Anda di halaman 1dari 30

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“TUGAS TAKE HOME”

DISUSUN OLEH :

AULIA PUJI PRATIVI


P05140418003

DOSEN PEMBIMBNG : EPTI YORITA, SST. MPH

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG
T.A 2019/2020
TUGAS TAKE HOME
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Buatlah program advokasi pilihan untuk meningkatkan derajat


kesehatan di Desa Sayang Bayi dan mewujudkan desa siaga aktif
dengan 10 kriteria PHBS.
Jawaban :

NO PROGRAM PHBS PROGRAM ADVOKASI


11. Persalinan ditolong Bekerja sama dengan kegiatan PIS-
oleh tenaga kesehatan PK, kader dan dukun bersalin untuk
melakukan promosi tentang
pelayanan persalinan yang dilakukan
ke tenaga medis.
22. Memberi ASI ekslusif Pembentukan Tim Konselor ASI
sementara bekerja sama dengan
dokter puskesmas, petugas gizi, bidan
koordinator KIA, petugas gizi dan
petugas PHBS serta kader.
33. Menimbang bayi dan Bekerja sama dengan PKK dan kader
balita sebagai pendamping ibu dalam
pelaksanaan program Timbang Berat
Rutin Bayi dan Balita
44. Menggunakan air Berdiskusi serta bermusyawarah
bersih dengan pihak Perangkat Desa,
PDAM, Bina Desa, Petani, Pemilik
pabrik dan LSM sebagai pendamping
di dalam memperoleh dan mengatasi
masalah air bersih.
55. Mencuci tangan Bekerja sama dengan lintas sektoral,
dengan air bersih dan warga, bina desa, LSM, PDAM,
sabun pemilik pabrik tahu, kepala sekolah
sebagai pendamping dalam
pelaksanaan progam cuci tangan
dengan sabun untuk mengatasi
masalah diare.
66. Menggunakan jamban Peningkatan sarana sanitasi
sehat lingkungan berupa pengadaaan
jamban keluarga atau MCK di desa
Kepada Pemerintah Daerah, kader
kesehatan dan tokoh masyarakat,
Puskesmas sebagai perpanjang
tangan dari Dinas Kesehatan adanya
kerja sama para stakeholder dan
masyarakat serta petugas kesehatan
lingkungan dengan instansi lain
sebagai penggerak peran serta
masyarakat dalam menggunakan
jamban.
77. Memberantas jentik di Program Pemberantasan Sarang
rumah Nyamuk (PSN) dengan 3M plus
(mengurang, menutup dan mengubur
dan mengubur) dengan bentuk
kegiatan 1) Menaburkan bubuk
larvasida pada tempat penampungan
air yang sulit dibersihkan; 2)
Menggunakan obat nyamuk atau anti
nyamuk; 3) Menggunakan kelambu
saat tidur; 4) Memelihara ikan
pemangsa jentik nyamuk; 5)
Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6) Mengatur cahaya dan ventilasi
dalam rumah 7) Menghindari
kebiasaan menggantung pakaian di
dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk. Bekerja
sama dengan kader dan tokoh
masyarakat, lintas program, lintas
sektoral, karang taruna, PKK,
organisasi keagamaan serta LSM.
88. Makan buah dan sayur Swadaya masyarakat serta dana
setiap hari hibah melalui PKK dengan anggaran
desa sebagai dana stimulan
pembentukan Pos Gizi untuk
merangsang pemberdayaan
masyarakat. Berkerja sama dengan
petani sayuran dan tukang sayur
keliling sebagai agen promosi
konsumsi makan buah dan sayur
setiap hari.
99. Melakukan aktivitas Bekerja sama dengan kader lintas
fisik setiap hari sektoral, karang taruna, PKK, kepala
sekolah dan Perangkat desa dalam
pelaksanaan program aktivitas fisik 30
menit setiap hari berupa latihan fisik
harian, latihan fisik dan olahraga
1010. Tidak merokok di Kegiatan advokasi dilakukan dengan
dalam rumah beberapa sasaran Kegiatan advokasi
dilakukan dengan beberapa sasaran
kegiatan advokasi dilakukan dengan
beberapa sasaran pemerintahan desa,
sekolah, tokoh masyarakat dan tokoh
agama dalam pelaksanaan program
KTR (Kawasan Tanpa Rokok)

B. Setiap mahasiswa membuat 3 tema advokasi. Susunlah rencana


advokasi kedalam matriks advokasi.

PEMANGKU
NO ISU KEGIATAN ADVOKASI
KEPENTINGAN
1 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Dukungan kebijakan
pengetahuan ibu Kepala Puskesmas, Pemerintah Daerah
tentang nutrisi lintas program dan terhadap dukungan
ibu hamil dengan lintas sektoral, program KIA
KEK kader posyandu, - Pendidikan kesehatan
LSM, PKK dan pelaksanaan
program POS Gizi serta
promosi Sayur Sehat
bekerja sama dengan
penjual sayur keliling
- Berkerja sama dengan
petani dalam
pengadaan sayuran
2 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Kebijakan tentang
pengetahuan ibu Kepala Puskesmas, sumber daya manusia
tentang penting- lintas program dan penyuluh kesehatan
nya IMD dan ASI lintas sektoral, masyarakat
eksklusif kader posyandu, - Partisipasi masyarakat
LSM dengan membentuk
Forum Multi
Stakeholder (FMS)
- Pembentukan Tim
Konselor ASI oleh
tenaga medis sebagai
alat monitoring dan
evaluasi kegiatan
- Pemberdayaan
masyarakat untuk
melakukan penyuluhan
pada tokoh masyarakat
tentang IMD dan ASI
eksklusif
3 Kurangnya Kadis Kesehatan, - Peningkatan kebijakan
pengetahuan Kepala Puskesmas, tentang PHBS
masyarakat lintas program dan - Pembinaan pemilik
tentang akses air lintas sektoral, pabrik tentang
bersih dan LSM, PDAM, pengolahan limbah dan
pengolahan Pemilik pabrik tahu sanitasi oleh tenaga
limbah kesehatan lingkungan
- Pembuatan sumur bor
untuk sumber air bersih
dan jamban bersumber
dari dana desa dan
swadaya masyarakat

C. Berikan penilaian pada isu yang diangkat dengan kriteria isu pilihan dan
berikan rasional/alasan mengapa isu tersebut penting.
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi ibu hamil dengan KEK
N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi/mandat organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 16
Alasan :
a. Isu tentang ibu hamil dengan KEK sebesar 25% dapat
mempengaruhi banyak orang, mengingat dampak yang dialami
ibu hamil saat melahirkan dan keadaan bayi akibat KEK,
menjadikan tenaga medis dan juga masyarakat lebih sedar akan
pentingnya pemenuhan nutrisi selama ibu hamil sehingga di buat
program pencegahan KEK dengan POS Gizi agar dapat
mengatasi masalah di desa Sayang Bayi tersebut. Selain itu
keikutsertaan masyarakat seperti penjual sayur keliling dalam
promosi kesehatan juga menjadi salah satu cara pemberdayaan
masyarakat.
b. Isu dapat mempengaruhi program kesehatan, dimana dengan
pelaksanaan Program kesehatan yang telah dibuat bertujuan
agar isu/masalah ibu hamil dengan KEK yang ada di desa desa
Sayang Bayi dapat teratasi dan dapat menurunkan risiko AKI dan
AKB di Indonesia.
c. Isu dengan visi/mandat organisasi terdapat pada Dukungan
kebijakan Pemerintah Daerah terhadap dukungan program KIA,
dengan dilaksanakannya Pendidikan kesehatan dan pelaksanaan
program POS Gizi serta promosi Sayur Sehat yang
menyampaikan pentingnya sayuran kepada ibu hamil dan
masyarakat dengan tujuan menurunkan kejadian ibu hamil
dengan KEK.
d. Pembangunan berwawasan pada isu/masalah ini adalah dengan
diberikan penkes kepada ibu hamil dan masyarakat akan
pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan
cara pencegahan KEK ibu hamil. Serta memanfaatkan potensi
masyarakat setempat dengan hasil pertanian sebagai wadah
promosi guna menunjang peningkatan hasil jual dan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat setempat.
e. Pertanggungjawaban intervensi advokasi pada isu ini adalah
terlaksananya program POS Gizi dan promosi Sayur Sehat yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bekerja sama dengan kader
hingga masyarakat dengan dukungan para pemangku
kepentingan demi menciptakan masyarakat desa Sayang Bayi
yang sehat dan ibu hamil yang bebas dari KEK.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku kepentingan
terdapat pada keikutsertaan pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan program POS Gizi dan promosi Sayur Sehat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat dalam promosi kesehatan.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya IMD dan ASI
eksklusif

N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi /mandate organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 16
Alasan :
a. Dengan ibu dan keluarga mengetahui manfaat dari pemberian
IMD dan ASI eksklusif serta dampat yang ditimbulkan dari bayi
maka akan mempengaruhi dan dapat mengajak ibu agar
menyusui bayinya.
b. Masalah rendahnya pemberian IMD dan ASI eksklusif diharapkan
dapat diatasi dengan pelaksanaan program kesehatan dan
dengan dibentuknya FMS dan Konselor ASI.
c. Misi/mandate yang ada di program ini adalah pembentukan FMS
dan Konselor ASI dalam mengatasi masalah rendahnya
pemberian IMD dan ASI eksklusif di desa Sayang Bayi.
d. Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan kesehatan
terdapat dalam pemberian penkes tentang pentingnya IMD dan
ASI eksklusif bagi bayi.
e. Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi advokasi
dengan pelaksanaan pembentukan FMS dan Konselor ASI.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/pemangku kepentingan
terdapat pada dukungan dari Kadis kesehatan hingga LSM dalam
pelaksanaan program pembentukan FMS dan Konselor ASI.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akses air bersih dan
pengolahan limbah

N SKOR
KRITERIA UNTUK MEMILIH ISU
O 1 2 3
1 Isu yang mempengaruhi banyak orang √
2 Isu yang mempengaruhi terhadap program √
kesehatan
3 Isu dengan misi/mandat organisasi √
4 Isu dengan tujuan pembangunan √
berwawasan kesehatan
5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan √
intervensi advokasi
6 Isu dapat memobilisasi paramitra/ pemangku √
kepentingan
TOTAL NILAI 17

Alasan :
a. Isu dapat mempengaruhi banyak orang, air bersih merupakan
faktor yang sangat vital bagi kehidupan, apabila air bersih sulit
didapatkan karena telah tercemar limbah pabrik akan menjadi
masalah bagi banyak orang. Maka dalam rangka mengatasi
masalah tersebut masyarakat tergerak untuk bekerja sama
dengan beberapa instansi agar dapat melaksanakan program
seperti peningkatan kebijakan tentang PHBS, Pembinaan tentang
pengolahan limbah dan sanitasi serta pembuatan sumur bor dan
jamban yang bersumber dari dana desa/atau dari swadaya
masyarakat.
b. Isu yang mempengaruhi terhadap program kesehatan, terdapat
pada pelaksanaan program kesehatan seperti program
pembinaan pengolahan limbah dan sanitasi, pembuatan sumur
bor dan jamban yang dilaksanakan untuk mengatasi isu/masalah
susahnya mendapat air bersih di Desa Sayang Bayi.
c. Isu dengan misi/mandat organisasi tercermin pada peningkatan
kebijakan tentang PHBS di desa Sayang Bayi oleh petugas
kesehatan dengan dukungan dari berbagai lintas sektor dalam
mengatasi masalah yang ada didesa tersebut.
d. Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan kesehatan
tercermin pada pembinaan pemilik pabrik tentang pengolahan
limbah dan sanitasi yang benar oleh tenaga kesehatan
lingkungan sehingga tidak akan mencemari lingkungan dan
sungai lagi.
e. Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi advokasi,
advokasi tercermin pada dukungan bantuan dana desa serta
swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program pembuatan
sumur bor dan jamban yang dapat digunakan oleh warga desa
Sayang Bayi sebagai sarana air bersih dan sanitasi.
f. Isu dapat memobilisasi paramitra/pemangku kepentingan,
adanya masalah akses air bersih yang telah tercemar air limbah
pabrik tahu, maka menggerakkan pemangku kepentingan untuk
lebih menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan. Dengan bantuan dan dukungan pemangku
kepentingan serta masyarkat maka masalah sanitasi dan
lingkungan yang ada di Desa Sayang Bayi dapat teratasi.

D. Buatlah proposal singkat rencana advokasi yang memuat latar


belakang, tujuan, sasaran manfaat, strategi advokasi dan tahapan
advokasi serta indikator keberhasilan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu Hamil merupakan kelompok yang rawan terhadap
kekurangan gizi. Gizi kurang pada ibu hamil akan mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin yang berisiko kelahiran Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). Kekurang gizi dalam waktu yang lama pada ibu
hamil akan menyebabkan ibu hamil mengalami Kekurangan Energi
Kronik (KEK). Kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang
merupakan faktor kematian utama ibu (Nurmadinisia dalam
Sirojudin, 2012).
Menurut data Riskesdas tahun 2018 didapatkan hasil bahwa
prevalensi resiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%,
khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19
tahun) sebesar 38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-
24 tahun) sebesar 30,1%. (Kementerian kesehatan RI, 2013). Dari data
Puskesmas diketahui jumlah ibu hamil KEK di desa Sayang Bayi
sebesar 25%.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan gizi yang
terjadi pada kelompok ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) salah
satunya adalah memberikan edukasi kepada ibu hamil untuk
meningkatkan status gizinya. Pemberian edukasi tidak hanya dari
tenaga kesehatan puskesmas saja, tetapi seluruh masyarakat juga
turut andil untuk menangani kasus KEK pada ibu hamil, berbagai
tokoh yang sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi kepada
ibu hamil KEK dan keluarganya adalah bidan desa, kepala desa dan
imam, tokoh agama, petani dan pengusaha tahu. Hal ini yang
melatar belakangi akan dilakukan advokasi pada pemegang
kebijakan terkait dengan kesehatan di desa Sayang Bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Kesehatan dan
Kepala Puskesmas diwilayah kecamatan Sayang Ibu kabupaten
Sayang Keluarga untuk menetapkan SK (Surat Keputusan) untuk
mengadakan penyuluhan kepada para tokoh masyarakat dan
orang yang dipercaya di desa Sayang Bayi agar memberikan
himbauan gizi ibu hamil dengan KEK.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan keputusan dari Kepala Puskesmas serta Dinas
Kesehatan untuk dapat melaksanakan mengadakan
pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan Ibu hamil KEK
kepada para tokoh masyarakat.
b. Mendapatkan dana yang diharapkan untuk terlaksananya
pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan Ibu hamil KEK
kepada para tokoh masyarakat
c. Mendapatkan persetujuan untuk mengedarkan surat
keputusan untuk pemberdayaan masyarakat melalui
penyuluhan Ibu hamil KEK kepada para tokoh masyarakat
C. Sasaran
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sayang Keluarga
2. Kepala Puskesmas Kecamatan Sayang Ibu
3. Kepala Desa Sayang Bayi
BAB II
TAHAPAN ADVOKASI
A. Analisis Situasi
1. Prevalensi resiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar
24,2%. Besaran masalah resiko Kurang Energi Kronik (KEK) baik
pada WUS dan bumil lebih banyak ditemukan pada kelompok
usia remaja (15-19 tahun)
2. Ibu hamil KEK di desa Sayang Bayi sebesar 25%.

B. Analisa Masalah
1. Jumlah Ibu Hamil KEK di desa Sayang Bayi sebesar 25%
2. Masyarakat masih banyak yang belum mengerti tentang gizi ibu
hamil
3. Masyarakat masih mempercayai mitos dan anggapan dari para
tokoh masarakat daerah.
Hal-hal yang tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari
Dinas Kesehatan dan Puskesmas Sayang Ibu dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
C. Prioritas Masalah
1. Faktor Pendorong (kekuatan)
a. UU 36 th 2009 tentang; kesehatan Pasal 48 (peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit) merupakan salah satu
dari 18 upaya kesehatan sehingga UU tersebut dapat menjadi
dasar hukum untuk melakukan kegiatan advokasi penyuluhan
pada ibu hamil KEK.
b. Adanya dasar hukum untuk pedoman pelaksanaan pelayanan
gizi di masyarakat.
c. Terdapat program Pemberdayaan Masyarakat dalam
kemandirian hidup sehat ini yang akan membantu
mempercepat penurunan angka kejadian KEK Ibu Hamil
2. Faktor Penghambat (kelemahan)
a. Membutuhkan waktu untuk pendataan ibu hamil KEK
b. Sebagian partisipasai masyarakat kurang tentang kesehatan.

3. Peluang
a. Ada kegiatan paguyuban bagi ibu kader sehingga
mempercepat koordinasi kegiatan
b. Pemberdayaan masyarakat tentang penanganan masalah ibu
hamil yang KEK
4. Ancaman
Tokoh agama, petani dan pengusaha tahu enggan untuk
melakukan penyuluhan ke ibu hamil yang KEK
D. Pesan Advokasi
1. Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada Ibu hamil
akan menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi yang
dinamakan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ambang batas LILA
dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Kondisi KEK
pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan
anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi
dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur dan
kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Tidak jarang kondisi KEK
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan,
partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian
utama ibu (Sirojudin, 2007).
2. Gizi Pada Ibu Hamil
Kebutuhan energy yang diperlukan setiap hari selama
kehamilan kurang lebih 300 kalori. Untuka energi yang ada
dalam protein kira-kira sebanyak 5180 kkal, lemak 36.337 kkal.
Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan energy sebanyak
26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah energy terikat
dalam makanan menjadi energy yang bisa di metabolisir.
E. Tujuan Penyuluhan
Tujuan Penyuluhan pada tokoh agama, petani dan pengusaha
tahu tentang masalah ibu hamil dengan KEK adalah memberikan
edukasi seputar masalah ibu hamil agar dapat disampaikan secara
langsung oleh ibu hamil yang mendaeita KEK. Manfaat utama
khususnya untuk kesehatan janin mengingat pentingnya 1000 Hari
Pertama Kehidupan anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal
F. Materi Advokasi

SASARAN BENTUK KEGIATAN TOPIK


1. Kepala Dinas - Presentasi - Data tentang
Kesehatan - Loby Prevalensi resiko
Kabupaten Sayang - Diskusi KEK pada ibu hamil
Keluarga - Data kematian bayi
2. Kepala Puskesmas dan ibu hamil
Kecamatan Sayang - Program kegiatan
Ibu yang akan diberikan
3. Kepala Desa - Anggaran dana dan
Sayang Bayi sarana yang
dibutuhkan

G. Media yang Digunakan


1. Slide Power Point
2. Proposal
3. Leaflet
H. Indikator Keberhasilan
1. Adanya kebijakan tertulis tentang pemberdayaan masyarakat
dalam penyuluhan ibu hamil yang KEK
2. Tersedianya dana yang dialokasikan untuk kegiatan penyuluhan
3. Tersedianya saranan untuk kegiatan penyuluhan
I. Rencana Kegiatan Advokasi
Hari/Tanggal : Jumat, 16 November 2019
Pukul : 08.00-selesai
Tempat : Puskesmas Sayang Ibu
Tema : Pemberdayaan masyarakat untuk melakukan
penyuluhan pada tokoh agama, petani dan
pengusaha tahu tentang ibu hamil yang KEK
Acara : Presentasi dan Diskus
J. Rencana Biaya Advokasi

No. ITEM VOL. HARGA JUMLAH


SATUAN (Rp) (Rp)
1 Pembuatan 4 25.000 100.000
Proposal
2 Konsumsi seminar 10 20.000 200.000
3 Undangan 10 2.000 20.000
advokasi
4 ATK - - 30.000
TOTAL 350.000

K. Rencana Monitoring dan Evaluasi Advokasi


1. Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas serta Koordinator
Wilayah Sponsor menyetujui rencana Pemberdayaan masyarakat
untuk melakukan penyuluhan pada tokoh agama, petani dan
pengusaha tahu tentang ibu hamil yang KEK
2. Anggaran dapat terealisasikan

E. Buatlah program kemitraan pada tokoh potensial sesuai SDM yang ada
didesa, isu yang diangkat dalam kemitraan tidak boleh sama, dalam
menyusun rencana kemitraan bersama aspek yang di bahas adalah:
1. penjajakan yang mencakup identifikasi jenis dan potensi/peran mitra
: Kemitraan petugas kesehatan dengan kader, petani dan tukang
sayur dalam pengadaan sayuran memanfaatkan potensi masyarakat
setempat dengan hasil pertanian sebagai wadah promosi guna
menunjang peningkatan hasil jual dan peningkatan taraf kesehatan
masyarakat setempat.
Pedagang sayur dipilih sebagai agen promosi karena lebih dekat
dan interaksi dengan ibu hamil dan masyarakat sangat intens
sehingga lebih mudah dalam memberikan informasi seputar
kesehatan/nutrisi/sayuran yang baik untuk ibu hamil sehingga
menghindarkan ibu hamil mengalami KEK. Kemitraan juga dilakukan
dengan petani untuk menyediakan bahan sayuran segar yang bebas
dari pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi ibu hamil dan
masyarakat, juga sebagai penyedia barang yang akan di dagangkan
pedagang sayur keliling.
2. jenis kegiatan kemitraan yang akan dilakukan, peran mitra dalam
kegiatan tersebut, jadwal waktu :
Kegiatan kemitraan dengan petani yaitu penyediaan barang berupa
sayuran segar yang bebas pestisida yang akan dijual ke pedagang
sayur keliling. Kerja sama petugas kesehatan dengan petani dan
pedagang sayur keliling dalam melakukan promosi Sayur sehat
kepada masyarakat serta mengumpulkan atau sebagai agen dalam
mendapatkan informasi apabila ditemukan ciri ibu hamil dengan KEK
dan masalah kesehatan lainnya untuk segera melaporkan ke petugas
kesehatan atau puskesmas.
Hasil laporan akan direkap setiap bulan oleh pihak puskesmas.
Dan sebagai imbalan kemitraan petani dan pedagang sayur keliling
akan mendapatkan modal dan sponsor sebagai pedagang sayuran
sehat.
3. Menentukan indikator keberhasilan cara pemantauan dan penilaian
kegiatan kemitraan yang akan dilaksanakan :
a. Adanya kesepakatan tertulis tentang kemitraan antara petani dan
pedagang sayur keliling dengan petugas medis/puskesmas.
b. Jumlah konsumsi sayur di desa Sayang Bayi meningkat.
c. Ibu hamil KEK berkurang.
d. Evaluasi program berkesinambungan.

F. Buatlah Proposal Singkat Perencanaan Kemitraan Yang Memuat Latar


Belakang, Tujuan, Sasaran Manfaat, Strategi Kemitraan Dan Tahapan
Kemitraan Serta Indikator Keberhasilan :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu dari
komponen yang penting dalam pemenuhan gizi lengkap dalam
tubuh. Berbagai sayuran dan buah-buahanmemiliki nilai gizi tinggi
untuk tubuh kita. Kandungan zat gizi alami dalam sayuran
hijausangat banyak. Selain kaya dengan vitamin A dan C, sayuran
hijau juga mengandung berbagai unsur mineral seperti zat kapur,
zat besi, magnesium dan fosfor. Sayuran yang berwarna hijau tua
merupakan sumber karotenoid (pigmen dalam tanaman yang
terdapat pada tumbuhan) terbaik dan tergolong penting untuk
memerangi radikal bebas. Buah-buahan juga memiliki kandungan
gizi yang tidak kalah banyak. Buah-buahan kaya akanvitamin,
antioksidan, karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mineral lainnya.
Kesadaran akan pentingnya sayur-sayuran dan buah sebagai
pemenuhan gizi bagitubuh kita nampaknya kurang terlalu
diperhatikan oleh masyarakat umum khususnya ibu hamil. Hal ini
disebabkan karena dengan ibu hamil mengkonsumsi buah dan sayur
maka kebutuhan nutrisi ibu hamil dapat terpenuhi dan mengurangi
risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis). Maka dari itu, dengan adanya
promosi sayur sehat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran gizi
yang kurang dalam masyarakat umum khususnya ibu hamil. Hal ini
sesuai dengan tujuan promosi sayur sehat yaitu untuk meningkatkan
kesadaran masyarakan akan pentingnya buah dan sayur dengan
mengkonsumsi buah dan sayur bebas pestisida sehingga aman
untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, petugas kesehatan tertarik untuk
bermitra dalam usaha penyediaan bahan sayuran segar ini dan di
edarkan di desa Sayang Bayi dan sekitar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengawali kegiatan kemitraan sebagai pemenuhan
kebutuhan gizi akan sayur dan buah untuk masyarakat ?
2. Bagaimana mempromosikan Sayur Sehat kepada masyarakat?
3. Bagaimana memberikan pengaruh postif untuk masyarakat akan
pentingnya sayur dan buah ?
C. Tujuan Program
Tujuan kegiatan wirausaha ini adalah :
1. Mendirikan usaha Sayur Sehat untuk pemenuhan kebutuhan gizi
akan sayur dan buah untuk masyarakat.
2. Dapat mempromosikan Sayur Sehat agar masyarakat
mengetahui adanya Sayur Sehat yang menyediakan sayur dan
buah aman dan bebas pestisida.
3. Dapat memberikan pengetahuan akan pentingnya sayur dan
buah kepada masyarakat.
D. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang dapat diperoleh dari kegiatan wirausaha ini adalah :
1. Terwujudnya keterampilan berwirausaha dengan promosi bagi
petani dan pedagang sayur keliling, sehingga petani dan
pedagang sayur keiling dapat memberikan kontribusi nyata
dalam bidang kewirausahaan dan tentunya ikut berperan dalam
dunia wirausaha Indonesia.
2. Terwujudnya masyarakat yang sehat.
3. Terwujudnya masyarakat yang sadar akan pentingnya sayur dan
buah.
E. Gambaran Umum Usaha
Ide Produk saat ini, usaha pertanian buah-buahan dan sayur-
sayuran segar bebas peptisida masih jarang diminati. Selain itu,
kesadaran masyarakat akan pentingnya buah-buahan dan sayur-
sayuran sebagai pemenuhan gizi lengkap masih kurang. Hal ini
dikarenakan proses perawatan sayuran menggunakan bahan kimia
pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Sehingga masyarakat
menjadi takut untuk mengkonsumsi buah-buahan serta sayur-
sayuran yang telah tercemar bahan tersebut. Usaha ini dipilih untuk
meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar oleh
masyarakat serta juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya
kebutuhan buah-buahan dan sayur-sayuran bagi tubuh manusia.
BAB III
Produk dan Target Perusahaan
A. Produk
Berikut ini adalah elemen-elemen yang kita tawarkan kepada
perusahaan yang bekerjasama dengan kami.
1. Produk yang berkualitas bebas bahan kimia
petani selalu mengedepankan produk-produk yang
berkualitas. Dimana produk tersebut bisa dipastikan kualitasnya
dengan tingkat kesegaran yang tetap terjaga, kondisi barang
yang memang sudah menjadi pilihan.
2. Harga
Harga yang kita tetapkan selalu up to date menyesuaikan
dengan tingkat harga pasar pada umumnya. Berikut ini contoh
daftar harga yang kita tetapkan.
NO PLU NAMA ITEM HARGA
1 5400001 LABU KABOCHA WHL Rp 21,500
2 5430082 LABU KABOCHA MERAH WHL Rp 21,500
3 8230053 JERUK BABY JAVA WHL Rp 10,200
4 5400025 TERONG HIJAU PANJANG WHL Rp 6,800
5 5400081 LABU KUNING WHL Rp 9,350
6 5400082 LETTUCE SAYUR WHL Rp 15,500
7 5400228 KOL PUTIH WHL Rp 7,800
8 5400259 SAWI PUTIH WHL Rp 6,000
9 5400360 WORTEL SAYUR WHL Rp 12,000
10 5400488 TIMUN JEPANG (KIYURI) WHL Rp 7,400
11 5400495 JAGUNG MANIS+KULIT WHL Rp 6,500
12 5400506 JAGUNG MANIS KUPAS WHL Rp 8,250
13 5400617 LABU PARANG WHL Rp 8,500
14 5400679 KEMBANG KOL WHL Rp 13,500
15 5400686 BROKOLY SAYUR WHL Rp 17,000
16 5401570 ASAM MUDA WHL Rp 15,000
17 5401629 JAGUNG BIASA PCS Rp 4,500
18 5401681 REBUNG SAYUR (BASAH) WHL Rp 12,500
19 5402082 OYONG GAMBAS WHL Rp 8,500
20 5402099 PARE HIJAU WHL Rp 9,500

3. Mengedepankan kepuasan konsumen


Dengan produk-produk yang berkualitas dan sesuai dengan
permintaan, hal ini diharapkan mampu mencapai tujuan yang
sudah dicanangkan, yaitu tingkat kepuasaan terhadap produk-
produk yang telah dikonsumsi oleh konsumen dapat tercapai.
Sehingga produk kami mempunyai nilai yang tinggi.
4. Kebersihan dan kerapian dalam pengemasan suatu produk
Kebersihan yang dimaksud disini adalah tingkat kerbersihan
sayur dan buah-buahan itu sendiri, dimana konsumen tidak perlu
khawatir lagi terhadap kehiginisan produk kami. Dikarenakan
dalam prosesnya sudah dilakukan pemilihan barang yang
memang dalam keadaan baik dan dilakukan pengemasan yang
rapi dengan tujuan barang tetap bersih dan terjaga tingkat
kesegarannya.
5. Pengiriman yang tepat waktu
Pada elemen ini kami berkomitmen terhadap ketepatan waktu
pengiriman barang yang sesuai diharapkan oleh perusahaan.
B. Target Pemasaran
Demi tercapainya sebuah harapan yang diinginkan, kami
mempunyai target pangsa pasar yaitu mini market yang sekarang ini
selalu bertambah setiap bulannya. Ini merupakan pangsa pasar
modern yang sangat potensial untuk kedepannya. Selain mini
market kita juga menargetkan pada sebuah jenis usaha yang lain
yang juga selalu berkembang dengan pesat, seperti hotel, restoran,
café, rumah sakit, instansi lembaga permasyarakatan, dimana
instansi-instansi tersebut juga bisa dibilang sangat membutuhkan
supplai sayur dan buah-buahan. Target pemasaran yang sangat luas
menjadikan perhatian terpenting bagi kami demi menjaga eksistensi
di dunia perekonomian Indonesia saat ini khususnya dalam bidang
pemasok atau supplier sayur dan buah-buahan segar.
C. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran perusahaan adalah menciptakan tingkat


kepuasan konsumen terhadap pembelian suatu barang yang
berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualannya.
D. Potensi dan Perilaku Konsumen

Perusahaan harus mampu memahami potensi yang timbul dari


peluang yang ada, tentunya hal itu didapat melalui pangsa pasar
secara luas dan mampu menyeimbangkan dengan tingkat
permintaan dari konsumen. Perilaku konsumen di Indonesia sendiri
saat ini, bisa kita amati melalui perilakunya, yaitu lebih menyukai
sesuatu yang instan, barang yang berkualitas tinggi tapi harga
murah. Dengan demikian kita dapat mengambil peluang tersebut
dengan memenuhi segala permintaan yang dilakukan oleh para
konsumen.
E. Persetujuan Kerjasama

Pemesanan akan dituangkan dalam PO dan MOU pembayaran,


yaitu : PO dilakukan oleh pihak pertama selaku klien, dan dikirim
melalui email (sesuai kesepakatan). Pihak kedua selaku supplier
mengirim barang sesuai PO yang sudah dikirimkan. Pihak pertama
melakukan pembayaran atas tagihan yang telah ditagihkan oleh
pihak kedua. Dalam hal ini maksimal adalah 15 hari dari tanggal
faktur. (atau sesuai dengan agreement/perjanjian tertulis)

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA PERTANIAN KOMODITAS


SAYUR DAN BUAH

Nomor: 06-TF/Kerma/IV/2018
Pada hari ini, Kamis tanggal dua bulan Agustus, tahun dua ribu delapan
belas (2 Agustus 2018) bertempat di Kota Bandung, telah
ditandatangani perjanjian kerjasama antara :
Nama :
No KTP :
Alamat :
Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
Nama :
No KTP :
Alamat :
Bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA adalah pribadi yang bermaksud untuk berinvesstasi
kepada PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA adalah petani dan pedagang
Tomat dan Sayuran yang mempunyai jaringan pemasok dan pembeli.
PIHAK KEDUA mempunyai merk dagang Totomato Farm.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini mengikat suatu
perjanjian kerjasama dengan kondisi sebagai berikut:
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini adalah PARA PIHAK sepakat
untuk melakukan kerjasama usaha trading tomat dan sayuran lainnnya
PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan permodalan
untuk pemasaran Tomat dan sayuran lainnya
Halaman 1 dari 4

PASAL 3
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini adalah:
1. PARA PIHAK sepakat bahwa dalam kerjasama ini membagi
kewajiban, dimana PIHAK PERTAMA menyediakan permodalan
sebesar 25..000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
2. Dan PIHAK KEDUA akan mengoptimalkan kemampuan, pengalaman
dan jaringan usaha
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA berkewajiban:
 Menyediakan dana sebesar 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah) untuk pengelolaan usaha.
 Memberikan kewenangan kepada pihak kedua untuk mengatur
pembiayaan budidaya dan pemasaran tomat dan sayuran lainnya.
PIHAK PERTAMA berhak :
 Menerima bagi hasil setara 2,5 % (dua koma lima persen) dari total
modal yaitu sebesar Rp 625.000,00 (enam ratus dua puluh lima ribu
rupiah) setiap bulan.
PIHAK KEDUA berkewajiban :
 Melakukan pengelolaan pemasaran tomat dan sayuran lainnya
 Mentransfer bagi hasil kepada PIHAK PERTAMA setiap
tanggal 5, yang dimulai sejak tanggal 5 Januari 2019 sampai
perjanjian ini berakhir.
 Mengembalikan total modal dari PIHAK PERTAMA (Rp
25.000.000,00) pada saat perjanjian ini berakhir
PIHAK KEDUA berhak :
 Mendapat kewenangan untuk mengatur biaya operasional.
 Menerima keuntungan dari pengelolaan budidaya tomat dan
sayuran lainnya
PASAL 5
PELAKSANAAN
 Dana disiapkan PIHAK PERTAMA
 Dana dikeluarkan sesuai dengan keperluan PIHAK KEDUA untuk
pemasaran dan biaya operasional lainnya
PASAL 6
BAGI HASIL
PIHAK PERTAMA mendapatkan bagi hasil sebesar 2,5 % dari total
modal.
PASAL 7
JANGKA WAKTU
Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun,
terhitung mulai tanggal 2 Desember 2018 sampai dengan tanggal 2
Desember 2020.
PASAL 8
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini berakhir bilamana :
1. Jangka waktu Perjanjian Kerjasama ini telah berakhir dan tidak
diperpanjang lagi.
2. Salah satu pihak tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam pasal-
pasal serta ayat-ayat Perjanjian Kerjasama ini.
3. Force Majeur yang menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya
kembali Perjanjian Kerjasama ini.
PASAL 9
PERSELISIHAN
1. Apabila dikemudian hari timbul perselisihan dalam pelaksanaan
Perjanjian Kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikan melalui jalan musyawarah dan mufakat.
PASAL 10
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan yang tidak tercantum dalam perjanjian harus
dicantumkan dalam perjanjian terpisah yang disepakati oleh PARA
PIHAK atas dasar niat baik.
2. Setiap addendum pada perjanjian ini harus dituangkan secara
tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini ditujukan bagi pihak-pihak yang tercantum dalam
perjanjian ini dan pihak lain yang ditujukan dan disepakati oleh
PARA PIHAK, serta tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa
kesepakatan PARA PIHAK.
4. PARAH PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan ini, kecuali bila
dinyatakan untuk dibuka berdasarkan hukum yang berlaku.
PASAL 11
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli masing-masing sama
bunyinya di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
2. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama
oleh PARA PIHAK.

Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini
akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan
bersama.

, 2018
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Saksi-saksi:

Anda mungkin juga menyukai