnya para ahli pada masa itu menerima teori baru
mengenai asal mula kehidupan dengan yaitu teori “biogenesis”, yang berarti kehidupan
berasal dari kehidupan sebelumnya. Pasteur juga menghasilkan karya-karya di bidang
mikrobiologi yang sangat terkenal, diantaranya tentang fermentasi dan mikroorganisme
penyebab penyakit dan muncullah teori nutfah fermentasi dan teori nutfah penyakit.
Sejarah perkembangan mikrobiologi kemudian memasuki periode keemasan
dengan ditemukannya alat bantu mikroskop untuk mengamati
jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduktif
dari Moulds (sejenis kapang), tetapi orang pertama yang dapat melihat
mikroorganisme yaitu seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723),
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop
tersebut, dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme. Selanjutnya
penemuan berbagai jenis alat serta metodologi yang khusus di bidang mikrobiologi
terjadi pada masa itu.
Pada abad ke-19, konstruksi mikroskop mulai ditingkatkan, banyak tersedia
dan disebarluaskan. Tekni dasar mikrobiologi yang dibutuhkan untuk mempelajari
mikroorganisme yang ditemukan tidak berkembang sebelum ditemukannya mikroskop.
Pada abad ke –19, penelitian mengarah pada perngembangan teknik tersebut dan
menghasilkan prosedur dasar laboratorium mikrobiologi dalam mengisolasi,
mengkultivasi dan mengidentifikasi mikroorganisme .
Pada abad ke-20 lapangan bidang mikrobiologi berkembang secara cepat
menjadi dua arah, yaitu dasar dan terapan. Pada bidang terapan kemajuan praktis yang
dibuat Koch mengarah pada meluasnya perkembangan dalam bidang kedokteran
dan imunologi. Ditemukannya beberapa bakteri patogen baru pada awal abad ke-20,
ditemukan prinsip bahwa patogen tersebut dapat menginfeksi tubuh dan selanjutnya
tahan terhadap sistem kekebalan tubuh. Hal ini terjadi akibat penggunaan berbagai

8
antibiotik yang jumlah takaranya tidak tepat, sehingga menyebabkan terbentuknya
proses kekebalan pada bakteri patogen.
Pada akhir abad ke-20, aplikasi mikrobiologi terutama dalam bidang pertanian
mengalami kemajuan yang pesat, dengan ditemukannya pengetahuan proses dasar
mikroba dalam tanah yang bermanfaat dan berbahaya bagi pertumbuhan tanaman,
seperti ditemukannya bakteri pengikat nitrogen bebas dari udara yang bermanfaat dalam
upaya peningkatan kesuburan tanah. Disamping itu ditemukan berbagai
mikroorganisme patogen yang menyebabkan penyakit pada berbagai tanaman, sehingga
dapat teridentifikasi cara pencegahannya.
Perkembangan penting lainnya melibatkan studi virus, terutama setelah
ditemukannya alat bantu mikroskop elektron yang dapat melihat mikroba sampai detail.
Meskipun virus ditemukan pada akhir abad ke-19, tapi hal tersebut belum berkembang
sampai diketahui sifat virus sebenarnya pada pertengahan abad ke-20. Penelitian
melibatkan virus yang menginfeksi bakteri (bakteriofaga). Perkembangan lain, bahwa
infeksi virus analog terhadap transfer genetik dan hubungan timbal-balik antara virus
dengan elemen genetik lain yang merupakan awal penelitian bakteriofaga.
2.1.4. Pengelompokkan Mikrobiologi
Sistem klasifikasi mikrobiologi didasarkan pada hirarkhi taksonomi atau
penataan kelompok atau kategori yang menempatkan takson spesies pada suatu ujung
dan kingdom di ujung lainnya. Taksa yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Kingdom : terdiri atas seluruh mikroorganisme di dalam hirarkhi ini
Divisio : sekelompok kelas yang berkerabat
Kelas : sekelompok ordo yang serupa
Ordo : sekelompok famili yang serupa
Famili : sekelompok genus yang serupa
Genus : sekelompok spesies yang serupa
Spesies : sekelompok mikroorganisme berkerabat dekat yang individu-individunya
di dalam kelompok ini serupa pada sebagian terbesar ciri-cirinya.
2.1.5. Cara Melihat Bentuk Sel Mikroorganisme
a. Teknik lekapan basah dan teknis tetes gantung.

9
Preparat basah atau preparat tetes gantung memungkinkan pemeriksaan
mikroorganisme hidup yang tersuspensi dalam zat alir. Preparat basah diperoleh
dengan menaruh setetes zat alir yangmengandung organisme pada kaca objek
dan menutupnya dengan kaca yang sangat tipis yang dinamakan kaca tutup.
Tersedia kaca objek khusus dengan daerah cekung ke dalam untuk preparat tetes
gantung.
b. Teknik pewarnaan
Prosedur-prosedur pewarnaan :
 Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme
secara kasar.
 Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme
 Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang
serupa.
Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang
diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik ialah :
1. Penempatan olesan, atau lapisan tipis spesimen pada kaca objek.
2. Fiksasi olesan itu pada kaca objek, biasanya dengan pemanasan,
menyebabkan mikroorganisme itu melekat pada kaca objek.
3. Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian
larutan pewarna atau reagen (pewarnaan diferensial).

Pewarnaan terbagi atas :


- Pewarnaan sederhana yaiutu pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad
renk lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan
tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi.
- Pewarnaan diferensial yaitu prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan diantara sel-sel mikrobe atau bagian-bagian sel mikrobe.
- Pewarnaan gram yaitu salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling
penting dan paling luas digunakan untuk bakteri.

10
2.1.6. Perbedaan Sel prokariota dan sel eukariota
Beberapa karakteristik yang membedakan sel prokariot dan sel eukariot, antara
lain :
1) Bahan inti sel
Eukariot : - Dibungkus oleh membran nukleus yang berpori yang dihubungkan ke
retikulum endoplasm
- Berisi satu pasang/lebih kromosom yang tersusun dari asam
deoksiribonukleat yang berhubungan dengan protein histon
- Terdapat nukleolus
- Bahan dan inti sel disebut nukleus
Prokariot : - Tidak dibungkus oleh membran inti
- Biasanya berisi sebuah kromosom sirkular yang berisi asam
deoksiribonukleat (DNA) yang berhubungan dengan protein semacam
histon
- Tidak ada nukleolus
- Bahan inti sel disebut nukleoid
2) Pembelahan sel
Eukariot : - Dengan mitosis
- Sel kelamin pada organisme diploid dihasilkan melalui meiosis
Prokariot : - biasanya dengan pembelahan biner, bukan mitosis
- Organisme merupakan haploid. Tidak diperlukan meiosis

3) Membran sitoplasma
Eukariot: - Membran sitoplasma merupakan fosfolipid dua lapis cair yang berisi sterol
dan karbohidrat
- Dapat melakukan endositosis (fagositosis dan pinositosis) dan eksositosis
Prokariot:
- Membran sitoplasma merupakan fosfolipid dua lapis cair tanpa karbohidrat
dan biasanya tidak mengandung sterol.
- Tidak dapat melakukan endositosis dan eksositosis
4) Struktur dalam sitoplasma

11
Eukariot: - Ribosom mengandung subunit 60S dan 40S
- Membran internal membungkus organel-organel, seperti mitokondria, badan
golgi, retikulum endoplasma dan lisosom
- Kloroplas merupakan organel untuk fotosintesis
- Berkas mitosis yang terlibat dalam mitosis hadi selama pembelahan sel
- Terdapat sitoskeleton yang berisi mikrotubul, mikrofilamen aktin dan
filamen intermediat.
Prokariot: - Ribosom 70S mengandung subunit 50S dan 30S
- Tidak terdapat membran internal
- Tidak terdapat kloroplas. Fotosintesis biasanya terjadi pada lipatan atau
struktur tambahan dari membran sitoplasma
- Tidak terdapat berkas mitosis
- Hanya berisi protein semacam aktin, sepanjang dinding sel yang
berkontribusi terhadap bentuk sel.
5) Enzim respirasi
Eukariot: Enzim respirasi dan untaian transpor elektron terdapat di dalam mitokondria
Prokariot: Enzim respirasi dan untaian transpor elektron terdapat pada membran
sitoplasma.

6) Dinding sel
Eukariot: - Sel tumbuhan alga, alga, dan jamur memiliki dinding sel, biasanya berisi
selulosa atau kitin, tidak pernah mengandung peptidoglikan.
- Sel hewan dan protozoa tidak memiliki dinding sel
Prokariot:- Sebagian besarEubacteria memiliki dinding sel yang berisi peptidoglikan
- Archaebacteria memiliki dinding sel yang berisi protein, karbohidrat
kompleks atau molekul yang khas, tetapi tidak sama dengan peptidoglikan.
7) Organel Lokomotor sel eukariot
Eukariot: Dapat memiliki flagella atau silia, yaitu organel yang terlibat dalam
pergerakan dan pada sel eukariot terdiri dari rangkaian mikrotubul geser yang
dibungkus oleh membran.

12
Prokariot: Beberapa memiliki flagella, yang masing-masing berisi fibril berputar
tunggal dan tidak dibungkus oleh membran. Tidak memiliki silia.
8) Jenis organisme sel
Eukariot: Binatang, tumbuhan, alga, protozo, dan jamur
Prokariot: Bakteri (Eubacteria danArchaebacteria).
Karena virus merupakan aseluler dan memiliki karakteristik baik makhluk hidup
maupun benda mati, virus tidak dimasukkan baik kedalam prokariot maupun eukario.

2.1.7. Struktur dan Fungsi Sel Mikroorganisme


A. Sruktur sel
1. Inti sel
Inti sel eukariotik pada interfase dikelilingi oleh suatu membran.
Membran terdiri atas 2 lapisan lemak (lipid bilayers). DNA pada inti tersebar
dalam suatu struktur yang disebut kromosom. Pembelahan inti dari satu menjadi
dua anak inti dikenal sebagai mitosis.
Pada tanaman dan hewan tingkat tinggi dikenal adanya reproduksi secara
seksual. Pada saat pembuahan, ke dua inti dari sel jantan dan sel betina (gamet)
melebur membentuk zigot. Masing-masing jenis gamet menyumbang sejumlah
(n) kromosom. Dengan demikian zigot mengandung dua set kromosom (2n).
Apabila gamet bersifat haploid, maka zigot bersifat diploid. Semua sel somatik
bersifat diploid (mengandung 2 set kromosom). Pada saat generasi seksual
berikutnya, kromosom normal (2n) mengalami segregasi menjadi haploid.
Proses pengurangan separo kromosom dari 2n menjadi n kromosom disebut
meiosis.
2. Membran sel
Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan
permukaan dalamnya bersifat hidrofob. Stabilitas membran sel disebabkan oleh
kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara
ujung-ujung hidrofilik. Pada bilayer terdapat protein yang letaknya tenggelam
(di dalam) bilayer atau terdapat pada permukaannya.

13
Pada beberapa bakteri, membran mengelilingi sitoplasma tanpa menu
njukkan adanya lipatan. Membran pada bakteri lain mengalami pelipatan ke
dalam yang disebut mesosom. Pada bakteri fotosintetik, khlorofil tidak terdapat
dalam suatu khloroplas, melainkan
terdapat dalam membran yang sangat berlipat-lipat di dalam sel, yang
disebut membran tilakoid. Sistem fotosintetik pada bakteri disamping mengg
unakan khlorofil, juga karotenoid. Keduanya mengandung sistem
transport elektron yang menghasilkan ATP pada proses fotosintesis.
3. Dinding sel
Dinding sel bakteri bersifat agak elastis. Dinding sel tidak bersifat p
ermeabel terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah.
Secara normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan tekanan osmotik di
dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel. Apabila tekanan osmose di luar sel
naik, air sel akan mengalir ke luar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan
membran akan terlepas dari dinding sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis.
4. Flagel dan pili
Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri. Letak flagel dapar polar,
bipolar, peritrik, maupun politrik. Flagel mengakibatkan bakteri
dapat bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut
flagelin, yang mempunyai berat molekul rendah. Ukuran flagel berdiameter 12-
18 nm dan panjangnya lebih dari 20 nm. Pada beberapa bakteri, permukaan
selnya dikelilingi oleh puluhan sampai ratusan pili,
dengan panjang 12 nm. Pili disebut juga sebagai fimbrae. Sex-pili berperan
pada konjugasi sel. Pada bakteri Escherichia coli strain K-12 hanya dijumpai 2
buah pili.
5. Kapsul dan lendir
Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air,
sehingga membentuk suatu lapisan di permukaan luar selnya yang disebut
sebagai kapsul atau selubung berlendir. Fungsinya
untuk kehidupan bakteri tidak begitu esensial, namun menyebabkan
timbulnya sifat virulen terhadap inangnya. Dalam pembentukan agregasi tanah,

14
senyawa yang terkandung dalam kapsul atau lendir inilah yang sangat berperan.
Keberadaan kapsul mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif
menggunakan tinta cina atau nigrosin. Kapsul akan tampak transparan diantara
latar belakang yang gelap.
Pada umumnya penyusun utama kapsul adalah polisakarida yang terdiri atas
glukosa, gula amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat da
n asam asetat. Ada pula yang mengandung peptida, seperti kapsul pada bakteri
Bacillus sp. Lendir merupakan kapsul yang lebih encer. Adakalanya kapsul
bakteri dapat dipisahkan dengan metode penggojokan kemudian diekstrak untuk
menghasilkan lendir.

2.2 Bakteriologi
2.2.1 Pengertian Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi
bakteri, struktur anatomi sel bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan
juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi
dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Bakteriologi merupakan satu bagian
penting dalam mikrobiologi.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian
pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan,
higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
2.2.2 Tujuan Ilmu Bakteriologi

1. Mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan struktur bakteri.


2. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan bentuk-bentuk bakteri serta faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
3. Menjelaskan cara perkembangbiakkan bakteri.

15
4. Mengidentifikasi dan menjelaskan peranan bakteri dalam kehidupan.
5. Mengidentifikasi dan menjelaskan klasifikasi bakteri.

2.2.3 Manfaat Ilmu Bakteriologi


1. Makanan
Bakteri dapat digunakan untuk membuat keju dari susu. Bakteri mengubah gula
susu menjadi asam laktat. Asam inilah yang menyebabkan susu mengental untuk
membentuk keju. Bakteri juga terlibat dalam memproduksi makanan lain. Yogurt
dibuat dengan menggunakan bakteri untuk fermentasi susu (Gambar di bawah).
Fermentasi kubis dengan bakteri menghasilkan asinan kubis.
2. Obat-obatan
Di laboratorium, bakteri dapat diubah untuk menyediakan kita dengan berbagai
bahan yang bermanfaat. Bakteri dapat digunakan sebagai pabrik kecil untuk
memproduksi bahan kimia dan obat-obatan yang diinginkan. Sebagai contoh,
insulin, yang diperlukan untuk mengobati penderita diabetes, dapat diproduksi
dengan menggunakan bakteri. Melalui proses transformasi, gen manusia insulin
ditempatkan ke dalam bakteri. Bakteri kemudian menggunakan gen yang membuat
protein. Protein dapat dipisahkan dari bakteri dan kemudian digunakan untuk
mengobati pasien. Produksi massal insulin oleh bakteri membuat obat ini jauh lebih
terjangkau.
3. Pencernaan
Bakteri juga membantu mencerna makanan. Beberapa spesies bakteri, seperti E.
coli, ditemukan dalam saluran pencernaan.

2.2.3 Sejarah Penemuan Bakteri


Pada abad ke-17 ditemukan salah satu musuh terbesar tubuh manusia: bakteri.
Penemuan ini pada akhirnya membuat orang sadar bahwa paparan terhadap
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan penyakit. Penemuan ini juga mendasari
teori baru tentang antiseptik yang secara dramatis berhasil menekan angka kematian
akibat pembedahan.

16
Antoni van Leeuwenhoek, seorang penjaga gedung paruh waktu dan penjual
kain yang bekerja di Delft, Belanda, menemukan bakteri dan mikroorganisme lain
dengan menggunakan mikroskop yang ia kembangkan sendiri. Lewat pengaruh
temannya, seorang dokter berkebangsaan Belanda, dia diminta untuk menulis surat ke
Royal Society di London, sebuah perkumpulan yang didedikasikan untuk kemajuan
ilmu pengetahuan. Surat ini diterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris dan
dipublikasikan dalam jurnal Philosophical Transactions.
Surat Leeuwenhoek yang paling terkenal dipublikasikan pada tanggal 16 Maret
1677. Dalam surat tersebut dia menggambarkan penglihatannya pada setetes air hujan
lewat mikroskop. Air itu diambil dari wadah di mana air tersebut telah tergenang selama
beberapa hari. Yang mengagetkan, dia melihat suatu hewan yang sangat kecil, yang
sekarang dikenal sebagai protozoa, sedang berenang di dalam air. Dia juga mengamati
hewan lain yang tidak bergerak sama sekali, yang sekarang disebut bakteri. Tidak ada
seorang pun di Royal Society yang tahu tentang binatang-binatang kecil tersebut, yang
oleh Leeuwenhoek disebut animalcules. Atas permintaan anggota Royal Society,
beberapa penduduk Delft yang paling disegani diminta untuk memverifikasi penemuan
Leeuwenhoek. Mereka membenarkannya, dan pada 1680, Leeuwenhoek dipilih sebagai
anggota Royal Society.
Penemuan-penemuan selanjutnya membuktikan betapa pentingnya hasil kerja
Leeuwenhoek, terutama sebuah temuan hebat dari ilmuwan Jerman, Robert Koch pada
1876. Koch menemukan bahwa bakteri anthrax bacillus dapat menyebabkan penyakit
yang serius pada manusia. Sebelum penemuan Koch, banyak ilmuwan meragukan

17
bahwa makhluk-makhluk mikroskopik dapat membahayakan hewan yang jauh lebih
besar dan juga manusia. Pada 1882, Koch menunjukkan bahwa jenis lain bakteri,
tubercle bacillus, menyebabkan tuberculosis, penemuan yang membuatnya
memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1905.
Tidak seperti Koch yang merupakan seorang dokter ketika dia menemukan
temuannya, Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan biologi berkebangsaan Prancis,
sangat membenci dokter. Oleh karena itu, dia tidak mempekerjakan seorang dokter pun
di laboratoriumnya. Meskipun begitu, dia sangat tertarik terhadap berbagai macam
penyakit. Pasteur menemukan bahwa pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme
yang mengambang di air. P
Pada tahun 1865, Joseph Lister, seorang ahli bedah berkebangsaan Inggris,
membaca penelitian Pasteur mengenai pembusukan. Lister pun teringat bahwa jika
patah tulang ringan hampir selalu dapat disembuhkan, tidak demikian halnya dengan
compound fractures (patah tulang yang menembus kulit) yang hampir selalu akan
membusuk. Lister yakin bahwa proses infeksi yang berbahaya ini disebabkan oleh
mikroorganisme jahat yang telah Pasteur gambarkan. Untuk menguji teori tersebut,
Lister menutup luka pasiennya yang mengalami compound fractures, yang sebelumnya
terpapar ke udara, dengan kain katun yang telah direndam ke dalam asam
karbolat/fenol. Dia percaya bahwa asam karbolat dapat membunuh mikrorganisme yang
ditularkan lewat udara.
Lister mengobati compound fractures dan luka pembedahan yang terbuka
dengan asam karbolat selama 9 bulan dan dia mengamati bahwa tidak ada infeksi pada
pasien bedahnya. Hasil penelitiannya yang dipublikasikan pada 1867, mendorong
lahirnya antiseptik untuk pembedahan. Meskipun teknik antiseptik dari Lister ini pada
awalnya ditentang oleh dokter-dokter lain, tetapi teknik tersebut segera meluas dan
diterima banyak pihak, yang pada akhirnya berhasil secara drastis menurunkan angka
kematian karena infeksi di ruang bedah.

18
2.2.4 Definisi Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar
dalam kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan
uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti
sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur
sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri
merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel
lebih kompleks, yang disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua
prokariota atau untuk sebagian besarnya, tergantung pada gagasan mengenai hubungan
mereka.
Bakteri berasal dari kata “bacterion” = “smallrod” = batang kecil, merupakan
organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri sebaga mikroorganisme
memilki kemampuan adaptasi hidup diberbagai habitat (kosmopolitan). Berkembang
biak dengan membelah diri Bersifat parasit, simbiont atau hidup bebas.

2.2.5 Morfologi/Bentuk Bakteri

19
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:

 Mikrococcus, jika kecil dan tunggal


 Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
 Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
 Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
 Staphylococcus, jika bergerombol
 Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,
dan mempunyai variasi sebagai berikut:
 Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
 Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
 Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
 Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium
dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri,
kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya
relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

20
2.2.6 Ciri-ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
1.Organisme multiselluler
2.Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3.Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

2.2.7 Jenis- jenis Bakteri


Kriteria Pengelompokan.
1. Berdasarkan cara memperoleh makanan,bakteri dikelompokan menjadi 2
kelompok yaitu:
 Bakteri heterotroph
 Bakteri Autotrof
2. Berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi,
Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut:

21
 Bakteri Aerob
 Bakteri Anaerob

2.2.8 Klasifikasi Bakteri


1. Bakteri memiliki dinding sel Gram positif.
2. Bakteri memiliki dinding sel Gram negative.
3. Bakteri yang tidak memiliki dinding sel.
4. Aktinomycete
5. Cyanobakteria

2.2.9 Struktur Bakteri


Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) meliputi: dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) meliputi kapsul, flagelum,
pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

2.2.10 Struktur Dasar Sel Bakteri

Struktur dasar bakteri :

22
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila
peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas
lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan
RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang
dibutuhkan granula

Struktur tambahan bakteri :


1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri
tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan
lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari
dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter
lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif.
Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom
hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan
bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom.
Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora
tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

23
2.2.11 Alat Gerak Bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan
bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari
lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-
beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2.Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3.Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

2.2.12 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan
ukuran populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi
untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi

24
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.

2.2.13 Peranan Bakteri


Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan
maupun yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada
pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt,
Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada
pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan
dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam
proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik
polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis
penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces
griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif
termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik
terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum.
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga
menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya
methanobacterium.
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang
kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis
oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

25
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab
penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium
tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit
lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit
antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum
(penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta
Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
Dinding Sel
Dinding Sel tersusun dari peptidoglikan. Peptidoglikan merupakan suatu polimer
yang terdiri dari Polipeptida pendek. Peptidoglikan sendiri memiliki ketebalan lapisan
bervariasi dari ketebalan lapisan yang bervariasi dan ketebalan lapisan ini berpengaruh
respons pewarnaan yang digunakan dalam penggolongan bakteri yakni bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif. Dinding sel pada Eubacteria mengandung
peptidoglikan dan pada Archabacteria tidak. Fungsi dari dinding sel adalah:

1. Mempertahankan bentuk sel


2. Memberikan perlindungan fisik
3. Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan osmotik
yang lebih rendah
4. Sel bakteri akan mengalami plasmolisis apabila berada pada lingkungan yang
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi
5. Bakteri akan mati apabila berada dalam larutan pekat seperti larutan yang
mengandung banyak gula dan banyak garam
Semua bakteri memiliki dinding sel kecuali bakteri berbentuk mikoplasma dan
bakteri berbentuk L (bakteri yang terdegradasi). Dinding sel adalah suatu struktur
berbentuk kaku yang diberikan untuk pembentukan bakteri, suatu struktur penting pada

26
dunia bakteri, terdiri dari peptidoglikan (murein). Komposisinya berbeda tergantung
apakah bakteri tersebut adalah bakteri berkomposisi GRAM(+) atau GRAM(-).

Peptidoglikan

Merupakan struktur heteropolimer dengan rantai polisakarida yang berkait satu


sama lain ; alternasi N asetilglukosamin dan asam N asetilmuramat (senyawa khusus
pada dunia bakteri): turunan senyawa kimia N asetilglukosamin. Rantai polisakarida
berhubungan satu sama lain dengan peptida, hubungan langsung dari satu rantai ke
rantai lainnya atau hubungan tidak langsung melalui peptida lainnya.
Rantai tersebut adalah tetrapeptida, terhubung di satu sisi dengan asam muramik
melalui jembatan interpeptida. Komposisi rantai tetrapeptida adalah variabel dengan
asam amino rantai tingkat ke-3, terdiri dari jembatan yang umum terbentuk dengan tipe
asam aminonya sendiri (Staphylococus Aureus : glisin).
Peptidoglikan memiliki fungsi yang berbeda:
 Peptidoglikan memungkinkan bakteri mempertahankan bentuknya.
 Peptidoglikan memungkinkan menahan tekanan osmotik perlawanan sampai 20
atmosfir.

27
 Merupakan antigen, memungkinkan pembentukan Ig pada manusia.
 Karena sensitif, peptidoglikan hanya untuk disinfektan berbasis fenol.
 Stimulator imunitas/daya tahan tubuh berperan sebagai adjuvan.
 Merupakan substrat dari imunitas yang tidak spesifik, dihancurkan oleh enzim
bakteriofaga dan lisozim tertentu.

Bakteri dengan komposisi GRAM(+)


Bakteri dengan GRAM(+) memiliki dinding sel yang tebal, dengan ukuran dari
30 sampai 50 nm. Bergantung pada peptidoglikan asam teikoat, yaitu polimer dari
ribitol fosfat dan dihubungkan dengan N asetilglukosamin. Juga terdiri dari asam lipo-
teikoat yang dibentuk oleh gliserol fosfat yang imunogenik, meningkatkan adhesi dan
memiliki aksi toksisitas yang rendah.
Polisakarida memberikan spesifisitas antigen (polisakarida C pneumokokus, atau
polisakarida C streptokokus). Polisakarida C dapat membedakan jumlah tertentu
streptokokus pada kelompok serologi. Yang paling penting adalah streptokokus ada
pada kelompok AA: Aa yang merupakan patogenisitas. Protein yang berkaitan langsung
dengan peptidoglikan, atau dengan asam teikoat. Ion-ion Ca2+ mendominasi pada ikatan
tersebut.

Bakteri dengan komposisi GRAM (-)


Dinding sel bakteri dengan GRAM(-) terdiri dari peptidoglikan dengan ukuran 3
sampai 5 nm (atau sampai 10 nm) sehingga dinding selnya lebih tipis. Bakteri ini
dikelilingi oleh membran luar yang terpisah dari tubuh bakteri dengan suatu ruang

28
periplasmik, kurang lebihnya hal itu penting.Membran tersebut mempunyai komposisi
kimia kompleks. Terdiri dari bagian dalam fosfolipid dan bagian luar lipopolisakarida.
Lipopolisakarida termasuk protein yang disebut porin, karena keberadaannya
memungkinkan adanya pori-pori yang berhubungan dengan bagian luar sitoplasma
bakteri. Melalui pori-pori memungkinkan adanya pergerakan elemen nutrisi dan
antibiotik.
Permeabilitas pori-pori merupakan variabel yang selektif. Bagian tertentu yang lebih
permeabel dari yang lainnya, adalah yang menjelaskan reaksi bakteri terhadap
antibiotik.

Kasus khusus
Mikobakteri memiliki afinitas teintoriale yang tergantung pada struktur dinding
sel. Pada kasus ini mengandung lipid 60 % yang terdiri dari asam mikolat dan gejala
malam. Lipid tersebut terhubung oleh polisakarida kompleks dan protein.
Protoplas merupakan bakteri dengan GRAM (+) dimana hanya terdiri dari
peptidoglikan. Bakteri berbentuk bulat, hanya hidup pada media hipertonik (sesuai
dengan tekanan internal). Protoplas tidak dapat membagi dirinya sendiri. Protoplas
terjadi setelah adanya suatu pengobatan terhadap antibiotik.
Sferoplas dengan bentuk L merupakan bakteri dengan GRAM(-). Dinding sel-
nya masih ada pada beberapa bagian yang rusak akibat antibiotik, seperti penisilin.
Sferoplas dapat berkembang biak pada media tertentu. Pada saat kita mengeluarkan
antibiotik, sferoplas membentuk kembali inisial nya. Mikoplasma tidak memiliki
dinding sel.

Sifat-sifat dinding sel


-Dinding sel dapat memberikan pewarnaan pada GRAM.
-Dinding sel dapatmendukung antigenisitas.
-Dinding sel dapat memberikan bentuk pad abakteri.
-Dinding sel sensitif terhadap enzim-enzim tertentu.
-Merupakan reseptor bakteriofaga.

29
Sensifitasnya pada beberapa antibiotik dapat mengganggu perkembangbiakan
bakteri.
Perkembangbiakan bakteri sangat cepat. Bakteri E.coli dapat menghasilkan dua sel anak
dalam 20 menit. Sebelum membelah, bakteri harus menaikkan volume selama
multiplikasi ganda massa nya. Pada proses ini, bakteri tersebut menghancurkan dinding
sel yang kaku, mengeluarkan autolisin, bertindak pada tingkatan beberapa ikatan kimia
dari peptidoglikan. Pada saat bersamaan pada proses penghancuran, bakteri tersebut
merekonstruksi dirinya sendiri berkat peptida yang memungkinkan fusi peptida.
Beta laktam bertindak di jembatan interpeptida pada dinding sel, mengikat
protein, menciptakan dinding sel tipis, kemudian meledak, sehingga dapat membunuh
bakteri. Dapat kita sebut PLP, protein yang terhubung dengan beta laktam.

Membran sitoplasma
Membran plasma sendiri tersusun dari senyawa Fosfolipid dan protein yang
bersifat selektif parmabel atau dapat dilalui oleh zat-zat tertentu. Fungsi dari membran
plasma antara lain:

1. Membungkus Sitoplasma
2. Mengatur pertukaran zat yang berada didalam sel dengan zat yang ada diluar sel
Adalah membran trilaminar, dengan dua lapisan fosfolipid yang kutub hidrofob-
nya saling berhadapan. Diantara lipid, terdapat protein. Tidak ada kolesterol, kecuali
pada mikoplasma.
Untuk meningkatkan tindakannya, membran sitoplasma mengirimkan
sitoplasma bakteri dalam ekspansi membran nya sendiri yang disebut mesosom
sehingga dapat meningkatkan fungsi dari membran. Mesosom adalah hal umum pada
bakteri. GRAM(+), dimana dapat menemukan sampai tiga mesosom. Pada kondisi
umum, dua mesosom untuk GRAM (-).Adalah suatu penghalang osmotik, dapat
memungkinkan transfer pasif tetapi dimana ada perembesan, memungkinkan adanya
tekanan aktif dari asam amino atau ion-ion mineral.Banyaknya enzim pada membran
yang digunakan dalam metabolisme energetik, mempunyai peran identik dengan
mitokondria dalam sel-sel eukariotik (sering pada tingkatan atau lokasi sitokrom dan

30
sitokrom oksidasi). Adalah suatu dampak utama pada substansi antimikroba seperti
fenol.
Membran mempunyai suatu peran dalam pembelahan sel. Berkat mesosom yang
dapat membentuk hubungan geografis antara membran dengan bahan inti,
memungkinkan induksi pembelahan bakteri menjadi bahan inti, melalui membran lalu
ke dinding sel. Ini merupakan pembagian dengan fisi. Dengan mikroskop elektron
dimulai dengan invaginasi membran (pembelahan mesosom). Pada membran yang
membelah kemudian menjadi menempel pada dinding sel. Mesosom dan dinding sel
membentuk suatu septum pembelahan.
Pada saat septum selesai, seperti bahan inti, membelah menjadi 2 anak sel yang identik
dengan ibu bakteri. Pembelahan seperti pada bahan inti, tetapi sulit untuk diamati.
Sitoplasma
Sitoplasma bakteri merupakan cairan koloid yang didalamnya terkandung
molekul organik seperti lemak, Protein, karbohidrat dan garam-garam mineral, enzim,
DNA, klorosom (terdapat pada bakteri fotosintetik) dan ribosom. Fungsi dari sitoplasma
adalah sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.
-Terdiri dari hidrogen koloid.
-Terdiri dari protein, glusida, lipid, ion mineral seperti Ca2+, Mg2+, P.
-Terdiri dari beberapa pigmen warna yang berbeda :
- Merah pada serratia.
- Biru pada pyocianin.
Pigmen-pigmen tersebut larut dan menyebar pada organisme.
Sitoplasma bekteri mengandung vakuola cadangan yang memberikan nutrisi pada
bakteri pada saat bakteri berpuasa. RNA : ada 15000 ribosom/bakteri yang mewakili
40% berat badan bakteri dari 90% total RNA. Ribosom terdiri dari dua sub unit, 50 dan
30S. Terkadang sitoplasma terdiri dari granulasi/butiran tertentu yang dapat
megidentifikasi bakteri seperti pada kasus basil difteri.
Bahan inti
Pada bakteri yang beristirahat, ada bagian massa yang kecil bulat terletak di
tengah. Pada basil, bentuknya memanjang. Bahan inti tidak memiliki membran, bahan
mitosis, nukleolus. Berbentuk fibril, mempunyai DNA dan protein dasar. Fibril

31
mempunyai diameter 2 sampai 8 nm. DNA double-stranded, telanjang, berukuran
panjang 1 mm pada bakteri E. coli.DNA bakteri mempunyai suatu bagian pusat dengan
lingkaran penuh : kaki-kaki yang dibentuk RNA. DNA superkoil, dan pada DNA-nya
terdapat banyak protein.
Adalah pendukung apa saja yang dimiliki bakteri, dan juga pendukung mutasi; pada
tingkatannya yang melakukan kombinasi ulang genetik. Dan juga merupakan tempat
beraksinya beberapa antibiotik tertentu, khususnya quinolon, rifamycin.
Plasmid
Adalah DNA sirkular, di bagian luar bahan inti. Yang terkadang mengatur
ketahanan terhadap antibiotik. Juga merupakan sumber dari resistansi antibakteri, berkat
sekresi bakteriosin. Terdiri dari plasmid-plasmid yang tahan terhadap antiseptik.
Kapsul bakteri
Ada pada bakteri patogen, bisa mempunyai lapisan lendir tipis ataupun tebal.
Strukturnya terdiri dari polisakarida dengan satu atau dua jenis dari gula.
Untuk membedakan spesies bakteri, bakteri mengeluarkan bentuk kapsul tertentu yang
bertanggung jawab terhadap keberadaan berbagai serotipe yang berbeda
(pneumokokus, hemophilus influenzae).
Vaksin terhadap penyakit harus memberikan serotipe yang berbeda pada masing-masing
negara. Kapsul dapat berarti polipeptida seperti pada bacillus anthracis.
Kapsul tidak berada pada produksi patogen, dan menghilang pada saat pembudidayaan-
nya di laboratorium. Menempatkan koloni bakteri pada bentuk halus, mempunyai
bentuk kasar (Smooth->Rough).Ssebagai pathogen, R tidak.
Sifat kapsul :
 Melindungi bakteri dari lingkungan-nya sendiri dan mencegah masuknya zat
antibakteri.
 Memungkinkan klasifikasi, dengan memberikan warna pada latar belakang
bakteri dengan tinta cina.
 Mempunyai peran pada patogenesis dan perlindungan terhadap PN.
 Mempunyai peran imunologi dalam penggunaan nya pada vaksinasi tetapi
mempunyai peran lemah dalam imunogenik sehingga harus menambahkan elemen pada
vaksin adjuvan.

32
Selama masa infeksi, kapsul diletakkan bebas pada media organik dan dapat diberikan
antigen di dalamnya.
Flagelum
Flagela merupakan bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang
terdapat pada dinding sel dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela tidak terbungkus
oleh perluasan membran plasma yang berbentuk basil, vibrio dan spiral. Sekitar separuh
dari bakteri yang dapat bergerak dengan searah menuju atau menjauhi rangsang gerak
tersebut dinamakan gerak taksis.
Flagelum hanya terdapat pada spesies basil, vibrio atau spiroseta.Adalah elemen
berbentuk tabung cambuk dan berliku-liku dengan diameter dari 10 sampai 20 nm dan
dengan panjang 20µ. Hal ini hanya dipunyai oleh sebuah (vibrio), dan juga berada di
keseluruhan sekeliling (basil e. coli). Flagelum dikomposisikan dari suatu protein
flagelin yang berukuran 40000 dalton.Flagelum melekat di tubuh bakteri pada
sebuahgranula. Perannya digunakan dalam mobilitas bakteri, pada klasifikasi, dan
berperan pada imunologi: AG H pada gerakan bakteri tertentu GRAM (-) seperti
(Salmonella). Pada kasus demam tifoid, kita dapatmencariACHyangterbentuk.
Pilus
Pilus dalam bahasa latin disebut pill yang berarti rambut dan fimbria yang berarti
daerah pinggir merupakan struktur seperti flagel tetapi berupa rambut-rambut yang
memiliki diameter lebih kecil, pendek dan kaku yang terdapat di sekitar dinding sel.
Fungsi dari pilus atau Fimbria adalah:

1. Membantu bakteri yang menempel pada suatu medium tempat hidupnya


2. Melekatkan diri dengan sel bakteri lain sehingga dapat terjadi transfer DNA
pada saat terjadi konjugasi. Pilus untuk konjugasi dinamakan pilus sex.
Bentuk umum: berbentuk pendek, kaku. Terbentuk dari protein dan mempunyai
peran dalam fiksasi bakteri dan kolonisasi. Memungkinkan bakteri untuk mengikat pada
reseptor tertentu.
Seksual: dari 1 sampai 4, pilus berbentuk lebih besar, dan disebut dengan faktor F.

Spora

33
Hanya ada pada beberapa golongan bakteri berbentuk basil.
Dapat berada pada kondisi yang tidak menguntungkan: kondisi dingin, kondisi panas,
dapat bertahan pada temperatur sampai 120°C selama 45 menit, kondisi ini sangat
menentukan pentingnya daya sterilisasi autoklaf. Dapat sebagai pusat dalam
bakteri Bacillus anthracis, di salah satu ujung (Clostridium), atau terminal
(Clostridiumtetani).
Perannya yaitu spora yang mengarah pada resistensi bakteri, adalah suatu
elemen klasifikasi bakteri. Berfungsi sebagai kontrol sterilisasi.
Granula dan Vakuola Gas
Secara umum bakteri mempunyai granula yang mempunyai fungsi sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan atau senyawa lain yang dihasilkan. Vakuola Gas
yang hanya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup dengan menampung
air. Vakuola Gas memungkinkan bakteri dapat mengapung di permukaan air sehingga
mendapatkan sinar matahari yang dapat digunakan untuk fotosintesis.
Klorosom
Klorosom merupakan suatu struktur lipatan yang berada dibawah membran
plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungsi dari klorosom
adalah untuk melakukan Fotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri Fotosintetik.
Ribosom
Ribosom merupakan sekumpulan organel kecil yang tersebar dalam sitoplasme
dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA.
Dalam suatu bakteri jumlah ribosom mencapai ribuan. Fungsi dari Ribosom adalah
sebagai sintesis protein.
DNA
Bakteri mempunyai dua jenis DNA yaitu DNA kromosom dan DNA
nonkromosom atau plasmidi DNA krosom merupakan materi genetik yang menentukan
sebagaian besar dari sifat metabolisme bakteri, dan pada DNA nonkromosom hanya
menentukan sifat tertentu seperti sifat patogen, kemampuan dalam bereproduksi secara
seksual atau fertilitas dan kekebalan terhadap antibiotik tertentu. Pada organisme
eukariotik DNA kromosom berbentuk rantai ganda linear dan pada prokariotik (bakteri)
DNA kromosom berupa rantai ganda melingkar yang terkumpul dalam suatu serat kusut

34
yang disebut region nukleoid. Jumlah dari DNA bakteri jauh lebih sedikit dibanding
DNA sel eukariotik yakni sekitar 1:1000. DNA kromosom mampu melakukan replikasi
saat akan melakukan pembelahan sel. DNA nonkromosom memiliki bentuk melingkar
dengan ukuran lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Pada umumnya bakteri akan
dapat hidup walau plasmanya dikeluarkan dari sel. Karenanya hal ini dimanfaatkan
dalam teknologi rekayasa genetika. Plasmid digunakan sebagai pembawa atau vektor
suatu gen tertentu yang ingin disisipkan. Plasmid mampu melakukan replikasi tanpa
kontrol dari DNA kromosom dan memiliki kemudahan dalam transfer ke sel bakteri lain
Saat terjadi konjugasi. Fungsi dari DNA antara lain:

1. Materi genetik yang sebagian besar menentukan sifat metabolisme bakteri (DNA
kromosom)
2. Menentukan sifat pratogen, fertilitus, dan kekebalan terhadap suatu antibiotik
(DNA nonkromosom).
Mesosom
Mesosom merupakan organel sel yang mempunyai tonjolan pada membran
plasma ke arah dalam sitoplasma. Fungsi mesosom antara lain

1. Menghasilkan energi
2. Membentuk sel dinding baru saat pembelahan sel
3. Menerima DNA saat konjugasi

2.2.14 Reproduksi Bakteri

35
1. Reproduksi Secara Aseksual atau Vegetatif
Bakteri melakukan reproduksi dengan cara membelah biner. Pembelahan
biner merupakan satu sel membelah menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat
sel, dari empat sel menjadi delapan sel dari delapan sel dari delapan sel menjadi
enam belas sel dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara langsung atau amitosis
yaitu tidak melalui tahap-tahap tertentu seperti pada mitosis. Pada umumnya bakteri
dapat membelah sekitar 1-3 Jam sekali. Seperti Escherichia Coli yang membelah
dalam waktu 20 menit sekali. Dalam waktu yang cukup, jumlah sel dalam koloni
akan terus bertambah dari satu generasi ke generasi. Akan tetapi pertumbuhannya
akan melambat pada suatu titik tertentu yakni saat kehabisan nutrisi atau terjadi
penumpukan sisa metabolisme yang meracuni bakteri itu.
2. Reproduksi Secara Seksual atau Generatif
Bakteri melakukan reproduksi dengan cara merekombinasi gen.
Rekombinasi gen ialah persitiwa bercampurnya sebagian materi gen (DNA) dari
dua sel bakteri yang berbeda, maka akan terbentuk DNA rekombinan. Dalam
proses ini akan dihasilkan dua sel bakteri dengan materi genetik campuran dari
kedua induknya. Proses ini dapat terjadi dengan cara konjugasi, transduksi dan
transformasi.
a. Konjugasi
Merupakan pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri
lain dengan langsung melalui jembatan konjugasi. Pertama & kedua sel bakteri
berdekatan lalu membentuk tonjolan yang menghubungkan kedua sel tersebut.
Transfer kromosom ataupun plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi.
Sel yang mengandung materi gen rekombinan akan memisah dan membentuk

36
dua sel bakteri yang bersifat baru. Transfer kromosom juga akan terjadi dengan
pilus seks seperti yang terjadi pada Escherictila Coli.
b. Transduksi
Merupakan rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan menggunakan
virus vag. Virus vag yang sudah menginfeksi suatu bakteri dengan daur litik
maupun lisoganik yang mengandung partikel DNA bakteri. Jika virus Fag
tersebut menginfeksi bakteri yang lain maka terjadilah rekombinasi gen pada
bakteri-bakteri yang terinfeksi Fag. Virus Fag temperat atau virus yang dapat
bereproduksi dengan cara litik maupun lisogonik ialah virus yang paling cocok
untuk proses transduksi.
c. Transformasi
Merupakan rekombinasi gen yang terjadi dengan cara pengambilan
langsung dengan sebagian materi gen dari bakteri lain yang dilakukan oleh suatu
sel bakteri. Bakteri yang mampu melakukan transformasi dengan cara Ilmiah
merupakan bakteri-bakteri yang memproduksi enzim khusus, seperti Rhizobium,
Bacillus, Pnenmococcus, Streptococcus dan Neisseria. Dalam teknologi
rekayasa gen, bakteri yang tidak mampu melakukan tranformasi dengan alami
dapat dipaksa dalam menangkap dan memasukan plasmid rekombinan kedalam
selnya dengan memberikan kalsium klorida atau dengan proses kejut panas.

2.2.15 Macam Bakteri dan Peranannya


1. Menguntungkan Bagi Kehidupan

No. Nama Bakteri Peranan/Fungsi

1 Lactobacillus bulgarius Memfermentasi susu menjadi lemak

2 Lactobacillus sp Produksi asinan buah

3 Streptococcus thermophilus Produksi mentega

4 Pediococccus cereviceae Produksi sosis

5 Streptococcus tactis Produksi kefir

37
6 Acetobacter xylinium Produksi nata de coco

7 Acetobacter sp Produksi asam cuka

8 Bacillus brevis Menghasilkan terotrisin (antibiotik)

9 Bacillus subtilis Menghasilkan basitrasin (antibiotik)

10 Polymyka Menghasilkan polimixin (antibiotik)

11 Lactobacillus cassei Produksi yoghurt

12 Thiobacillus thiozidans Produksi asam sulfat

13 Entamoeba coli Membusukkan sisa pencernaan

14 Rhizopus oligosporus Pembuatan tempe

15 Aspergillus oryzae Pembuatan tauco

16 Neurospora crassa Pembuatan oncom

17 Streptococcus laktis Pembuatan keju

18 Streptococcus cremoris Pembuatan keju

19 Rhizobium leguminosarum Fiksasi nitrogen dalam akar kacang

20 Entero bakteria Bakteri pengurai

2. Merugikan Bagi kehidupan

No. Nama Bakteri Peranan/Fungsi

38
1 Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis

2 Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi

3 Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terong-terongan

4 Erwiana amylovora Penyakit bonyok pada buah-buahan

5 Brucella abortus Brucelosis pada sapi

6 Streptococcus agalactis Mastitis pada sapi

7 Bacillus antharacis Antraks

8 Actinomyces bovis Bengkak pada radang sapi

9 Salmonella thyposa Tifus

10 Vibrio comma Kolera

11 Mycobacterium leprae Lepra (kusta)

12 Clostridium tetani Tetanus

13 Staphylococcus Bisul

14 Pasteurella petis Pes/sampar

15 Haemophilus influenza Influenza

16 Diplococcus pneumoniae Pneumoniae

17 Treponema palidum Sifilis

18 Neisseria gonorhoe Kencing nanah

19 Mycobacterium tubercolusis TBC

20 Salmonella pollurum Berak kapur pada ayam

3. Bakteri bagi manusia

39
• Pathogen : menimbulkan berbagai penyakit infeksi pada manusia, seperti: TBC,
disentri, demam typhoid, spilis, tularemia, relapsing fever (bakteri Borelli
Duttoni) dsb.
• Non-pathogen: membantu membentuk antibodi serta menghasilkan senyawa
penting bagi tubuh- sebagai flora normal

2.2.16 Peranan Bakteri Selain Bagi Manusia


1. Mineralisasi di dalam tanah
2. Pencucian bijih logam
3. Peranan bakteri dalam pencemaran air.
4. Peranan bakteri dalam industri
5. Peranan bakteri dalam kesehatan (probiotik)

40
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Mikrobiologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan bentuk, sifat,
kehidupan dan penyebaran jasad renik. Mikrobiologi mencakup bakteriologi,
protozoology, mikologi dan virus yang bersifat mikroskopik.
2. Sejarah perkembangan mikrobiologi dimulai dari periode spekulasi dan
perintisan sampai pada studi mengenai virus.
3. Mikrobiologi diklasifikasikan didasarkan pada hirarki taksonomi yaitu
kingdom, division, kelas, ordo, family, genus dan spesies.
4. Cara melihat sel mikroorganisme melalui teknik lekapan basah dan teknik tetes
gantung serta teknik pewarnaan.
5. Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik dilihat pada bahan inti sel,
pembelahan sel, membrane sitoplasma, struktur dalam sitoplasma, enzim
respirasi, dinding sel, organel lokomotor dan jenis organisme sel.
6. Struktur sel mikroorganisme terdiri dari inti sel, membrane sel, dinding sel,
flagel dan pili, kapsul dan lender.
7. Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi
bakteri, struktur anatomi, cara kerja sel, interaksi antar sel dan tanggapan
bakteri terhadap perubahan lingkungan.
8. Bentuk bakteri dibagi tiga yaitu coccus, basil dan spiril. Bakteri
dikelompokkan berdasarkan cara memperoleh makanan dan sumber oksigen
yang diperlukan dan terdapat 5 klasifikasi bakteri.
3.2 Saran
Diharapkan kepada para pembaca dapat memberikan kritikan-kritikan, masukan-
masukan serta saran-saran kepada penulis agar makalah ini menjadi lebih baik dan lebih
lengkap.

41
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman.2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC


Kusnadi. 2017. Dasar – dasar bakteriologi. Diambil dalam file.UPI.edu ( 27 Januari
2018)
Putry, Metri Elfrida. 2015. Pengantar Mikrobiologi. Diambil dalam
mynewblogmetry.co.id (26 Januari 2018)
Siregar, Novera Sari. 2017. Dasar – dasar bakteriologi. Diambil dalam
WWW.scribd.com ( 27 Januari 2018)
Subandi, 2014. Mikrobiologi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Ubay. 2014.Macam Bakteri dan Peranannya. Diambil dalam WWW.masterpendidikan.com (27
Januari 2018)

42

Anda mungkin juga menyukai