TINJAUAN PUSTAKA
Sumber : http://gizi.depkes.go.id
Asupan zat gizi yang tidak adekuat, terutama dari total energi, protein,
lemak dan zat gizi mikro, berhubungan dengan defisit pertumbuhan fisik di
anak pra sekolah (ACC/SCN, 2000). Berbagai eksperimen pemberian diet
energi rendah telah dilakukan, namun kebanyakan dari penelitian tersebut
dilakukan pada hewan untuk mengetahui relasi dari zat gizi terhadap
pertumbuhan. Perlakuan eksperimental pada tikus yang diberikan diet rendah
energi, membuat mereka berhenti tumbuh, namun pertumbuhannya dapat
berlanjut lagi saat asupan energi tercukupi (Sinclair, 1986).
Menurut hasil penelitian di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa
tingkat asupan energi kelompok anak normal hampir sebagian tercukupi,
sementara pada kelompok anak stunting masih rendah (Astari, Nasoetion, dan
Dwiriani, 2006). Analisis data RISKESDAS tahun 2010 yang dilakukan oleh
Fitri (2012) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara konsumsi
energi dengan kejadian stunting pada balita usia 12 – 59 bulan di Sumatera.
Pada penelitian di Kalimantan Barat dan Maluku, diperoleh hasil bahwa
konsumsi energi berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (Damanik,
Ekayanti, & Hariyadi, 2010 dan Asrar, Hadi, & Boediman, 2009).
Sumber : http://gizi.depkes.go.id
Peningkatan keparahan
dan durasi penyakit
Gambar 2.1 Siklus Infeksi-Malnutrisi
Sumber: Tomkins & Watson 1989
Tabel 2.4 Ringkasan Interaksi antara Malnutrisi dan Penyakit Infeksi Utama
Penyakit Dampak malnutrisi pada Dampak penyakit infeksi
penyakit pada status gizi
Diare atau Disentri - Peningkatan durasi - Malabsorbsi
- Peningkatan - Penurunan nafsu
keparahan makan
- Peningkatan risiko
kematian
ISPA - Peningkatan - Penurunan nafsu
keparahan makan
- Peningkatan risiko - Peningkatan laju
kematian metabolisme dalam
kerusakan otot
Sumber: Tomkins & Watson 1989
Kegagalan
pertumbuhan
pada anak
Remaja
dengan
BBLR Kehamilan berat dan
usia muda tinggi
kurang
Perempuan
dewasa stunted