Anda di halaman 1dari 24

MATA KULIAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MAKALAH TENTANG PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN


MASYARAKAT

DOSEN PENGAMPUH : YETTI PURNAMA.S.ST.,M.Keb


DISUSUN OLEH : KELOMPOK
RIADELA NUR AMANAH F0G017038
VERONIKA DIANI F0G017014
YOSI SAPUTRI F0G017003
GINA VERONIKA SIHOMBING F0G017034
MEILEN DEWANTARI F0G017020
ANGGELA WAHYUNI F0G017024
INTAN KURNIA APSARA F0G017006
IMELDASETYA NINGRUM F0G017036
LIDIA KUMALA SARI F0G017023

PRODI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TA.2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Masyarakat” Mata Kuliah
Kesehatan masyarakat Tingkat II ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya, Pencegahan Penyakit yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,
yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Kebudayaan Masyarakat Indonesia. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.

Sekiranya hanya ini yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon
dimaafkan, akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Bengkulu, 25 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

Daftar ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

C. Tujuan .............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

1. KONEP ADMINISTRASI MASYARAKAT .............................................. 5

2. KEGIATAN ADMINISTRASI PUSKESMAS ........................................... 8

3. PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS ................................. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi,
karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan
organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi
dinas kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan Terpadi Puskesmas juga
merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah
informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam
penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang
dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah
informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan
masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar
menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Pencatatan harian masing-masing
progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut
dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah arti dari pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat ?
2. Bagaimanakah pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat di Indonesia ?
3. Bagaimanakah mekanisme pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat ?
4. Bagaimanakah pengsisin sitem pencatatabn dan pelaporan terpadu di puskesmas ?
5. Bagaimanakah konsep administrasi dan unsur pokok administrasi ?
6. Bagaimanakah ruang lingkup konsep adminitrasi di Indonesia ?
7. Bagaiamakah penerapan konsep administrasi ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
2. Untuk mengetahui Tujan Sistem Pencataan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
3. Untuk mengetahui Jenis Pencataan Terpadu Puskesmas
4. Untuk mengetahui Jenis Pelaporan Terpadu Puskesmas
5. Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT


A. Definisi Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa latin “ad” dan “ministrate” yang artinya
pemberian jasa atau bantuan. “Administration = ”to serve”, yaitu melayani dengan sebaik-
baiknya. Administratie (bahasa Belanda) “kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan
ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan” yang
meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal
yang lain yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi sertamempermudah memperoleh
informasi kembali jika dibutuhkan. Menurut ensiklopedia administrasi, organizing
(pengorganisasian) merupakan rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka yang menjadi
wadah bagi segenap kegiatan kerjasama dengan jalan membagi dan menelompokkan
pekerjaanyang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di
antara satuan organisasi atau para pejabatnya. Pengertian organisasi lebih bersifat dinamis
(organisasi sebagai fungsi manajemen).
“Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang menguntungkan (Koontz O’Donnel).” (Azwar Azrul,1993)
Administrasi atau manjemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar dalam pelaksanaan
program kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Administrasi pada dasarnya
merupakan usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Maidin Alimin,2004). Para penyedia
ataupun tenaga kesehatan dalam mempergunakan administrasi kesehatan memerlukan persiapan
baik dalam teori maupun praktek.( Tulchinsky,Varavikova, 2000)
Pekerjaan administrasi hanya melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan
pekerjaan manajemen adalah merumuskan kebijakan tersebut (Samuel Levey dan Paul Lomba)
perkataan administrasi kesehatan mengandung dua pengertian yaitu ad dan ministrate.
Administrasi (latin ad = pada, ministrate = melayani). Artinya menberikan layanan kepada,
administrasi kesehatan merupakan suatu proses yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian penilaian terhadap sumber, tata
cara, dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap
kesehatan, perawatan kedokteran, serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditunjuk kepada perorangan, kelompok atau
mastarakat (komisi pendidikan administrasi kesehatan Amerika Sekirikat 1974).
Pada zaman kuno, ilmu manajemen telah ada. Hal ini terbukti dengan adanya ilmu
agama, ilmu pengetahuan tentang hukum, politik, ekonomi pendidikan tinggi Al-Azhar,
bangunan-banguna yang mengagumkan seperti piramida, candi Borobudur, tembok besar Cina,
dan sebagaiman semua itu tentu saja berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pergerakan, pelaksanaan, pengendalian, koordinasi, kepemimpinan, pengetahuan sumber daya
dan sebagainya.
Perkembangan teori manajemen seperti yang diketahui sekarang, di mulai dengan adanya
revolusi industry di Eropa pada abad 18, dimana bertambah banyaknya pabrik-pabrik dan para
pekerja, dan hasil yang berupa barang-barang yang memerlukan berbagai upaya perencanaan,
koordinasi, pengendalian dan sebagainya ynag diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja. Dalam model tradisional titik berat model manajemen adalah pada pengawasan
dan pengarahan, sedangkan model hubungan manusia telah mengalami perubahan dan
menekankan pada kebutuhan-kebutuhan sosial dan pribadi. Model sumber daya manusia agak
berlainan. Seorang manajer dilihat sebagai seorang yang mendorog pengembangan dan
mempermudah bawahannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sama halnya dengan administrasi, maka pengertian kesehatan banyak pula macamnya
diantaranya adalah : Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental,dan sosial
yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO1947 dan UU
Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960).
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957).
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif scara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). (Azwar
Azrul,1993)
B. Unsur Pokok Administrasi
1. Input (masukan) dalam administarasi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini dikenal pula dengan nama perangkat
administrasi (tools of administration). Masukan dan atau perangkat administrasi tersebut banyak
macamnya. Beberapa di antaranya yang terpenting adalah:
a. Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat membedakan masukan dan atau
perangkat administrasi atas tiga macam:
1) Sumber
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau,
jasa. Sumber ini secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
a) Sumber tenaga
Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas dua macam yakni tenaga
ahli (skilled) seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat serta tenaga tidak ahli
(unskilled) seperti pesuruh, penjaga malam dan pekerja kasar lainnya.
b) Sumber modal
Sumber modal (capital resources) banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat
dibedakan atas dua macam, yakni modal bergerak (working capital) seperti uang dan giro
serta modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah dan sarana kesehatan.
c) Sumber alamiah
Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
2) Tata cara
Tata cara (procedures) adalah berbaga! kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang dimiliki
dan yang diterapkan.
3) Kesanggupan
Kesanggupan (capacity) adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana. Secara
umum disebutkan bahwa kesanggupan tenaga pelaksana dari negara yang telah maju lebih tinggi
dari pada tenaga pelaksana dari Negara yang masih terbelakang. Mudah dipahami karena
memanglah keadaan kesehatan serta keadaan gizi masyarakat di negara yang telah maju, jauh )
ebih baik dari pada negara yang masih terbelakang.
b. Koontz dan Donnells
Koontz dan Donnells membedakan masukan dan atau perangkat administrasi atas empat macam
yakni manusia (man), modal (capital),manajerial (managerial) dan teknologi (technology).
Pembagian lain yang banyak dikenal di masyarakat ialah yang disebut sebagal4 M yakni
manusia (man), uang (money), sarana (material) dan metoda(method) untuk organisasi yang
tidak mencari keuntungan, serta 6 mayakni
manusia (man), uang (money), sarana (material), metoda (method), pasar(market) serta
mesin (machinery) untuk organisasi yang mencari keuntungan.

2. Process (proses) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Proses (process) dalarn administrasi adalah langkah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal pula dengan nama fungsi
administrasi (functions of administration). Pada umumnya proses dan ataupun fungsi
administrasi ini merupakan tanggung jawab pimpinan.
Pada saat ini dikenal beberapa pembagian proses dan ataupun fungsi administrasi tersebut.
Beberapa di antaranya yang terpenting ialah.
a. Kornisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat,membedakan fungsi
administrasi atas enam macam yakni
perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawa
san(controlling), pengkoordinasian (coordinating) dan penilaian (evaluation).
b. Freeman, membedakan fungsi administrasi atas enam macam yakni perencanaan
(planning),
penggerakan (actuating), pengkoordinasian(coordinating), bimbingan (guidance), memb
ebaskan (freedom) dan pertanggungjawaban (responsibility).
c. George R. Terry, membedakan fungsi administrasi atas empat macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan(actuating) dan
pengawasan (controlling). Fungsi administrasi menurut Terry ini terkenal dengan
singkatan POAC.
d. Barton, membedakan fungsi administrasi atas delapan macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
staf(staffing), penyusunan anggaran
belanja (budgeting), pelaksanaan(implementing), pengkoordinasian (coordinating), pelap
oran (reporting) dan penilaian (evaluation).
e. Luther M. Gullick, membedakan fungsi administrasi atas tujuh macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
staf(staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan(repor
ting), dan penyusunan anggaran belanja (budgeting). Fungsi administrasi menurut
Gullick ini dikenal dengan singkatan POSDCORB.
f. Hendry Fayol, membedakan fungsi administrasi atas lima macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), perintah (comanding),pengkoor
dinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling).
Pada saat ini dengan makin berkembangnya ilmu administrasi, maka pembagian fungsi
administrasi makin banyak pula. Berbagai pembagian tersebut, meskipun bervariasi, namun jika
dikaji secara mendalam pada dasamya tidak memperkhatkan perbedaan yang berarti. Dalam
praktek sehari hari, untuk memudahkan pelaksanaannya, berbagai fungsi administrasi ini sering
disederhanakan menjadi empat macam yakni:
a. Perencanaan (planning) yang di dalamnya termasuk penyusunan anggaran belanja.
b. Pengorganisasian (organizing) yang di dalan mya termasuk penyusunan staf.
c. Pelaksanaan (implementing) yang d! dalamnya termasuk penyerahan, pengkoordinasian,
bimbingan, penggerakan dan pengawasan.
d. Penilaian (evaluation) yang di dalamnya termasuk penyusunan laporan.

3. Output (keluaran) adalah hasil dari suatu pekerjaan administrasi.


Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan administrasi. Untuk administrasi
kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Pada
saat ini pelayanan kesehatan tersebut banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua
macam. Pertama, pelayanan kedokteran (medical services). Kedua, pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services).
4. Target (sasaran) adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan ditujukan.
Sasaran b adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut,
ditujukan. Untuk administrasi kesehatan sasaran yang dimaksudkan di sini dibedakan atas empat
macam yakni perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran
langsung (direct target group), ataupun bersifat sasaran fidak langsung (indirect target group).
5. Impact (dampak) adalah akibat yang ditimbulkan dari keluaran.
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Untuk administrasi
kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya derajat kesehatan. Peningkatan
derajat kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan (needs) dan
tuntutan (demands) perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat terhadap kesehatan,
pelayanan kedokteran serta hngkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan ini
adalah sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
a. Kebutuhan kesehatan
Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasamya bersifat objektif dan karena itu untuk
dapat meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga , kelompok dan ataupun
masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif,
maka munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan nyata yang
ditemukan dalam masyarakat.
Masalah kesehatan nyata yang dimaksud banyak macamnya. Untuk perseorangan dan
atau keluarga yang terpenting adalah penyakit yang sedang diderita. Sedangkan untuk kelompok
dan ataupun masyarakat adalah gambaran pola penyakit yang ditemukan dalam kelompok dan
ataupun masyarakat. Jikadiketahui bahwa munculnya suatu penyakit sebagaimana yang
dikemukakan oleh Gordon dan Le Richt (1950) sangat ditentukan oleh tiga faktor utama yakni
pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta lingkungan (environment), maka dalam upaya
menemukan kebutuhan kesehatan, perhatian haruslah ditujukan kepada ketiga faktor tersebut.
b. Tuntuton kesehatan
Berbeda haInya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demands)pada dasamya
bersifat subjektif. Oleh karena itu pemenuhan tuntuan kesehatan tersebut hanya bersifat
fakultatif. Dengan perkataan lain terpenuhi atau tidaknya tuntutan kesehatan perseorangan,
kcluarga, kelompok dan ataupun masyarakat tidak terialu menentukan tereapai atau tidaknya
kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Lebih lanjut karena tuntutan kesehatan ada kaitannya dengan tersedia atau tidaknya
pelayanan keschatan, maka dalam membicarakan tuntutan kesehatan tidak boleh pida melupakan
berbagai kemajuan teknologi yang mempengaruhi tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan
tersebut. Dengan perkataan lain dalam membi¬carakan tuntutan kesehatan, peranan kemajuan
teknologi kedokteran tidak dapat diabaikan. Karena sesungguhnyalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sorkin (1979) bahwa kemajuan kemajuan teknologi kedokteran dapat
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tuntutan kesehatan.

C. Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan Masyarakat


Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan sebagaimana yang telah dirumuskan
oleh Kornisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974, segera terlihat
bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat luas, yang jika
disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Kegiatan Administrasi
Telah disebutkan bahwa melaksanakan pekerjaan administrasi sama artinya dengan
melaksanakan sernua fungsi administrasi. Dengan pengertian yang seperti ini menjadi jelas
bahwa kegiatan utama yang dilakukan pada administrasi tidak lain adalah melaksanakan fungsi
administrasi itu sendiri, mulai dari fungsi perencanan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai
dengan fungsi pengawasan (Terry).
Karena kegiatan utama pada administrasi adalah melaksanakan semua fungsi administrasi
maka jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan administrasi tidak sama dengan melaksanakan
pekerjaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan sekedar mengetik, mengagenda dan ataupun
menyimpan arsip surat menyurat(office work) yang merupakan pekerjaan pokok seorang tata
usaha. Seseorang yang mengerjakan pekerjaan administrasi berarti adalah seorang administrator
atau manajer, karena dalarn mengerjakan administrasi, ia melakukan perencanaan, pelaksanaan,
penilaian untuk kemudian perencanaan berikutnya.
2. Objek dan Subjek Administrasi
Telah disebutkan bahwa objek clan sgbjek administrasi kesehatan adalah sistem
kesehatan. Ini berarti untuk dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami
dahulu apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan banyak
macamnya. Menjabarkan batasan sebagaimana yang dirumuskan oleh WHO (1984), yang
dimaksud dengan sistem kesehatan adalah suatu kumpulan dari berbagai faktor yang komplek
clan saling berhubungan yang terdapat pada suatu negara clan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan clan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat pada setiap
saat yang dibutuhkan.
Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas. Jika disederhanakan dapat
dibedakan atas dua subsistem. Pertama, subsistem pelayanan kesehatan. Kedua, subsistem
pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan yang baik, kedua
subsistem ini perlu ditata clan dikelola dengan sebaik baiknya.
Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum meliputi :
1) Kebijakan kesehatan (health policy)
Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan keputusan,
kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program
– program kesehatan.
2) Hukum Kesehatan (health law)
Hukum kesehatan membahas tentang peraturan atau perundangan di bidang kesehatan meliputi :
undang – undang kesehatan, hospital by law, informed consent, dan sebagainya.
3) Ekonomi kesehatan (health economic)
Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep pembiayaan kesehatan, asuransi kesehatan,
analisis biaya, dan sebagainya.
4) Manajemen tenaga kesehatan (health man power)
Manajemen tenaga kesehatan membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan,
motivasi tenaga kesehatan, kinerja tenaga kesehatan , dan sebagainya.
5) Administrasi rumah sakit (hospital administration)
Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit, manajemen
SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic, dan sebagainya.

D. Maanfaat Penerapan Administrasi Kesehatan Masyarakat


Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana yang telah dirumuskan
oleh Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat pada tahun 1974, segera
terlihat bahwa manfaat yang diperoleh dari diterapkannya administrasi kesehatan adalah sangat
luas. Secara umum berbagai manfaat tersebut dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Dapat dikefola sumber, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan efisien
Sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia pada dasamya bersifat terbatas dan karena
itu perlu dikelola dengan sebaik baiknya. Administrasi Kesehatan jelas dapat menjanjikan
pengelolaan yang dimaksud, karena memang dalam melaksanakan pekedaan administras!
kesehatan dikenal adanya antara lain fungsi perencanaan, yang dapat mengatur pernankatan
sumber, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan efisien.
Sesungguhnya, masalah efektif dan efisien ini telah sejak lania menjadi pusat perhatian
para ahli administrasi. Setidak tidaknya sejak abad ke 18 ketika berlangsung Revolusi Industri di
Inggris. Upaya ini diwujudkan dengan memperkenalkan falsafah administrasi baru dari job
cen¬tered menjadi humancentered serta dari orientasi efektiitas menjadi orientasi efektivitas don
efisiensi.
2. Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai
Mengenal kebutuhan dan tuntutan adalah penting dalam melaksanakan administrasi
kesehatan. Seyogyanyalah setiap upaya kesehatan yang dilaksanakan ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut. Agar kebutuhan dan tuntutan yang seperti ini dapat
dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan untuk menentukan kebutuhan dan tuntutan itu sendiri.
Disini menjadi penting peranan administrasi kesehatan, karena dengan diterapkannya
administrasi kesehatan tersebut akan dapat diketahui dengan tepat berbagai kebutuhan dan
tuntutan yang terdapat dalarn masyarakat.
3. Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik baiknya
Karena administrasi kesehatan dapat mengatur pernanfaatan sumber, tata cara dan
kesanggupan yang dimiliki dengan baik, serta dapat menentukan kebutuhan dan tuntutan dengan
tepat, maka dapat diharapkan tersedia dan terselenggaranya upaya kesehatanyang sebaik
baiknya. Dari uraian tentang tiga manfaat administrasi kesehatan yang seperti ini, secara umum
dapat disimpulkan bahwa administrasi kesehatan berupaya menyediakan dan menyelenggarakan
upaya kesehatan sedemikian rupa sehingga dengan masukan yang sekecil keciinya (sumber, tata
cara dan kesanggupan) dapat dihasilkan keluaran yang sebesar besamya (terpenuhi kebutuhan
dan tuntutan akan kesehatan).
Karena keluaran yang diperoleh bertitik tolak dari pemakaian sumber, tata cara dan
kesanggupan yang tersedia, maka pada administrasi kesehatan dikenal adanya prinsip
optimalisasi. Selanjutnya karena keluaran yang diharapkan adalah yang sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat, maka pada administrasi kesehatan dikenal pula prinsip efektivitas dan
efisiensi.
1.2 KEGIATAN ADMINISTRASI PUSKESMAS
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat bergntung pada
faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan manajemen dari tiap – tiap
puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.
2. Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.
3. Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

4. Upaya Kesehatan lingkungan


a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan informasi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan membuat
diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah , dan
kelompok – kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan kesehatan.

8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat

1.3 PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS


A. Pengertian Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa Umum dan demografi,
Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas.
Menurut Yusran (2oo8) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu)dengan
konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan
informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna
mendukung manajemen kesehatan.

B. Tujuan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)


Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) adalah agar semua
data hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya
guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yg menunjang.
 Tujan Khusus
1. Sebagai dasar penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas.
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya
mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
4. Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
C. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket
memegang peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang
melakukan kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal . kemudian pasien disalurkan pada
unit pelayanan yang akan dituju.
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat
No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan
Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formuler pelaporan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.
1. Formulir Laporan dari Puskesmas ke Dati II
2. Laporan Bulanan
3. Data Kesakitan (LB 1)
4. Data obat-obatan (LB 2)
5. Data kegiatan gizi, KIA/KB, dan imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular (LB
3)

D. JENIS PENCATATAN TERPADU PUSKESMAS


Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas
Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh
dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti
tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini
menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian.
2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan
catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam
yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan Pelaporan ini
menggunakan kartu register dan kartu murid.
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan
terpadu puskesmas atau yang disebut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu
Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau kota setiap
awal bulan, kemudian ke Dinas Kesehatan kabupaten atau kota mengolahnya dan
mengirimkan umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan
Pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkankembali secara rutin ke Puskesmas untuk
dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan
puskesmas tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan
Pusat tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan
rutinnya ke Departemen Kesehatan Pusat.

E. Jenis Pelaporan Terpadu Puskesmas


Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4 jenis
yaitu:
 LB1, berisi data kesakitan
 LB2, berisi data kematian
 LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll
 LB4, berisi data obat-obatan
Bentuk Formulir Pelaporan :
1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
2. Formulir LT: untuk data kegiatan
3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian
4. LB1: laporan data kesakitan
a. Kasus lama
b. Kasus baru
5. LB2: laporan data kematian (tidak dipakai) laporan obat-obatan (LPLPO)
6. LB3
a. Gizi
b. KB
c. Imunisasi
d. KIA
e. Pengaamatan Penyakit menular, malaria, DBD, TB Paru, Kusta, Filaria, ISPA,
Rabies, dan lain-lain.
7. LB4P
a. Kunjungan Puskesmas
b. Kehatan Olahraga
c. Kesehatan Sekolah
d. Rawat Tinggal
e. Dll
8. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
a. LT 1
 Keadaan sarana Puskesmas
 Dasar UKS
 Kesehatan Lingkungan
 Kesehatan Jiwa
 Program Pendidikan dan Pelatihan
 Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi
b. LT 2 (kepegawaian)
• Tenaga PNS di Puskesmas
• Tenaga PTT di Puskesmas
• Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu
c. LT 3 (peralatan)
• Linen
• Peralatan Laboratorium
• Peralatan untuk Kesehatan Gigi
• Peralatan untuk Penyuluhan
• Peralatan untuk Tindakan Medis dan Non Medis
9. Laporan data dasar Puskesmas
a. LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran
serta)
b. LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Puskesma Pembantu
c. LSD3: peralatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan
yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan
secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah
dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas
( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).
Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis
deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data
yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian
data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.

F. Prosedur Pengisisn Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas (SP2TP)


Prosedur pengisian SP2TP, yaitu:
1. formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.
2. pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.
3. penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang ada.
4. hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.
5. didalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf
pengelola program bersangkutan.
6. data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban akhir
minimal 2 tahun.
7. semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja
puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat dicatat serta
dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan harian progam
puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung dan pelaporannya dapat berupa, Laporan
harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu, Laporan mingguan untuk
melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan Laporan bulanan untuk
melaporkan kegiatan rutin progam.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk
puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.63/Menkes/SK/II/1981. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat serta
dilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur,
guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.Ruang lingkup pencatatan dan
pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan, dicatat, dan dilaporkan puskesmas.Jenis data
tersebut mencakup : Umum dan demografi, Sarana fisik, dan Ketenagaan
B. SARAN

Semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat serta
dilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur.
Data dan informasi yang akurat dan reliable memerlukan dukungan dari sumber daya manusia
yang andal dalam pengolahannya. Oleh karena itu, seharusnya petugas kesehatan diberikan
pengetahuan tentang bagaimana pencatatan dan pelaporan yang sesuai dan baik di puskesmas
dan diberi tahu seberapa pentingnya pencatatan dan pelaporan di puskesmas itu.

Oleh karena itu, Pusdiklat membuat suatu pedoman yang diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan diklat, agar untuk
selanjutnya dapat pula diperoleh informasi tentang hasil diklat tersebut.
Dengan adanya pedoman ini, maka penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan kegiatan
diklat di bidang kesehatan di tiap tingkat administrasi dapat hendaknya direkam dengan baik,
sehingga informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan serta kepentingan lainnya

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2010. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Bandung:Citra Aditya Bakti

Anda mungkin juga menyukai