Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.

Visi Indonesia sehat tahun 2010 pembangunan kesehatan masyarakat

bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan

dengan perilaku yang sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik

Indonesia.Sedangkan Misi indonesia sehat adalah mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat,salah satunya adalah prilaku hidup sehat dan

lingkungan sehat (DEPKES RI, 2009).

Kebiasaan hidup keluarga indonesia masih jauh dari sebutan

sehat,dikarenakan derajat kesehatan masyarakat yang rendah,faktor yang

berperan dalam menentukaan derajat kesehatan adalah faktor

lingkungan,perilaku,pelayanan kesehatan,dan keturunan.tapi yang paling

berferan adalah faktor perilaku dan lingkungan (Notoadmodjo, 2009).

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

852 Menkes/SK/IX/2008 ditetapkan sebuah strategi nasional Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat yang didalamnya mempunyai 5 (Lima) Pilar,dimana


Pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan.Pada tahun 2011

tepatnya bulan mai program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mulai

dikenalkan di-Kabupaten Bulungan dilauncing oleh Wakil Bupati Bulungan

Drs Liet Ingai M.Si yang dimotori oleh Dinas Kesehatan Bulungan dan diikuti

Camat se-Kabupaten Bulungan,padasaat itu juga diberikan penghargaan

kepada Camat peso dalam keberhasilan meng-ODF kan 10 Desa yang telah

diverifikasi oleh Dinas Kesehatan,hal ini kemudian diikuti penandatanganan

“Deklarasi Sanitasi Masyarakat Kab. Bulungan” kesepakatan seluruh Camat

untuk melaksanakan STBM dan menjadikan wilayahnya terbebas buang air

besar sembarangan / Ofen Devication Free. Kegiatan dilanjutkan dengan

Workshop dan pelatihan Faasilitator STBM dengan narasumber dari

sekertaris STBM pusat.workshop ini diikuti oleh seluruh Camat, Kepala

Puskesmas, Sanitarian Puskesmas, Promkes, Forum Kabupaten Sehat, lintas

sektor terkait serta tokoh masyarakat.

Berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan dari tahun 2008 s/d

2012 menunjukkan bahwa tingginya angka penyakit Diare diwilayah kerja

puskesmas perawatan tanjung palas utara disebabkan karena faktor perilaku

(perilaku mengkonsumsi air tanpa proses pengolahan yg benar dan

sanitair,membuang air besar disembarang tempat Kebun,Pekarangan,dan

Sungai) serta kesadaran tentang prilaku hidup bersih dan sehat masih

kurang. mengingat Provinsi Kalimantan Utara adalah provinsi termuda yang

berada diperbatasan Negara tetangga Malaysia sehingga budaya adat istiaadat

yang masih terlalu kental sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam


memberi masukan dan arahan menyangkut pola fikir dan perubahan perilaku

dalam peningkatan derajat kesehatan selain itu pula keterbatasan dana juga

menjadi kendala yang paling mendasar karna tanpa bantuan dan dukungan

dari pemerintah setempat tentu sangatlah sulit untuk memunculkan tehnologi

inovasi menyangkut sarana sanitasi.

Pada masa yang datang Pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang

berkesadaran lingkungan,( dari masyarakat untuk masyarakat ) sementara

pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan

harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu

atau tahu bersikap yang semestinya),Masa datang kita dihadapkan dengan

penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan

profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.di

samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya

Teknologi Kesehatan Lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada

metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan

oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur

juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti ingin meneliti tentang

gambaran partisipasi masyarakat dalam keberhasilan pencapaian Kecamatan

ODF Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan Provinsi

Kalimantan Utara.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,maka dapat dirumuskan

yang menjadi rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Saat ini akses sanitasi masih belum memadai. Sementara prasarana dan

sarana yang terbangun banyak yang tidak berfungsi atau tidak memenuhi

persyaratan.

2. Sanitasi merupakan kebutuhan dasar. Sebagai konsekuensinya,

pemerintah harus mendorong terpenuhinya kebutuhan tersebut.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup

bersih & sehat (PHBS) dan sanitasi.

4. Rendahnya kesadaran dan komitmen pemerintah daerah mengenai

pentingnya pembangunan sanitasi

5. Belum tersedianya pendekatan pembangunan sanitasi pedesaan yang

sistematis

6. Terbatasnya pilihan teknologi sanitasi berbasis masyarakat, khususnya di

daerah sulit (rawa, cadas, dan pesisir pantai).

7. Terbatasnya akses masyarakat terhadap supply sanitasi.

8. Terbatasnya pendanaan pemerintah.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran partisipasi masyarakat dalam keberhasilan

pencapaian kecamatan ODF Kecamatan Tanjung Palas Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui Jumlah Sarana Jamban yang ada dan Jumlah yang belum

memiliki jamban dari 6 desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas

Utara.

b. Diketahui Jumlah Sarana Jamban berdasarkan jenis atau Type nya

dari 6 desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas Utara.

c. Diketahui Bentuk Partisipasi masyarakat dalam mengsukseskan 6

Desa yang terbebas dari buang air besar sembarangan ( ODF ).

d. Diketahui bentuk partisipasi Lintas Sektor dalam pencapaian

kecamatan ODF.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu kesehatan Lingkungan serta merupakan masukan

dan informasi yang berharga bagi profesi petugas kesehatan lingkungan

dan pendidikan kesehatan lingkungan pada umumnya dan secara khusus

sebagai acuan dalam pencapaian desa ODF.

2. Secara Praktis
a. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi

sanitarian terutama dalam pengembangan program pendidikan

kesehatan khususnya kesehatan lingkungan

b. Dinas kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat

meningkatkan sarana kesehatan lingkungan terutama jamban keluarga.

c. Institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan serta dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan

penelitian lanjut.

d. Kepala keluarga (KK)

Agar kepala keluarga dan anggota keluarga bisa menerapkan

dalam keseharian menggunakan jamban sehat sebagai sarana untuk

buang air besar

e. Peneliti

Peneliti sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu yang didapat

selama pendidikan dengan mengaplikasikannya pada kenyataan yang

ada dilapangan serta merupakan pengalaman dan menambah wawasan

dalam pembuatan karya tulis.


BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Anda mungkin juga menyukai