Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Yoga Fakhri Adinata

NIM : 135190062
Kelas : Agrbisnis B

1. Konsep etika
Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat/moral.
Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pengertian etika
Etika adalah bagian filsafat yang meliputi hidup baik,menjadi orang yang baik, berbuat
baik dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup.
Kata ”Etika” menunjukkan dua hal, yang pertama: disiplin ilmu yang mempelajari nilai-
nilai dan pembenaran nya. Kedua: pokok permasalahan disiplin ilmuitu sendiri yaitu nilai-
nilai hidup kita yang sesungguhnya dan hukum-hukum tingkah laku kita.
Etika berasal dan bahasa Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia
sesuai dengan moral pada umumnya.
Etika berasal dan bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinya moral, yang berarti juga
adat, kebiasaan, sehingga makna kata moral dan etika adalah sama, hanya bahasa asalnya
berbeda.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu
pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 198) etika mengandung arti:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal tersebut dibawah ini:
a. Nilai-nilai atau value.
b. Norma.
c. Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
d. Religius
1. Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.
2. Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik.
3. Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling penting.
4. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku
para anggotanya.
e. Kebijakan atau policy maker, siapa stake holders nya dan / bagaimana kebijakan yang
dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun kode etik.
2. Sumber-sumber etika
a. Agama
Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama
menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu
memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi bukan sekedar
indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas
mendengarkan bahwa Tuhan memerintah sesuatu tetapi ia juga ingin mengerti
mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas
agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang
saling berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan masyarakat maka agama
menghadapi masalah moral secara tidak langsung.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Oleh karena itu ajaran agama hanya
terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang
dari semua agama dan pandangan dunia
b. Yuridis/ Hukum
Selain sebagai dasar Negara, dalam pancasila terkandung makna yang digunakan sebagai
acuan dalam mempertimbangkan segala sesuatu. Pancasila juga digunakan sebagai
system sebuah etika. Maksudnya bahwa pancasila secara normatif adalah suatu acuan
atas tindakan baik. Sedangkan secara filosofis pancasila digunakan sebagai
perspektif/pandangan seseorang mengenai kajian atas nilai dan norma yang berkembang
dalam masyarakat.
c. Filsafah/ filosofi
Filsafah/filosofi juga menjafi acuan-acuan yang berkembang dalam proses pengambilan
keputusan yang bersumber dari nilai-nilai etika. Ajaran-ajaran ini berkembang dari hasil
pemikiran manusia dan terus berkembang. Perkembangan ajaran filosofi terhadap
munculnya etika:
1. Manusia ada untuk satu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan perana yang
penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan da
sesamanya.
2. Kebaikan berasal dari pengetahuan terhadap diri dan pada dasarnya manusia itu
jujur.
3. Keadaan ideal muncul sebagai hasil dari pemikiran yang bersifat intelektual dengan
mendasarkan nilai kebajikan dan konsep kebenaran.
4. Perilaku jiwa yang baik yang menuntun kepada kebahagiaan dan kebenaran.
Keterbatasan pengetahuan tentang jiwa manusia tidak menjadi sebuah hambatan
untuk mendalami konsep etika.

3. Macam-macam etika
1. Etika Deskriptif
Etika Deskriptif merupakan jenis etika yang berupaya melihat sikap dan perilaku manusia
serta apa yang ia kejar dalam kehidupan ini sebagai hal yang memiliki nilai. Upaya melihat
sikap dan perilaku tersebut dilakukan dengan kritis dan rasional. Etika jenis ini menjadikan
fakta sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan mengenai sikap dan perilaku yang
hendak diambil.
2. Etika Normatif
Etika Normatif adalah jenis etika yang berupaya menetapkan beragam sikap dan perilaku
ideal yang semestinya dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupan ini. Etika jenis ini
memberikan penilaian dan juga memberikan norma sebagai kerangka dan dasar perilaku
manusia yang hendak diputuskan.
Selain pembagian etika di atas, secara umum etika juga masih dibagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu etika umum dan etika khusus.
1. Etika Umum
Etika jenis ini berhubungan dengan keadaan dasar tentang tindakan manusia secara etis.
Selain itu, juga berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil suatu keputusan etis
tersebut dan juga teori-teori dalam etika serta prinsip moral dasar yang dijadikan pegangan
oleh manusia dalam berbuat. Sehingga, adanya etika di sini menjadi tolak ukur atas baik
buruknya suatu tindakan.
2. Etika Khusus
Sedangkan untuk etika khusus di sini merupakan suatu penerapan dari prinsip moral di
dalam kehidupan manusia secara khusus. Misalnya, bagaimana seseorang mengambil suatu
keputusan dan bertindak dalam kehidupannya. Selain itu juga menentukan kegiatan khusus
yang mesti dilakukan dengan prinsip moral dasar yang ada.
Etika khusus di atas kemudian masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu etika individual
dan etika sosial. Berikut penjelasannya.
1. Etika Individual merupakan etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap dari
manusia terhadap diri mereka sendiri.
2. Etika Sosial merupakan etika yang berhubungan dengan kewajiban, sikap dan juga
perilaku manusia sebagai umat manusia.

4. Contoh etika
a. Bersikap toleransi terhadap sesama
b. Tidak korupsi bagi pejabat Negara/publik
c. Mematuhi, memahami, dan melaksanakan perauturan yang berlaku di lingkugan
d. Peduli terhadap lingkungan
e. Memberi bantuan dan pertolongan kepada sesama

5. Konsep moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Beberapa sistem filsafat moral :
1. Hedonisme
Ditemukan pada aristipos dari Kyrene (sekitar 433 – 355 SM) seorang murid
Sokrates. Hedonimesme itu sendiri merupakan suatu kesamaan yang dapat memuaskan
keinginan dan meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita.
2. Aeudominisme
Menurut pendapast Aristoteles (384 – 322 SM) ia menegaskan bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan yang dapat dikatakan bahwa setiap perbuatan
kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Contohnya kita minum obat untuk bisa
tidur dan kita tidur untuk dapat memulihkan kesehatan.
3. Utilitatisme
a. Utilitasrime klasik
Aliran ini berasal dari tradisi pemikiran moral di United Kingdom dan dikemudian
hari berpengaruh keseluruh kawasan yang berbahasa Inggris. Pada tahun 1711 – 1776
David Hume memberikan sumbangan penting kearah perkembangan aliran sebagai dasar
etis untuk memperbaharui hukum Inggris khususnya hukum pindana.
b. Utilitarisme aturan
Ditemukan oleh filsafat Inggris yaitu Stephen Toulmin. Menegaskan bahwa prinsip
kegunaan tidak harus diterapkan atas aturan moral yang mengatur perbuatan kita.
4. Deontologi
Memperhatikan hasil perbuatan baik tidaknya perbuatan dianggap tergantung pada
konsekuensinya.
Kaidah dasar moral
1. Kaidah sikap baik
Dimaksudkan bahwa kita wajib bertindak sedemikian rupa sehingga ada kelebihan dari
akibat baik dibandingkan tingkat akibat buruk.
2. Kaidah keadilan
Maksudnya yaitu keadilan dalam membagikan yang baik dan yang buruk.
Tahap-tahap dalam perkembangan moral
1. Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini si anak mengaku adanya aturan-aturan dan baik serta buruk mulai
mempunyai arti baginya tapi hal itu semata-mata dihubungkan dengan reaksi orang lain.
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini biasanya anak mulai beralih ke tingkat antara umur 10 dan 13 tahun.
Disini perbuatan mulai dinilai atas dasar norma umum dan kewajiban serta otoritas di
junjung tinggi.
3. Tingkat Pascakonvensional
Tingkat ini disebut juga tingkat ”otonom” atau tingkat berprinsib. Pada tingkat ketiga ini
hidup moral dipandang sebagai penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsib
yang dianut dalam batin.
Moralitas berasal dari bahasa latin Moralitas, artinya :
a. Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya
b. Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik buruk
Moral
a. Moral bersifat subjektif. tidak tertulis dan mempunyai ketidakpastian lebih besar.
b. Moral menyangkut sikap batin seseorang.
c. Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak tenang, sanksi dari
Tuhan.
d. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi masyarakat dan negara,
masyarakat dan negara tidak dapat merubah moral.
6. Macam-macam moral
1. Moral Ketuhanan
Moral Ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/ religius
berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang. Wujud moral
ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-baiknya.
Contoh; menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang
berbeda agama.
2. Moral Ideologi dan Filsafat
Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara. Wujud moral ideologi dan filsafat,
misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh; menolak
ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
3. Moral Etika dan Kesusilaan
Moral Etika dan Kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan dengan etika dan kesusilaan
yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi. Wujud
moral etika dan kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda pendapat, baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Contoh; mengucapkan salam kepada orang lain ketika
bertemu atau berpapasan.
4. Moral Disiplin dan Hukum
Moral Disiplin dan Hukum adalah segala hal yang berhubungan dengan kode etika
profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara. Wujud moral disiplin dan
hukum, misalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku. Contoh;
selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas
ketika berkendara di jalan raya.

7. Contoh moral
a. Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung
b. Tidak melakukan korupsi
c. Menjaga perdamaian dan kesatuan bangsa
d. Membantu sesama
e. Tidak membuat keributan di lingkungan masyarakat

8. Hubungan antara moral dan etika


Moral dan etika tidak dapat dipisahkan, karena arti dari keduanya pun sama yaitu adat
kebiasaan. Pada dasarnya moral ini ditentukan oleh etika. Moral merupakan pengertian
tentang hal yang baik dan mana hal yang buruk. Sedangkan etika itu sendiri adalah tingkah
laku yang dilakukan oleh manusia berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral tadi. Etika
juga diartikan sebagai filsafat bidang moral yang mengatur bagaimana manusia harus
bertindak. Etika dan moral ini memberi petunjuk tentang bagaimana cara hidup dengan baik.
Dimana petunjuk ini biasanya bersumber dari agama dan kebudayaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai