Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Faqih Amrulloh

Nip : 199310202019021002

Akuntabilitas

1. Berikan contoh dalam pekejaan yang behubungan denga aspek akuntabilitas


dan jelaskan nilai akuntabilitas yang ada.

Contohnya: adanya program pemantauan penyakit yang dilaukan setiap tahunnya


oleh karantina pertanian. hal ini berlaku juga untuk menentukan penyakit pada
tumbuhan yang berasal dari Organisme Penggangu Tumbuhan atau di singkat
OPT. OPT yang ada di area pertanaman hortikultura, tanaman pangan, dan
perkebunan dapat menjadi ancaman potensial terhadap penyebaran suatu
penyakit yang dapat mengancam ketahanan pangan suatu negara, sehingga perlu
dilakukan pemantauan secara berkala terhadap potensi OPT pada area tersebut,
yang selanjutnya data tersebut akan diseminarkan. Dengan penyelenggaraan
seminar lokal hasil pemantauan ini diharapkan penyampaian jenis – jenis OPTK
dan ciri – ciri gejala yang disebabkan oleh OPTK pada tanaman, dapat
disosialisasikan kepada petani, agar pada pemantauan selanjutnya informasi
gejala serangan hama dan penyakit oleh petani juga dapat dimasukkan dalam
target pemantauan. Di samping itu, informasi mengenai OPTK memudahkan
petugas karantina berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membantu
melaksanakan pemantauan di lapangan setiap saat.

Nilai akuntabilitas yang terkandung adalah dalam pelaksanaan tugas yang


berorietasi pada hasil dan pelaporan yang baik, sehingga kedepannya program-
pogram yang ada akan berjalan lebih baik lagi.

2. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Tahun 2016 (Studi Kasus : Desa


Pemecutan Kaja, KecamatanDenpasar Utara) oleh Ayu Kartika, Putu Nomy
Yasintha, Kadek Wiwin Dwi Wismayanti, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Udayana.

Desa menerima dana desa, dituntut untuk mengelola potensi lokal desa
dalam melaksanakan hak dan kewajibannya secara transparan dan memiliki
akuntabilitas yang baik. Akuntabilitas merupakan sebuah kewajiban lembaga-
lembaga sektor public untuk lebih menekankan kepada pertanggungjawaban.

1 . Transparansi
Sikap terbuka dan jujur merupakan sikap yang mencerminkan transparansi.
Dengan bersikap jujur dan terbuka akan menciptakan rasa percaya dan saling
mempercayai. Hal ini juga menumbuhkan kesinergisan dalam menjalin hubungan
kerjasama baik. Pemerintah Desa kepada masyarakat ataupun dari masyarakat
desa kepada Pemerintah Desa. Keadaan yang terjadi di Desa Pemecutan Kaja
dalam aspek transparansi yang dijalankan oleh pemerintahan desa dirasakan
kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan tidak terbukanya pemerintah desa
dalam memberikan informasi mengenai pengelolaan dana desa baik kepada
masyrakat desa setempat. Sosialisasi pengelolaan dana desa ini tidak
dilaksanakan oleh pemerintah desa seperti tidak terpasangnya reklame yang wajib
dipampangkan di lingkungan desa ataupun melalui kepala dusun setempat. Hal
ini menyebabkan tidak baiknya tingkat partisipasi masyarakat karena merasa tidak
percaya terhadap kejujuran dan kinerja pemerintah desa. Jadi disimpulkan bahwa
transparansi dalam pengelolaan Dana Desa Tahun 2016 di Desa Pemecutan Kaja
tidak berjalan dengan baik.

2. Pertanggungjawaban
Dalam penelitian ini akuntabilitas atau pertanggungjawaban yang
dikhususkan adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan. Dalam Pengelolaan
Dana Desa oleh Pemerintah Desa Pemecutan Kaja terdapat beberapa hal yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat perbedaan nominal penggunaan
Dana Desa Tahun 2016 dalam laporan pertanggungjawaban penggunaan
APBDes Tahun 2016 dan Laporan penggunaan Dana Desa kepada BPMPD Kota
Denpasar. LaporanPertanggungjawaban penggunaan APBDes Tahun 2016
menyebutkan bahwa Dana Desa diserap habis sebesar Rp.1,169,124,291,00
sedangkan laporan kepada BPMPD Kota Denpasar Dana Desa hanya diserap
sebesar Rp 519,142,000,00 dengan sisa sebesar Rp649,982,291.00. Menurut
Pemerintah Desa Pemecutan Kaja hal ini terjadi karena adanya keterlambatan
penyetoran laporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa kepada
Pemerintah Kota Denpasar. Keterlambatan ini dikarenakan adanya perubahan
anggaran yang terjadi pada Bulan Oktober yang menyebabkan Pemerintah Desa
Pemecutan Kaja mengalami kendala dalam menyusun laporan dan melaksanakan
kegiatan yang telah dianggarkan sebelumnya terlebih dengan terbatasnya jumlah
sumber daya manusia yang membantu melaksanakan kegiatan. Selain itu terjadi
pembangunan fiktif oleh Pemerintah Desa Pemecutan Kaja yaitu dengan
menganggarkan pembangunan Depo Sari Sedana sebagai tempat pengolahan
sampah yang nyatanya tidak pernah direalisasikan pembangunannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa akuntabilitas atau pertanggungjawaban dalam pengelolaan
dana desa di Desa Pemecutan Kaja tidak berjalan dengan baik dan akuntabel.

3. Saran
Pengelolaan dana di desa Pemecutan Kaja kedepannya dipelukan adanya
aspek transparansi yang dijalankan oleh pemerintahan desa dengan diadakannya
Sosialisasi pengelolaan dana desa ini oleh pemerintah desa, serta pemasangan
reklame di lingkungan desa ataupun melalui kepala dusun setempat. Sehingga
masyarakat mengetahui tentang pengelolaan dana desa, dan membuat tingkat
kepercayaan masyarakat tehadap kinerja pemerintah desa dalam pengelolaan
dana desa menjadi tinggi. Perlu adanya pendampingan oleh pihak pemerintah
daerah dalam penyusunan rancangan progam dan pengadaan sehingga dapat
meminimalisir adanya keterlambatan pelaporan maupun adanya program fiktif
yang tejadi dalam pengelolaan dana desa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai