DISUSUN OLEH :
PEMANGKU
NO ISU KEGIATAN ADVOKASI
KEPENTINGAN
1 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Dukungan kebijakan
pengetahuan ibu Kepala Puskesmas, Pemerintah Daerah
tentang nutrisi lintas program dan terhadap dukungan
ibu hamil dengan lintas sektoral, program KIA
KEK kader posyandu, - Pendidikan kesehatan
LSM, PKK dan pelaksanaan
program POS Gizi serta
promosi Sayur Sehat
bekerja sama dengan
penjual sayur keliling
- Berkerja sama dengan
petani dalam
pengadaan sayuran
2 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Kebijakan tentang
pengetahuan ibu Kepala Puskesmas, sumber daya manusia
tentang penting- lintas program dan penyuluh kesehatan
nya IMD dan ASI lintas sektoral, masyarakat
eksklusif kader posyandu, - Partisipasi masyarakat
LSM dengan membentuk
Forum Multi
Stakeholder (FMS)
- Pembentukan Tim
Konselor ASI oleh
tenaga medis sebagai
alat monitoring dan
evaluasi kegiatan
- Pemberdayaan
masyarakat untuk
melakukan penyuluhan
pada tokoh masyarakat
tentang IMD dan ASI
eksklusif
3 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Peningkatan kebijakan
pengetahuan Kepala Puskesmas, tentang PHBS
masyarakat lintas program dan - Pembinaan pemilik
tentang akses air lintas sektoral, pabrik tentang
bersih dan LSM, PDAM, pengolahan limbah dan
pengolahan Pemilik pabrik tahu sanitasi oleh tenaga
limbah kesehatan lingkungan
- Pembuatan sumur bor
untuk sumber air bersih
dan jamban bersumber
dari dana desa dan
swadaya masyarakat
C. Berikan penilaian pada isu yang diangkat dengan kriteria isu pilihan dan
berikan rasional/alasan mengapa isu tersebut penting.
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi ibu hamil dengan KEK
N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi/mandat organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 16
Alasan :
a. Isu tentang ibu hamil dengan KEK sebesar 25% dapat
mempengaruhi banyak orang, mengingat dampak yang dialami
ibu hamil saat melahirkan dan keadaan bayi akibat KEK,
menjadikan tenaga medis dan juga masyarakat lebih sedar akan
pentingnya pemenuhan nutrisi selama ibu hamil sehingga di buat
program pencegahan KEK dengan POS Gizi agar dapat
mengatasi masalah di desa Sayang Bayi tersebut. Selain itu
keikutsertaan masyarakat seperti penjual sayur keliling dalam
promosi kesehatan juga menjadi salah satu cara pemberdayaan
masyarakat.
b. Isu dapat mempengaruhi program kesehatan, dimana dengan
pelaksanaan Program kesehatan yang telah dibuat bertujuan
agar isu/masalah ibu hamil dengan KEK yang ada di desa desa
Sayang Bayi dapat teratasi dan dapat menurunkan risiko AKI dan
AKB di Indonesia.
c. Isu dengan visi/mandat organisasi terdapat pada Dukungan
kebijakan Pemerintah Daerah terhadap dukungan program KIA,
dengan dilaksanakannya Pendidikan kesehatan dan pelaksanaan
program POS Gizi serta promosi Sayur Sehat yang
menyampaikan pentingnya sayuran kepada ibu hamil dan
masyarakat dengan tujuan menurunkan kejadian ibu hamil
dengan KEK.
d. Pembangunan berwawasan pada isu/masalah ini adalah dengan
diberikan penkes kepada ibu hamil dan masyarakat akan
pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan
cara pencegahan KEK ibu hamil. Serta memanfaatkan potensi
masyarakat setempat dengan hasil pertanian sebagai wadah
promosi guna menunjang peningkatan hasil jual dan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat setempat.
e. Pertanggungjawaban intervensi advokasi pada isu ini adalah
terlaksananya program POS Gizi dan promosi Sayur Sehat yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bekerja sama dengan kader
hingga masyarakat dengan dukungan para pemangku
kepentingan demi menciptakan masyarakat desa Sayang Bayi
yang sehat dan ibu hamil yang bebas dari KEK.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku kepentingan
terdapat pada keikutsertaan pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan program POS Gizi dan promosi Sayur Sehat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat dalam promosi kesehatan.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya IMD dan ASI
eksklusif
N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi /mandate organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 16
Alasan :
a. Dengan ibu dan keluarga mengetahui manfaat dari pemberian
IMD dan ASI eksklusif serta dampat yang ditimbulkan dari bayi
maka akan mempengaruhi dan dapat mengajak ibu agar
menyusui bayinya.
b. Masalah rendahnya pemberian IMD dan ASI eksklusif diharapkan
dapat diatasi dengan pelaksanaan program kesehatan dan
dengan dibentuknya FMS dan Konselor ASI.
c. Misi/mandate yang ada di program ini adalah pembentukan FMS
dan Konselor ASI dalam mengatasi masalah rendahnya
pemberian IMD dan ASI eksklusif di desa Sayang Bayi.
d. Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan kesehatan
terdapat dalam pemberian penkes tentang pentingnya IMD dan
ASI eksklusif bagi bayi.
e. Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi advokasi
dengan pelaksanaan pembentukan FMS dan Konselor ASI.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/pemangku kepentingan
terdapat pada dukungan dari Kadis kesehatan hingga LSM dalam
pelaksanaan program pembentukan FMS dan Konselor ASI.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akses air bersih dan
pengolahan limbah
N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi/mandat organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 17
Alasan :
a. Isu dapat mempengaruhi banyak orang, air bersih merupakan
faktor yang sangat vital bagi kehidupan, apabila air bersih sulit
didapatkan karena telah tercemar limbah pabrik akan menjadi
masalah bagi banyak orang. Maka dalam rangka mengatasi
masalah tersebut masyarakat tergerak untuk bekerja sama
dengan beberapa instansi agar dapat melaksanakan program
seperti peningkatan kebijakan tentang PHBS, Pembinaan tentang
pengolahan limbah dan sanitasi serta pembuatan sumur bor dan
jamban yang bersumber dari dana desa/atau dari swadaya
masyarakat.
b. Isu yang mempengaruhi terhadap program kesehatan, terdapat
pada pelaksanaan program kesehatan seperti program
pembinaan pengolahan limbah dan sanitasi, pembuatan sumur
bor dan jamban yang dilaksanakan untuk mengatasi isu/masalah
susahnya mendapat air bersih di Desa Sayang Bayi.
c. Isu dengan misi/mandat organisasi tercermin pada peningkatan
kebijakan tentang PHBS di desa Sayang Bayi oleh petugas
kesehatan dengan dukungan dari berbagai lintas sektor dalam
mengatasi masalah yang ada didesa tersebut.
d. Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan kesehatan
tercermin pada pembinaan pemilik pabrik tentang pengolahan
limbah dan sanitasi yang benar oleh tenaga kesehatan
lingkungan sehingga tidak akan mencemari lingkungan dan
sungai lagi.
e. Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi advokasi,
advokasi tercermin pada dukungan bantuan dana desa serta
swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program pembuatan
sumur bor dan jamban yang dapat digunakan oleh warga desa
Sayang Bayi sebagai sarana air bersih dan sanitasi.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/pemangku kepentingan,
adanya masalah akses air bersih yang telah tercemar air limbah
pabrik tahu, maka menggerakkan pemangku kepentingan untuk
lebih menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan. Dengan bantuan dan dukungan pemangku
kepentingan serta masyarkat maka masalah sanitasi dan
lingkungan yang ada di Desa Sayang Bayi dapat teratasi.
B. Analisa Masalah
1. Jumlah Ibu Hamil KEK di desa Sayang Bayi sebesar 25%
2. Masyarakat masih banyak yang belum mengerti tentang gizi ibu
hamil
3. Masyarakat masih mempercayai mitos dan anggapan dari para
tokoh masarakat daerah.
Hal-hal yang tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari
Dinas Kesehatan dan Puskesmas Sayang Ibu dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
C. Prioritas Masalah
1. Faktor Pendorong (kekuatan)
a. UU 36 th 2009 tentang; kesehatan Pasal 48 (peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit) merupakan salah satu
dari 18 upaya kesehatan sehingga UU tersebut dapat menjadi
dasar hukum untuk melakukan kegiatan advokasi penyuluhan
pada ibu hamil KEK.
b. Adanya dasar hukum untuk pedoman pelaksanaan pelayanan
gizi di masyarakat.
c. Terdapat program Pemberdayaan Masyarakat dalam
kemandirian hidup sehat ini yang akan membantu
mempercepat penurunan angka kejadian KEK Ibu Hamil
2. Faktor Penghambat (kelemahan)
a. Membutuhkan waktu untuk pendataan ibu hamil KEK
b. Sebagian partisipasai masyarakat kurang tentang kesehatan.
3. Peluang
a. Ada kegiatan paguyuban bagi ibu kader sehingga
mempercepat koordinasi kegiatan
b. Pemberdayaan masyarakat tentang penanganan masalah ibu
hamil yang KEK
4. Ancaman
Tokoh agama, petani dan pengusaha tahu enggan untuk
melakukan penyuluhan ke ibu hamil yang KEK
D. Pesan Advokasi
1. Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada Ibu hamil
akan menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi yang
dinamakan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ambang batas LILA
dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Kondisi KEK
pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan
anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi
dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur dan
kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Tidak jarang kondisi KEK
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan,
partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian
utama ibu (Sirojudin, 2007).
2. Gizi Pada Ibu Hamil
Kebutuhan energy yang diperlukan setiap hari selama
kehamilan kurang lebih 300 kalori. Untuka energi yang ada
dalam protein kira-kira sebanyak 5180 kkal, lemak 36.337 kkal.
Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan energy sebanyak
26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah energy terikat
dalam makanan menjadi energy yang bisa di metabolisir.
E. Tujuan Penyuluhan
Tujuan Penyuluhan pada tokoh agama, petani dan pengusaha
tahu tentang masalah ibu hamil dengan KEK adalah memberikan
edukasi seputar masalah ibu hamil agar dapat disampaikan secara
langsung oleh ibu hamil yang mendaeita KEK. Manfaat utama
khususnya untuk kesehatan janin mengingat pentingnya 1000 Hari
Pertama Kehidupan anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal
F. Materi Advokasi
E. Buatlah program kemitraan pada tokoh potensial sesuai SDM yang ada
didesa, isu yang diangkat dalam kemitraan tidak boleh sama, dalam
menyusun rencana kemitraan bersama aspek yang di bahas adalah:
1. penjajakan yang mencakup identifikasi jenis dan potensi/peran mitra
: Kemitraan petugas kesehatan dengan kader, petani dan tukang
sayur dalam pengadaan sayuran memanfaatkan potensi masyarakat
setempat dengan hasil pertanian sebagai wadah promosi guna
menunjang peningkatan hasil jual dan peningkatan taraf kesehatan
masyarakat setempat.
Pedagang sayur dipilih sebagai agen promosi karena lebih dekat
dan interaksi dengan ibu hamil dan masyarakat sangat intens
sehingga lebih mudah dalam memberikan informasi seputar
kesehatan/nutrisi/sayuran yang baik untuk ibu hamil sehingga
menghindarkan ibu hamil mengalami KEK. Kemitraan juga dilakukan
dengan petani untuk menyediakan bahan sayuran segar yang bebas
dari pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi ibu hamil dan
masyarakat, juga sebagai penyedia barang yang akan di dagangkan
pedagang sayur keliling.
2. jenis kegiatan kemitraan yang akan dilakukan, peran mitra dalam
kegiatan tersebut, jadwal waktu :
Kegiatan kemitraan dengan petani yaitu penyediaan barang berupa
sayuran segar yang bebas pestisida yang akan dijual ke pedagang
sayur keliling. Kerja sama petugas kesehatan dengan petani dan
pedagang sayur keliling dalam melakukan promosi Sayur sehat
kepada masyarakat serta mengumpulkan atau sebagai agen dalam
mendapatkan informasi apabila ditemukan ciri ibu hamil dengan KEK
dan masalah kesehatan lainnya untuk segera melaporkan ke petugas
kesehatan atau puskesmas.
Hasil laporan akan direkap setiap bulan oleh pihak puskesmas.
Dan sebagai imbalan kemitraan petani dan pedagang sayur keliling
akan mendapatkan modal dan sponsor sebagai pedagang sayuran
sehat.
3. Menentukan indikator keberhasilan cara pemantauan dan penilaian
kegiatan kemitraan yang akan dilaksanakan :
a. Adanya kesepakatan tertulis tentang kemitraan antara petani dan
pedagang sayur keliling dengan petugas medis/puskesmas.
b. Jumlah konsumsi sayur di desa Sayang Bayi meningkat.
c. Ibu hamil KEK berkurang.
d. Evaluasi program berkesinambungan.
Nomor: 06-TF/Kerma/IV/2018
Pada hari ini, Kamis tanggal dua bulan Agustus, tahun dua ribu delapan
belas (2 Agustus 2018) bertempat di Kota Bandung, telah
ditandatangani perjanjian kerjasama antara :
Nama :
No KTP :
Alamat :
Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
Nama :
No KTP :
Alamat :
Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA adalah pribadi yang bermaksud untuk berinvesstasi
kepada PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA adalah petani dan pedagang
Tomat dan Sayuran yang mempunyai jaringan pemasok dan pembeli.
PIHAK KEDUA mempunyai merk dagang Totomato Farm.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini mengikat suatu
perjanjian kerjasama dengan kondisi sebagai berikut:
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini adalah PARA PIHAK sepakat
untuk melakukan kerjasama usaha trading tomat dan sayuran lainnnya
PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan permodalan
untuk pemasaran Tomat dan sayuran lainnya
Halaman 1 dari 4
PASAL 3
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini adalah:
1. PARA PIHAK sepakat bahwa dalam kerjasama ini membagi
kewajiban, dimana PIHAK PERTAMA menyediakan permodalan
sebesar 25..000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
2. Dan PIHAK KEDUA akan mengoptimalkan kemampuan, pengalaman
dan jaringan usaha
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA berkewajiban:
Menyediakan dana sebesar 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah) untuk pengelolaan usaha.
Memberikan kewenangan kepada pihak kedua untuk mengatur
pembiayaan budidaya dan pemasaran tomat dan sayuran lainnya.
PIHAK PERTAMA berhak :
Menerima bagi hasil setara 2,5 % (dua koma lima persen) dari total
modal yaitu sebesar Rp 625.000,00 (enam ratus dua puluh lima ribu
rupiah) setiap bulan.
PIHAK KEDUA berkewajiban :
Melakukan pengelolaan pemasaran tomat dan sayuran lainnya
Mentransfer bagi hasil kepada PIHAK PERTAMA setiap
tanggal 5, yang dimulai sejak tanggal 5 Januari 2019 sampai
perjanjian ini berakhir.
Mengembalikan total modal dari PIHAK PERTAMA (Rp
25.000.000,00) pada saat perjanjian ini berakhir
PIHAK KEDUA berhak :
Mendapat kewenangan untuk mengatur biaya operasional.
Menerima keuntungan dari pengelolaan budidaya tomat dan
sayuran lainnya
PASAL 5
PELAKSANAAN
Dana disiapkan PIHAK PERTAMA
Dana dikeluarkan sesuai dengan keperluan PIHAK KEDUA untuk
pemasaran dan biaya operasional lainnya
PASAL 6
BAGI HASIL
PIHAK PERTAMA mendapatkan bagi hasil sebesar 2,5 % dari total
modal.
PASAL 7
JANGKA WAKTU
Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun,
terhitung mulai tanggal 2 Desember 2018 sampai dengan tanggal 2
Desember 2020.
PASAL 8
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini berakhir bilamana :
1. Jangka waktu Perjanjian Kerjasama ini telah berakhir dan tidak
diperpanjang lagi.
2. Salah satu pihak tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam pasal-
pasal serta ayat-ayat Perjanjian Kerjasama ini.
3. Force Majeur yang menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya
kembali Perjanjian Kerjasama ini.
PASAL 9
PERSELISIHAN
1. Apabila dikemudian hari timbul perselisihan dalam pelaksanaan
Perjanjian Kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikan melalui jalan musyawarah dan mufakat.
PASAL 10
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan yang tidak tercantum dalam perjanjian harus
dicantumkan dalam perjanjian terpisah yang disepakati oleh PARA
PIHAK atas dasar niat baik.
2. Setiap addendum pada perjanjian ini harus dituangkan secara
tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini ditujukan bagi pihak-pihak yang tercantum dalam
perjanjian ini dan pihak lain yang ditujukan dan disepakati oleh
PARA PIHAK, serta tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa
kesepakatan PARA PIHAK.
4. PARAH PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan ini, kecuali bila
dinyatakan untuk dibuka berdasarkan hukum yang berlaku.
PASAL 11
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli masing-masing sama
bunyinya di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
2. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama
oleh PARA PIHAK.
Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini
akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan
bersama.
, 2018
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Saksi-saksi: