Anda di halaman 1dari 47

PERSETUJUAN PEMBIMBING

TRANSPARANSI INFORMASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH


PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2016-2018

Proposal Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang
ujian proposal skripsi pada:

Hari :

Tanggal : Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Widi Hariyanti,SE.,M.Si Agus Endrianto Suseno,SE.,MBA

Mengetahui, Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Faiz Rahman Siddiq, SE., M.Ak

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat

dan Penyertaan-Nya yang menuntun kami sehingga kami penyusunan Seminar

Akuntansi. Adapun penulisan laporan ini berjudul “Transparansi Informasi

Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018“ Laporan

ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individu atas yang telah dilaksanakan

dan juga sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas dalam menempuh mata

kuliah Seminar Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Setia Budi Surakarta.

Dengan selesainya penulisan tugas Seminar Akuntansi ini, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-sebesarnya kepada Bpk Dr.

Jhony Tarigan, M.BA selaku Rektor Universitas Setia Budi Surakarta, ucapan

terimakasih juga penulis ucapkan kepada dosen Pembimbing I Seminar Akuntansi

Ibu Dr.Widi Hariyanti,SE.,M.Si dan kepada dosen pembimbing II Seminar

Akuntansi Bapak Agus Endrianto Suseno,SE.,MBA, kepada keluarga terkasih

kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan tiap langkah belajar

penulis untuk mencapai kesuksesan cita-cita penulis, semoga Tuhan Yang Maha

Kuasa senantiasa menyertai dan memerikan rahmat kepintaran dan kesuksesan

bagi kita sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih

jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi susunan serta cara

penulisan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

iii
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Mei 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iii

Daftar Isi ..................................................................................................................v

Gaftar Gambar ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1


1.1.Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ...............................................................................................8
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................................8
1.4.Manfaat Penelitian ..............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10

2.1.Landasan Teori ...................................................................................................10


2.2.Variabel Dependen .............................................................................................14
2.3.Variabel Independen ..........................................................................................17
2.4.Variabel Moderating ..........................................................................................19
2.5.Pengembangan Hipotesis ...................................................................................22
2.6.Model Penelitian ...............................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................27

3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................................27


3.2. Populasi dan Sampel .........................................................................................27
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................28
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................................28
3.5. Teknik Analisis Data .........................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................40

v
DAFTAR GAMBAR

4.1. Gambar Model Penelitian .................................................................................26

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas dalam suatu negara memerlukan suatu pembangunan untuk

meningkatkan dan menyejahterahkan kehidupan rakyatnya. Indonesia

merupakan suatu negara yang masih tergolong negara berkembang, dimana

sumber pendapatan negara diperoleh dari sebagian besar kontribusi

masyarakat dalam membayar pajak.

Perpajakan adalah masalah yang secara berulang terus dihadapi oleh

pemerintah Indonesia pada setiap tahunnya. Bagi pemerintah, kontribusi

masyarakat dalam membayar pajak merupakan suatu pendapatan yang

menunjang pembangunan dan kesejahteraan masyarakat indonesia itu

sendiri, tetapi bagi suatu perusahaan membayar pajak dilihat sebagai beban

yang dapat mengurangi laba atau pendapatan bersih yang diterima oleh

perusahaan tersebut. Hal ini yang mengakibatkan suatu perusahaan

menggunakan cara dalam penghindaran pajak untuk mengurangi jumlah

pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

Pemegang saham bergantung pada laporan keuangan perusahaan yang

digunakan dalam pengambilan keputusan. Namun, perilaku perusahaan

dalam melakukan penghindaran pajak akan mengakibatkan kurangnya

1
2

kualitas dan kuantitas pelaporan keuangan yang dapat menurunkan nilai

perusahaan karena menyamarkan informasi perusahaan yang sebenarnya.

Praktik penghindaran pajak ditujukan untuk mengurangi beban pajak

perusahaan seminimal mungkin agar pendapatan maupun laba dapat terus

menigkat. Tetapi dalam implementasi/penerapannya terjadi suatu benturan

kepentingan antara manajemen perusahaan dan pemegang saham dalam

perusahaan tersebut terkait dana yang ditanamkan yang berujung pada

meningkatnya biaya agensi.

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan UU NO.28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan, pajak merupakan “Kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”. Berdasarkan pernyataan tersebut yang menyatakan bahwa besarnya

pendapatan negara diperoleh dari kontribusi orang pribadi atau badan yang

digunakan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka perlu

bagi Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan untuk membayar pajak

sesuai dengan kewajibannya masing-masing dengan jumlah tarif pajak yang

telah ditetapkan.
3

Perusahaan termasuk wajib pajak badan, dimana semakin besar

keuntungan yang dihasilkan, berarti semakin besar juga jumlah pajak

penghasilan yang harus disetorkan oleh perusahaan. Hal tersebut akan

berdampak pada berkurangnya laba perusahaan, sehingga menurunnya laba

perusahaan tersebut mengakibatkan deviden yang harus dibagikan kepada

investor/pemegang saham menurun, yang secara tidak langsung dapat

mempengaruhi niai perusahaan.

Salah satu tujuan dari perusahan adalah dengan menaikkan nilai

perusahaan tiap periode. Nilai perusahaan direfleksikan berdasarkan harga

pasar saham perusahaan. Bila nilai perusahaan tersebut meningkat, maka

kesejahteraan pemegang saham tersebut akan meningkat yang dapat terlihat

dari return saham bagi investor. Kenaikan kesejahteraan investor tersebut

yang dapat meningkatkan ketertarikan investor lain untuk menanamkan

modalnya di perusahaan tersebut, dimana hal ini dapat meningkatkan nilai

saham perusahaannya. Jadi, apabila nilai perusahaan di pasar tinggi, maka

nilai perusahaan itu juga tinggi.

Pengukuran variabel pemoderasi transparansi diteliti menggunakan

skor transparansi yang dikembangkan melalui indeks pengungkapan

sukarela karena di Indonesia tidak ada informasi indeks tingkatan

pengungkapan tahunan seperti yang dibuat oleh Shenzhen Stock Exhange

(SZSE). Skor transparansi diperoleh dari penyesuaian indeks pengungkapan

sukarela yang dikembangkan oleh Chau dan Gray (2002) dan peraturan

BAPEPAM nomor X.K.6 (Aina, 2016). Menurut Chin-Fang Chao et al


4

(2010), pengalaman negara-negara dengan pasar ekuitas yang besar dan

aktif menunjukkan bahwa pengungkapan dapat memiliki pengaruh yang

kuat pada perilaku perusahaan dan melindungi pemegang saham. Rezim

pengungkapan yang kuat dapat menarik investasi dan memperkuat pasar

modal, sedangkan praktik yang tidak transparan dapat mengakibatkan

perilaku yang tidak etis dan alokasi sumber daya yang buruk. Semua

informasi harus disiapkan sesuai dengan standar tinggi akuntansi dan

pengungkapan keuangan dan non-keuangan. Selain itu, saluran melalui

mana informasi disebarluaskan harus memastikan bahwa pengguna

memiliki akses yang sama, tepat waktu, dan hemat biaya ke informasi itu.

Penelitian sebelumnya (Botosan dan Stanford, 2005; Harris, 1998)

menunjukkan bahwa keputusan pengungkapan perusahaan dapat

dipengaruhi oleh keinginan untuk menyembunyikan profitabilitas dari para

pesaingnya, sehingga perusahaan tersebut dapat memilih untuk menahan

atau menunda pengungkapan informasi sensitif. Tetapi, beberapa penelitian

berpendapat bahwa manajer perusahaan besar memiliki insentif untuk

mengurangi penundaan audit dan pelaporan karena mereka dapat dimonitor

lebih dekat oleh investor, serikat pekerja, dan badan pengatur, sehingga

menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar untuk diungkapkan

sebelumnya (Abdulla, 1996; Ashton et al ., 1987; Ashton et al., 1989).

Faktanya, industri teknologi informasi Taiwan memiliki ukuran besar dan

takut akan bocornya rahasia bisnis. Oleh karena itu, penelitian ini pertama-

tama ingin mengeksplorasi apa yang akan mempengaruhi transparansi


5

pengungkapan melalui analisis perusahaan di industri teknologi informasi

Taiwan.

Penghindaran pajak adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan

secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan

ketentuan perpajakan dan metode dan teknik yang digunakan cenderung

memanfaatkan kelemahan (grey area) yang terkandung dalam undang-

undang dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk meminimalkan jumlah

hutang pajak (Pohan,2013 dalam Khomsiyah Sugiyanto, 2017). Sebenarnya,

aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan jika diiringi dengan praktik

tata kelola perusahaan yang bagus dapat memiliki dampak yang positif bagi

perusahaan. Sayangnya, tidak semua manajer melakukan hal tersebut karena

seringkali arus kas hasil penghindaran pajak dilakukan untuk kepentingan

lain. Dibutuhkan adanya suatu transparansi informasi perusahaan untuk

memitigasi permasalahan diantara pemangku kepentingan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa perusahaan dengan tingkat transparansi informasi tinggi

dapat memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan atas praktik

penghindaran pajak yang dijalankan perusahaan (Kurniawan dan

Syafruddin, 2017).

Hasil dari penelitian atas dampak dari penghindaran pajak terhadap

nilai perusahaan bermacam-macam. Atas penelitian yang dirilis pada tahun

2009, Desai dan Dharmapala, memperoleh hasil penghindaran pajak

cenderung menambah nilai untuk perusahaan yang dikelola dengan baik

namun pengaruh tersebut tidak berlaku bagi perusahaan dengan tata kelola
6

yang buruk. Namun, hasil dari penelitian yang lain tidaklah konsisten.

Hanlon dan Slemrod (2009) meneliti reaksi pasar atas penerapan tax shield.

Secara umum, harga saham menurun pada saat pengumuman, tetapi dengan

varian jenis industri yang kecil dan hanya signifikan pada industri yang

bersifat retail saja. Wang (2010), menurut hasil penelitiannya, menyatakan

bahwa perusahaan dengan transparansi informasi yang lebih tinggi

cenderung lebih agresif dalam usaha mereka dalam melakukan

penghindaran pajak dibanding dengan tingkat transparansi informasi yang

rendah. Hasil penelitiannya juga memberikan hasil reaksi positif para

investor atas penghindaran pajak, namun nilai perusahaan akan mengalami

penurunan seiring dengan berkurangnya transparansi informasi (Kurniawan

dan Syafruddin, 2017). Bagaimana cara menjelaskan ketidakkonsistenan

atas hasil dari berbagai penelitian? Secara teori, asumsi awalnya adalah

perilaku penghindaran pajak menyediakan arus kas yang lebih banyak untuk

perusahaan baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, dimana dapat

menambah nilai perusahaan secara langsung dan penghindaran pajak itu

sendiri akan menambah arus kas secara tidak langsung dari pengambilan

keputusan oleh manajemen. Secara singkat, kompleksitas dan ambiguitas

dari penghindaran pajak memungkinkan manajer untuk meningkatkan

keuntungan secara pribadi bagi dirinya sendiri, dimana hal tersebut dapat

mengurangi arus kas pada saat tahun berjalan dan di masa depan. Sebagai

tambahan, berdasarkan teori agensi terdahulu, arus kas bebas yang berasal

dari penghindaran pajak akan mengarah pada konsumsi dalam


7

menggunakan uang perusahaan secara tidak terkendali atau dengan kata lain

menggunakan uang perusahaan dengan nekat dan tidak mempedukian apa

yang akan terjadi atau dampak dari perbuatannya tersebut dan pembangunan

“kerajaan personal’, dimana kejadian tersebut akan mengurangi arus kas di

masa mendatang dan mengurangi nilai perusahaan. Bahkan, aktivitas

penghindaran pajak yang dilakukan secara agresif sering kali dihubungkan

dengan hukuman administratif dan hilangnya reputasi perusahaan secara

berkelanjutan, dimana kedua hal tersebut juga dapat mengurangi arus kas

dan menurunkan nilai perusahaan.

Dampak tidak langsung dari penghindaran pajak yang lain adalah

informasi keuangan yang kurang transparan (Balakrishnan dkk., 2011),

peningkatan kemungkinan atas manajemen laba (Desai, 2005; Frank

dkk.,2009) dan pembengkakan biaya modal (Lambert dkk., 2007). Secara

keseluruhan, kita mempercayai bahwa hubungan diantara penghindaran

pajak dan nilai perusahaan adalah sebuah pertanyaan yang bersifat empiris.

Munculnya dampak yang dominan atas penghindaran pajak tergantung dari

berbagai macam faktor, termasuk pengaturan institusional dan lingkungan

operasi, serta dampak yang paling terakhir adalah hasil yang seimbang dari

semua hal mempengaruhinya (Kurniawan dan Syafruddin, 2017).


8

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, bahwa nilai

perusahaan kemungkinan dipengaruhi oleh penghindaran pajak sehingga

rumusan masalah penelitian ini adalah :

“Bagaimana transparansi informasi dapat memoderasi pengaruh

penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penghindaran pajak dapat mempengaruhi nilai perusahaan?

2. Apakah transparansi informasi dapat memoderasi hubungan

penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan

2. Untuk menguji pengaruh transparansi informasi dalam memoderisasi

hubungan antara penghindaran pajak dan nilai perusahaan

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dan

wawasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya
9

b. Bagi Regulator

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan

pertimbangan bagi pemerintah khususnya bagi Direktorat Jendral Pajak

dalam menetapkan peraturan serta kebijakan dalam rangka mengurangi

praktik penghindaran pajakdan untuk meningkatkan nilai perusahaan

bagi perusahaan Manufaktur

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi serta motivasi

perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan yang akan

digunakan oleh stakeholder terutama investor dalam menempatkan

dananya/ berinvestasi di perusahaan tersebut

d. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai praktik

penghindaran pajakyang dapat berdampak pada nilai perusahaan

1.4.2. Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tambahan

penegetahuan mengenai transparansi informasi yang memoderisasi aktivitas

penghindaran pajak terhadap nilai perusaaan di masa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Signal (Signaling Theory)

Teori Signal menekankan pentingnya pemberian informasi dari pihak

internal perusahaan kepada pihak eksternal atau investor yang digunakan

sebagai alat pertimbangan investasi (Wolk dalam Thiono, 2006 dalam

Partha dan Noviari, 2016). Informasi yang diberikan oleh perusahaan dapat

memberikan sinyal positif maupun negatif, salah satu informasi yang

memberikan sinyal positif adalah nilai laba bersih yang tinggi (Prasiwi,

2015). Sinyal positif yang diberikan oleh informasi nilai laba bersih yang

tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu dalam teori sinyal

ditekankan pentingnya informasi yang diterbitkan perusahaan karena

mengandung sinyal-sinyal bagi pemegang saham atau pihak luar

perusahaan. Informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu sangat

dibutuhkan oleh pihak luar untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Perusahaan didorong untuk memberikan informasi karena adanya asimetri

informasi antara pihak manajemen (agent) dengan pemilik perusahaan

(principal), dimana pihak manajemen menguasai informasi yang lebih

banyak dibanding pihak luar.

10
Perusahaan bisa meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

asimetri informasi (Nuswandari, 2009). Kegiatan penghindaran pajak

diharapkan agar manajemen bisa memberikan sinyal positif bagi pihak luar.

Hal tersebut diyakini dengan praktik nilai perusahaan akan meningkat yang

akan terlihat dalam laporan tahunan dan keuangan perusahaan. Pemilik

perusahaan atau dalam hal ini pemegang saham menginginkan suatu

perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Investor akan

menanamkan modalnya di perusahaan dengan melihat tingkat laba bersih

yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Informasi laba bersih menjadi

fokus utama yang dapat menggambarkan nilai dari perusahaan tersebut, jadi

secara tidak langsung manajer diharuskan untuk meningkatkan laba bersih

salah satunya dengan melakukan penghindaran pajak (Simarmata, 2012).

Dengan adanya signaling theory ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pihak

manajemen perusahaan khususnya perusahaan yang telah terdaftar di BEI,

akan memberikan informasi kepada para investor sehingga investor dapat

mengetahui keadaaan perusahaan dan prospeknya di masa depan. Dalam

pengambilan keputusan untuk berinvestasi, investor dapat membedakan

perusahaan mana yang memiliki nilai perusahaan yang baik, sehingga di

masa mendatang dapat memberikan keuntungan bagi investor tersebut.

Signaling theory dalam pengeluaran investasi memberikan sinyal positif

tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga

meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Selain itu,

bagi pihak manajemen praktik penghindaran pajak yang telah dilakukan

11
12

diharapkan dapat memberikan sinyal positif kepada pihak investor yang

akan berdampak terhadap naiknya nilai perusahaan. Karena, pada dasarnya

nilai perusahaan dapat dikatakan baik salah satunya apabila ditunjukkan

oleh peningkatan harga saham perusahaan dari waktu ke waktu.

2.1.2. Agency Theory

Hubungan antara principal dengan agent tidak selalu berjalan dengan

baik. Menurut Watts dan Zimmerman (1986), konflik kepentingan semakin

meningkat karena principal tidak dapat memonitor secara langsung aktivitas

agent untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan kepentingan

principal. Hal ini menyebabkan principal tidak memiliki informasi yang

cukup tentang bagaimana kinerja agent dan kondisi perusahaan

sesungguhnya. Berbeda dengan principal, agent justru memiliki lebih

banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Kondisi

tersebut mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi antara agent

dan principal yang dikenal dengan istilah asimetri informasi. Dampak dari

asimetri informasi dapat berupa moral hazard yaitu permasalahan yang

muncul karena agent tidak melaksanakan tugas sesuai dengan kontrak yang

telah disepakati. Asimetri informasi yang terjadi mendorong agent untuk

memaksimalkan kepentingan pribadinya dengan memanfaatkan

keterbatasan informasi yang dimiliki pemegang saham. Oleh sebab itu,

agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan principal.

Penghindaran Pajak merupakan rangkaian strategi perencanaan pajak

(tax planning), karena secara ekonomis berusaha untuk memaksimalkan


13

penghasilan setelah pajak (after tax return). Penghindaran pajak tidaklah

tanpa biaya dan biaya yang mungkin timbul adalah biaya langsung,

termasuk biaya pelaksanaan, berkurangnya reputasi perusahaan, hukum

potensial (Chen, et al., 2014). Selain menimbulkan biaya praktik,

penghindaran pajak dapat memberikan pengaruh negatif yang lain bagi

perusahaan, hal ini disebabkan karena penghindaran pajak dapat

mencerminkan adanya kepentingan pribadi manajer dengan melakukan

manipulasi laba dan penyampaian informasi yang tidak tepat kepada

investor yang mengakibatkan munculnya asimeti informasi.

Usaha penghindaran pajak akan meningkatkan nilai perusahaan jika

dilihat dari perspektif manajer, namun hal tersebut berbeda jika dilihat dari

sudut pandang pemegang saham dimana dalam perspektif pemegang saham

penghindaran pajak akan menimbulkan biaya tambahan dimasa mendatang

seperti biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan pajak dan biaya yang lain

yang mungkin timbul akibat perilaku penghindaran pajak seperti biaya

pemeriksaan dan biaya denda (Wang 2010 dalam Partha dan Noviari

2016).

Penghindaran pajak dilakukan dengan 3 cara yaitu : (1) menahan diri,

dimana WP tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak. (2) berpindah

lokasi, dimana memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang

tarif pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya rendah dan yang ke (3)

penghindaran pajak secara yuridisperbuatan dengan cara sedemikian rupa

sehingga perubuatan-perbuatan yang dilakukan tidak dikenai pajak, hal ini


14

biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kekosongan atau ketidakjelasan

undang-undang, sehingga hal inilah yang memberikan dasar potensial

penghindaran pajak secara yuridis. Penghindaran Pajak dapat dilakukan

dengan memperkecil laba dengan cara tidak mengakui pendapatan saat ini

tetapi realisasinya diakui dimasa yang akan datang agar laba yang

dilaporkan pada periode sekarang kecil. Karena semakin tinggi laba

perusahaan yang dilaporkan maka semakin tinggi pula beban pajaknya.

2.2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Nilai perusahaan merupakan presepsi

investor terhadap keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki perusahaan

yang dikaitkan dengan harga saham (Kusumaningtyas, 2015). Harga saham

yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi dan sebaliknya jika harga

saham rendah maka nilai perusahaan juga rendah. Nilai perusahaan yang

tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan

saat ini namun pada prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin

tinggi harga saham, maka akan semakin tinggi pula kemakmuran pemegang

saham. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham juga berarti

manajemen harus memaksimalkan nilai sekarang dari return yang

diharapkan di masa yang akan dating (Sambora, Handayani, & Rahayu,

2014).

Nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan harga saham disebut

dengan beberapa istilah di antaranya:


15

1. Price to Book Value (PBV) merupakan perbandingan antara harga saham

dengan nilai buku saham

2. Market to Book Ratio (MBR) merupakan perbandingan antara harga pasar

saham dengan nilai buku saham

3. Market to Book Assets Ratio merupakan ekpektasi pasar tentang nilai dari

peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara

nilai pasar aset dengan nilai buku aset

4. Market Value of Equity merupakan nilai pasar ekuitas perusahaan menurut

penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas

(saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas

5. Enterprise value (EV) merupakan nilai kapitalisasi market yang dihitung

sebagai nilai kapitalisasi pasar yang ditambah total kewajiban ditambah

minority interest serta saham preferen dan dikurangi total kas dan

ekuivalen kas

6. Price Earnings Ratio (PER) merupakan harga yang bersedia dibayar oleh

pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER

= Price per Share / Earnings per Share

7. Tobin’s Q merupakan nilai pasar dari suatu perusahaan dengan

membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar

keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value)

perusahaan.
16

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Salah

satu alternatif yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah

dengan menggunakan Tobin’s Q. Menurut Herawaty Vinola (2008), rasio

ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Jika rasio-q diatas

satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba

yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal

ini akan meransang investasi baru. Jika rasio-q berada dibawah satu,

investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Alasan memilih rasio Tobin’q

dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena

penghitungan rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur

kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan. Jadi rasio-q

merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen

memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Dalam

penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s

Q. Menurut Sukamulja (2004), rasio Tobin’s Q dinilai sebagai rasio yang

mampu memberikan informasi paling baik karena rasio Tobin’s Q

memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya

saham dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh

aset perusahaan. Jika nilai pasar seakan merefleksikan asset yang tercatat

suatu perusahaan maka Tobin’s Q akan sama dengan 1. Jika Tobin’s Q lebih

besar dari 1, maka nilai pasar lebih besar dari nilai asset perusahaan yang

tercatat. Hal ini menandakan bahwa saham overvalued. Apabila Tobin’s Q

kurang dari 1, nilai pasarnya lebih kecil dari nilai tercatat asset perusahaan.
17

Ini menandakan bahwa saham undervalued yang juga dapat diartikan

sebagai potensi pertumbuhan investasi investasi.

2.3. Variabel Independen

Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak. Penghindaran pajak

merupakan proses pengendalian tindakan yang dilakukan suatu perusahaan

agar dapat terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak

dikehendaki atau yang tidak diinginkan. Pada dasarnya penghindaran pajak

merupakan sebuah perbuatan yang sifatnya mengurangi hutang pajak dan

bukan mengurangi kesanggupan atau kewajiban pajak dalam melunasi

pajaknya. Menurut Xudong Chen et al, secara teoritis, dianggap bahwa

perilaku penghindaran pajak menyediakan perusahaan dengan lebih arus kas

bebas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang secara

langsung meningkatkan nilai perusahaan, dan penghindaran pajak itu sendiri

akan bergeser arus kas tidak langsung dengan mempengaruhi pengambilan

keputusan manajemen. Praktis, kompleksitas dan ambiguitas dari

penghindaran pajak memungkinkan para manajer untuk mengambil

keuntungan diri mereka sendiri, yang akan mengurangi arus kas saat ini dan

masa depan. Selain itu, menurut teori keagenan klasik, arus kas bebas yang

berasal dari penghindaran pajak akan mengakibatkan terjadinya konsumsi

perusahaan-bayar dan pembangunan “kerajaan pribadi”, yang akan


18

menyusut arus kas masa depan dan menurunkan nilai perusahaan. Bahkan,

perilaku penghindaran pajak agresif dikaitkan dengan hukuman

administratif dan kehilangan reputasi berikutnya, yang juga menurunkan

arus kas masa depan dan nilai perusahaan, efek tidak langsung lain dari

penghindaran pajak termasuk informasi keuangan buram, meningkatkan

probabilitas manajemen laba (Balakrishnan et al, 2011.) (Desai, 2005;.

Frank et al, 2009) (Lambert et al, 2007) dan meningkatnya biaya modal.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel independen yaitu

penghindaran pajak sebagai variabel independennya dapat menggunakan

beberapa pengukuran diantaranya pengukuran menggunakan book tax

differences yang mana pengukuran ini menunjukkan selisih antara laba

menurut akuntansi dengan laba menurut perpajakan. Dalam konteks

akuntansi perpajakan perbedaan tersebut menimbulkan dua jenis beda yaitu

beda tetap (permanent difference) dan beda waktu (temporary differences).

Perbedaan permanen merupakan item-item yang dimasukan dalam salah

satu ukuran lama, tetapi tidak dimasukan dalam ukuran laba yang lain.

Dengan kata lain, jika suatu item termasuk dalam ukuran laba akuntansi,

maka item tersebut tidak dimasukkan dalam ukuran laba fiskal dan

sebaliknya (Wijayanti, 2006 dalam Nugroho 2011), perbedaan temporer

atau beda waktu merupakan perbedaan waktu pengakuan penghasilan atau

biaya antara pajak dan akuntansi sehingga mengakibatkan besarnya laba

akuntansi lebih tinggi daripada laba pajak atau sebaliknya dalam suatu

periode (Deviana, 2010 dalam Nugroho, 2011), perbedaan ini dapat


19

mempengaruhi laba perusahan karena harus ditentukan yang mana

dikelompokkan sebagai item pengurangan pajak maupun item penambah

pajak yang dibayarkan, sehingga hal ini membuat manajemen harus

melakukan koreksi fiskal dengan book tax differences yang dapat

menunjukkan tingkat kebijakan manajer terhadap manipulasi laba. Dan

pengukuran lainnya ialah menggunakan CASH ETR (Cash Effective Tax

Rate) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya pajak

dibagi dengan laba sebelum pajak, sehingga apabila CASH ETR semakin

besar maka semakin rendah penghindaran pajak.

2.4. Variabel Moderating

Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tranparansi informasi. Pengukuran transparansi informasi dalam penelitian

ini menggunakan proksi voluntary disclosure, yaitu pengungkapan

informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan

oleh peraturan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keterbukaan

informasi, didefinisikan sebagai ketersediaan informasi perusahaan-spesifik

untuk para pengguna di luar perusahaan publik yang diperdagangkan, dapat

berfungsi tata kelola perusahaan yang efektif untuk mengurangi konflik

kepentingan antar pemangku kepentingan (Armstrong et al., 2010). Menurut

Xudong Chen, Na Hu and Xue Wang dan Xiaofei Tang (2014), penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa transparansi informasi dapat langsung

berkontribusi terhadap kinerja ekonomi dengan mendisiplinkan orang dalam

perusahaan dalam seleksi yang lebih baik dari investasi, manajemen yang
20

lebih efisien aset di tempat, dan mengurangi perampasan kekayaan

pemegang saham minoritas (Bushman dan Smith, 2003). Pengambilan

keputusan bisnis bergantung pada kualitas dan kuantitas informasi, sehingga

transparansi informasi bisa menggeser arus kas saat ini dan masa depan

melalui mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen. Penelitian

domestik menunjukkan bahwa keterbukaan informasi memainkan peran

kunci dalam meningkatkan efisiensi kontrak kompensasi manajemen (Wang

dan Zhang, 2009) dan membentuk analis sekuritas perkiraan karakteristik

(Fang, 2007).

Zhang et al. (2009) menemukan bahwa ada hubungan berbentuk U

antara transparansi informasi dan nilai pasar perusahaan. Menurut Barnea et

al. 1985 dalam Lin, Yu-Chih (2007), transparansi Informasi Jika manajemen

memiliki informasi "pribadi", itu akan menghasilkan asimetri informasi

yang pada gilirannya menimbulkan bahaya moral dan seleksi yang

merugikan. Melalui laporan keuangan dan pengungkapan informasi,

perusahaan dapat menurunkan asimetri informasi dan konflik keagenan

antara manajemen dan investor eksternal (Healy dan Palepu,2001 dalam

Lin, Yu-Chih,2007). Diakui dengan baik bahwa kualitas pengungkapan

perusahaan sangat mempengaruhi kualitas keputusan investasi. Elliott dan

Jacobson (1994) menganalisis biaya dan manfaat dari pengungkapan

perusahaan. Manfaat potensial dari lebih banyak pengungkapan termasuk

biaya modal yang lebih rendah (Botosan 1997; Diamond dan Verrecchia

1991), pengurangan biaya agensi (Leftwich et al. 1981) dan peningkatan


21

harga saham (Gelb dan Zarowin 2002; Lang dan Lundholm 2000). Ketika

pengungkapan informasi entitas ekonomi memadai; ini membantu para

investor dan kreditor dalam mencari peluang investasi, untuk mengalirkan

modal ke perusahaan yang paling produktif. Ini pada gilirannya

mempromosikan alokasi sumber daya yang optimal; akibatnya, selain

meningkatkan nilai perusahaan, manfaat pengungkapan informasi juga

meningkatkan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Lang dan

Lundholm (2000) meneliti aktivitas pengungkapan di sekitar penawaran

ekuitas dan hubungannya dengan harga saham. Mereka menemukan bahwa

perusahaan yang mempertahankan tingkat pengungkapan yang konsisten

mengalami kenaikan harga sebelum penawaran. Ho dan Wong (2001) juga

menunjukkan bahwa meningkatkan pengungkapan dalam laporan tahunan

dapat mengurangi asimetri informasi, meningkatkan kinerja manajemen,

menghemat biaya dalam hal informasi yang diproduksi secara pribadi oleh

investor, dan meningkatkan citra perusahaan. Ini memenuhi kebutuhan

pengguna informasi dan mencapai tujuan menurunkan biaya investasi

perusahaan. Setiyaningsih (2018) mengemukakan bahwa transparansi

informasi merupakan ketersediaan informasi yang beredar luas dan bisa

dipercaya terhadap kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu, posisi

keuangan, kesempatan investasi, pemerintah, nilai serta risiko perusahaan

yang sifatnya umum.

Transparansi membuat operasi bisnis lebih transparan bagi

pemerintah dan melemahnya kemampuan penghindaran pajak. Transparansi


22

informasi dan keterbukaan merupakan tantangan bagi perusahaan. Dalam

hal ini tranparansi dan keterbukaan informasi diukur dari banyaknya

informasi yang diungkapkan oleh perusahaan. Transparansi dibangun atas

dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses informasi dapat diakses

oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus

memadai sehingga dapat dimengerti dan dipantau, baik dalam proses

pengambilan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan

relevan mengenai perusahaan.

2.5. Pengembangan Hipotesis

2.5.1. Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan

Teori agensi menjelaskan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk memaksimalkan kompensasi

kinerja agen, yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan untuk

memaksimalkan kinerja perusahaan. Agen akan berusaha mengelola beban

pajak perusahaan agar tidak mengurangi kompensasi kinerja agen sebagai

akibat dari berkurangnya nilai perusahaan karena beban pajak yang besar.

Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa

sedemikian rupa untuk meminimumkan beban pajak dengan memperhatikan

ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan. Penghindaran pajak

bukan merupakan pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau

secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk

meminimumkan atau meringankan beban pajak dengan cara-cara yang

dimungkinkan oleh undang-undang pajak. Pada dasarnya penghindaran


23

pajak dapat meningkatkan nilai perusahaan karena terjadi pengambilalihan

potensi kekayaan yang diberikan kepada pemegang saham. Pemberian

keuntungan ini nantinya dapat meningkatkan loyalitas perusahaan sehingga

dapat diindikasikan nilai perusahaan akan meningkat. Penghindaran pajak

dilakukan dengan cara meminimalkan jumlah pajak yang dibayar untuk

memperoleh laba yang tinggi sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Kondisi ini mengakibatkan adanya ketidakseimbangan

informasi antara agent dan principal yang dikenal dengan istilah asimetri

informasi.Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan terkait

penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang

berbeda-beda. Hasil penelitian Wang (2010) menunjukkan bahwa

penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Chen et al (2014) menyatakan bahwa

penghindaran pajak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, artinya

semakin tinggi aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan

maka semakin rendah nilai perusahaan. Menurut penelitian Putri (2015),

penghindaran pajak dapat memberi kesempatan tindakan managerial

opportunism dengan manipulasi laba atau penempatan sumber daya lain

yang tidak sesuai. Hal tersebut mengakibatkan adanya informasi tidak benar

yang menyesatkan investor karena laporan keuangan perusahaan tidak

menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Berdasarkan uraian diatas, pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian

yang dilakukan oleh Anggoro dan Septiani (2015), Kurniawan dan


24

Syafruddin (2017), Hanlon dan Slemrod (2009), dan Wang (2010), Dewi

dan Dewi (2017) menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh

positif pada nilai perusahaan, dan diperkuat oleh penelitian terdahulu oleh

Wang (2010) meneliti hubungan antara penghindaran pajak, transparansi

perusahaan dan nilai perusahaan. Para penulis menggunakan tarif efektif

tunai dan perbedaan pajak buku permanen untuk mengukur penghindaran

pajak, yang nilai perusahaan sebagai proxy oleh Tobin's Q menggunakan

perusahaan sampel S dan P 1500 pada periode 1994-2001. Mereka

menemukan hubungan positif yang signifikan antara penghindaran pajak

dan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.5.2. Pengaruh Transparansi Informasi sebagai Pemoderasi pada hubungan

Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan

Maksimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan utama dari

perusahaan. Perusahaan yang transparan mempunyai akses informasi

penting yang dapat diakses oleh investor ketika diperlukan, sehingga hal

tersebut menjadi sinyal positif bagi investor. Berdasarkan teori sinyal

dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan

membedakan perusahaan mereka dengan perusahaanyang tidak memiliki

berita bagus dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka.


25

Pada dasarnya nilai perusahaan dapat dikatakan baik salah satunya

ditunjukkan oleh peningkatan harga saham perusahaan dari waktu ke waktu.

Ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara pihak internal perusahaan

dan pihak eksternal perusahaan menyebabkan pandangan dari pihak

eksternal bahwa penghindaran pajak dapat dimanfaatkan pihak manajer

untuk kepentingan pribadinya sehingga menyebabkan menurunnya nilai

perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan peran dari

mekanisme tata kelola perusahaan. Menurut Chen et al (2014), masalah

keagenan yang terjadi dalam aktivitas penghindaran pajak dapat

diminimalkan dengan adanya transparansi informasi. Transparansi informasi

didefinisikan sebagai ketersediaan informasi mengenai perusahaan bagi para

pengguna publik, dapat juga berfungsi sebagai tata kelola perusahaan yang

efektif untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham

(Armstrong et al, 2010 dalam Partha dan Noviari, 2016). Transparansi

informasi diduga memperlemah pengaruh negatif antara penghindaran pajak

dan nilai perusahaan. Semakin tinggi aktivitas penghindaran pajak yang

dilakukan maka nilai perusahaan menjadi rendah. Menurut Wang (2010),

perusahaan dengan transparansi informasi yang baik mempunyai masalah

keagenan yang lebih rendah. Transparansi informasi oleh perusahaan dapat

meminimalkan ketidakseimbangan informasi dari aktivitas penghindaran

pajak yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal tersebut terjadi

karena informasi yang disampaikan perusahaan menjadi bahan


26

pertimbangan bagi investor dalam keputusan investasi. Berdasarkan uraian

tersebut, hipotesis penelitian yang diajukan adalah:

H2: Transparansi informasi sebagai moderasi hubungan antara

penghindaran pajak dengan nilai perusahaan.

2.6. Model Penelitian

H1 (+)

Penghindaran Pajak Nilai Perusahaan

H2 (+)

Transparansi
Informasi

Gambar I
Model Penelitian

Keterangan :

H1: Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H2: Transparansi informasi sebagai memoderasi hubungan antara penghindaran


pajak dengan nilai perusahaan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif, dimana data

perusahaan diambil dari data yang sudah ada atau data yang sudah terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan dan laporan keuangan

tahunan semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016-2018 yang dapat diakses pada

www.idx.co.id atau dari situs resmi pada masing-masing perusahaan.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah 125 perusahaan manufaktur yang terdiri

dari Basic Industry and Chemicals sebanyak 72 perusahaan dan sektor

Consumer Goods Industry sebanyak 53 perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2016 sampai dengan 2018. Menurut

Sugiyono (2010:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh suatu populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari

populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang

27
28

representatif akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak

cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2011:81).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan

kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)


tahun 2016-2018 secara berturut-turut

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan


keuangan tahunan selama tahun 2016 sampai dengan 2018 secara

berturut-turut

3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang


Rupiah (Rp)

4. Perusahaan tidak mengalami rugi sebelum pajak (loss before income


tax) selama tahun 2016-2018 secara berturut-turut

5. Perusahaan yang menyediakan data lengkap terkait variabel yang akan

diteliti dalam laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut selama

tahun 2016-2018 secara berturut-turut.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transparansi informasi

sebagai pemoderasi dari pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016-


29

2018. Oleh karena itu, terdapat 3 jenis variabel dalam penelitian ini yaitu

variabel dependen, independen, dan moderasi.

3.4.1. Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak ini merupakan proses pengendalian tindakan agar

terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki tetapi

masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Walaupun pada dasarnya

penghindaran pajak adalah perbuatan yang sifatnya mengurangi hutang

pajak dan bukan mengurangi kesanggupan atau kewajiban pajak, maka

Wajib Pajak harus melunasi pajak-pajaknya, perusahaan hendaknya

mengusahakan agar tidak terperangkap kedalam perbuatan yang dianggap

sebagai perbuatan penyeludupan pajak (Tarihoran, 2016).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penghindaran pajak. Dalam penelitian ini penghindaran pajak diukur

menggunakan CASH ETR (Cash Effective Rate) dari perusahaan yaitu kas

yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum

pajak,dimana ETR yang digunakan dalam mengukur penghindaran pajak

disebabkan perusahaan-perusahaan yang menghidari pajak cenderung akan

mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan tetap menjaga laba

akuntansi keuangannya, sehingga perusahaan memiliki nilai ETR yang lebih

rendah. Alasan peneliti menggunakan rumus ini karena CETR tidak

terpengaruh dengan adanya perubahan estimasi seperti penyisihan penilaian

atau perlindungan pajak. Berdasarkan Penelitian Lanis dan Richardson

(2011), variabel penghindaran pajak menggunakan proksi Cash Effective


30

Tax Rate (Cash ETR) dengan alasan bahwa penelitian pajak terakhir telah

menemukan bahwa ETR bisa merangkum agresivitas pajak dan ETR paling

sering digunakan sebagai proksi agresivitas pajak dalam literatur akademik.

Oleh karena itu, apabila semakin besar CASH ETR maka tingkat

penghindaran pajak semakin rendah.

Dengan demikian unuk menghitung CASH ETR dalam mengukur

penghindaran pajak oleh Setiyaningsih (2018 ) yang dihitung dari:

𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐶𝐴𝑆𝐻 𝐸𝑇𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

3.4.2. Nilai Perusahaan

Menurut Tarihoran (2016), nilai perusahaan merupakan persepsi

investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio

Tobin’s Q. Menurut Sukamulja (2004), rasio Tobin’s Q dinilai sebagai rasio

yang mampu memberikan informasi paling baik karena rasio Tobin’s Q

memasukan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya

saham dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh

aset perusahaan. Dengan rasio Q yang digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan dapat menunjukkan seberapa efektif manajemen memanfaatkan

sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya pada perusahaannya.

Kesesuaian menggunakan perkiraan q tergantung pada seberapa jauh nilai

buku dan nilai penggantian umumnya berbeda satu sama lain, terutama
31

untuk aset jangka panjang. Penyebab utama jarak adalah depresiasi dan

inflasi. Depresiasi bukan masalah besar, asalkan rata-rata mengalami

depresiasi ekonomi. Inflasi, pada gilirannya, dipertahankan pada tingkat

yang moderat oleh pemerintah Brasil selama seluruh periode yang dipelajari

(Santa Leite, Luis Silvio; Rezende, Jose Amaury. 2016). Jadi, berikut ini

rumus dari Tobin’s Q oleh Theresia dan Adrian (2016) yang digunakan

untuk mengukur variabel dependen yakni nilai perusahaan:

𝑀𝑉E+D
Tobin’s Q =
TA

Dimana:

Q = Nilai Perusahaan

MVE = Nilai pasar ekuitas (hasil perkalian jumlah saham yang beredar

dengan harga saham penutupan)

D = Nilai buku dari total utang perusahaan diakhir periode(Total

Utang)

TA = Total Aset

3.4.3. Transparansi Informasi

Penelitian ini menggunakan variabel moderating yaitu transparansi

informasi yang akan mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak

terhadap nilai perusahaan. Transparansi informasi diartikan sebagai

keterbukaan informasi, baik dalam proses pengembilan keputusan maupun


32

dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan

(Tarihoran, 2016). Tujuannya adalah untuk melihat apakah penggunaan

transparansi sebagai variabel moderating dapat memperkuat hubungan

antara perilaku penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Pada dasarnya,

transparansi informasi merupakan salah satu kriteria untuk mengukur

transparansi informasi dalam penelitian ini. Untuk penghitungan tingkat

transparansi informasi digunakan rumus transparansi informasi oleh

Setiyaningsih (2018) dengan rumus sebagai berikut :

n
Transparansi Informasi =
k

Keterangan :

n : Jumlah item pengungkapan sukarela yang ada dalam laporan

k : Jumlah seluruh item pengungkapan sukarela

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kelayakan model

regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik pada umumnya

meliputi uji linearitas, multikolinearitas, normalitas, autokorelasi, dan

heterokedastisitas, namun tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan

(Ngadiman & Puspitasari, 2014). Adapun dalam penelitian ini uji asumsi
33

klasik meliputi uji yang diperlukan terdiri dari uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

3.5.1.1.Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data menggunakan One sample

Kolmogorov-Smirnov test. Uji ini digunakan untuk menghasilkan

angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan

dipakai lolos normalitas. Apabila nilai uji one sampel kolomogorov –

smirnov lebih besar dari 0,05, maka suatu persamaan regresi

dikatakan terdistribusi secara normal (Ilmiani & Sutrisno, 2014).

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah di

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal (Ghozali, 2011). Seperti yang diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil. Cara untuk mendeteksi apakah

residual terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan

analisis grafik dan uji statistik. Cara yang paling mudah untuk

melihat normalitas residual adalah dengan grafik histogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
34

melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut :

a) Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b) Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

3.5.1.2.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan yang berbeda disebut heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011:137). Salah satu uji yang dapat digunakan untuk

mendeteksi heteroskedastisitas suatu data adalah Uji Park. Jika hasil

signifikansi Uji Park lebih besar dari 0,05 maka model regresi

homokedastisitas, sebaliknya jika hasil signifikasi Uji Park di bawah

atau sama dengan 0,05 maka model regresi mengalami

heteroskedastisitas.
35

3.5.1.3.Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-

anggota dari rangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu (terjadi pada data timeseries) atau yang tersusun dalam

rangkaian ruang (pada data cross sectional). Uji autokorelasi

bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji

auotokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

3.5.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari cara

pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Analisis

deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji

generalisasi hasil penelitian dari suatu sampel. Dengan statistik deskriptif

dapat diketahui nilai rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi

dari variabel-variabel yang diteliti (Siregar & Widyawati, 2016).

3.5.3. Moderate Regression Analysis (MRA)

Menurut Imam Ghozali dalam bukunya yang berjudul Aplikasi Analisis

Multivariate dengan program IBM SPSS 25 mengungkapkan bahwa model

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakna Moderate

Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi linear


36

berganda yang dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi

(perkalian dua atau lebih variabel independen). Persamaan Moderate

Regression Analysis (MRA) berbeda dengan analisis sub-kelompok karena

menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample

dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Jika

variabel moderator (Z) berhubungan dengan variabel dependen (Y) dan/atau

variabel independen (X), tetapi variabel moderator (Z) tidak berinteraksi

dengan variabel independen (X) maka variabel Z bukanlah moderator. Jenis

variabel moderator Homologizer mempengaruhi kekuatan hubungan, tetapi

tidak berinteraksi dengan variabel independen (X) dan tidak berhubungan

secara signifikan baik dengan variabel independen (X) maupun dengan

variabel dependen (Y), sehingga dalam keadaan ini, nilai residual atau error

merupakan fungsi variabel moderator. Sehingga dengan membagi total

sample menjadi dua kelompok yang homogin dengan memperhatikan error

variance akan meingkatkan nilai prediktif model.

Variabel Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen dan e

adalah random error. Kuatnya hubungan antara Y dan X tergantung dari

ukuran besarnya error term. Semakin besar nilai error term, semakin kecil

tingkat kekuatan hubungan antara Y dan X dan berlaku sebaliknya.

Variabel moderator (Z) berhubungan dengan variabel dependen (Y)

dan/atau variabel independen (X) serta berinteraksi dengan variabel

independen (X).
37

Berdasarkan persamaan 2, jelas bahwa variabel moderator (Z) berfungsi

sebagai variabel independen dan sekaligus juga berinteraksi dengan variabel

independen lainnya (X). Jenis moderator ini disebut moderator semu (quasi

moderator).

Berikutnya variabel moderator (Z) tidak berhubungan dengan variabel

dependen (Y) dan independen (X), tetapi berinteraksi dengan variabel

independen (X) atau secara matematis dapat dituliskan persamaan

regresinya seperti dibawah ini :

Berdasarkan persamaan 3, jelas bahwa variabel moderator (Z) tidak

berfungsi sebagai variabel independen tetapi langsung berinteraksi dengan

variabel independen (X) lainnya. Jenis moderator ini disebut moderator asli

(pure moderator).

Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor/independen (X),

maka kita harus membandingkan tiga persamaan regresi untuk menentukan

jenis variabel moderator. Ketiga persemaan tersebut adalah sebagai berikut :

Y=α1+ β1X1+ e ................................................................. persamaan 1

Y=α1+ β1X1+ β2Z1+ e....................................................... persamaan 2

Y=α1+ β1X1+ β2Z1+ β3.X1.Z1+e ....................................... persamaan 3


38

Keterangan:

Y : Nilai Perusahaan

α : Konstanta

β : Koefisien regresi

e : Standar error

X1 : Penghindaran Pajak

Z1 : Transparansi Informasi

X1Z1 : Interaksi Penghindaran Pajak dengan Transparansi Informasi

Jika pada persamaan 2 dan persamaan 3 tidak berbeda secara signifikan atau

(β3 = 0; β2 ≠ 0) maka Z bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai variabel

pure moderator, maka persamaan 1 dan persamaan 2 tidak berbeda, tetapi

harus berbeda dengan persamaan 3 atau (β2 = 0; β3 ≠ 0). Variabel Z

merupakan variabel quasi moderator jika persamaan 1, persamaan 2 dan

persamaan 3 harus berbeda satu dengan lainnya atau (β2 ≠ 0; β3 ≠ 0).

Dalam Analisis regresi berganda pengukuran dan analisis terhadap

pengembangan hipotesis terhadap hubungan variabel independen dan

variabel dependen mendasarkan pada model multiple regression analysis

dan hipotesis pengaruh variabel moderasi mendasarkan pada moderated

regression analysis (MRA). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui


39

bagaimana pengaruh variabel independen yaitu penghindaran pajak,

variabel moderating yaitu transparansi informasi baik secara bersama-sama

ataupun individual terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis ini

menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai F dalam uji signifikansi

simultan (uji statistik F) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain

semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Pada uji signifikansi parameter individual (uji statistik t),

jika probabilitas variabel independen tertentu signifikan pada 0,05, artinya

variabel independen tersebut mampengaruhi variabel dependen.


40

DAFTAR PUSTAKA

Chin-Fang Chao et al. 2010. The relationship between information transparency


and firm value: evidence from Taiwan. Ling Tung University. Int. J.
Business Excellence

Herawati Etti dan Ekawati Diah. 2016. PENGARUH PERENCANAAN PAJAK


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Universitas Sangga Buana-YPKP,
Bandung.

Herdiyanto Ghozim Dedy dan Ardiyanto Didik Moh.,2015.PENGARUH TAX


AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.Universitas
Diponegoro. Diponegoro Journal Of Accounting.

Ilmiani Amalia dan Sutrisno Ragil Catur.2014. PENGARUH TAX AVOIDANCE


TERHADAP NILAI PERUSAHAN DENGAN TRANSPARANSI
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Pekalongan.
Universitas Pekalongan.Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Kurniawan Fajar Arif, Syafruddin Muchamad.2017. PENGARUH


PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN VARIABEL MODERASI TRANSPARANSI. Universitas
Diponegoro. Diponegoro Journal Of Accounting.

Khomsiya Sugiyanto. 2017. EFFECT OF LONG-TERM TAX AVOIDANCE ON


COMPANY VALUE WITH COMPANY TRANSPARENCY
MODERATING. Universitas Trisakti Program Doktor Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jl. Kyai Tapa, Grogol Jakarta Barat-
Indonesia. International Journal Of Bussines Quantitative Economics and
Applied Management Research.

Lin, Yu-Chih. 2007. The Relationship Between Information Transparency And


The Informativeness Of Accounting Earnings. National Yunlin University
of Science and Technology, Taiwan. The Journal of Applied Business
Research – Third Quarter.

Novarianto Andrian,Dwimulyani Susi.2019.PENGARUH PENGHINDARAN


PAJAK,LEVERAGE,PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERASI.Universitas Trisakti.

Noviani Putu Luh, Diatmika Gede Putu, dan Yasa Putra Nyoman.2017.
PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN TRANSPARANSI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL
41

PEMODERASI (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di


Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016.Singara:Universitas Pendidikan
Ganesha.

Nugraha Juliartha Caesar Made, Setiawan Ery Putu. 2019. PENGARUH


PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) PADA NILAI
PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI.Universitas Udayana (Unud) Bali. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.

Prof.H.Imam Ghozali. 218. APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE Dengan


Program IBM SPSS 25. Universitas Diponegoro Semarang.
Santa Leite et al. 2016. Elisão fiscal e valor da firma: evidências do Brasil,
Corporate tax avoidance and firm value: from Brazil. Universidade
Federal de Santa Catarina Florianópolis, Brasil.

Saragih Habib Arfah.2017.ANALYSIS OF TAX AVOIDANCE EFFECT ON


FIRM VALUE (A STUDY ON FIRM LISTED ON INDONESIA STOCK
EXCHANGE). Indonesia University.

Setiyaningsih.2018. PERAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN


TRANSPARANSI PERUSAHAAN SEBAGAI PEMODERASI PADA
HUBUNGAN PENGHINDARAN PAJAK DENGAN NILAI
PERUSAHAAN. Universitas Muria Kudus.Accounting Global Journal.

Sitinjak Marnala,Andreas dan Basri Mutiah Yesi.2018.PENGARUH TAX


AVOIDANCE JANGKA PANJANG TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN.Universitas Riau.Jurnal Akuntansi.

Tambunan Dessy Natalia dan Septiani. 2017. PENGARUH PENGHINDARAN


PAJAK TERHADAP CASH HOLDING PERUSAHAAN DENGAN
LEVERAGE DAN RETURN ON ASSET (ROA) SEBAGAI VARIABEL
MODERASI. Universitas Diponegoro.

Tarida Dina Theresa dan Prasetyo Budi Adrian. 2016. TAX AVOIDANCE ON
FIRM VALUES AND AGENCY COSTS WITH TRANSPARENCY OF
INFORMATION AS MODERATING VARIABLE. Universitas
Diponegoro.

Tarihoran Anita.2016.PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN


LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
TRANSPARANSI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI. STIE Mikroskil.Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil.
42

Theresia Olga, Nuritomo. PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI INFORMASI
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2013 – 2015. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Wardhani Ratna, Lestari Nanik. 2015. The Effect of the Tax Planning to Firm
Value with Moderating Board Diversity. Universiti Teknologi Malaysia,
Kuala Lumpur, Malaysia. International Journal of Economics and
Financial Issues
Xudong Chen, Na Hu and Xue Wang and Xiaofei Tang. 2014. Tax avoidance and
firm value: evidence from China and The School of Business
Management, Southwestern University of Finance and Economics,
Chengdu, China.

Anda mungkin juga menyukai