Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN

SPESIMEN
Kelompok 6 :
JAYANTI SEKAR WANGI
M.SAKARUDDING
NILAWATI
A.KUSMAWATI
AKMAL JAYA
Penatalaksanaan Spesimen
 Salah satu kontribusi perawat dalam pengkajian
status kesehatan adalah mengambil spesimen dan
cairan tubuh untuk pemeriksaan
 Tujuan pemeriksaan spesimen adalah
menetapkan diagnosa masalah dan menilai
respon klien terhadap terapi yang telah dijalani.
Tanggungjawab perawat dalam
pemeriksaan spesimen adalah:
1. memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi
dan keamanan saat pengambilan spesimen
2. menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan
dan pengiriman spesimen dengan benar
4. mencatat informasi yang terkait dengan
pemeriksaan pada lembaran dengan benar
5. melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal
1. Spesimen Urine
 Terbagi atas 3 yaitu Urine Bersih , Urine Tengah, Urine
Tampung.
a) Urine bersih(clean voided urine specimen), diperlukan
untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan
urinalisa rutin diperlukan:
 Urine bersih, biasanya urine pertama pagi hari.
 Jumlah minimal 10mL
 Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat
melakukannya sendiri.
 Spesimen harus bebas dari feses
 Diperlukan urine segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila
tidak dapat diperiksa dengan segera, urine harus dimasukan
dalam lemari es.
b) URINE TENGAH (clean-catch or midstream
urin specimen) merupakan cara pengambilan
spesiman untuk pemeriksaan kultur urine yaitu
untuk mengetahui mikroorganisme yang
menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun
ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di
permukaan kulit, namun pengambilan dengan
menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi. Perlu mekanisme khusus
agar spesimen yang didapat tidak
terkontaminasi.
c) Urine Tampung Adalah pemeriksaan urin yang
memerlukan seluruh produksi urin yang
dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu,
rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam.
 Urin tampung disimpan di lemari pendingin atau
diberi preservatif (zat aktif tertentu)
Tujuan:
 mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah

 perubahan/kerusakan struktur urin.

 Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu


dipindahkan segera ke penampungan yang lebih
besar.
Beberapa Pemeriksaan Menggunakan Spesimen Urin
1. Asam Urat
Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia
dengan diet tinggi purin, ulseratif kolitis dan lain-lain, urin yang
dibutuhkan tampungan urin 24 jam.
2. Bilirubin
Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar., urine
yang dibutukan sekitar 5 tetes.
3. Human Chorionic Gonatropin
Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi
oleh plasenta, dalam pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa
cairan 8-12 jam, urine 24 jam yang diperlukan sekitar 60 ml.
4. Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urine
o Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi berat.
o Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.
o Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
o Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan penilai
adanya ovulasi.
2. Spesimen Feces
Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
 Melihat ada tidaknya darah.

 Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna

 Mendeteksi telur cacing dan parasit..

 Mendeteksi virus dan bakteri.

Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu


mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
 Defekasi pada bedpan yang bersih

 Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi


dengan urin atau darah menstruasi
 Jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan
setelah defekasi karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan
3. Spesimen Sputum
Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-
paru, bronkus dan trakea. Individu yang sehat tidak
memproduksi sputum. Klien perlu batuk untuk memdorong
sputum dari paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan
mengeluarkan ke wadah penampung.

 Pemeriksaan sputum dilakukan untuk:


1. kultur (menentukan jenis mikroorganisme) dan tes
sensitivitas terhadap obat
2. untuk sitologi dalam mengidentifikasi asal, struktur, fungsi
dan patologi sel. Spesimen untuk sitologi
(mengidentifikasi kanker paru-paru dan jenis selnya)
seringkali dilakukan secara serial 3 kali dari sputum yang
diambil di pagi hari.
3. pemeriksaan bakteri tahan asam.
4. menilai keberhasilan terapi.
4. Spesimen Darah
 Tujuan e) Alkohol 70%
mendapatkan spesimen darah 2. Wadah Spesimen
vena tanpa anti koagulan yang a) Untuk darah vena,
memenuhi persyaratan untuk memerlukan wadah/botol
pemeriksaan kimia klinik dan terbuat kaca, atau tetap di
imunoserologi dalam spuit.
b) Untuk darah kapiler tidak
1. Alat Dan Bahan memerlukan wadah.
a) Spuit/disposible syringe c) Wadah dapat berukuran kecil
b) Blood lancet atau ukuran volume 5 ml.
c) Karet pengikat 3. Bahan Anti Koagulan
lengan/torniquet
d) Kapas
4. Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen
Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah,
yaitu :
a) Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler).
Digunakan apabila mengambil darah dalam
jumlah sedikit atau tetesan (dipakai untuk
screning test).
b) Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan
apabila mengambil darah dalam jumlah agak
banyak, misalnya : 1 s/d 10 ml.
Cara pengambilan darah vena:
(1) Ikat lengan atas dengan menggunakan karet
pengikat/torniquet, kemudian tangan dikepalkan.
(2) Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan
kapas berakohol 70%.
(3) Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o
dengan lengan.
(4) Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit
menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-
lahan hingga volume yang diinginkan.
(5) Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian
tempelkan kapas beralkohol pada ujung jarum yang menempel
dikulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
(6) Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian
lengan ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
(7) Pindahkan darah dari disposibel syringe ke
wadah berisi anti koagulan yang disediakan,
kemudian digoyang secara perlahan agar
bercampur.
(8) Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah
darah dihisap kemudian dengan spuit yang sama
dihisap pengawet/anti koagulan.
Darah Kapiler
Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga
untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak
kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki.Tempat yang dipilih
tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah.
Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :

(1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas beralkohol


70% dan biarkan sampai kering.
(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan
tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari tusukkan
dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak
boleh sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya pada anak daun
telinga tusukan pinggirnya dan jangan sisinya sampai darah keluar.
(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan
kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.

Anda mungkin juga menyukai