Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BUDGETING DAN FINANSIAL MANAJEMEN

Oleh

MOHAMMAD AMIN

LA ODE MASNURLIN

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN


PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Financial Management (Manajemen Keuangan) adalah
merupakan bagian terpenting dari manajemen internal pemerintah.
Setiap aktivitas pemerintah membutuhkan uang dalam rangka
mendukung perjalanan Aktivitas itu. Efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan sagat ditentukan oleh bagaimana pemerintah mncari
sumber pendapatan dan bagaimana pemerintah menggunakan
pendapatan untuk mebiayai aktivitas-aktivitas yang ditetapkan. Oleh
karenanya walaupun manajemen keuangan biasanya mencakup juga
aktivitas utama institusi publik sesungguhnya adalah pengelolaan
anggaran belanja pemerintah (government Budget)
Memperoleh dan membelanjakan uang adalah bukan merupakan
persoalan yang hanya menyangut operasional teknis administratif,
melainkan juga mencakup sistem pengelolaan keuangan yang
berpengaruh pada sistem pemerintahan secara keseluruhan.
Penyusunan dan penggunaan anggaran menentukan corak dan
keberadaan aktivitas pemerintah, serta menunjukan siapa yang
menjadi pihak yang dominan (baik secara politis maupun finansial)
dalam mendapat keuntungan dari anggaran itu. Tepatlah ungkapan
Domenici bahwa “Budgeting Governing” ( Patashnik,2000:65) Seiring
dengan perbaikan pelayanan publik, dan efisiensi maka anggaran
menjadi arena ‘battleground of political game’ yang dimainkan oleh
departemen, dinas dan instansi pemerintah serta dimoderatori oleh
permintaan dan tekanan politik para politisi (Hughes, 1998 :169)
Pada saat sekarang manajemen keuangan dalam sektor publik
dibanyak Negara telah dikaitkan dengan manajemen personal dan juga
hasil kinerja. Anggaran tidak semata-mata digunakan dalam kegiatan
rutin atau dihabiskan dalam proyek-proyek yang bersifat repetitif,
melainkan harus digunakan dalam rangka pencapaian tujuan yang
spesifik dan terarah.
Dalam konteks akuntanbilitas, penggunaan anggaran juga harus
dipertanggungjawabkan tidak hanya dalam konteks pemenuhan
terhadap ketentuan akuntansi, melainkan juga dalam konteks
pemenuhan perbaikan kesejahteraan rakyat secara rill. Inisiatif
semacam ini dimulai di inggris yang pada masa Margaret Thatcher
yang pada tahun 1982 membuat skema Financial Management Initiativ
(FMI) dan kemudian diikuti oleh Negara lain seperti Australia yang
membuat Finacial Management Improvement Programe (FMIP). Mulai
pertangahan tahun1990an, banyak Negara juga menggunakan metode
Participatory budgeting (PB) untuk memastikan terpenuhinya hak-hak
publik turut serta dalam menentukan arah kebijakan finansial Negara.

B. Rumusan Masalah
Dalam suatu proses perencanaan, penganggaran (budgeting) menjadi
satu unsur penting dalam upaya suksesnya sebuah organisasi
mencapai tujuannya berdasarkan capaian kegiatan yang terlaksana.

Dengan demikian, bisa diketahui pengertian dan konsep, tujuan,


ruang lingkup, fungsi, manfaat dan tujuan serta tipe dari
penganggaran (budgeting).

C. Maksud dan Tujuan


Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses perencanaan suatu
organisasi maka perlu dipelajari dan dijelaskan tentang pengertian dan
konsep, tujuan, ruang lingkup, fungsi, manfaat dan tujuan serta tipe
dari penganggaran (budgeting) itu sendiri.

Dengan diketahuinya berbagai hal yang terkait dengan sebuah


penganggaran (budgeting), maka suatu organisasi dapat
memperhitungkan dengan matang proses pencapaian tujuan dari
organisasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Penganggaran (Budgeting)


Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan
sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran
menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan
untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai
dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai
tujuan tersebut.

Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja


yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun.

Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun


berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan
dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh
manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan
membawa suatu organisasi kepada kondisi tertentu yang diinginkan
dengan sumber daya yang ditentukan.

Konsep penganggaran mempunyai beraneka ragam pengertian dari


beberapa pendapat, namun masing-masing pendapat tersebut tetap
mempunyai inti pengertian yang sama. Penganggaran dalam pengertian
umum diartikan sebagai satu rencana kerja yang dinyatakan dengan
angka dan deskripsi kegiatan serta memiliki jangka waktu tertentu dalam
upaya suatu organisasi mencapai tujuannya.

Sementara itu proses penyusunan anggaran dalam sektor publik


umumnya disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi.
Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang No 25 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian direvisi
menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dan lahirlah 3 paket per Undang-
Undang, yaitu Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang keuangan
Negara, Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dan Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara, Undang-Undang sistem
perencanaan Pembangunan Nasional yang telah membuat perubahan
mendasar dalam penyelenggaraan Pemerintahan serta pengaturan
keuangan, khususnya Perencanaan Anggaran Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Pusat.

B. Fungsi Penganggaran (Budgeting)


Secara ruang lingkup umum, peranan penganggaran pada suatu
organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga
sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan
yang telah ditetapkan.

1. Fungi Perencanaan
Perencanaan (Budgeting) merupakan salah satu fungsi manajemen dan
fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini
merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Winardi memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai


"Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang
akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-
aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang
diinginkan".

Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum oraganisasi melakukan


operasinya, manajemen harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-
kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan
dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana
melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan
dapat terlaksana dengan baik.

2. Fungsi Pengawasan
Penganggaran (Budgeting) merupakan salah satu cara mengadakan
pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha
yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat
dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja
dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan
membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat
ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja
dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu
bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan nemperbaiki
kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu
mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman
atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk
menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.

3. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari
setiap individu atau bagian dalam organisasi untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya
koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan
keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan


rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam organisasi, sehingga
rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Untuk itu
anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang
ada dalam organisasi, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara
satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik dengan
memperhitungkan estimasi pencapaian tujuan organisasi tersebut.

4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja


Penganggaran (Budgeting) merupakan suatu rencana kerja yang disusun
sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan
anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada
masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi
setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

Tujuan yang paling utama dari anggaran adalah untuk pengawasan luar,
yaitu untuk membatasi sumber-sumber daya keseluruhan yang tersedia
untuk suatu instansi dan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi
hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-
undang.

Sedangkan menurut Mardiasmo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi


Sektor Publik” (2002:63) penganggaran (budgeting) dalam ruang lingkup
organisasi sektor publik mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Alat perencanaan (planning tool)
Penganggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah
tersebut.
2. Alat pengendalian (control tool)
Sebagai alat pengendalian, penganggaran memberikan rencana detail atas
pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
3. Alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Penganggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Alat politik (political tool)
Penganggaran sebagai alat politik digunakan untuk memutuskan
prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan tehadap prioritas tersebut.
5. Alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool)
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam
pemerintah. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu
mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organiasasi.
6. Alat penilaian kinerja (performance measurenment tool)
Penganggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif)
kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai
berdasarkanpencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran.
7. Alat motivasi (motivation tool)
Penganggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer
dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, fan efisien dalam
mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8. Alat menciptakan ruang publik (public sphere)
Penganggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi
kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

Sedangkan menurut Sonny Sumarsono dalam bukunya “Manajemen


Keuangan Pemerintahan” (2010:79-80) penganggaran (budgeting) dalam
ruang lingkup organisasi negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi otorimsasi
Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapapatan dan belanja pada tahun bersangkutan.
Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan
telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-
rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut.
Fungsi pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
3. Fungsi alokasi
Anggaran negara harus diarhkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.
4. Fungsi distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatuhan.
5. Fungsi stabilisasi
Anggaran menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.

C. Manfaat Penganggaran (Budgeting)


Menurut Marconi dan Siegel (1983) dalam Hehanusa (2003, p.406-407)
manfaat penganggaran (budgeting) adalah :
1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran
mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan
dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan
datang.
2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya
yang dimiliki Karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas
perusahaan.
3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam
organisasi maupun dengan manajemen puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang
sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang
harus diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi setiap individu sebagai
bagian dari organisasi untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan
efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan
dengan tujuan individu.

D. Tipe Penganggaran (Budgeting)


Dalam sebuah proses perencanaan, penganggaran (budgeting) memiliki
beberapa tipe, diantaranya :
1. Ceiling Budget
Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan dinamakan
Ceiling Budget. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara
langsung dengan cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui
peraturan penggunaan/pemberian, atau secara tidak langsung dengan
cara membatasi penghasilan instansi pada sumber yang diketahui dan
jumlah yang terbatas.
2. A Line-Item Budget
Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis-jenis
tertentu, juga digunakan untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan
keseluruhan jumlah totalnya.
3. Performance and Program Budgets
Tipe ini berguna untuk menspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-
program berdasarkan mana dana digunakan, dan dengan cara demikian
membantu dalam evaluasinya. Dengan cara memisahkan pengeluaran-
pengeluaran berdasarkan fungsi (seperti kesehatan atau keamanan public)
atau berdasarkan jenis pengeluaran (seperti kepegawaian dan peralatan)
atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak kekayaan atau biaya-
biaya pemakaian (user fees), para administrator dan para anggota legislatif
bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-
transaksi keuangan, untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam
maupun pengawasan dari luar.

E. Tujuan Penganggaran (Budgeting)


Penganggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam
menyusun rencana kegiatan, karena dalam proses penganggaran dapat
dilakukan upaya-upaya untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi
hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-
undang.
Menurut M. Nafarin dalam buku “Penganggaran Perusahaan” (2004:15)
menyatakan bahwa tujuan penganggaran (budgeting) adalah:
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5. Menyempurkan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran
lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.

F. Metode Penyusunan Penganggaran (Budgeting)


Menurut Sofyan Harahap (2000:89-91) ada tiga metode dalam penyusunan
anggaran biasanya di gunakan oleh suatu organisasi, yaitu:
1. Top down budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan oleh
organisasi atau perusahaan yang di mulai dari pimpinan perusahaan
kepada bawahannya.
2. Bottom up budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu
perusahaan yang dimulai dari bawahan kepada atasannya atau
pimpinan perusahaan
3. Gabungan adalah metode anggaran yang di laksanakan suatu
perusahaan dengan menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu
metode top down dan bottom up budgeting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dalam penyusunan


anggaran biasanya dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan yang
dimulai dari pimpinan perusahaan kepada bawahan, bawahan kepada
pimpinan perusahaan dan pengabungan antara dua metode tersebut.
BAB III
PENUTUP

Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, kita bisa mengambil satu


kesimpulan bahwa salah satu bagian penting dalam proses perencanaan
adalah penganggaran (budgeting). Penganggaran menjadi salah satu kunci
kesuksesan sebuah perencanaan kegiatan dari sebuah organisasi dalam
masa waktu tertentu.

Penganggaran merupakan pencatatan rencana kegiatan sebuah organisasi


secara terperinci dalam satu masa waktu baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang yang mencakup kegiatan-kegiatan operasional
suatu organisasi dimana masing-masing kegiatan tersebut saling
berkaitan. Pencatatan rencana tersebut tentunya dengan
memperhitungkan estimasi pencapaian tujuan organisasi. Perhitungan
yang dilakukan secara terperinci, terstruktur dan sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan operasional suatu organisasi berdasarkan tahapan-
tahapan kegiatan, kuantitas yang dibutuhkan, ketersediaan sumber daya
(resources), satuan hitung, dan akumulasi keseluruhan yang dinyatakan
dengan angka dan deskripsi kegiatan serta memiliki jangka waktu
tertentu.

Dengan adanya penganggaran, maka suatu organisasi dapat menentukan


proses perencanaan secara berkala berdasarkan estimasi capaian tujuan
dan pada pelaksanaannya juga bisa dilakukan monitoring serta evaluasi
dengan memperhatikan indikator pencapaian sebagaimana tersebut
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri,Budgeting Peranggaran Perencanaan, Jakarta,


2001
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta, 2002.

Munandar, M., Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,


Pengawasan Kerja, Jakarta, 2001.
Sumarsono, Sonny, Manajemen Keuangan Pemerintahan, Jakarta, 2010.

Siegel and Marconi, Behavioral Accounting, South Western Publishinc


Company, 1989
www.google.com/ jbptunikompp-gdl-nuckysnovi-26184-5-unikom_n-i

http://cafe-ekonomi.blogspot.co.id/2009/08/penganggaran-budgeting

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-
manfaat

Anda mungkin juga menyukai